Anda di halaman 1dari 10

PAPER

PERBEDAAN ANATOMIS GIGI SULUNG DAN GIGI PERMANEN

DISUSUN OLEH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah anatomi berasal dari kata yunani, yang artinya menyayat. Cara ini lah
yang digunakan para ahli terdahulu saat mempelajari struktur-struktur dari makhluk
hidup, seperti menyayat binatang atau jenazah manusia, mengadakan observasi pada
strukturnya lalu menduga fungsi struktur-struktur itu. Gigi merupakan tulang keras
dan kecil kecil berwarna putih yang tumbuh dan berakar di dalam gusi dan
kegunaannya untuk mengunyah atau menggigit.
Anatomi gigi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur gigi, susunan
gigi dan juga konfigurasi gigi, hubungan gigi yang satu dengan lainnya dan juga
hubungan antara gigi dengan jaringan lainnya.
Ilmu-ilmu yang mempunyai hubungan erat dengan anatomi gigi antara lain:
1. Ilmu pengawet gigi/Konservasi
a. Ilmu penambalan gigi/operative dentistry
b. Ilmu perawatan saluran akar/Edodontia
2. Ilmu meratakan gigi/Orthodonsia
Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara merapikan gigi, yang tadinya
mengalami pergeseran atau tidak rapi bias menjadi rapi.
3. Ilmu gigi tiruan lepasan
4. Ilmu pencabutan gigi/Exodontia
5. Ilmu Periodontia
6. Ilmu Teknologi gigi/dental teknologi
Ilmu yang mempelajari dasar pembuatan mahkota jembatan,gigi geligi tiruan.

1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan paper ini supaya mahasiswa mengetahui dan memahami
perbedaan struktur anatomis gigi sulung dan gigi permanen, mampu membedakan
struktur, bentuk dari gigi sulung dan gigi permanen.

1.3 Manfaat
Penyusunan paper ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan dapat memberikan informasi mengenai perbedaan anatomis gigi sulung dan gigi
permanen.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia mempunyai dua geligi selama masa hidupnya: satu selama masa anak-anak,
yaitu geligi sulung (geligi primer). Dan kedua yaitu geligi permanen (geligi sekunder) yang
biasanya masih ada sampai dwwasa. Gigi pada tulang rahang atas diesebut lengkung maksila
dan semua gigi pada rahang bawah disebut lengkung mandibular.

2.1 GELIGI SULUNG LENGKAP


Gigi sulung lengkap secara normal terdapat pada anak-anak usia dua enamtahun.
Terdapat 20 gigi pada geligi sulung, sepuluh pada lengkung atas dan sepuluh pada
lengkung bawah. Geligi ini disebut gigi sulung arau gigi primer atau gigi susu, karena
gigi ini mempunyai masa hidup yang relative singkat, sebelum akhirnya ia tanggal (lepas)
untuk diganti dengan geligi permanen. Gigi incicivus dan caninus sulung mempunyai gigi
pengganti tetap , tetapi gigi molar pertama dan kedua sulung digantikan masing-masing
oleh gigi premolar pertama dan gigi premolar kedua.
Geligi sulung memiliki lima gigi pada setiap kuadran. Gigi sulung pada setiap
kuadran dibagi menjadi tiga kelas: Insisif, kaninus, dan molar. Berdasarkan lokasinya,
dimulai dari garis tengah antara kuadran kiri dan kanan, dua gigi anterior pada setiap
kuadran dari gigi sulung adalah Insisif (I), diikuti dengan satu Kaninus (C), kemudian dua
Molar (M). Kelas gigi sulung yang terdiri lebih dari satu gigi per kuadran (insisif dan
molar) dibagi lagi kedalam tipe setiap kelas. Insisif sulung yang terdekat dengan garis
tengah yang membagi kuadran kanan dan kiridisebut insisif sentral. Insisif berikutnya
dilateral insisif sentral disebut insisif lateral. Berikutnya pada kuadran yang sama adalah
kaninus, diikuti dengan dua tipe dari molar, yakni molar pertama dan molar kedua.
Normalnya, pada bayi yang baru dilahirkan tidak mempunyai gigi, walaupun benih
gigi sudah ada jauh sebelum bayi tersebut dilahirkan. Klasifikasi pada gigi sulung dimulai
pada saat umur mundiga 4 bulan dalam kandungan. Semua benih geligi sulung sudah
mulai berkembang saat umur mundiga 6 bulan dalam kandungan.
Jadi dengan demikian, gigi geligi sulung berguna dan berpengaruh terhadap kesehatan
individu, perkembangan rahang, erupsi gigi permanen, perkembangan fisik dan mental
anak-anak karena dengan kehilangan dini gigi sulung, mengakibatkan perkembangan
rahang yang normal tidak mungkin terjadi dan gigi m1 tidak dapat tumbuh pada posisi
yang normal sebagai kunci dari oklusi.

2.2 GELIGI PERMANEN LENGKAP


Susunan geligi permanen lengkap terdapat pada orang dewasa , yang terdiri dari 32
buah gigi. 16 gigi pada lengkung atas dan 16 gigi pada lengkung bawah. Geligi permanen
terdiri atas 8 gigi pada setiap kuadran yang dibagi ke dalam 4 kelas: Insisif, Kaninus,
Premolar, dan Molar. Berdasarkan lokasi, dua gigi anterior pada setiap kuadran adalah
insisif (I), diikuti dengan satu Kaninus (C) kemudian dua Premolar (P), dan yang terakhir
tiga Molar (M).
Kelas gig permanen yang terdiri atas lebih dari satu gigi per kuadran (disebut insisif,
premolar dan molar) dibagi atas beberapa tipe pada setiap kelas, setiap tipe dapat
diidentifikasi melalui lokasinya pada kuadran. Insisif permanen yang paling dekat dengan
kuadran kanan dan kuadran kiri disebut insisif sentral, insisif disebelahnya disebut insisif
lateral. Berikutnya pada lengkung adalah kaninus, diikuti dengan premolar pertama dan
premolar kedua. Seterusnya kea rah posterior pada setiap kuadran adalah tiga molar, yakni
molar pertama, molar kedua, dan molar ketiga.
Apabila diperhatikan, gigi sulung dan gigi permanen tampak adanya perbedaan.
Walaupun insisif sentral dan lateral serta kaninus mempunyai posisi yang sama pada kedua
susunan gigi, geligi permanen mempunyai gigi dengan kategori baru yang disebut premolar,
yang terletrak diantara kaninus dan molar. Premolar berada ditempat yang ditempati molar
sulung sebelumnya. Di posterior premolar, terdapat tiga molar.
Gigi juga dapat dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu gigi anterior dan gigi
posterior. Gigi anterior adalah gigi yang berada dibagian anterior mulut khususnya insisif dan
kaninus. Gigi posterior adalah gigi yang berada dibagian posterior mulut, khusunya premolar
dan molar.
BAB 3
METODE
Pada studi perbedaan anatomis gigi sulung dan gigi permanen ini dikutip berdasarkan
pustaka yang ada dalam jurnal dan juga buku kedokteran gigi (EGC). Pustaka jurnal yang
menjadi rujukan berasal dari jurnal dalam negeri dan juga jurnal luar negeri (internasional)
dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang. Buku yang digunakan sebagai rujukan berasal dari
buku yang berasal dari luar negeri yang diterjemahkan maupun buku dari penulis dalam
negeri. Buku yang dikutip antara lain: Woelfel Anatomi Gigi. Edisi 8, Anatomi Gigi Edisi 2,
dan beberapa jurnal yang berkaitan dengan Anatomi gigi.

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 GIGI GELIGI SULUNG
a. Gigi insisif atas
Permukaan labialnya halus, Tepi insisalnya hampir lurus dan membulat siku-
siku pada tepi mesio-insisal. Penebalan tepi email sekitar gigi kea rah singulum
menjalar ke insisal, kira kira sampai panjang setengah korona dan membuat tonjolan
hampir ditengah-tengah. Panjang akar Insisif susu jauh lebih panjang dari korona.
Akar berbentuk konus dengan akar palatal sempit sehingga membentuk linger
sepanjang akar dengan apeks yang tumpul. Pandangan mesial atau distal dari garis
luar labial/palatal lebih cembung daripada gigi permanen.
b.Gigi insisif bawah
Ukurannya lebih kecil dari insisif atas. Koronanya sama seperti insisif atas,
bagian distal insisif lateral sangat bulat, akarnya pipih dan sulkus kalau ada, tidak
begitu dalam seperti gigi permanen.
c.Gigi kaninus
Gigi yang terpanjang dengan akar yang tebal, yang membantu menjangkarkan
gigi didalam prosesus alveolaris. Mahkota gigi kaninus pendek dan lebar, permukaan
labialnya cembung dengan linger labial vertical dan lereng mesial yang lebih pendek
daripada distal. Tonjolnya lebih panjang dan tajam daripada tonjol gigi permanen dan
akarnya dua kali panjang korona, penampang berbentuk segitiga dan sudut sudutnya
membulat.
d.Gigi molar pertama atas
Tiga tonjol (satu bukal, dua palatal) mesio palatal lebih besar dan mirip
dengan tonjol palatal. Akar biasanya dua buah (mesiobukal dan distobukal) di bukal
dan satu di palatal. Akar ini divergen untuk memberi tempat pada premolar pertama
atas permanen.
e.Gigi molar kedua atas
Koronanya seperti molar pertama atas. Anomali tonjol Carabelli relative
terdapat lebih banyak pada molar kedua. Gigi molar kedua lebih kecil dari molar
pertama tetapi lebih besar dari premolar. Akarnya divergen, untuk tempat premolar
kedua atas, dan akar bukalnya dapat saling bergabung.
f.Gigi molar pertama bawah
Gigi ini mempunyai 4 tonjol, 2 bukal (mesiobukal dan distobukal) dan 2
lingual (mesiolingual dan distolingual). Tonjol lingual agak tajam disbanding tonjol
bukal. Terdapat tuberkulum zucherkandl. Permukaan lingual dan bukal cembung.
g.Gigi molar kedua bawah
Bentuk seperti molar pertama. Hanya ukuran lebih kecil. Mempunyai 5 tonjol,
2 bukal (mesiobukal dan distobukal) dan 2 lingual (mesiolingual dan distolingual) dan
tonjol distal. Akar seperti pada molar pertama bawah. Rongga pulpa besar karena
dindingnya tipis.

4.2 GIGI GELIGI PERMANEN


a. Insisif pertama atas
Bentuk koronanya seperti sekop; persegi/lancip/ovoid. Panjangnya sama atau
lebih besar daripada gigi depan lainnya, kecuali gigi kaninus bawah. Lebar
mesiodistal pada serviksnya dan pada titik kontak lebih besar sehingga permukaan
labialnya lebih luas daripada gigi depan lainnya. Akarnya bertumbuh tebal dan
apeksnya bundar.
b.Insisif kedua atas
Dibandingkan dengan I1 atas, dimensi koronanya lebih kecil dalam semua
jurusan dan bentuknya lebih bulat. Akarnya lebih langsing dan apeksnya runcing. I2
atas mempunyai banyak variasi/anomaly. Penampang akarnya hampir bundar, tetapi
lebih langsing daripada I1 atas.
c.Insisif pertama bawah
Pada umumnya gigi ini adalah gigi yang paling kecil dalam lengkung gigi.
Lebar koronanya lebih besar dari setengah ukuran mesiodistal insisif pertama atas.
Akarnya satu, sempit di mesiodistal, panjang akar hampir sama dengan insisif
pertama atas dan apeksnya bengkok ke distal.
d.Insisif kedua bawah
Pada umumnya garis luarnya mempunyai persamaan yang nyata dengan I1
bawah, hanya ukurannya lebih besar, dan daerah kontak distal lebih rendah supaya
dapat berkontak baik dengan gigi C bawah serta tepi insisalnya miring ke distal dan
tidak tegak lurus pada garis yang membagi korona labiolingual.
e.Kaninus atas
Mempunyai akar yang terpanjang dan terbesar sehingga gigi ini kuat sekali.
Koronanya dalah korona terpanjang didalam mulut. Pada umumnya gigi ini adalah
gigi terakhir yang akan tanggal dan kadangkala masih dirahang sesudah gigi lainnya
hilang.
f.Kaninus bawah
Koronanya lebih panjang servikoinsisal dan lebih sempit mesiodistal daripada
C atas. Singulumnya tidak begitu nyata. Bagian sepertiga servikal tidak begitu tebal.
g.Premolar pertama atas
Gigi ini mempunyai dua tonjol, satu di bukal dan satu di palatal sehingga
diberi istilah bicuspid. Gigi ini sering mempunyai dua akar yang terpisah, biasanya
akar ini memberi 2 cabang dengan bifurkasinya pada bagian setengah panjang akar.
h.Premolar kedua atas
Sudut-sudutnya lebih bulat, sulkus dangkal sehingga tonjolan kelihatan lebih pendek.
i.Premolar pertama bawah
Mempunyai 2 tonjol dan kelihatannya sama dengan premolar atas. Garis luar
oklusalnya seperti garis luar oklusal kaninus. Akarnya satu, bundar, kadang-kadang
pendek dan runcing.
j.Molar atas
Mempunyai 4 tonjol yang baik, dan terdapat tambahan satu tonjol yang
disebut tonjol ke lima atau tonjol Carabelli. Tonjol terakhir ini terdapat pada palatal
dari tonjol mesiopalatal yang terbesar, sehingga tidak dapat terlihat, secara normal
gigi ini mempunyai 3 akar.
k.Molar bawah
Gigi ini mempunyai 5 tonjol yang bertumbuh baik; 2 tonjol bukal (tonjol
mesiobukal dan distobukal) tonjol distal dan 2 tonjol lingual (tonjol mesiolingual dan
distolingual). Mempunyai dua akar, kadang kadang terdapat 3 akar.

BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Anatomi gigi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur gigi, bentuk gigi
dan juga hubungan gigi yang satu dengan gigi lainnya, hubungan gigi dengan jaringan
lainnya. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan gigi sulung dan gigi permanen yakni:
Secara keseluruhan gigi sulung lebih kecil daripada gigi permanen, enamel gigi
sulung lebih putih dan lebih guram yang menyebabkan mahkota gigi sulung berwarna
lebih muda daripada gigi permanen, enamel gigi sulung lebih mudah terabrasi,
kedalaman enamel gigi sulung lebih tipis daripada gigi permanen, gigi sulung
mempunyai banyak tepi servikal yang jelas, mahkota gigi depan sulung membulat
dengan singulum labial yang menonjol, akar gigi sulung lebih panjang dibandingkan
dengan mahkotanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi Gigi. Edisi 2. drg.Itjingningsih Wangidjaja. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).


JAKARTA. 2014
Woelfel Anatomi Gigi. Edisi 8. Rickne C.Scheid & Gabriela Weiss. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC). JAKARTA. 2013
Morfologi Gigi. Edisi 2. Geoffrey C.van Beek. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). JAKARTA.
2015
Perawatan Pulpekomi Secara Singkat Pada Gigi Sulung Nekrotik. Sarworini Bagio
Budiardjo. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (JDUI). Vol.II.1995

Anda mungkin juga menyukai