Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MORFOLOGI SALURAN AKAR GIGI SULUNG


(Textbook Pediatric Dentistry. Nikhil Marwah ed 4 Section 10 Pediatric Endodontics Chapter 50)

Oleh :
Sitti Susilawati
J 065212001

PEMBIMBING:
Dr. Lusy Damayanti, drg., Sp.KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
MORFOLOGI SALURAN AKAR GIGI SULUNG

Pemeliharaan integritas gigi sulung sangat penting untuk memastikan adanya jarak gigi
yang benar, pengunyahan, fonasi, estetik, dan mencegah efek psikologis yang mungkin terjadi
akibat kehilangan gigi. Akar gigi sulung akan terbentuk sempurna pada16-20 bulan setelah gigi
erupsi, bentuk dan saluran akar secara umum mengikuti bentuk anatomi eksternal gigi.
Tujuan utama dari perawatan saluran akar pada gigi sulung adalah untuk menghilangkan
jaringan infeksius di saluran akar. Dengan mengetahui ukuran, morfologi dan variasi saluran akar
gigi sulung akan sangat memudahkan kita selama perawatan saluran akar.

Gambaran Umum Ruang Pulpa Gigi Sulung


a. Dentin yang tipis antara ruang pulpa dan enamel, terutama pada molar kedua sulung rahang
bawah.
b. Tanduk pulpa sangat tipis dan menonjol pada gigi molar, terutama di daerah mesial.
c. Ruang pulpa gigi sulung relatif lebih besar dari gigi permanen sebagai akibat dari dinding
dentin yang tipis.
d. Tidak ada penyempitan daerah apikal
e. Saluran akar yang panjang pada gigi molar, bentuk irregular dan seperti pita.
f. Enamel tipis.

Gambar 1 : Ruang Pulpa Gigi Sulung


INSISIVUS SULUNG
Jika dilihat dari aspek labial, ruang pulpa pada insisivus sulung berbentuk seperti kipas,
sesuai dengan bentuk mahkotanya. Ruang pulpa pada insisivus sulung relatif lebih lebar dari
insisivus permanen dan lebih memanjang ke insisal sehingga pulpa berada lebih dekat dengan
enamel mahkota. Karena hal ini, saat preparasi, sering kali pulpa ikut terbuka.
Tanduk pulpa lebih tumpul dibandingkan dengan gigi insisivus permanen. Pada potongan
labio-lingual, ruang pulpa tampak berbentuk oval dan menyempit pada tepi insisivus. Saluran akar
lebih lebar jika dibandingkan gigi insisivus permanen sehingga menghasilkan penampang apikal
yang relatif lebih lebar tanpa penyempitan daerah apikal.
Saluran akar yang lebar pada daerah labiolingual, menyebabkan daerah mesiodistal tampak
terbagi menjadi dua saluran yang dipisahkan oleh dentin. Namun, pada kebanyakan kasus, gigi
insisivus sulung hanya memiliki satu saluran akar dengan penampang oval dan foramen apikal
yang relatif lebar. Sepertiga apikal akar banyak diisi dengan saluran aksesori

A. Insisivus Sentral Rahang Atas


Ruang pulpa dan saluran akar mempunyai bentuk yang menyerupai anatomis bagian luar
gigi. Ruang pulpa memiliki tiga tonjolan kecil pada batas insisalnya dengan bentuk yang
meruncing ke arah servikal, pada bagian yang menghubungkan dengan saluran pulpa tidak tampak
adanya penyempitan/kontriksi. Saluran pulpa memiliki bentuk yang variatif dengan bentuk bulat
dan meruncing secara merata sampai puncak.

Gambar 2 : Insisivus Sentral Rahang Atas


B. Insisivus Lateral Rahang Atas
Morfologi ruang pulpa mirip dengan gigi insisivus sentral rahang atas, tetapi umumnya
ditemukan adanya sekat antara ruang pulpa dan saluran akar.

Gambar 3 : Insisivus Lateral Rahang Atas

C. Insisivus Sentral Rahang Bawah


Ruang pulpa mempunyai bentuk yang menyerupai anatomis mahkota, biasanya terdapat
penyempitan antara ruang pulpa dan saluran akar. Saluran akar mengecil secara menyeluruh
sampai ke daerah apikal.

Gambar 4 : Insisivus Sentral Rahang Bawah


D. Insisivus Lateral Rahang Bawah
Ruang pulpa dan saluran akar umumnya memiliki bentuk yang sesuai dengan morfologi
eksternal mahkota, tidak ada penyempitan antara kamar pulpa dan saluran akar seperti pada
insisivus sentral rahang bawah.

Gambar 5 : Insisivus Lateral Rahang Bawah

CANINUS SULUNG
Ruang pulpa gigi caninus hampir sama dengan ruang pulpa gigi insisivus sulung, yang
membedakan adalah pada gigi caninus, memiliki tanduk pulpa tunggal yang sesuai dengan
morfologi eksternal mahkota gigi caninus tersebut. Tidak ada batas morfologis yang jelas antara
kamar pulpa dan saluran akar, sehingga seluruh rongga pulpa mengecil secara merata dari atap
kamar pulpa sampai ke daerah apikal, tanpa disertai ada penyempitan/kontriksi. Pada potongan
melintang, saluran akar tampak datar pada sisi mesial dan distal sehingga memberikan bentuk yang
agak lonjong.
Saluran akar gigi caninus lebih panjang dibanding semua gigi sulung lainnya yang berakhir
di foramen apikal yang jelas dengan banyak saluran aksesori apikal yang kecil. Sepertiga apikal
cenderung melengkung ke distal. Saluran akar secara proporsional relatif lebih panjang dibanding
panjang mahkota pada gigi kaninus permanen. Seperti halnya pada semua gigi sulung, dentin
antara kamar pulpa dan lapisan email yang menutupi mahkota jauh lebih tipis dibandingkan gigi
kaninus permanen.
A. Caninus Rahang Atas
Morfologi pulpa menunjukkan tiga bagian di insisal dari ruang pulpa; bagian terbesar dan
terpanjang berada di tengah, diikuti oleh bagian distal dan bagian mesial. Ada sedikit demarkasi
antara ruang pulpa dan saluran akar, yang makin meruncing ke daerah apikal.

Gambar 6 : Caninus Rahang Atas

B. Caninus Rahang Bawah


Ruang pulpa dan saluran akar umumnya memiliki bentuk yang sesuai dengan morfologi
mahkota tanpa adanya demarkasi antara ruang pulpa dengan saluran akar.

Gambar 7 : Caninus Rahang Bawah


MOLAR SULUNG
Ruang pulpa gigi molar sangat besar dibandingkan dengan dimensi eksternal mahkota. Hal
ini terutama pada gigi molar kedua rahang bawah. Memiliki dinding dentin dan email yang tipis,
jarak antara tanduk pulpa dengan permukaan enamel gigi terkadang hanya dua milimeter. Mata
bur khusus jenis "Eastman" disarankan untuk digunakan saat preparasi kavitas pada gigi molar
sulung dengan tujuan menghindari kemungkinan terbukanya pulpa selama perawatan.
Ruang pulpa memiliki jumlah tanduk pulpa yang sama dengan jumlah cusp pada mahkota
dan masuk cukup jauh sampai ke dalam. Hal ini terutama pada tanduk pulpa bagian mesial, contoh
yang paling jelas terdapat pada gigi geraham kedua. Saluran akar tidak teratur, seringkali seperti
pita, jauh lebih rumit dibanding dengan gigi molar permanen. Furkasi akar sangat dekat dengan
cementoenamel junction dan sering menyebabkan perforasi lateral selama perawatan endodontik.

A. Molar Pertama Rahang Atas


Morfologi pulpa bagian koronal hampir sama dengan bentuk gigi. Umumnya ada tiga
tanduk pulpa; mesiobukal adalah tanduk pulpa terbesar, diikuti oleh mesiolingual dan distobukal.
Terdapat pula tiga saluran akar sesuai dengan jumlah akarnya. Variasi dari anatomi dasar saluran
pulpa yang paling sering ditemukan adalah anastomosis dan percabangan di daerah apikal, yang
sering menghubungkan antara saluran akar lingual dan disto bukal.

Gambar 8 : Molar Pertama Rahang Atas


B. Molar Kedua Rahang Atas
Morfologi pulpa menunjukkan ruang pulpa yang sesuai dengan kontur eksternal mahkota.
Masing-masing memiliki satu tanduk pulpa yang sesuai dengan setiap cusp; mesiobukal adalah
yang terbesar, diikuti oleh mesiolingual, distobukal, dan distolingual. Saluran akar tidak
menunjukkan adanya percabangan dan anastomosis yang tinggi seperti yang terlihat pada molar
pertama sulung rahang atas.

Gambar 9 : Molar Kedua Rahang Atas

C. Molar Pertama Rahang Bawah


Ruang pulpa khas, dengan empat tanduk pulpa, mesiobukal merupakan tanduk pulpa
terbesar dan terpanjang. Umumnya ada tiga saluran akar; distal, mesiobukal, dan mesiolingual.
Kedua kanal mesial umumnya memanjang secara terpisah dalam bentuk pita tetapi biasanya
menjadi lebih konfluen melalui percabangan dan anastomosis saat mendekati daerah apikal.

Gambar 10 : Molar Pertama Rahang Bawah


D. Molar Kedua Rahang Bawah
Morfologi pulpa menunjukkan umumnya menunjukkan ruang pulpa dengan lima tanduk
pulpa dan tiga saluran akar. Tanduk pulpa mesiobukal dan mesiolingual merupakan tanduk pulpa
terbesar dan terpanjang. Saluran akar mesiobuccal dan mesiolingual biasanya menjadi lebih
konfluen saat mendekati daerah apikal.

Gambar 11 : Molar Kedua Rahang Bawah

Kesimpulan

 Dalam kasus gigi insisivus, kamar pulpa berbentuk kipas jika dilihat dari aspek labial,
sesuai dengan bentuk mahkota. Relatif lebih lebar dari gigi insisivus permanen dan
memanjang lebih jauh ke insisal sehingga pulpa terletak lebih dekat di bawah email tipis
yang menutupi mahkota.
 Saluran akar lebih lebar dari gigi insisivus permanen yang menghasilkan penampang apikal
yang relatif lebih lebar, tanpa penyempitan apikal yang jelas.
 Ruang pulpa caninus sangat mirip dengan ruang pulpa pada gigi insisivus sulung, yang
membedakan adalah pada gigi caninus terdapat tanduk pulpa tunggal sesuai dengan
morfologi eksternal mahkotanya.
 Saluran akar gigi caninus lebih panjang dibandingkan gigi sulung lainnya dan berakhir di
foramen apikal yang jelas dengan banyak saluran apikal aksesori kecil. Sepertiga apikal
cenderung melengkung.
 Ruang pulpa molar rahang atas relatif lebih besar dibanding dimensi eksternal mahkota,
hal ini juga berlaku pada gigi molar kedua rahang bawah.
 Ruang pulpa memiliki jumlah tanduk pulpa yang sama dengan jumlah cusp pada mahkota.
 Saluran akar tidak teratur, sering berbentuk seperti pita dan jauh lebih rumit daripada yang
ada di gigi molar permanen.

REFERENSI
1. Barker BCW, Parsons KC, Williams GL, et al. Anatomy of root canals. IV deciduous teeth.
Aust Dent J. 1975;20:101-6.
2. Gupta D, Grewal N. Root canal configuration of deciduous mandibular first molars: an in vitro
study. J Indian Soc Pedod Prev Dent. 2005;23:134-73.
4. Hibbard ED, Ireland RL. Morphology of the root canals of the primary molar teeth. J Dent
Child. 1957;24:250-7.
4. Woelfel JB. Dental Anatomy: Its Relevance to Dentistry, 4th edition. Philadelphia, PA: Lea &
Febiger ; 1990. pp. 201-30.
5. Zircher E. The Anatomy of the Root Canals of the Teeth of the Deciduous Dentition, and of the
First Permanent Molars. New York: William Wood & Co; 1925.
6. Zoremchhingi, Joseph T, Varma B, et al. A study of root canal morphology of human primary
molars using computerized tomography: an in vitro study. J Indian Soc Pedod Prev Dent.
2005;23:7-12

Anda mungkin juga menyukai