Oleh :
Sitti Susilawati
J 065212001
PEMBIMBING:
Dr. Lusy Damayanti, drg., Sp.KGA
Pemeliharaan integritas gigi sulung sangat penting untuk memastikan adanya jarak gigi
yang benar, pengunyahan, fonasi, estetik, dan mencegah efek psikologis yang mungkin terjadi
akibat kehilangan gigi. Akar gigi sulung akan terbentuk sempurna pada16-20 bulan setelah gigi
erupsi, bentuk dan saluran akar secara umum mengikuti bentuk anatomi eksternal gigi.
Tujuan utama dari perawatan saluran akar pada gigi sulung adalah untuk menghilangkan
jaringan infeksius di saluran akar. Dengan mengetahui ukuran, morfologi dan variasi saluran akar
gigi sulung akan sangat memudahkan kita selama perawatan saluran akar.
CANINUS SULUNG
Ruang pulpa gigi caninus hampir sama dengan ruang pulpa gigi insisivus sulung, yang
membedakan adalah pada gigi caninus, memiliki tanduk pulpa tunggal yang sesuai dengan
morfologi eksternal mahkota gigi caninus tersebut. Tidak ada batas morfologis yang jelas antara
kamar pulpa dan saluran akar, sehingga seluruh rongga pulpa mengecil secara merata dari atap
kamar pulpa sampai ke daerah apikal, tanpa disertai ada penyempitan/kontriksi. Pada potongan
melintang, saluran akar tampak datar pada sisi mesial dan distal sehingga memberikan bentuk yang
agak lonjong.
Saluran akar gigi caninus lebih panjang dibanding semua gigi sulung lainnya yang berakhir
di foramen apikal yang jelas dengan banyak saluran aksesori apikal yang kecil. Sepertiga apikal
cenderung melengkung ke distal. Saluran akar secara proporsional relatif lebih panjang dibanding
panjang mahkota pada gigi kaninus permanen. Seperti halnya pada semua gigi sulung, dentin
antara kamar pulpa dan lapisan email yang menutupi mahkota jauh lebih tipis dibandingkan gigi
kaninus permanen.
A. Caninus Rahang Atas
Morfologi pulpa menunjukkan tiga bagian di insisal dari ruang pulpa; bagian terbesar dan
terpanjang berada di tengah, diikuti oleh bagian distal dan bagian mesial. Ada sedikit demarkasi
antara ruang pulpa dan saluran akar, yang makin meruncing ke daerah apikal.
Kesimpulan
Dalam kasus gigi insisivus, kamar pulpa berbentuk kipas jika dilihat dari aspek labial,
sesuai dengan bentuk mahkota. Relatif lebih lebar dari gigi insisivus permanen dan
memanjang lebih jauh ke insisal sehingga pulpa terletak lebih dekat di bawah email tipis
yang menutupi mahkota.
Saluran akar lebih lebar dari gigi insisivus permanen yang menghasilkan penampang apikal
yang relatif lebih lebar, tanpa penyempitan apikal yang jelas.
Ruang pulpa caninus sangat mirip dengan ruang pulpa pada gigi insisivus sulung, yang
membedakan adalah pada gigi caninus terdapat tanduk pulpa tunggal sesuai dengan
morfologi eksternal mahkotanya.
Saluran akar gigi caninus lebih panjang dibandingkan gigi sulung lainnya dan berakhir di
foramen apikal yang jelas dengan banyak saluran apikal aksesori kecil. Sepertiga apikal
cenderung melengkung.
Ruang pulpa molar rahang atas relatif lebih besar dibanding dimensi eksternal mahkota,
hal ini juga berlaku pada gigi molar kedua rahang bawah.
Ruang pulpa memiliki jumlah tanduk pulpa yang sama dengan jumlah cusp pada mahkota.
Saluran akar tidak teratur, sering berbentuk seperti pita dan jauh lebih rumit daripada yang
ada di gigi molar permanen.
REFERENSI
1. Barker BCW, Parsons KC, Williams GL, et al. Anatomy of root canals. IV deciduous teeth.
Aust Dent J. 1975;20:101-6.
2. Gupta D, Grewal N. Root canal configuration of deciduous mandibular first molars: an in vitro
study. J Indian Soc Pedod Prev Dent. 2005;23:134-73.
4. Hibbard ED, Ireland RL. Morphology of the root canals of the primary molar teeth. J Dent
Child. 1957;24:250-7.
4. Woelfel JB. Dental Anatomy: Its Relevance to Dentistry, 4th edition. Philadelphia, PA: Lea &
Febiger ; 1990. pp. 201-30.
5. Zircher E. The Anatomy of the Root Canals of the Teeth of the Deciduous Dentition, and of the
First Permanent Molars. New York: William Wood & Co; 1925.
6. Zoremchhingi, Joseph T, Varma B, et al. A study of root canal morphology of human primary
molars using computerized tomography: an in vitro study. J Indian Soc Pedod Prev Dent.
2005;23:7-12