Anda di halaman 1dari 51

LO I Memahami dan Menjelaskan Nomenklatur Gigi

LI 1.1 : Nomenklatur Gigi Desidui1

a. Cara Zsigmondy1
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Contoh:
c bawah kanan= III
m2 atas kiri= V

b. Cara Palmer’s1
EDCBA ABCDE
EDCBA ABCDE
Contoh:
c bawah kanan= C
m2 atas kiri= E

c. Cara Amerika1
X IX VIII VII VI V IV III II I
XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX
Contoh:
c bawah kanan= XIII
m2 atas kiri= I

d. Cara Applegate1
I II III IV V VI VII VIII IX X
XX XIX XVIII XVII XVI XV XIV XIII XII XI
Contoh:
c bawah kanan= XVIII
m2 atas kiri= X

e. Cara Haderup1

1
+ +
- -
Contoh:
c bawah kanan= 03-
m2 atas kiri= +05

f. Sistim Scandinavian1
+ = untuk gigi geligi atas
- = untuk gigi geligi bawah
Contoh:
c bawah kanan= -03
m2 atas kiri= 05+

g. Cara G. B. Denton1
b a
c d
Contoh:
c bawah kanan= c.3
m2 atas kiri= a.5

h. System 2 angka dari International Dental Federation1


5 6
8 7
Angka kedua menunjukkan gigi apa dalam kwadran.
Contoh:
c bawah kanan= 83
m2 atas kiri= 65

i. Cara Ultrecht / Belanda1

2
Dengan menggunakan tanda – tanda:
S = Superior/atas
I = Inferior/bawah
d = dexter/kanan
s = sinister/kiri
Untuk gigi desidui menggunakan huruf kecil
Contoh:
c bawah kanan= c Id
m2 atas kiri= m2 S

LI 1.2 : Nomenklatur Gigi Permanent1

a. Cara Zsigmondy1
87654321 12345678
87654321 12345678
Contoh:
P2 atas kanan= 5
I1 bawah kiri= 1

b. Cara Palmer’s1
87654321 12345678
87654321 12345678
Contoh:
P2 atas kanan= 5
I1 bawah kiri= 1

c. Cara Amerika1
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Contoh:
P2 atas kanan= 13
I1 bawah kiri= 25
d. Cara Applegate1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
Contoh:
P2 atas kanan= 4
I1 bawah kiri= 24

e. Cara Haderup1
+ +
- -
Contoh:
P2 atas kanan= 5+
I1 bawah kiri= -1

f. Sistim Scandinavian1
+ = untuk gigi geligi atas
- = untuk gigi geligi bawah
Contoh:
P2 atas kanan= +5
I1 bawah kiri= 1-

g. Cara G. B. Denton1
2 1
3 4
Contoh:
P2 atas kanan= 2.5
I1 bawah kiri= 4.1

h. System 2 angka dari International Dental Federation1


1 2

4
4 3
Angka kedua menunjukkan gigi apa dalam kwadran.
Contoh:
P2 atas kanan= 15
I1 bawah kiri= 31

i. Cara Ultrecht / Belanda1


Dengan menggunakan tanda – tanda:
S = Superior/atas
I = Inferior/bawah
d = dexter/kanan
s = sinister/kiri
Untuk gigi permanent menggunakan huruf kapital
Contoh:
P2 atas kanan= P2 Sd
I1 bawah kiri= I1 Is

LO II Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gigi


LI 2.1 : Anatomi Gigi Desidui

Incisive 1 maxilla2

a. Labial 2
 Halus dan licin
 Akar cembung
 Ukuran mesio distal lebih besar dari cerviko incisal
 Incisal edge lurus
 Akar:
- Conus, tiap sisi lebih pipih
- Akar lebih panjang dari mahkota
- Akar: mahkota lebih besar dari incisive tetap

b. Lingual2
 Marginal ridge jelas
5
 Cingulum cukup tinggi, meluas sampai incisal ridge mempunyai 2
permukaan lingual
 Mesial fossa
 Distal fossa
 Akar:
- Menyempit ke lingual
-
Potongan melintang daerah cervical outline (sisi
labial, mesial dan distal)
c. Mesial dan distal2
 Permukaan mesial dan distal mirip
 Ukuran terbesar di 1/2 cervical
 Ukuran labio palatal 1mm lebih kecildari ukuran cerviko incisal
 Mahkota pendek dan ukuran labio palatal lebih besar; mahkota
terlihat tebal pada 1/2 tengah bahkan sampai 1/3 incisal
 Cervical line membentuk kurva ke incisal
 Kurva di distal lebih landai dari mesial
 Kurva tidak secekung pada gigi tetap
 Akar:
- Pipih, conus dan apex tumpul
- Pada permukaan mesial terdapat developmental
groove/depression
- Pada permukaan distal tidak ada
2
d. Incisal
 Incisal edge ditengah dan relative lurus
 Permukaaan labial terluas dan lebih halus
 Permukaan palatal mengecil kea rah cingulum
 Ukuran labio palatal paling besar 1/3 cervikal
 Kontak area di mesio dan distal pada 1/3 incisal, kontak ini tidak sama
karena perubahan yang cepat pada rahang anak
 Incisal ridge lurus mempunyai:
2 mahkota menjadi labial dan lingual
 Puncak contour labial dan lingual 1/3 cervikal tampak jelas
 Penyempitan kea rah cingulum pada bagian lingual
 Permukaan labial datar dan sedikit cembung
 Permukaan lingual datar dan sedikit cekung

6
Gambar 2.1.1 incisive satu kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.107

Incisive 2 maxilla2

a. Labial2
 Dari segala aspek mirip incisive central maxilla
 Perbedaannya:
- Lebih kecil dari incisive central sulung
- Cerviko incisal lebih besar dari mesio distal
- Disto incisal lebih membulat
- Dalam arah mesio distal, permukaan labial lebih cembung
- Palatal fossa lebih dalam karena mesil ridge sangat prominen
- Aspek incisal, outline mahkota hampir bulat
- Perbandingan panjang mahkota: akar jauh lebih besar dari
incisive central maxilla

7
Gambar 2.1.2 incisive dua kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.108

Caninus maxilla2

a. Labial2
 Akarnya mirip gigi gigi deciduous incisivus
 Permukaan mesio dan distal cembung
 Cusp panjag dan tumbuh baik
 Mesial slope lebih panjang dari distal slope
 Kontak area pada 1/2 jarak cervical cusp
 Akar: panjang , ramping dan kerucut
b. Palatal2
 Enamel ridge jelas
 Cingulum, marginal ridge, distal ridge, incisal ridge
 Suatu tubercle pada cusp tip yang merupakan kelanjutan lingual ridge
yaitu permukaan palat jadi 2 mesio palatal fossa dan disto palatal
fossa
 Akarnya mengecil ke palatal

8
c. Mesial/distal2
 Ukuran labio palatal 1/3 cervikal
 Bentuk mahkota tersebut + akar yang panjang dan lebar merupakan
resistensi gigi tersebut dalam fungsi
 Kurva cervical line distal lebih dangkal dari mesial
d. Incisal2
 Bentuk berlian
 Permukaan labial lebih tebal kurang sedikit membulat dan kurang
membulat dibanding C permanent
 Puncak cusp lebih kea rah distal
 Mesial slope lebih besar dari distal slope berbeda dengan caninus
deciduous mandibula

Gambar 2.1.3 caninus kanan sulung maxilla

Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku Kedokteran Gigi
Universitas Yarsi.2014.p.110

9
Incisive 1 mandibula2

a. Labial2

 Permukaan labial datar

 Sisi mesial dan distal menyempit ke cervix

 Bilateral simetris

 Incisal ridge lurus dalam arah mesial distal

 Kurang tampak mamelon atau groove

 Akar: panjang, ramping, hampir 2x panjang mahkota

b. Lingual2

 Marginal ridge dan cingulum jelas

 Bagian 1/3 tengah dan 1/3 incisal datar atau sedikit konkaf lingual
fossa tetapi lingual fossanya dangkal

Mahkota dan akar mengecil ke lingual

c. Mesial dan distal2

 Gigi incisive lain, hanya lebih kecil

 Kecembungan contour labial dan lingual pada 1/3 cervical sama jelas
dengan incisive sulung lain, tetapi lebih prominen dari incisive
permanen rahang bawah

 Labio lingual 1mm lebih lebar dari 1 permanen rahang atas

 Incisal ridge di tengah-tengah puncak mahkota

 Akar:

- Permukaannya hampir datar

- Meruncing ke apex

- Apex terlihat lebih tumpul dibandinfkan dari aspek


labial/lingual

- Pada permukaan distal sering terdapat developmetal


depression

10
Gambar 2.1.4 incisive satu kanan sulung mandibula
Sumber: Syaukani A, Erryzona N. Penuntun praktikum dental anatomi. Jakarta: Pusat
Pendidikan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi; 2014. p. 112

Incisive 2 mandibula2

 Secara garis besar hampir sama dengan incisivus 1 sulung rahang bawah

 Berfungsi saling menunjang dengan incisivus 1 sulung rahang bawah

 Dalam semua ukuran lebih besar incisivus 1 sulung rahang bawah kecuali
labio-lingualnya

 Cingulum sedikit lebih menonjol dari gigi incisivus 1 sulung rahang bawah

 Permukaan lingual lebih cekung

 Incisal ridge cenderung membentuk slope kea rah distal

 Kontak area distal lebih besar kea rah apex

11
Gambar 2.1.5 incisive dua kanan sulung mandibula
Sumber: Syaukani A, Erryzona N. Penuntun praktikum dental anatomi. Jakarta: Pusat
Pendidikan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi; 2014. p. 114

Caninus mandibula3
a. Labial3
 Outline kaninus sulung dari aspek labial:
Mahkota kaninus bawah seperti kaninus permanen dan jarak
mesiodistal lebih sempit dari pada mahkota kaninus atas. Kaninus
bawah mempunyai puncak tonjol yang tajam runcing seperti panah.
Seperti pada kaninus permanen bawah, lereng tonjol mesial lebih
pendek dari pada lereng tonjol distal

12
Gambar 2.1.6 kaninus kanan bawah sulung. Ujung akar telah resorpsi.
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Ed 8. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2012. p. 187

 Garis servikal pada kaninus atas hampir lurus dan permukaan labial.
 Akar kaninus bawah lebih lancip dan tajam, dan lebih pendek dari
pada akar kaninus atas
b. Lingual3
Lingir lingual hamper tidak terlihat pada kaninus bawah, dengan lingir
marginal samar dan biasanya cekungan tunggal atau fossa.
c. Proksimal3
 Puncak tonjol kaninus bawah umumnya terletak sedikit lebih lingual
dari garis sumbu akar.
 Garis servikal kaninus atas maupun bawah lebih melengkung ke arah
insisal terlebih pada sisi mesial disbanding sisi distal, sama seperti
semua garis anterior lain. Seperti pada insisif sulung, servial terletak
lebih apical pada lingual dari pada labial.
 Akar kaninus atas maupun bawah besar pada servikal dan sepertiga
tengah, meruncing terutama pada sepertiga apical dimana apeks
melengkung ke arah labial.

13
d. Insisal3
 Mahkota kaninus bawah memiliki bentuk intan dan hamper simestris,
kecuali untuk posisi mesial puncak tonjol dan setengah distal yang
sedikit tebal. Singulum berpusat atau terletak di distal.
 Mahkota kaninus bawah sulung hanya sedikit lebih lebar mesiodistal
dibandingkan fasiolingial. Gigi ini terlihat lebih kecil di banding
kaninus permanen.

Molar 1 maxilla1

Bentuknya seperti molar pertama tetap, dengan variasi sebagai berikut:1


1. Tipe bentuk premolar; mempunyai bentuk premolar kedua atas, dengan dua cusp,
cusp bukal yang lebih besar daripada cusp palatal.
2. Tipe bentuk molar; (a) dengan tiga cusp (satu bukal, dua palatal, mesio palatal
lebih besar dan mirip dengan cusp palatal tipe 1). (b) dengan empat cusp (dua
bukal, mesio bukal dan disto bukal dan dua palatal, mesio dan disto palatal)
kurang lebih sepuluh persen mesiopalatal memiliki anomali berupa carabelli
dalam bentuk dua groove vertikal dan halus (Bolk). Pada permukaan mesio
palatal korona, di dekat akar juga ada tonjolan kecil yang menjadi tuberkulum
molare (685) (Zucherkandl).
Akar biasanya dua buah (mesio-bukal dan disto bukal) di bukal dan satu di
palatal. Akar ini divergen, untuk memberi tempat pada premolar pertama atas
tetap.

a. Bukal2
 Ukuran terbesar mahkota pada daerah kontak mesial dan distal yaitu
pada sepertiga oklusal, kemudian menyempit ke cervikal sehingga
ukuran cervikal lebih kecil 2 mm dari mahkota
 Permukaan bukal licin dengan developmental groove tidak begitu
nyata
 Terlihat tiga cusp yaitu: Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp,
Mesio Palatal Cusp
 Dibandingkan dengan M1 RA maka dm1 RA mempunyai dimensi
cervikal lebih kecil daripada mahkota
 Akar terlihat ramping, panjang dan menyebar
 Terlihat 3 akar yaitu: akar Mesio Buccal, Disto Buccal, Palatal
 Akar distal lebih pendek daripada akar mesial
 Bifurkasi dimulai dari cervikal line (cemento enamel junction)
 Ukuran dm1 RA lebih kecil dibandingkan dm2 Ra
 Beda dm1 dengan M adalah:
- Dm : batang akar kecil.
- M : batang akar lebar

14
b.Palatal/lingual2
 Outline mahkota, sebelah palatal mirip dengan aspek bukal
 Mahkota menyempit kearah palatal sehingga ukuran mesio-distal
sebelah palatal lebih kecil dari sebelah bukal
 Terlihat 3 cusp yaitu:
Mesio Palatal Cusp terbesar, paling menonjol dan tajam
Diso Palatal Cusp kecil, membulat dan tidak begitu nyata
Disto Buccal Cusp

 Terlihat 3 akar yaitu:


Mesio Buccal, Disto Buccal, Palatal: akar terbesar.
c. Mesial2
 Terlihat bahwa ukuran sepertiga cervikal mahkota lebih besar
daripada ukuran sepertiga oklusal
 Keadaan ini biasanya terdapat pada semua gigi molar (terutama lebih
jelas pada dm daripada gigi M)
 Mesio Palatal Cusp lebih panjang dan tajam daripada Mesio Buccal
Cusp
 Cervikal Ridge pada sebelah bukal nampak paling
prominen/conveks : ciri khas dm1 RA (dm1 RB juga mirip dengan
dm1 RA dalam “convexity”nya)
 Cervikal line sebelah mesial membentuk kurva kearah oklusal
 Terlihat 2 akar yaitu: Mesio Buccal, Palatal karena akar Disto Buccal
terlindung dibelakang akar Mesio Buccal
 Akar Palatal terlihat lebih panjang, ramping, dan amat menyebar
kearah palatal, kemudian membengkok membentuk kurva yang tajam
kearah bukal diatas 1/3 tengah akar
2
d. Distal
 Mahkota sebelah distal lebih sempit daripada mesial
 Disto Buccal Cusp: panjang dan tajam
 Disto Palatal Cusp kurang berkembang
 1/3 cervikal mahkota/cervikal ridge tidak menonjol (beda dengan
aspek mesial)
 Cervikal line dapat membentuk kurva kearah oklusal/ dapat berupa
garis lurus yang melintang dari permukaan bukal ke palatal
 Terlihat 3 akar yaitu: Mesio Buccal, Disto Buccal, Palatal
 Akar Disto Buccal “superimposed” dengan akar Mesio Buccal,
sehingga hanya permukaan bukal dan apeks akar Mesio Buccal yang
terlihat

15
e. Oklusal2
 Makota terlihat menyempit kearah distal dan lingual
 Bentuk oklusal rektangular (bersudut-sudut)
 Terdapat buccal developmental groove yang membagi Mesio Buccal
Cusp dan Disto Buccal Cusp pada permukaan oklusal
 Central Developmental Groove menghubungkan Central Fossa dan
Mesial Triangular Fossa pada Mesial Pit
 Dari pit Mesial Triangular Fossa menyebar beberapa supplemental
groove yaitu kearah bukal, lingual dan kearah marginal ridge sebelah
mesial.
 Kadang – kadang mempunyai oblique ridge yaitu triangular ridge
yang menghubungkan Mesio Palatal Cusp dan Disto Buccal Cusp.
 Central Developmental Groove meluas dari Mesial Pit ke Distal
Developmental Groove, yang kemudian berjalan kearah lingual.
 Distal Marginal Ridge tidak menonjol/ berkembang dibandingkan
Mesial Marginal Ridge.
 Secara keseluruhan, aspek oklusal gigi dm1 RA mirip dengan gigi
premolar RA.

Gambar 2.1.7 molar satu kanan sulung maxilla


Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.117

16
Molar 2 maxilla1

Koronanya seperti molar pertama atas. Anomali cusp carabelli relatif terdapat lebih
banyak pada molar kedua. Menurut statistik Bolk, 18% ada tonjolan betul-betul, 70%
berupa groove yang menunjukan anomali tuberkulum tersebut. Lebih kecil dari
molar pertama tetapi lebih besar dari premolar. Akarnya divergen, untuk tempat
premolar kedua atas, akat bukalnya dapat saling bergabung.

a. Bukal2
 Mempunyai ciri khas yaitu: menyerupai bentuk gigi M1 RA, hanya
ukurannya lebih kecil (ukuran dm1<dm2<M1)
 Terlihat 2 Cusp yaitu: Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp,
dengan Buccal Developmental Groove diantaranya. Kedua Cusp
bukal ini sama besar (dibandingkan dengan dm1 RA)
 Mahkota menyempit ke arah cervikal, bentuk mahkota lebih besar
daripada dm1 RA
 Akar terlihat lebih panjang dan langsing dibanding dm1 RA
 Titik bifurkasi antara akar-akar bukal sangat dekat sekali dengan garis
cervikal
b. Palakal2
 Terlihat 3 Cusp yaitu:
- Mesio Palatal Cusp: terbesar dan tumbuh sempurna
- Disto Palatal Cusp: lebih jelas daripada Disto Palatal Cusp
dm1 RA
- Cusp tambahan atau Cusp ke 5 yaitu “tubercle or carabelli”:
terletak di sebelah apikal mesio palatal cusp
- Cusp ke 5 ini tumbuh kurang sempurna dan kadang-kadang
hanya sebagai tambahan tonjolan pada Mesio Palatal Cusp
- Bila Cusp tambahan ini tidak ada, sering terlihat sebagai
“developmental line atau dimple”: cekungan kecil
 Terdapat developmental groove yang memisahkan mesio palatal cusp
dan disto palatal cusp, dan kadang-kadang berhubungan/berlanjut
dengan developmental line yang membentuk cusp ke 5
 Terlihat 3 akar yaitu: Disto Buccal, Mesio Buccal, dan Palatal yang
paling besar/lebar dan tebal daripada kedua akar lainnya. Panjang akar
Palatal lebih kurang hampir sama panjang dengan akar Mesio Buccal
c. Distal2
 Ukuran Distal lebih kecil daripada ukuran Mesial
 Seperti pada aspek Mesial, outline Palatal mahkota agak membulat,
sedang sebelah Buccal hampir lurus di puncak kurva sampai pada
puncak Cusp Buccal
 Disto Buccal Cusp dan Disto Palatal Cusp hampir sama panjang
 Cervikal line hampir lurus
 Terlihat 3 akar, walaupun hanya sebagian outline akar Mesio Buccal
yang terlihat sebab akar Disto Buccal superimposed/berhimpit
 Akar Disto Buccal terlihat lebih pendek dan lebih sempit daripada 2
akar lainnya

17
d. Mesial2
 Mahkota terlihat pendek karena perbedaan lebar buccal-lingual dan
panjang cervika-oklusal (jadi mirip dengan gigi Molar permanen RA)
 Umumnya, mahkota gigi ini lebih panjang 0,5 mm daripada dm1 RA,
sedang ukuran lebar buccal-lingual lebih besar 1,5 mm-2 mm
 Mesio Palatal Cusp dengan Cusp tambahannya terlihat lebar dan besar
dibandingkan Mesio Buccal Cusp yang terlihat pendek dan tajam
 Cervikal line pada umumnya hampir lurus
 Terlihat 2 akar yaitu:
Mesio Buccal: lebar dan pipih
Palatal: dengan kurva yang mirip dm1 RA akar Palatal ini menyebar
ke Palatal sehingga keluar dari outline mahkota
 Titik bifurkasi antara akar Mesio Buccal dan Palatal lebih kurang 2-3
mm ke arah apikal dari cervikal line (merupakan perbedaan dengan
dm lain dalam hal lebar batang akar)
 Lebar akar Mesio Buccal: 2/3 lebar batang akar
 Outline Palatal mahkota terlihat jelas terutama pada daerah cervikal,
sedangkan kurva sebelah buccal pada daerah 1/3 cervikal mirip
dengan M1 RA
e. Oklusal2
 Seperti gigi M1 RA
 Bentuk rhomboid dengan 4 cusp yang tumbuh sempurna dan 1 cusp
tambahan yaitu Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp, Mesio Palatal
Cusp, Disto Palatal Cusp dan cusp ke-5
 Permukaan Buccal agak datar, developmental groove yang membagi
kedua cusp Buccal kurang jelas dibandingkan pada M1 RA
 Terdapat Central Fossa dengan Central Pit, Mesial Triangular Fossa
tepat di sebelah distal dari Mesial Marginal Ridge dengan Mesial Pit
pada pusat/tengahnya
Central Groove menghubungkan Mesial Triangular Fossa dengan
Central Fossa Buccal Developmental Groove meluas ke Bukal dari
Central Pit dan memisahkan triangular ridge yang merupakan lanjutan
Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp
 Oblique Ridge prominen dan menghubungkan Mesio Buccal Cusp
dan Disto Buccal Cusp. Pada Distal Oblique Ridge terdapat Distal
Fossa tempat berakhirnya Distal Developmental Groove
 Distal Marginal Ridge dan Mesial Marginal Ridge berkembang
dengan baik

18
Gambar 2.1.8 molar dua kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.120

Molar 1 mandibula2

a. Bukal2
 Mahkota :
- Outline mesial lurus
- Outline distal convergen ke cervix
- Bagian distal lebih pendek dari pada mesial
- Buccal Developmental Groove tidak ada, tetapi hanya
berupa “depression”
 Akar :
- Terlihat 2 akar, mesial dan distal
- Panjang, ramping, sangat menyebar pada 1/3 apikal,
melewati outline mahkota

19
- Akar mesial + 1 ½ x akar distal

b. Lingual2
 Mahkota :
- Konvergen ke lingual
- Cusp: Mesio Lingual Cusp panjang dan tajam (ciri khas)
- Mesio lingual cusps dan disto lingual cusps dipisah oleh
Lingual Developmental Groove Mesio Buccal Cusp Disto
Buccal Cusp
 Akar :
- Sama seperti bukal
2
c. Mesial
 Mahkota :
- Menyerupai molar
- Cervical Ridge sebelah bukal sangat prominen
- Mahkota mesio bukal lebih panjang dari mesio lingual
- Diatas 1/3 cervical datar
 Akar :
- Outline Buccal dan Lingual lurus dan mengecil pada 1/3 apikal
- Apex datar
- Depression sepanjang akar
2
d. Distal
 Mahkota :
- Disto Buccal Cusp dan Disto Lingual Cusp tidak sepanjang
dan setajam Mesio Buccal Cusp dan Mesio Lingual Cusp
- Distal Marginal Ridge tak jelas
 Akar :
- Bulat dan lebih pendek
- Apex runcing
2
e. Oklusal
 Mahkota :
- Rhomboidal
- Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp dipisah oleh
Buccal Developental Groove
- Disto Lingual Cusp dan Mesio Lingual Cusp (cusp terbesar)
dipisah oleh Developmental Groove
 Fossa :
- Central Fossa
- Mesial Trianguar Fossa

20
- Mesial Pit

Gambar 2.1.9 decidui molar 1 kanan mandibula

Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku Kedokteran Gigi
Universitas Yarsi.2014.p.113

Molar 2 mandibula2

a. Bukal2
 Mahkota :
- Menyerupai M1 Rahang Bawah
- Konvergen ke cervical
- MBC dan DBC dipisah oleh MBG
- DBC dan DC dipisah oleh DBG
 Akar :
- Ramping, panjang (2x mahkota) menyebar pada daerah 1/3

tengah dan 1/3 apikal


b. Lingual2
 Mahkota :
- Mesio Lingual Cusp, Disto Lingual cusp, Mesio Buccal
Cusp Disto Buccal Cusp, Distal Cusp dipisah oleh Lingual
Groove pendek
- Meluas kearah distal
- Bagian mesial terlihat tinggi
 Akar :
- Sama seperti aspek bukal

21
c. Mesial2
 Mahkota :
- Menyerupai M1 Rahang Bawah
- Mesial Marginal Ridge tinggi
- Mesio Lingual Cusp lebih tinggi daripada Mesio Buccal
Cusp
 Akar :
- Lebar, datar
- Apex runcing atau tumpul
 Mahkota :
- Konvergen ke distal sehingga Mesio Buccal Cusp terlihat
- Distal Marginal Ridge tajam dan pendek
 Akar :
- Lebar, dating
- Apex lebih runcing
2
d. Oklusal
 Mahkota : konvergen ke lingual dan distal
- Cusp : Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp, Distal Cusp,
Disto Lingual Cusp, Mesio Lingual Cusp
- Ridge : Triangular Ridge dari tiap-tiap cusp berakhir
pada Central Groove, Mesial Marginal Ridge, Disto
Marginal Ridge
 Fossa :
- Central fossa

22
Gambar 2.1.10 decidui molar 2 kanan mandibula
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.126

LI 2.2 : Anatomi Gigi Permanent

Incisive 1 maxilla2

a. Labial2
 Tampakj bagian mesio insisallebih bersudut hampir 900 sedangkan
bagian disto insisal lebih membulat
 Ukuran mesio – distal lebih pendek dari pada ukuran cerviko –
insisal
 Akar satu cenderung membelok ke distal
 Memiliki tiga lobus
 Pada gigi yang baru erupsi, memiliki mamelon
b. Palatal 2
 Memiliki dua marginal ridge, yaitu mesial marginal ridge dan
distal marginal ridge
 Memiliki satu fossa yaitu fossa palatal
 Memiliki cingulum yang berkembang baik
 Akar satu
c. Mesial2
 Terlihat cingulum
 Terlihat mesial marginal ridge
 Terlihat curvature of cervical line pada bagian mesial lebih
cembung ( memanjang ke arah insisal)
 Akar Satu
2
d. Distal
 Terlihat cingulum
 Terlihat distal marginal ridge
 Terlihat curvature of cervical line di bagian distal lebih datar
disbanding pada bagian mesial
 Akar Satu
2
e. Incisal
 Terlihat incisal edge
 Terlihat cingulum
 Terlihat fossa
 Terlihat mesial marginal ridge dan distal marginal ridge

23
Incisive 2 maxilla2

a. Labial2
 Outline mesial lurus
 Outline distal bulat
 Sudut mesioincisal dan distoincisal bulat
b. Palatal2
 Palatal fossa lebih dalam
 Cingulum menonjol
 Mesial dan distal marginal ridge lebih nyata
c. Mesial2
 Cervical line lebih dalam dari pada permukaan distal
 Akar labial membelok ke labial
d. Incisal2
 Outline berbentuk oval

Gambar 2.2.1 Insisif atas labial


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 50

Gambar 2.2.2 Insisif atas lingual

24
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 51

Gambar 2.2.3 Insisif atas proksimal


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 54

Gambar 2.2.4 Insisif atas insisal


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 56

Incisive 1 mandibula2

a. Labial2
 Bilateral simetris
 Outline mesial sejajar outline distal
 Susut mesioincisal dan distoincisal siku – siku
b. Lingual2
 Berbentuk simetris

25
 Marginal ridge dan cingulum tidak begitu jelas
 Lingual fossa dangkal
c. Mesial2
 Cervical line lebih dalam dari pada permukaan distal
2
d. Distal
 Developmental depression lebih dalam dan jelas dari pada
permukaan mesial
e. Incisal2
 Incisal ridge membagi sama besar antara bagian labial dan bagian
lingual

Incisive 2 mandibula2

a. Labial2
 Asimetris
 Sudut mesioincisal siku-siku
 Sudut distoincisal bulat
b. Mesial2
 Cervical line lebih dalam dari permukaan distal
c. Incisal2
 Incisal ridge tidak tegak lurus garis yang membagi crown dalam
arah labiolingual

Gambar 2.2.5 Insisif bawah labial

26
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 60

Gambar 2.2.6 Insisif bawah lingual


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 62

Gambar 2.2.7 Insisif bawah proksimal


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 63

27
Gambar 2.2.8 Insisif bawah insisal
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 65

Caninus maxilla2
a. Labial2
 Tidak mirip gigi-gigi incisive central dan lateral sulung, kecuali
akarnya
 Permukaan mesio dan distal cembung
 Cusp panjang dan tumbuh baik
 Mesial slope lebih panjang dari distal slope
 Kontak area pada setengah jarak cervical cusp
 Akar: panjang, ramping dan kerucut. Panjangnya kurang lebih 2x
mahkota
b. Palatal2
 Enamel ridge jelas
 Cingulum, marginal ridge, distal ridge, incisal ridge
 Suatu tubercle pada cusp tip yang merupakan kelanjutan lingual
ridge yaitu permukaan palatal jadi 2 mesio palatal fossa dan disto
palatal fossa
 Akarnya mengecil ke palatal
c. Mesial / distal2
 Outline merupakan incisive central dan lateral sulung
 Ukuran labi platal sepertiga cervical
 Betuk mahkota tersebut ditambah akar yang panjang dan
lebarmerupakan resistensi gigi tersebut dalam fungsi
 Kurva cervical line distal lebih dangkal dari mesial

28
d. Incisal2
 Betuk berlian
 Permukaan labial lebih tebal kurang sedikit mebulat dan kurang
membulat disbanding C tetap
 Puncak cusp lebih kea rah distal
 Mesial slope lebih besar dari distal slope berbeda dengan caninus
sulung rahang bawah

Caninus rahang mandibula2


a. Labial2
 Outline mesial crown lurus dengan akar
 Outline distal crown sedikit kovek
 Mesial slope lebih pendek dari distal slope
b. Lingual2
 Lingual ridge tidak jelas
 Permukaan lingual datar dan halus
 Marginal ridge dan cingulum tidak begitu jelas
c. Mesial2: cervical line lebih dalam dari pada permukaan distal
 Outline labial crown konvek
 Outline lingual crown konkav
d. Distal:2
 Developmental depression akar lebih dangkal dari pada permukaan
mesial
e. Incisal:2
 Ukuran mesiodistal lebih kecil ukuran labiolingual

29
Gambar 2.2.9 Caninus labial
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 74

Gambar 2.2.10 Caninus lingual


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 78

30
Gambar 2.2.11 Caninus proksimal
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 79

Gambar 2.2.12 Caninus insisal


Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 81

Premolar 1 Maxilla2

Dilihat dari:2

Oklusal : Hexagonal

Proksimal : Trapezium

Buccal : Pentagonal

Fungsi : Menggiling, menyobek, estetik, danfonetik yang baik.

31
Ciri-Ciri:2

a. Tepi mesial:
 Dekat cervix : cekung
 Dekatocclusal : cembung
b. Mesio-occlusal slope lebih panjang dan lurus dibandingkan disto-occlusal
slope
c. Buccal cusp tip condong kearah distal, dan palatal cusp tip condong ke
mesial
d. Memilikidua cusp, dimana palatal cusp lebih kecil dibandingkan buccal
cusp
e. Bucco-palatal lebih besar dari mesio distal
f. Groove sentral lebih dekat ke palatal
g. Akarnya kebanyakan adalah dua akar.

Gambar 2.2.13 Premolar 1 maksilla


Sumber: http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/PREMOLAR.htm

Tanda khas:2

a. Mesial concavity dan mesial marginal groove


b. Akarnya dua
c. Buccal cusp tip lebihtinggi disbanding lingual cusp tip

Premolar 2 Maksila2

Dilihat dari:2

Buccal : Pentagonal

Proksimal : Trapezium

Occlusal : Hexagonal

Fungsi : Membantu P1 menjalankan fungsinya

32
Ciri-ciri:2

a. Buccal cusp tidak sepanjang dan seruncing P1


b. Mesio-occlusal slope lebih pendek dibandingkan disto-occlusal slope
c. Buccal cusp tip dan lingual cusp tip condong ke mesial
d. Buccal cusp dan lingual cusp tingginya hampir sama
e. Tidak memiliki mesial marginal groove
f. Memiliki lebih banyak supplemental groove disbanding P1
g. Akarnya satu

Tanda khas:2

a. Mahkota lebih bulat dan lebih kecil dibanding P1


b. Kedua cusp hamper sama tinggi
c. Tidakada mesial concavity dan mesial marginal groove
d. Akarnya 1

Gambar 2.2.14 Premolar 2 maksilla


Sumber: http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/PREMOLAR.htm

33
Premolar 1 mandibula2

a. Buccal2
 Bentuk --> pentagonal
Sama dengan C & P2
 Tepi mesial convex --> 1/2 Occ
Lurus atau sedikit cekung --> 1/3 cervikal
Kontur meningkat --> di 1/3 tengah pada kontak area
 Outline cervical
Sedikit convex ke arah apex
Sedikit convex dibandingkan gigi anterior
 Outline occlusal
Buccal cusp tip : tajam & membagi outline occlusal 2 bagian
Mesio occlusal slope& disto occlusl slope atau mesial cusp ridge
& distal cusp ridge
Mesial cusp ridge < distal cusp ridge
Buccal cusp tip condong ke mesial
Mesio occlusal slope --> lurus
Disto occlusal slope --> sedikit cekung
 Buccal ridge --> jelas hingga tampak pula lobus buccal biasanya
juga tampak
Mesial buccal development depression & distal buccal
development depression
Contour dari bagian bukal pada 1/3 cervical.
2
b. Lingual
 Permukaan lingual umumnya conveks dari semua aspek lebih
kecil dari aspek buccal
Lingual cusp --> kecil sehingga bidang occlusal tampak jelas
Bidang occlusal miring ke lingual
Permukaan lingual lebih semput (mesial-distal) dibandingkan
dengan permukaan   buccal karena convergen ke lingual
permukaannya
Mesial & distal tampak dari lingual
 Tepi mesial & distal sama dengan permukaan buccal, hanya lebih
pendek (karena permukaan lingual pendek)
 Outline cervical
Agak convex menghadap cervical
 Outline occlusal
Bucal,cisp nya nyata --> lingual cusp tip - pendek dan condong
ke mesial
 Sifat-sifat lain
Khas pada bagian lingual adanya mesio-lingual-developmentak
groove

34
c. Mesial2
 Bentuk jajaran genjang sehingga sulit dilihat karena bagian
lingual pendek
 Tepi buccal
Umumnya convex, contour meningkat di 1/3 gingival
Ciri khas: inklinasi tepi buccal ke lingual sama dengan gigi
posterior lainnya
 Tepi lingual
Agak conex
Contour memingkat di 1/3 tengah
Lebih pendek dibandingkan tepi buccal
 Outline cervical
Agak melengkung ke occlusal
 Outline occlusal
Membentuk bidang 45 derajat dari buccal cusp tip ke lingual
cusp tip
 Buccal cusp tip sangat dekat sumber gigi
d. Distal2
Sama dengan aspek mesial, kecuali:
 Disto lingual developmental groove tidak ada, tapi ada distal
marginal groove
 Permukaan distal dari arah occlusal cervikal lebih pendek dan
lebih lebar dalam arah buccolingual daripada permukaan mesial
 Cervikal line --> agak rata
 Kontak area agak luas --> karena kontak dengan P2 rahang atas
 Distal marginal ridge tidak begitu curam ke lingual

35
e. Occlusal2
 Ciri-ciri umum:
Profil mahkota --> "diamond"
Buccal cusp tip & lingual cusp tip & transversal ridge lebih
condong ke mesial
Bagian mesial lebih kecil bagian distal dari arah occlusal ini
 Outline buccal
Umumnya convex
Outline buccal ridge paling jelas dari aspek ini
 Outline lingual
Convex --> tapi lebih pendek daripada buccal ke arah mesial
berakhir dekat mesio lingual developmental groove
 Outline mesial
Agak convex/ hampir lurus
kecuali daerah dekat mesio lingual line angle --> terbelah oleh
mesio developmental groove
 Outline distal
Lebih bulat & convex dibandingkan outline mesial
 Batas-batas permukaan occlusal
Mesial & distal marginal ridge
Mesial & distal cusp rifge dari 2 cusp

Gambar 2.2.15 Premolar 1 mandibula


Sumber: http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/PREMOLAR.htm

36
Premolar 2 Mandibula2

a. Buccal2
 Seperti P1, kecuali :
- Gigi lebih besar tapi buccal cusp tip lebih pendek & tak
begitu tajam
- Mesial & distal slope sama panjanh karena cusp tidak
tajam
Bidang inklinasinya - begitu miring
 Contour meningkat di1/3 cervikal
b. Lingual2
 Cusp-cusp lingual lebih berkembang dibandingkan dengan P1
 Outline mesial,distal,cervical mirip dengan P1, hanya bedanya
jarak mesio distal P2 rahang bawah lebih besar dibandingkan P1
dan juga jarak occlusal cervikal lebih panjang dibandingkan P1
 Outline occlusal
Cusp lingual lebih tinggi --> permukaan occlusal kurang dapat
terlihat
Cusp lingual lebih pendek dari cusp buccal
- Tampak 3 cusp : buccal cusp, mesio lingual cusp,disto
lingual cusp
 Permukaan lingual umumnya halus & convex
 Contour permukaan lingual di 1/2 occlusal
c. Mesial2
Beberapa sama dengan P1 :
 Cusp lingual lebih menonjol dibandingakan P1 rahang bawah
Pada tipe 3 cusp --> disto lingual cusp tak tampak dari meisal
 Occlusal gingival permukaan mesial convex pada bagian occlusal
dan konkaf pada bagian gingival
 Buccal cusp tip tidak ada sumbu gigi,taoinlebih ke buccal
 Kontak area dekat occlusal & lebih ke buccal pada perbatasan 1/3
occlusal & 1/3 tengah
 Marginal ridge lebih horizontal --> permukaan occlusal kurang
terlihat
 Mesio lingual developmental groove tidak ada
 Contour membesar dari tepiblingual 1/3 occlusal
 Cervikal line kurang melengkung ke occlusal

37
d. Distal2
Sama dengan asoek mesial,hanya :
 Distal marginal ridge lebih ke cervical hingga permukaan occlusal
lebih terlihat dari occlusal cervikal pendek
 Tipe3 cusp
Ke2 puncak cusp mesio lingual cusp & disto lingual cusp tampak
 Kontak area lokasinya sama dengan mesial, hanya besar dan oval
melebar di bocco lingual
2
e. Occlusal
 Sifat-sifat umum
Bentuk segi empat (terutama pada tipe 3 cusp)
 Tipe 3 cusp (Y tipe)
 Paling banyak dijumpai outline berbentuk segi empat
- Cusp : 3 cusp berbeda dalam ukuran
Panjangnya mulai --> buccal cusp,mesio lingual cusp,
disto lingual cusp
- Masing- masing cusp mempunyai :
4 cusp ridge
4 bidang inklinasi
Transversal ridge tidak ada
Buccal cusp mempunyai 4 bidang inklinasi yang dapat
berfungsi
Masing- masing lingual cusp hanya mempunyai 2 bidang
inklinasi yang dapat berfungsi
- Bentuk groove sesuai dengan nama tipenya
Bentuk Y = tipe Y (3cusp)

38
Gambar 2.2.16 Premolar 2 mandibula
Sumber: http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/PREMOLAR.htm

Molar 1 Maxilla1

a. Buccal1
 Korona berbentuk trapezoidal
 4 cusp terlihat
 Mesio buccal cusp lebih besar daripada disto buccal cusp
 Disto buccal cusplebih tajam daripada mesio buccal cusp
 Outline distal lebih konveks
b. Lingual1
 Hanya lingual cusp yang terlihat
 Mesio lingual cusp jauh lebih besar

 Cusp kelima berada pada permukaan mesio lingual cusp


 Ketiga akar terlihat
c. Proksimal (Mesio-Distal)1

39
 Cervical line pada aspek mesial membengkok ke oklusal
 Outline lingual dari mesio lingual cusp berjalandari cusp kelima
sampai ke ujungnya,terletak lingual dari bifurkasi akar
 Distal marginal ridge menukik tajam kea rah servikal
 Cervical line pada aspek distal hampir lurus dari aspek buccal-
lingual
 Akar distalnya lebih sempit di dasarnya daripada yang lain
d. Okklusal1
 Terlihat seperti rhomboid (jajargenjang)
 4 cusp utama berkembang,cusp ke lima terlihat kecil
 Mesiolingualcusp paling besar
 Distolingual cusp halus dan bulat
e. Akar 1
 3 akar (akar lingual,mesiobuccal,dan distobuccal)

Gambar 2.2 17 Molar 1 maxilla


Sumber: www.uic.edu

Molar 1 Mandibulla2

a. Buccal2
 Outline mahkota berbentuk trapezium
 Cervical line melengkung kearah apical
 Outline distal dari mahkota sama dengan outline mesial
 Cusp distal paling kecil dari semua cusp
 Cusp lingual lebih tinggi
 Cusp buccal lebih membulat daripada cusp lingual yang
meruncing
 Terdapat dua groove yaitu groove mesio buccal (memisahkan
cusp distobuccal dan mesiolingual) dan groove distobucal
(memisahkan cusp distal dengan distobuccal)

40
 Mempunyai 2 akar yaitu mesial dan distal (terkadang terdapat 3
akar)
 Garis akar mesial bengkok dan lebih panjang
 Garis akar distal pendek dan lurus dan lebih
 Kedua akar terpisah
 Mempunyai titik bifurkasi

Sifat umum :2

 Bentuk trapezoid
 Ukuran mesial dan distal terbesar di oklusal
 Kelima cusp tampak
 Permukaan bukal lebih besar dari permukaan lingual dan
proksimal

Outline mesial2

 Kontak area di pertemuan 1/3 oklusal dan 1/3 tengah

Outline distal2

 Di daerah 1/3 oklusal > konveks daripada mesial


 Kontak area di distal hamper sama dengan mesial

Outline cervical2

 Membentuk kurva dangkal ke apex

b. Palatal2
 Cervical line berombak
 Terlihat dua cusp lingual
 Cusp mesiolingual lebih besar daripada distolingual
 Terdapat satu groove developmental pendek memisahkan dua
cusp lingual.
c. Mesial2
 Cervical line hanya bengkok sedikit,berakhir sedikit lebih tinggi
dibagian lingual
 Outline buccal dari mahkota konveks diatas cervical line
 Cusp buccal lebih rata dari cusp lingualyang lebih tajam dan
tinggi

41
 Hanya terlihat akar mesial yang menutupi akar distal yang lebih
kecil
d. Distal2
 Sebagian permukaan oklusal dapat terlihat sehingga outline semua
cusp terlihat
 Cervical line tidak rata
 Akar mesial sedikit terlihat dibalik akar distal
e. Occlusal2
 Terdapat 5 cusp yaitu 2 cusp (mesio buccal,dan distobuccal),cusp
distal,2 cusp lingual (cusp mesiolingual,dan distolingual)

Gambar 2.2.18 Molar 1 mandibula


Sumber: www.columbia.edu

Molar 2 Maksilla1

a. Disto bukal cusp lebih kecil dan runcing dibanding cusp mesio-
bukal
b. Disto lingual cusp lebih sempit dibanding cusp mesio lingual
c. Mesio lingual cusp puncaknya tumpul dan membulat
d. Cusp-cusp bagian distal lebih kecil dibanding cusp-cusp bagian
mesial
e. Ada 4 cusp(2 bukal cusp, 2 lingual cusp)
f. Terdapat 4 fossa, 2 mayor(central fossa dan distal fossa) dan 2
minor(mesial triangular fossa dan disto triangular fossa)
g. Ada 3 pit(central, mesial, distal)
h. Bentuknya rhomboid dan bisa juga seperti jantung(heart shape)

42
i. Terdapat marginal ridge, transversal ridge, dan oblique ridge
j. Terdapat lingual groove
k. Akarnya lebih membengkok ke distal
l. Apeks akar mesio-bukal terletak pada satu garis dengan bukal
groove
m. Apeks akar palatal dan ujung cusp disto-palatal terletak pada satu
garis

Gambar 2.2.19 Molar 2 maksilla

Sumber: Harshanur IW. Anatomi Gigi. Jakarta:EGC;1991 p. 176

Molar 2 mandibula1

a. Bentuknya trapezoid dari aspek bukal dan lingual


b. Dari aspek oklusal bentuknya rectangular
c. Mempunyai 4 cusp(2 bukal, 2 lingual)
d. Cuspnya simetris
e. Terdapat mesio marginal ridge dan disto merginal ridge, dan 2
transversal ridge
f. Terdapat bagian oklusalnya konveks, bagian cervicalnya konkav
g. Kedua bagian cusp sama ukurannya, baik bukal cusp atau lingual
cusp
h. Bagian mesialnya lebih membulat dan lebih kecil
i. Geris servikalnya tidak lurus

43
j. Mesial marginal groove pendek dan dangkal
k. Cuspnya makin ke lingual semakin membulat dan bagian distalnya
lebih pendek dari sisi mesial
l. Ada 3 pit, central pit, mesial pit, dan distal pit

Gambar 2.2.20 Molar 2 Mandibula

Sumber: Harshanur IW. Anatomi Gigi. Jakarta:EGC;1991. P. 177

Molar 3 maksila2

a. Bentuk mahkota2
 Sangat bervariaso
 Paling umum berbentuk jantung
- Disto lingual cusp tidak ada / sangat keci;
- Hanya 3 cusp
- Tidak ada disto lingual groove
 Pola groove bervariasi, supplemental groove sangat banyal
 Mahkota lebih kecil dalam semua dimensi terutama Mesio-Distal
dan Occlusan-Cervical
 Hampir selalu Bucco-Lingual lebih besar dari Mesio-Distal
b. Bentuk akar2
 Bentuk dan jumlahnya bervariasi
 Ukuran akar lebih kecil dari molar lain dalam semua dimensi
 Paling umum adalah 3 akar sebagian atau seluruhnya berfusi

44
Gambar 2.2.21 Molar kanan 3 maksilla, tipe 3 cusp
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.81

45
Gambar 2.2.22 Molar kanan 3 maksilla, tipe 4 cusp
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.82

Gambar 2.2.23 Molar kanan 3 maksilla, tipe cusp kontinyu


Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.83

46
Molar 3 mandibula2
a. Buccal2
 ukuran mesiodistal mahkota paling kecil diantara molar lain
 kadang mirip M1 dan M2
 memiliki 1 atau 2 buccal developmental groove
 akar lebih pendek, berfusi lebih jelas
 berinklinasi ke arah distal
b. lingual palatal2
 tidak menyepit ke cervical
c. Mesial2
 seperti M2 -> akar mesial tidak selebar M1
d. Distal2
 seperti M1 -> dari distal tampak cusp distal
 seperti M2 -> dari distal tidak nampak cusp distal
e. Occlusal2
 outline berbentuk oval
 pola developmental groove tidak jelas
 mahkota membulat
f. Lain- lain2
Molar 3 ada 2 tipe:
 mirip M1 mandibula -> 5 cusp, occlusal mirip, supplemental groove
banyak dan membulat
 nirip M2 mandibula -> 4 cusp, occlusal hampir sama, lebih
membulat dan agak kecil

Gambar 2.2.24 Molar kanan 3 mandibula, tipe 4 cusp demham akar bersatu
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.98

47
Gambar 2.2.25 Molar kanan 3 mandibula, tipe 5 cusp 2 akar
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.99

LO III Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Gigi


LI 3.1 : Fisiologi Gigi Desidui4
- Pengunyahan sebagai proses awal pencernaan makanan
- Berbicara
- Keindahan wajah (estetis)
- Penunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada di bawahnya

48
LI 3.2 : Fisiologi Gigi Permanent5
- Melembutkan atau mencernakan makanan secara mekanik
- Sebagai estetika atau keindahan
- Kelancaran berbicara

LO IV Memahami dan Menjelaskan Urutan Pertumbuhan Gigi


LI 4.1 : Urutan Pertumbuhan Gigi Desidui

Tabel 4.1.1 Urutan Erupsi Gigi Desidui

Urutan Erupsi Desidui


1 i1 bawah
2 i2 bawah
3 i1 atas
4 i2 atas
5 m1 bawah
6 m1 atas
7 c bawah
8 c atas
9 m2 bawah
10 m2 atas
Sumber: Harshanur IW. Anatomi gigi. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1991.p. 212

Umur Erupsi Gigi desidui1

i1 i2 c m1 m2
7,5 9 18 14 24 (bulan)
6 7 16 12 20 (bulan)

49
Tabel 4.1.2 Kronologi Gigi Desidui

Gig Inisiasi Kalsifikasi Pemebentukan Pembentukan Akar Gigi


i (janin dimulai mahkota akar selesai mulai merenggang
mg) (janin mg) selesai th resorps th
bl i
th
i1 7 14 (13-16) 1-3 1.5-2 5-6 7-8
i2 7 16 (14.5- 2-3 1.5-2 5-6 7-9
16.5)
c 7.5 17 (15-18) 9 2.5-31/4 6-7 10-12
m1 8 15.5 (14⅓- 6 2-2.5 4-5 9-11
17)
m2 10 18.5 (16- 10-12 3 4-5 11-12
23.5)
Sumber: Harshanur IW. Anatomi gigi. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
1991.p. 239

LI 4.2 : Urutan Pertumbuhan Gigi Permanent

Tabel 4.2.1 Urutan Erupsi Gigi Permanent

Urutan Erupsi Permanent


1 M1 atas
2 M1 bawah
3 I1 bawah
4 I1 atas
5 I2 bawah
6 I2 atas
7 C bawah
8 P1 atas
9 P1 bawah dan P2 atas
10 C atas dan P2 bawah
11 M2 bawah
12 M2 atas
13 M3 atas dan M3 bawah
Sumber: Harshanur IW. Anatomi gigi. Edisi
pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1991.p. 214-5

Umur Erupsi Gigi permanent1

I1 I2 C P1 P2 M1 M2 M3
7-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-13 13-21 (tahun)

6-7 7-8 9-10 10-12 11-12 6-7 11-13 17-21 (tahun)

50
Tabel 4.2.2 Kronologi Gigi Permanent

Gi Inisiasi Kalsifikasi Pembentukan Pembentukan


gi bl dimulai mahkota selesai akar selesai
bl th th
1 1
I 5-5 /4 3-4 4-5 10
9
2 1
I 5-5 /4 12 4-5 11
3-4 10
C 5.5-6 4-5 6-7 13-15
12-14
1
P lahir 1.4-1.5 5-6 12-13
1.75-2
2
P 7.5-8 2-2.5 6-7 12-14
2.25-2.5 13-14
1
M 3.5-4 Lahir 2.5-3 9-10
M2 8.5-9 2.25-3 7-8 14-16
14-15
3
M 3.5-4 8-10 12-16 18-25
Sumber: Harshanur IW. Anatomi gigi. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
1991.p. 239

51

Anda mungkin juga menyukai