Setelah mengetahuiberbagai mcam jenis gigi. Maka dapat diketahui begitu banyak gigi
didalam dimulut kita. Setiap gigi memiliki penulisan nama yang berbeda pula. Sesuai dengan
letak gigi tersebut didalam rongga mulut. Sistem penulisan nama gigi mengikuti sebuah
penamaan yang baku untuk mempermudah orang, dan dokter gigi dalam menyebutkan gigi
yang sama. Sistem penulisan nama tersebut sudah disepakati oleh beberapa pihak. Ada
beberapa cara dalam sistem penulisan gigi yaitu cara Zgismondy, cara Palmer’s, cara Amerika,
cara Applegate, cara Haderup, cara G.B Denton, cara FDI ( International Dental Federation),
cara Utrech.3,4
A. Anatomi Gigi4
Anatomi Gigi
pulpa
Tepi Tepi tunggal Ganda : bifurkasi email semen dentin
insisal oklusal dan trifurkasi
1. Mahkota/korona ialah bagian gigi yang dilapisi jaringan enamel/email dan normal terletak
di luar jaringan gusi/gingiva
a. Mahkota klinis : ialah bagian dari gigi yang sudah tidak diliputi oleh epitel dan
menonjol dalam rongga mulut (tidak tetap)
b. Mahkota anatomis : ialah bagian dari gigi yang diliputi jaringan enamel
2. Akar/radix ialah bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum dan ditopang oleh tulang
alveolar dari maksila dan mandibula.
a. Akar klinis ialah bagian dari akar gigi yang masih diliputi oleh jaringan periodonsium.
b. Akar anatomis ialah bagian dari gigi yang diliputi oleh jaringan sementum.
b. Akar ganda dengan bifurkasi ialah tempat di mana 2 akar bertemu sedangkan trifurkasi
ialah tempat di mana 3 akar bertemu.
Gambar 3 : mahkota dan akar gigi7
4. Ujung akar/apeks ialah titik yang terujung dari suatu benda yang runcing atau yang
berbentuk kerucut seperti akar gigi.
5. Tepi insisal (insisal edge)ialah suatu tonjolan kecil dan panjang pada bagian korona dari
gigi insisivus dan yang digunakan untuk memotong/mengiris makanan
6. Tonjolan/cusp ialah tonjolan yang terletak di permukaan oklusal molar dan premolar, serta
tepi insisal kaninus. Pada kaninus lereng mesial lebih pendek disbanding lereng distal
7. Jaringan Keras ialah jaringan yang mengandung bahan kapur yang terdiri dari jaringan
email, jaringan dentin, jaringan sementum.
a) Email ialah bagian/lapisan terluar gigi yang melindungi dentin bagian mahkota yang
menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan
dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast.
b) Sementum ialah struktur terkalsifikasi yang menutupi akar anatomis gigi, terdiri atas
matriks terkalsifikasi yang mengandung serabut kolagen.
c) Dentin merupakan bentuk pokok dari gigi, pada satu pihak diliputi oleh jaringan email
(korona) dan pada pihak lain diliputi oleh jaringan sementum(akar), merupakan bagian
terbesar dari gigi dan merupakan dinding yang membatasi dan melindungi rongga yang
berisi jaringan pulpa.
8. Jaringan lunak yaitu jaringan pulpa ialah jaringan yang terdapat dalam rongga pulpa
sampai foramen apikal, umumnya mengandung bahan dasar (ground substance), sel syaraf
yang peka sekali terhadap berbagai rangsangan, jaringan limfe, pembuluh darah, dan
jaringan ikat.
b. Kamar pulpa/pulp chamber yaitu rongga yang terletak pada bagian tengah korona gigi dan
selalu tunggal
c. Saluran pulpa/pulp canal yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi
d. Foramen apical yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada bagian apeks gigi,
tempat masuknya jaringan pulpa ke rongga pulpa
Gambar 4 : bagian-bagian dari rongga pulpa5
10. Singulum ialah suatu tonjolan kecil pada bagian sepertiga servikal dari permukaan palatal
atau lingual dari suatu gigi yang merupakan palatal/lingual lobe dari gigi-gigi depan atau
sebagai tonjolan rudimenter/tidak berkembang
11. Ridge/edge ialah suatu tonjolan kecil dan panjang pada permukaan suatu gigi dan
dinamakan menurut letak dan bentuknya.
a. Marginal ridge ialah tepi bulat dari enamel yang membentuk tepi-tepi mesial dan distal
dari ppermukaan oklusal dari gigi premolar dan molar dan tepi-tepi mesial dan distal dari
permukaan palatal/lingual dari gigi insisivus dan kaninus
b. Triangular ridge ialah ridge yang berjalan turun dari puncak cusp gigi molar dan premolar
menuju kebagian sentral dari permukaan oklusal, disebut demikian karena lereng-lereng
sisi kiri dan kanan dari ridge tersebut merupakan dua sisi dari suatu segitiga.
c. Transversal ridge ialah ridge yang terbentuk oleh persatuan antara suatu triangular ridge
bukal dengan suatu triangular ridge palata/lingual yang berjalan transversal pada
permukaan oklusal dari gigi belakang
d. Oblique ridge ialah ridge yang terbentuk oleh persatuan antara suatu triangular ridge
distobukal dengan suatu triangular ridge mesiopalatal yang berjalan miring pada
permukaan oklusal dari gigi molar atas.
e. Cusp ridge ialah ridge yang membentuk tepi-tepi labial/bukal dan tepi-tepi palatal/lingual
dari cusp pada permukaan oklusal dari gigi geligi belakang dan kaninus
f. , Insisal ridge ialah insisal edge
Gambar 11 : mamelon6
Permukaan-permukaan gigi6:
1. Labial ialah bagian gigi yang menghadap ke arah bibir
2. Lingual ialah bagian gigi yang menghadap ke arah lidah
3. Fasial ialah bagian gigi yang menghadap ke arah wajah
4. Palatal ialah bagian gigi yang menghadap ke arah palatum
5. Sisi mesial ialah bagian gigi yang mendekati garis median
6. Sisi distal ialah bagian gigi yang menjauhi garis median
7. Permukaan oklusal ialah bagian gigi yang menghadap ke arah garis kunyah/oklusi
8. Permukaan insisal ialah permukaan gigi yang digunakan untuk memotong dan yang
menghadap kerah garis kunyah dimana terdapat tepi insisal
9. Gigi posterior ialah gigi yang letak nya di belakang
10. Gigi anterior ialah gigi yang letaknya di depan
Sudut garis (line angle) ialah sebuah sudut garis yang dibentuk oleh persimpangan dua
permukaan. Dan disebut kombinasi dari dua permukaan yang bergabung, misalnya
persimpangan dinding mesial dan bukal dari gigi disebut sudut garis mesiobuccal7.
Mesiolabial Mesiobuccal
Mesiolingual Distobuccal
Labioincisal Mesiolingual
Distolabial Distolingual
Distolingual Mesio-occlusal
Linguoincisal Disto-occlusal
Bucco-occlusal
Linguo-occlusal
Point angle (sudut titik) ialah sebuah sudut titik yang terbentuk dari tiga permukaani bertemu
di mahkota, dan nama ini berasal dari yang sama7.
Mesiolabioincisal Mesiobucco-occlusal
Distolabioincisal Distobucco-occlusal
Mesiolinguoincisal Mesiolinguo-occlusal
Distolinguoincisal Distolinguo-occlusal
B. Notasi Gigi
Dalam praktek klinis, beberapa "singkatan" dalam sistem notasi gigi diperlukan untuk
merekam data. Ada beberapa sistem yang digunakan di seluruh dunia, tetapi hanya sedikit yang
dipertimbangkan di sini. pada tahun 1947, sebuah komite American Debtal Association (ADA)
merekomendasikan sistem simbolik (Zsigmondy / Palmer) sebagai pilihan dalam metode
penomoran . Namun, karena kesulitan dengan notasi keyboard dari sistem notasi simbolik,
pada tahun 1968 American Dfental Association (ADA) merekomendasikan sistem penomoran
"universal". Karena beberapa keterbatasan dan kurangnya digunakan secara luas secara
internasional. 8
1. System Universal5,9
Sistem ini diperkenalkan dari American Dental Association pada tahun 1968. Sistem ini
sangat populer di Amerika. Sistem penomoran ini menggunakan huruf unik atau nomor untuk
setiap gigi.
Untuk gigi pemenen, gigi 1 adalah gigimolar tiga rahang atas kanan, penomoran
selanjutnya diikuti semua gigi di rahang atas sampai dengan gigi molar ketiga rahang atas kiri.
Untuk penomoran gigi ke 16 dimulai dari gigi molar ketiga rahang bawah kiri selanjutnya
diikuti semua gigi di rahang bawah hingga gigi molar ketiga rahang bawah kanan.
Pada sistem ini, gigi yang masih ada ataupun tidak ada akan tetap diberi nomor. Jika
molar ketiga hilang penomoran pertama adalah 2 bukan 1. Hal tersebut menyatakan bahwa ada
gigi yang hilang. Jika ada gigi yang rusak atau hilang, maka gigi tersebut akan tetap diberi
nomor.
Untuk gigi susu penomoran dimulai dari dari gigi molar dua rahang atas kanan yang
dimulai dari huruf A dan selanjutnya diikuti semua gigi di rahang atas kanan, gigi K dimulai
dari gigi molar dua rahang bawah kiri dan selanjutnya diikuti semua gigi di rahang bawah.
Akan tetapi pada buku yang berjudul Textbook of Operative Dentistry karangan Nisha Garg
dan Amit Garg untuk gigi susu memakai metode penomoran yang sama dengan penomoran
gigi permanent tetapi ditambahkan huruf “d” dibelakang nya menjadi 1d sampai 20d.
Sistem Zsigmondy dan Palmer untuk gigi permanen adalah sistem simbolik empat kuadran di
mana dimulai dengan gigi insisivus sentral, gigi diberi nomor 1 sampai 8 di setiap rahang.
Untuk penomoran gigi susu menurut sistem Zsigmondy penomoran dimulai dari gigi insisivus
sentral dengan menggunak angka romawi I-V. Sedangkan pada sistem Palmer penomoran gigi
susu dimulai dari gigi insivus sentral dengan menggunakan huruf A-E9. Adapun formula dari
sistem Zsigmondy dan palmer adalah sebagai berikut :
Gambar 15 penomoran gigi menurut sistem Zsigmondy dan Palmer5
Sistem dua digit ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 dan kemudian diadopsi
oleh American Dental Association(1996). Sistem ini umumnya digunakan di negara Eropa dan
di Kanada serta populer di India. Sistem ini dikenal sebagai sistem dua digit. Kedua angka
harus diucapkan secara terpisah dalam pengucapan nya. Misalnya, gigi molar dua bawah kiri
adalah gigi 37, namun pengucapan nya tidak “tiga puluh 7” melainkan “tiga tujuh”.
Pada gigi permanen gigi "1" adalah gigi insisivus sentral "2" adalah gigi insisvus
lateral "3" gigi kaninus "4" dan "5" gigi premolar 1 dan gigi premolar dua dan "6" "7" dan "8"
gigi molar 1, 2 dan 3. Kuadranyang ditunjuk 1-4, sehingga "1" adalah kanan atas, "2" adalah
kiri atas, "3" adalah kiri bawah dan "4" adalah kanan bawah, dengan identifikasi gigi yang
dihasilkan kombinasi dua digit yaitu kuadran dan gigi, misalnya kaninus kanan atas adalah '13'
(satu tiga) dan kaninus kiri atas adalah '23' (dua tiga).
Pada gigi susu penomoran gigi hampir sama dengan penomoran gigi permanent, akan tetapi
kuadran menjadi 5 sampai 8 serta gigi diberi nomorhanya 1 sampai 5. Contoh nya gigi 51
merupakan gigi insisivus sentral kanan atas.
Jenis-jenis gigi 2 gigi insisivus, 1 caninus, 2 molar di masing- 2 gigi insisivus, 1 caninus, 2
masing kuadran (premolar dan molar 3 tidak ada di premola dan
gigi susu) 3 molar di setiap kuadran
Rumus gigi I 2/2 C 1/1 M 2/2 (212) 2/2 C 1/1 PM 2/2 M 3/3 (2123)
Durasi gigi Periode gigi susu berlangsung dari 6 bulan sampai 12 tahun dan seterusnya
6 tahun
Erupsi Gigi susu mulai erupsi pada 6 bulan. Pada umur 2 Erupsi gigi permanen dimulai
sampai 3 tahun, susunan gigi akan lengkap pada pada 6 tahun dan akan lengkap
gigi susu pada umur 12-13 tahun kecuali
untuk molar 3
Mahkota
Penyempitan Gigi susu lebih sempit pada bagian serviks dari Mahkota gigi permanen tidak
serviks bagian mahkota, yaitu sempit di bagian begitu sempit di bagian lehernya
Leher
Servikal Servikal ridge pada bagian bukal mahkota lebih Servikal ridge pada mahkota
ridge menonjol (terutama pada molar 1) permanen datar
Ukuran Gigi susu lebih kecil dalam keseluruhan dimensi Gigi permanen lebih besar
ukuran dan mahkota bila dibandingkan dengan dalam dimensi keseluruhan
mahkota gigi permanen
Warna Gigi susu berwarna lebih putih seperti susu Gigi permanen lebih gelap,
berwarna kekuningan, putih atau
keabu-abuan,
Kaninus Kaninus cenderung lebih berbentuk kerucut dan Kaninus kurang berbentuk
tip puncak lebih runcing dan tajam kerucut katup tip nya kurang
runcing
Premolar Tidak ada premolar di gigi susu Ada dua premolar di setiap
kuadran
Molar Hanya ada 2 gigi molar di setiap kuadran. Tidak Ada 3 molar di setiap kuadran
ada gigi molar 3 di gigi susu yaitu molar 1,2 dan 3
Ukuran Mahkota molar 2 lebih besar dari mahkota molar 1 Molar 1 gigi permanen lebih
besar dari molar 2 dan 3.
Ukuran mahkota secara
bertahap menurun dari molar 1
sampai molar 3
Bentuk Molar gigi susu lebih bulat, berbentuk lonceng dan Molar gigi permanen sedikit
ditandai dengan penyempitan serviks. Serviks mengalami penyempitan leher
ridge lebih jelas terutama pada bagian bukal molar
1. Serviks ridge telah direproduksi selama
restorasi / prostesis mahkota.
Bidang oklusal Bidang oklusal relatif datar Bidang oklusal memiliki kontur
lebih lengkung dan
desain lebih rumit
Daerah kontak Daerah kontak antara molar gigi susu lebih luas, Daerah kontak antara molar gigi
datar dan terletak digingiva. permanen lebih sempit dan
terletak di bagian oklusal
Molar 1 atas Memiliki 3 cusp (menyerupai premolar a) Memiliki 4 katup + 1 aksesori
puncak
Molar 2 atas 4 cusp + satu aksesori puncak (menyerupai molar 1 Memili 4 cusp
permanen atas)
Akar
Ukuran Akar gigi susu lebih ramping dibandingkan akar Akar gigi permanen lebih kuat
gigi permanen dan lebih besar
Lebar Akar nya sempit di bagian mesiodistall Akar nya lebih luas dibagian
mesiodistall
Resorpsi Akar gigi susu mengalami resorpsi fisiologis Resorpsi fisiologis tidak ada
Pulpa
Ruang pulpa Ruang pulpa gigi susu lebih besar Ruang pulpa lebih kecil bila
bila dibandingkan dengan ukuran mahkota dibandingkan dengan ukuran
mahkota
Garis pulpa Garis pulpa gigi susu yang mengikuti DEJ lebih Garis pulpa yang mengikuti DEJ
terlihat dibandingkan gigi permanen kurang terlihat
Saluran akar Saluran akar lebih sempit, dan bercabang. Saluran akar gigi permanen
yang terdefinisi
dan kurang bercabang
Kanal aksesori Dinding ruang pulpa lebih berpori dan memiliki Dinding ruang pulpa tidak
banyak kanal aksesori memiliki banyak
kanal aksesori
Foramen apical Bagian kanal apikal jauh lebih terbatas Bagian apikal kanal terbatas dan
dibandingkan gigi permanen dan foramen apikal apikal foramen lebih kecil /
lebih lebar sempit.
Enamel
Ketebalan Enamel gigi susu lebih tipis sekitar 1 mml tetapi Enamel gigi permanen
ketebalan nya seragam. tebalnyasekitar 2-3 mm dan
ketebalan nya tidak seragam
Arah akar Enamel pada ketiga serviks mahkota utama Enamel pada serviks diarahkan
diarahkan ke oklusal bukan ke gingiva seperti yang ke apikal
terlihat di gigi permanen
Dentin
Ketebalan Ketebalan dentin gigi susu adalah setengah dari Ketebalan dentin gigi permanen
dentini gigi permanen. lebih besar dibandingkan dentin
gigi susu
Tubulus dentin Tubulus dentin yang kurang teratur Tubulus dentin yang lebih
teratur
Pulpa
Supplay saraf Pulpa gigi susu sedikit dipersarafi. Pulpa gigi permanen banyak
dipersarafi
Kandungan Enamel dan dentin kurang termineralisasi dan Enamel dan dentin yang lebih
mineral kurang padat. termineralisasi
- Tidak ada mamellon - Ada mamelon di incisal ridge pada gigi baru
- Mesio incisal crown lancip erupsi
- Mesio insisal crown hampir siku-siku
Aspek palatal Aspek palatal
Aspek palatal
Aspek palatal: Cingulum kurang
menonjol dibanding insisivus sentral Singulum lebih kecil nyaris tidak
desidui kelihatan
Merupakan gigi terkecil dalam lengkung rahang. Permukaan halus dengan crown bentuk
Permukaan labial halus pahat Mesio facial line angle lebih panjang
dari disto facial line angle
Aspek lingual:
Aspek lingual :
Cingulum dan marginal ridge jelas.
Cingulum amat kecil
Radix pada bagian lingual lebih sempit dibanding
labia Radix nya lurus dan gepeng / pipih kalau
berbelok ke arah distal/labial
Cupsnya lebih panjang dan tajam dari pada Cupsnya kurang tajam
gigi permanen
Akar lebih ramping dan lebih mekar Akar lebih tebal dan lebih rapat
Aspek oklusal: Aspek oklusal :
Type I bercusps 4 ( 2 buccal dan 2 Bentuk belah ketupat/ jajaran genjang (rhomboidal)
palatal) dengan cusp terbesar adalah (rhomboidal)
cusp mesio palatal dan terkecil Mempunyai 4 tonjol, mesio buccal, disto buccal,
adalah cusp mesio palatal. Terdapat mesio palatinal, disto palatinal.
fossa mesial, central dan distal serta Fissura seperti huruf H (miring) (fissura berjalan
ada pit. dari f.buccal ke arah
Type II bercusps 3 (2 buccal dan 1 Urutan besar tonjol, mesio palatinalis, mesic buccal,
palatal). Terdapat fossa mesial, disto buccal, disto palatinal.
centraldan distal serta ada pit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Avery, James K., Chiego, Daniel J. 2006:97-136. Essentials of oral histology and
embryology a clinical approach. Philadelphia : Mosby Elsavier.
2. Ramadhan, Ardiyan Gilang. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
2010. Hal 10
3. Maulani, Chaerita. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: Gramedia. 2005. Hal 1-18
4. Harshanur, Itjingningsih Wangidjaja. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC. 2012. Hal 28-137
5. Nisha Garg, Amit Garg. Textbook of Operative Dentistry Edisi 2. New Delhi: Jaypee.
2013. Hal 9-18
6. Sheid, Ricke, Weis Gabriella. Woefel’s Dental Anatomy Eight Edition. USA : 2012. Hal
17-26
7. Rashmi, GS. Textbook of Dental Anatomy, Physiologi and Oclusion. India : Jaypee.
2104. Hal 8-17
8. Nelson, Stanley J. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology dan Oclusion Edisi 75.
China: Elsevier. 2015. Hal 2-4
9. Satish C, Shaleen G. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee. 2007. Hal 9-
11