Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DENTAL ANATOMI DAN HISTOLOGI

“MORFOLOGI GIGI TETAP”

KELOMPOK 13

DISUSUN OLEH

ANDI ASRIFOH ISMUNANDAR (PO.71.4.261.18.1.009)

NOVIA HADRIN YAHYA MALLARANGAN (PO.71.4.261.18.029)

RESKI ARIYANTI (PO.71.4.261.18.039)

ST. NAFSIAH (PO.71.4.261.18.047)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PROGRAM STUDI D-IV
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi adalah salah satu struktur berklasifikasi dan keras yang terdapat di
dalam mulut manusia. Pada umumnya manusia memiliki dua kelompok gigi, yaitu
gigi susu bayi dan gigi permanen. Gigi susu berjumlah 20 gigi dan mulai tumbuh
antara usia 6 bulan dan menetap sampai usia sekitar 6 tahun. Gigi dewasa mulai
tumbuh di antara usia 6-12 tahun, kebanyakan orang dewasa memiliki 32 gigi
permanent terdiri dari 8 gigi seri, , 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan, dan 12 gigi
geraham belakang.
Gigi tumbuh dari 2 tipe sel yaitu epitel oral dari organ enamel dan sel
mesenkim dari papiladental. Morfologi gigi adalah ilmu yang mempelajari bagian
dan struktur dari gigi geligi. Morfologi terbagi menjadi 2, yaitu Morfologi gigi susu
dan morfologi gigi tetap. Terdapat perbedaan antara gigi susu dan gigi permanen
baik yang bisa dilihat secara kasat mata dan yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata, seperti email gigi susu yang lebih tipis dibandingkan gigi tetap, serta akar gigi
geraham susu yang lebih mekar dibandingkan gigi tetap.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Morfologi Gigi?
2. Bagaimana jenis-jenis Morfologi Gigi Tetap?
3. Bagaimana pandangan-pandangan Morfologi Gigi Tetap?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Morfologi Gigi Tetap
2. Untuk Mengetahui setiap element gigi yang terdapat pada rongga mulut
3. Untuk Mengetahui pandangan-pandangan Morfologi Gigi Tetap
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Morfologi gigi


2.1.1 Pengertian Morfologi
Morfologi (biologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
organisme, terutama hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian-
bagiannya.
Morfologi (linguistik) adalah suatu bidang linguistik yang mengkaji
tentang pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu bahasa.

2.1.2 Pengertian Morfologi Gigi


Morfologi gigi adalah ilmu yang mempelajari bagian dan struktur
gigi geligi.

2.2 Jenis-jenis Morfologi Gigi Tetap


Jenis-jenis morfologi gigi tetap yaitu.
1. Insisivus Pertama atas
Gigi insisivus sentral atas adalah gigi kesatuan di rahang atas, yang
terletak dikiri kanan dari garis tengah/median.

a. Korona
Bentuknya seperti sekop, pada umumnya gigi I1 atas adalah gigi
yang paling menyolok mata, gigi yang refrentatif unutk menjadi contoh
dalam bentuk dan corak gigi perseorangann karena gigi ini paling
menarik perhatian. Panjangnya sama atau lebih besar dari gigi paling
depan lainnya, kecuali gigi kaninus bawah. Lebih mesio-distal pada
serviksnya dan pada titik kontaknya lebih besar sehingga permukaan
labialnya lebih luas dari pada gigi besar lainnya.

b. Akar
Akarnya bertumbuh baik, tebal dan apeksnya bundar.
2. Insisivus kedua atas
Gigi ini adalah gigi ke-2 dari gigi tengah. Bentuk fungsionalnya
sama dengan I1 atas, sehingga mempunyai tugas yang sama didalam mulut,
yakni unutk menggigit dan memotong makanan. Dibandingkan dengan I1
atas, dimensinya perannya lebih kecil dalam semua jurusan dan bentuknya
lebih bulat. Akarnya lebih langsing dan apeksnya lebih runcing. I2 atas
mempunyai banyak variasi/ anomali.

a. Korona
Bentuk dan gl.nya seperti I1 atas. Gigi ini bervariasi, jadi kecuali gigi
M3 bawah, tidak ada gigi lain didalam mulut yang mempunyai bentuk
dengan begitu banyak variasi seperti gigi I2 atas. Seperti gigi M3 bawah
gigi I2 atas ini mungkin tidak tumbuh. Seringkali terdapat gigi I2 atas
yang kecil, yang menyebabkan estentik kurang baik.

b. Akar
Penampang akarnya hampir bundar, tetapi lebih angsing dari pada I1
atas. Panjang akarnya hampir sama dengan panjang akar I1 atas, hanya
kelihatan lebih panjang karena karona nya lebih pendek dari pada karona
I1 atas.
Bentuknya gl. Akarnya berbeda sekali dengan I1 atas karena
dimensinya dan akarnya biasanya pada bagian sepertiga apical
membengkok ke distal.

3. Insisivus pertama bawah


Insisivus pertama bawah adalah gigi pertama dari rahang bawah,
kanan atau kiri dari garis tengah. Pada umumnya, gigi ini adalah gigi yang
paling kecil dalam lengkung gigi. Lebar koronanya sedikit lebih besar dari
setengah ukuran mesio distal Insisivus pertama atas, tetapi lebar labio-
lingualnya hanya lebih kecil 1 mm. Perbaikan tidak mudah pada gigi ini,
tapi untungny gigi ini jarang sekali perlu diperbaiki. Akarnya, satu, sempit,
mesio-distal, panjang akar hampir sama dengan Insisivus pertama atas dan
apeksnya bengkok ke distal.
4. Insisivus kedua bawah
I2 bawah adalah gigi ke-2 dari garis median. Karena gigi ini
membantu I1 dalam tugasnya maka bentuk fungsionalnya sama. Pada
umumnya gl. Nya mempunyai persamaan yang nyata dengan I1 bawah,
hanya ukurannya lebih besar, dari daerah kontak distal kebih rendah supaya
dapat berkontak baik dengan gigi C bawah serta edge insisal miring ke distal
dan tidak tegak lurus pada garis yang membagi korona labio-lingual, seperti
dapat terlihat pada I1 bawah.

5. Kaninus atas
Kaninus/caninus/cuspid adalah gigi ke-3 dari garis tengah, dan satu-
satunya gigi geraham yang mempunyai satu cusp. Gigi ini diberi nama
caninus karena pertumbuhan gigi ini pada binatang Carnivorous baik sekali
(mis. Anjing) sebab mempunyai akar yang panjang dan terbesar sehingga
gigi ini kuat sekali. Coronanya adalah corona yang paling terpanjang di
dalam mulut dan berbentuk baik sekali baik kekuatan terhadap stress dan
pemakaian maupun kebersihan. Pada umumnya gigi ini adalah gigi terakhir
yang tanggal, kadangkala masih tetap di rahang sesudah gigi lainnya
sehingga. Seringkali dipakai untuk pegangan dari geligi tiruan. Karena
posisinya pada rahang panjang dan angulasi akarnya maka gigi kaninus
menjadi struktur yang penting dari muka, yang memberi karakter, kekuatan
dan kecantikan. (corner-stone).

6. Kaninus bawah
Tugas kaninus bawah dan atas sama, sehingga gl. nya dari semua
permukaan sama. Koronanya lebih panjang serviko-incisal dan lebih sempit
mesio-distal daripada C atas. Singulumnya tidak begitu nyata. Pada
pemukaan mesial dan distal, bagian sepertiga servikal tidak begitu tebal.
Permukaan lingual lebih rata daripada permukaan lingual dari C atas,
hampir sama dengan lain lain gigi geligi depan bawah. Pada umumnya
ujung akar melengkung ke distal, tetapi kadang-kadang juga terdapat C
dengan ujung akar yang membengkok ke mesial. Jika C ini belum
aus, gigi ini adalah gigi yang paling panjang dalam mulut.

7. Premolar pertama atas


P1 atas adalah gigi ke-4 dari garis tengah di rahang atas. Premolar
dan molar disebut gigi geligi belakang, karena itu P1 adalah gigi belakang
pertama distal dari garis tengah. Gigi ini mempunyai 2 cusp, satu di bukal
dan satu di palatal sehingga diberi istilah BICUSPID, istilah ini pada
umumnya dipakai di Amerika Serikat, tetapi istilah ini tidak dipakai untuk
semua gigi premolar, karena P1 bawah boleh dikatakan hanya mempunyai
satu cusp dan P2 bawah rata-rata mempunyai 3 cusp. Gigi ini seringkali
mempunyai dua akar yang terpisah, biasanya akar ini memberi 2 cabang
dengan bifurkasinya pada bagian setengah panjang akar.

8. Premolar kedua atas


Gigi ini adalah gigi ke-5 dari garis tengah dirahang atas. Karena gigi
ini mempunyai fungsi yang sama dengan P1 maka bentuk gl.nya dari semua
permukaan sama.

9. premolar pertama bawah kanan


Gigi ini adalah gigi ke-4 dari garis median dan gigi belakang ke-1
dirahang bawah. Tugasnya sama dengan tugas kaninus dan premolar atas,
sehingga mempunyai beberapa sifat khas dari kaninus dan premolar atas.
Meskipun P1 bawah mempunyai 2 cusp dan kelihatannya sama dengan
premolar atas tetapi cusp dan berfungsi adalah cusp panjang, tajam (bukal
cusp) seperti cusp dari gigi kaninus. Gl permukaan oklusalnya seperti gl
permukaan oklusal gigi kaninus. Akarnya satu, bundar, kadang-kadang
pendek dan runcing.

10. premolar kedua bawah


Gigi ini adalah gigi ke-5 dari garis tenagh. Meskipun ukuran mesio-
distal dari korona dan akar hampir sama seperti premolar pertama bawah,
tetapi pertumbuhannya pada lain permukaan lebih baik. Pada gigi ini
terdapat 2 jenis bentuk.
1. Premolar dengan 3 cusp (1 cusp bukal dan 2 cusp lingual)
2. Premolar dengan 2 cusp (1 cusp bukal dan 1 cusp lingual)
Perbedaan antara kedua jenis ini hanya terdapat pada permukaan oklusal.
Akarnya lebih besar dan panjang daripada premolar pertama bawah.

11. Molar pertama atas


Gigi ini adalah gigi ke-6 dari garis median dirahang atas. Pada
umumnya gigi ini adalah gigi yang terbesar dirahang atas. Gigi ini
emmpunyai 4 cusp, yang bertumbuh baik dan 1 cusp tambahan yang disebut
cusp ke-5 atau cusp Carabelli. Cusp terakhir ini, terdapat pada bagian
palatal dari cusp mesio-palatal, yang terbesar sehingga tak dapat terlihat,
tetapi suatu groove developmental selalu terdapat pada tempat itu. Secara
normal gigi ini mempunyai 3 akar yang bertumbuh baik dan jelas terpisah
pada apeksnya.

12. Molar kedua atas


Molar kedua atas adalah gigi ke-7 dari garis tengah. Karena tugasnya
sama dengan molar pertama, coraknya juga sama.

13. Molar pertama bawah


Molar pertama bawah adalah gigi ke-6 dari garis median. Pada
umumnya gigi ini adalah gigi yang terbesar di rahang bawah. Gigi ini
mempunyai 5 cusp yang bertumbuh baik: 2 cusp bukal, (cusp mesio-bukal,
cusp disto-bukal) distal cusp, dan 2 cusp lingual (cusp mesio-lingual dan
disto-lingual). Mempunyai 2 akar yang bertumbuh baik: 1 mesial dan 1
distal, yang lebar buko-lingual dan pada apeksnya nyata teroisah. Kadang-
kadang terdapat 3 akar: 2 mesial dan 1 distal.

14. Molar kedua bawah


Gigi ini adalah gigi ke-7 dari garis median. Karena gigi ini membantu molar
pertama bawah dalam tugasnya, maka bentuk fungsionalnya sama dengan
molar pertama.
15. Molar ketiga atas
Gigi ini adalah gigi ke-8 dan gigi trakhir dari garis median. Karena
fungsinya sama, corak fondamentilnya juga sama. Gigi ini lebih kecil dari
pertumbuhannya tidak begitu baik. Pada gigi ini terdapat banyak variasi.

16. Molar ketiga bawah


Gigi ini adalah gigi ke-8 dari garis median. Karena gigi ini
membantu molar kedua dalam fungsinya, maka bentuk fondamentilnya
sama dengan molar kedua. Gigi ini lebih kecil dan tidak begitu baik
pertumbuhannya. Molar ketiga mempunyai banyak variasi dan anomaly
dalam bentuk dan posisi.

2.3 Pandangan-pandangan Morfologi Gigi Tetap


1. Incisivus Pertama Atas
a. Pandangan Labial
- Berupa empat persegi panjang
- Sudut mesin incisal 90 derajat
- Sudut disto incisal agak membulat
- Cervical line melengkung kearah apeks
- Kadang-kadang terlihat ada 2 sulkus yang berjalan dari servical ke
incisal
b. Pandangan Palatal
Seperti pandangan labial (empat persegi panjang) tetap tidak rata sebab
terdapat :
- Cingulum yaitu bagian yang menonjol dekat cervix
- Fossa palatinal yang terletak lebih ke incisal
- Sebelah mesial dari fossa terdapat mesial marginal ridge.
- Sebelah distal dari fossa terdapat distal marginal ridge
Sebelah incisal dari fossa terdapat incisal ridge
Mahkota dan akar pada permukaan ini mengecil dari permukaan
labial.
c. Pandangan Mesial
- Berupa segitiga dengan dasar pada cervical line dan puncak pada
incisal.
- Incisal edge terletak di tengah-tengah.
- Permukaan labial cembung.
- Permukaan palatal tidak rata yaitu :
- Cembung sedikit (incisal edge)
- Cekung (fossa)
d. Pandangan Distal
- Terlihat seperti pandangan mesial hanya berbeda cervical line
melengkung kearah cervical sedalam ± 2 ½ mm.
e. Pandangan Incisal
- Akar tidak terlihat sebab akar lebih kecil dari mahkota.
- Garis incisal di tengah-tengah.
- Permukaan labial lebih lebar dari permukaan palatinal.
- Permukaan palatinal dari incisal berjalan ke cervical dan mengecil
kearah cingulum.

Gambar 2.1 Incisivus pertama rahang atas kanan

2. Incisivus Kedua Atas


a. Pandangan Labial
- Seperti empat persegi panjang.
- Sudut mesio incisal agak bulat
- Sudut disto incisal sangat bulat
- Akar membelot ke distal.
- Cervical line melengkung kearah apex.
b. Pandangan Palatal
Sama dengan pandangan labial tetapi terdapat :
- Cingulum.
- Fossa palatinal yang dalam.
- Incisal ridge yang tebal.
- Foramen caecum yang terletak antara cingulum dan fossa.
c. Pandangan Mesial
- Seperti segitiga.
- Cervical line yang melengkung ke arah incisal.
d. Pandangan Distal
- Seperti pandangan mesial.
- Tetapi cervical line melengkung kearah incisal tidak sedalam sisi
mesial.
- Terdapat depression dari mahkota sampai akar.
e. Pandangan Incisal
- Permukaan labial lebih lebar dari permukaan palatal.
- Garis incisal mengikuti lengkungan geligi, jadi bagian distal dari garis
incisal lebih kearah palatal

Gambar 2.2 Incisivus kedua rahang atas kanan

3. Incisivus pertama bawah


a. Pandangan Labial
- Seperti kapak.
- Sudut mesio incisal 90 derajat.
- Titik kontak dekat dengan incisal.
- Akar kadang-kadang membelok ke distal
- Sisi mesial distal lurus (hampir sejajar) kemudian mengecil
membentuk cervical line yang melengkung kearah apeks.
b. Pandangan Lingual
- Seperti pandangan labial tapi cervical line melengkung kearah apeks
lebih dalam.
- Cingulum, fossa dan ridge tidak begitu jelas hampir rata.
c. Pandangan Mesial
- Permukaan labial cembung dari cervical line sampai ± 1/3 cervix
kemudian lurus kea rah incisal.
- Permukaan lingual cembung pada cingulum kemudian cekung menuju
incisal.
- Incisal edge agak kea rah lingual
- Garis luar akar sebelah labial dan lingual lurus dan ± 1/3 apeks
mengecil ke apeks
d. Pandangan Distal
- Seperti pandangan mesial.
- Cervical line melengkung kearah incisal tetapi kurang dari 1/3
cervical.
e. Pandangan Incisal
- Terlihat permukaan labial lebih besar daripada permukaan lingual.
- Sisi mesial dan distal sama (simetris).
- Permukaan labial terlihat banyak sebab incisal edge lebih ke arah
lingual.
- Ukuran labio lingual lebih besar dari mesio distal.
Gambar 2.3 Incisivus pertama rahang bawah kanan

4. Incisivus kedua bawah


a. Pandangan Labial
- Seperti kapak
- Sudut mesio incisal hampir 90 derajat
- Sudut disto incisal agak bulat
- Garis incisal turun dari mesial ke distal
- Terlihat seperti “U” incisivus satu bawah terlihat seperti “V”
- Cervical line melengkung kearah apeks.
b. Pandangan Lingual
- Seperti pandangan labial tetapi terdapat fossa dan cingulum
- Cervical line melengkung ke apeks.
c. Pandangan Mesial
- Permukaan labial cembung sedikit pada ± 1/3 cervical kemudian
lurus.
- Permukaan lingual terdapat cingulum
- Cervical line melengkung kea rah incisal.
d. Pandangan Distal
- Seperti pandangan mesial tetapi cervical line tidak terlalu dalam.
e. Pandangan Incisal
- Permukaan labial lebih lebar dari permukaan lingual
- Garis incisal agak miring dimana sebelah distal lebih kea rah lingual
Gambar 2.4 Incisivus kedua rahang bawah kanan

5. Caninus Atas
a. Pandangan Labial
- Terlihat seperti mata tombak
- Puncak cusp terletak ditengah-tengah
- Mempunyai lebar ridge yang berjalan dari cervical line kearah incisal.
Mempunyai 2 lereng yaitu lereng mesial yang lebih pendek dari lereng
distal.
- Titik kontak mesial ± 1/3 incisal.
- Titik kontak distal ± 1/2 incisal.
- Cervical line melengkung kearah apex.
b. Pandangan Palatal
Seperti pandangan labial, terdapat :
- Cingulum yang besar.
- Mesial marginal ridge.
- Distal marginal ridge.
- Palatinal ridge yang berjalan dari cingulum kearah cusp.
- Incisal ridge :
a) Mesial incisal ridge
b) Distal incisal ridge
Diantara ridge-ridge itu terdapat fossa palatinal:
a) Mesial palatinal fossa-disto palatinal fossa.
b) Disto palatinal fossa.
- Cervical line melengkung sedikit (hampir lurus) kearah apex.
c. Pandangan Mesial
- Permukaan labial cembung dan permukaan palatal terlihat adanya
cingulum.
- Cervical line melengkung kearah incisal sedalam ±2 ½ mm.
- Jarak labio palatal tebal terutama di daerah cingulum.
- Puncak cusp kearah labial.
d. Pandangan Distal
- Seperti pandangan mesial tapi cervical line melengkung kearah incisal
hanya sedalam ± 1 ½ cm terdapat depression.
e. Pandangan Incisal
- Jarak labio palatal lebih besar daripada mesio distal.
- Permukaan labial terlihat turun kearah distal

Gambar 2.5 Caninus atas kanan

6. Caninus bawah
a. Pandangan Labial
- Mempunyai 2 lereng mesial dan distal dimana lereng mesial lebih
pendek dari lereng distal.
- Jarak mesio distal lebih kecil dari mesio distal caninus atas.
- Titik kontak mesial ± ¼ incisal sedang titik kontak distal ± 1/3 incisal.
- Cervical line hampir seperti ½ lingkaran dan melengkung kearah
apeks.
b. Pandangan Lingual
- Cingulum, ridge dan fossa tidak begitu jelas
- Cervical line melengkung kearah apeks
c. Pandangan Mesial
- Bagian incisal tebal
- Puncak cusp agak kearah lingual
- Cervical line melengkung kearah incisal
d. Pandangan Distal
- Sama seperti pandangan mesial tapi cervical line tidak sedalam
sebelah mesial
e. Pandangan Incisal
- Permukaan labial lebih lebar dari permukaan lingual
- Garis incisal miring kearah lingual

Gambar 2.6 Caninus bawah kiri

7. Premolar pertama atas


a. Pandangan Bukal
- Terlihat seperti caninus
- Terdapat bukal ridge
- Cervical line melengkung kearah apex
b. Pandangan Palatinal
- Terlihat 2 cusp : cusp bukal terlihat sebagian
- Cervical line hampir lurus
c. Pandangan Mesial
- Terlihat 2 cusp : cusp bukal lebih panjang 1 mm daripada cusp
palatinal
- Terlihat 2 akar yang membelok pada bifurkasi ± ½ panjang akar
- Permukaan bukal cembung sedangkan permukaan palatinal agak lurus
- Cervical line melengkung ke incisal sedikit atau hampir lurus
- Dari titik kontak sampai bifurkasi terdapat depression
- Terlihat adanya mesio palatinal marginal groove lanjutan dari central
groove yang memotong mesial marginal rifge agak kearah palatinal.

Anda mungkin juga menyukai