Disusun Oleh:
190600209
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 DESKRIPSI TOPIK
Nama Pemicu: Anakku lucu tapi giginya banyak yang hitam.....
Nara Sumber : Ami Angela Harahap, drg.,Sp.KGA, M.Sc.; Dr. Essie Octiara, drg.,
Sp.KGA.; Minasari, drg., MM
Skenario
Seorang anak laki-laki berusia 4,5 tahun dibawa ibu dan ayahnya ke RSGM FKG
USU, datang dengan keluhan gigi anaknya banyak yang berlubang hitam dan tinggal akar
gigi. Hasil anamnesis, ibu memberikan ASI (air susu ibu) dengan frekuensi kapan saja
anak mau, dari lahir sampai anak berusia 2 tahun. Setelah anak lepas dari ASI, anak
mengonsumsi susu botol lebih dari 5x sehari dan anak harus minum susu pada waktu
tidur malam sampai bangun di pagi hari sampai sekarang. Selain pemberian susu dalam
botol, anak juga sekarang minum teh dalam kemasan botol. Anak hanya mau menyikat
giginya sendiri. Hasil pemeriksaan intraoral menunjukkan:
Kebersihan mulut anak buruk. Terdapat oedem dan kemerahan pada gingiva gigi
belakang. Lidah anak terdapat gambaran berwarna keputihan di dorsal lidah, dan dapat
mudah dibersihkan. Hubungan oklusi gigi anak distal step. Gigi 54, 52, 51, 61, 62 dan 64
radiks. Gigi 55, 65, dan 74 karies dentin di hampir keseluruhan permukaan. Terdapat satu
gigi anterior bawah dengan mahkota gigi yang besar dan jumlah gigi bawah hanya 9
buah. Menurut orangtua anak belum pernah dicabut giginya atau pernah lepas giginya
akibat trauma gigi dan anak tidak pernah merasakan sakit pada seluruh giginya. Hasil
rontgen foto gigi 72 terdapat mahkotanya dua dan akarnya juga dua. Gigi 73 tidak
terlihat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tuliskan nomenklatur gigi-gigi yang ada pada anak ini dengan cara Zsigmondy,
FDI (International Dental Federation) dan Palmer. (BO)
Cara Zsigmondy
Penulisan dengan cara Zsigmondy ini menggunakan penomoran yang dimulai dari gigi insisivus
sentral pada masing-masing kuadran. Untuk menyatakan gigi tertentu, ditulis dengan angka
sesuai urutan kemudian diberi garis batas pada nomor sesuai dengan kuadran gigi tersebut.
Gigi Susu:
Penulisan pada gigi susu menggunakan angka romawi, yaitu:
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Cara Palmer
Penulisan dengan cara Palmer’s hampir sama dengan penulisan dengan cara Zsigmondy, hanya
berbeda pada penulisan gigi susu. Cara ini dianggap cara yang paling mudah dan universal untuk
dental record.
Gigi Susu:
Penulisan pada gigi susu menggunakan alphabet secara kapital.
EDCBA ABCDE
EDCBA ABCDE
3. Jelaskan patofisiologi gingiva anak terlihat oedem dan kemerahan. Jelaskan perbedaan
morfologi gingiva anak dan gingiva pada orang dewasa (IKGA dan BO)
Gingivitis disebabkan oleh akumulasi bakteri plak karena kebersihan mulut yang buruk,
kalkulus, iritasi mekanis, dan posisi gigi yang tidak teratur dapat menjadi faktor pendukung.
Bakteri plak dalam jumlah banyak mengganggu hubungan tuan rumah-parasit dan dapat
menyebabkan karies gigi dan penyakit periodontal (Laskaris, 2000; McDonald dan Avery, 2004).
Umumnya plak berakumulasi dalam jumlah yang sangat banyak di regio interdental yang sempit,
inflamasi gusi cenderung dimulai pada daerah papila interdental dan menyebar dari daerah
tersebut ke sekitar leher gigi. Respon setiap individu terhadap plak sebagai faktor penyebab
bermacam-macam, beberapa anak mempunyai respon yang minimal terhadap faktor lokal
(Pinkham, 1988; Manson dan Eley, 1993).
Gingivitis berawal dari daerah margin gusi yang dapat disebabkan oleh invasi bakteri atau
rangsang endotoksin. Endotoksin dan enzim dilepaskan oleh bakteri Gram negatif yang
menghancurkan substansi interseluler epitel sehingga menimbulkan ulserasi epitel sulkus.
Selanjutnya enzim dan toksin menembus jaringan pendukung di bawahnya. Peradangan pada
jaringan pendukung sebagai akibat dari dilatasi dan pertambahan permeabilitas pembuluh darah,
sehingga menyebabkan warna merah pada jaringan, edema,
perdarahan, dan dapat disertai eksudat.
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosessus alveolaris
dan gigi. Gingiva terbagi menjadi tiga yaitu marginal, interdental dan attached gingiva. Gingiva
marginal pada anak terletak ditepi gigi desidui, lembek dan dapat ditarik akibat jaringan ikat dan
serat gingiva yang belum dewasa serta adanya peningkatan vaskularisasi. Sulkus gingiva pada
anak lebih dangkal sekitar 1-2mm sedangkan pada dewasa berkisar 2-3mm. Interdental gingiva
pada bagian buccolingual lebih luas dibandingkan mesio distal, namun struktur interdental
gingiva pada anak sama dengan dewasa. Attached gingiva pada anak paling besar pada daerah
insisivus, menurun pada bagian cupids dan meningkat lagi pada daerah moalr. Stipping pada
attached gingiva anak lebih sedikit , biasa dimulai pada usia tiga tahun dan meningkat seiring
dengan peningkatan usia. Epitel junction pada masa gigi susu lebih tebal dibandingkan gigi
permanen, sehingga mengurangi permeabilitas jaringan bakteri. Secara radiografi, lamina dura
menonjol pada gigi susu dan ruangan periodontal lebih luas dibandingkan gigi permanen.
4. Jelaskan yang terjadi pada lidah anak, etiologi dan cara penanggulangannya (IKGA)
5. Jelaskan jenis karies yang diderita anak ini (IKGA)
Karies Rampan
Karies rampan lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun. Paling banyak
ditemukan pada anak usia empat tahun. Ciri-ciri khas karies rampan yaitu terjadinya sangat cepat
bila dibandingkan karies gigi umumnya, penyebarannya mengenai beberapa gigi sekaligus pada
gigi yang biasanya tahan terhadap karies, kavitas karies berwarna putih sampai kekuningan,
jaringan karies lunak, serta sering menimbulkan rasa nyeri atau dapat terjadi pembengkakan.
Karies rampan merupakan penyakit multifaktorial karena mencakup faktor yang
memengaruhi terjadinya karies. Karies rampan ini terjadi karena ketidakseimbangan mineralisasi
dalam waktu lama di dalam rongga mulut yang diakibatkan peningkatan konsumsi karbohidrat
yaitu sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik yang tinggi kandungan
sukrosanya. Karies rampan ini sering ditemukan pada anak usia di bawah 5 tahun dengan
penyebaran tertinggi pada anak usia 4 tahun dimana pada usia tersebut gigi anak msih rentan
terhadap asam dan anak belum tahu mmbersihkan gigi geliginya sendiri. pemberian air susu ibu
dengan periode lama, atau memakai dot kosong yang dicelupkan dalam madu, sirup, atau gula.
Frekuensi makanan karbohidrat yang tinggi pada anak dengan kebiasaan tidur minum susu botol
merupakan penyebab utama dari penularan bakteri kariogenik.5
Karies botol
Nursing bottle caries atau karies botol adalah masalah gigi berlubang yang terjadi ketika sisa
minuman masih melekat di gigi anak dalam waktu yang lama. Penumpukan sisa minuman yang
mengandung banyak gula ini, akan memicu tumbuhnya bakteri. Lambat laun, bakteri akan
menggerogoti plak sisa makanan atau minuman pada gigi.6
Bakteri juga memproduksi asam yang dapat mengikis lapisan terluar gigi (enamel gigi), hingga
menyebabkan munculnya lubang kecil pada gigi yang lama-lama semakin membesar.6
Penyebab karies jenis ini umumnya karena kebiasaan anak yang tertidur saat menyusu. Entah
menggunakan botol, sippy cup, maupun ASI. Kebanyakan kasus karies botol terjadi pada gigi
depan bagian atas karena deretan gigi tersebut yang paling mudah terkena cairan selama anak
menyusui. Sementara gigi bagian bawah cenderung lebih terlindungi karena sering dibasahi oleh
air liur anak serta dihalangi oleh lidah.6
5. Mariati NW. Pencegahan Dan Perawatan Karies Rampan. Jurnal Biomedik (JBM).
Maret 2015;7(1):23-8.
6.
6. Jelaskan etiologi terjadinya karies pada anak ini dan bagaimana dental edukasi yang
dapat diberikan pada orangtua agar karies gigi anak tidak berlanjut. (IKGA)
Pada anak-anak yang diteliti, permukaan gigi yang paling banyak ditemukan karies adalah
sisi mesial gigi insisif sentral rahang atas. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan minum susu saat
sedang tidur sehingga ketika mereka tertidur. ECC merupakan hasil interaksi antar faktor yang
terlibat dalam karies gigi (bakteri kariogenik, diet karbohidrat, dan faktor host). Faktor diet
mencakup seringnya mengkonsumsi minuman yang mengandung karbohidrat fermentasi
(laktosa, fruktosa, dan lain-lain), khususnya dengan botol (dot) saat tidur. 7 (Sugito FS, Djoharnas
H, Darwita RR. Breast feeding and early childhood caries (ECC) severity of children under three
years old in DKI Jakarta. 2008. 12(2): 86-91)
Etiologi ECC yaitu multifaktor. Penyebab utamanya yaitu meminum susu pada botol, jus
buah, dan menge-dot madu yang berkepanjangan serta diet gula yang tinggi. Selain itu,
kurangnya menjaga oral hygiene merupakan faktor lain yang bertanggung jawab. EEC
dihubungkan sangat kuat dengan sindroma baby bottle. ECC disebabkan oleh mengandung gula
yang lama dan frekuensi tinggi paparan minuman pada gigi serta adanya Streptococcus mutans. 8
(Begzati A, Berisha M, Mrasori S, Xhemajli- Latifi B, Maxhuni V, Hoxha VH, et al. Early
Childhood Caries (ECC) — Etiology, Clinical Consequences and Prevention [ internet].
Intech.com 2015. [diakses pada 14 oktober 2020]. Tersedia di
https://www.intechopen.com/books/emerging-trends-in-oral-health-sciences-and-dentistry/early-
childhood-caries-ecc-etiology-clinical-consequences-and-prevention.