a. Cara Zsigmondy1
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Contoh:
c bawah kanan= III
m2 atas kiri= V
b. Cara Palmer’s1
EDCBA ABCDE
EDCBA ABCDE
Contoh:
c bawah kanan= C
m2 atas kiri= E
c. Cara Amerika1
X IX VIII VII VI V IV III II I
XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX
Contoh:
c bawah kanan= XIII
m2 atas kiri= I
d. Cara Applegate1
I II III IV V VI VII VIII IX X
XX XIX XVIII XVII XVI XV XIV XIII XII XI
Contoh:
c bawah kanan= XVIII
m2 atas kiri= X
e. Cara Haderup1
1
+ +
- -
Contoh:
c bawah kanan= 03-
m2 atas kiri= +05
f. Sistim Scandinavian1
+ = untuk gigi geligi atas
- = untuk gigi geligi bawah
Contoh:
c bawah kanan= -03
m2 atas kiri= 05+
g. Cara G. B. Denton1
b a
c d
Contoh:
c bawah kanan= c.3
m2 atas kiri= a.5
2
Dengan menggunakan tanda – tanda:
S = Superior/atas
I = Inferior/bawah
d = dexter/kanan
s = sinister/kiri
Untuk gigi desidui menggunakan huruf kecil
Contoh:
c bawah kanan= c Id
m2 atas kiri= m2 S
a. Cara Zsigmondy1
87654321 12345678
87654321 12345678
Contoh:
P2 atas kanan= 5
I1 bawah kiri= 1
b. Cara Palmer’s1
87654321 12345678
87654321 12345678
Contoh:
P2 atas kanan= 5
I1 bawah kiri= 1
c. Cara Amerika1
16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Contoh:
P2 atas kanan= 13
I1 bawah kiri= 25
d. Cara Applegate1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
Contoh:
P2 atas kanan= 4
I1 bawah kiri= 24
e. Cara Haderup1
+ +
- -
Contoh:
P2 atas kanan= 5+
I1 bawah kiri= -1
f. Sistim Scandinavian1
+ = untuk gigi geligi atas
- = untuk gigi geligi bawah
Contoh:
P2 atas kanan= +5
I1 bawah kiri= 1-
g. Cara G. B. Denton1
2 1
3 4
Contoh:
P2 atas kanan= 2.5
I1 bawah kiri= 4.1
4
4 3
Angka kedua menunjukkan gigi apa dalam kwadran.
Contoh:
P2 atas kanan= 15
I1 bawah kiri= 31
Incisive 1 maxilla2
a. Labial 2
Halus dan licin
Akar cembung
Ukuran mesio distal lebih besar dari cerviko incisal
Incisal edge lurus
Akar:
- Conus, tiap sisi lebih pipih
- Akar lebih panjang dari mahkota
- Akar: mahkota lebih besar dari incisive tetap
b. Lingual2
Marginal ridge jelas
5
Cingulum cukup tinggi, meluas sampai incisal ridge mempunyai 2
permukaan lingual
Mesial fossa
Distal fossa
Akar:
- Menyempit ke lingual
-
Potongan melintang daerah cervical outline (sisi
labial, mesial dan distal)
c. Mesial dan distal2
Permukaan mesial dan distal mirip
Ukuran terbesar di 1/2 cervical
Ukuran labio palatal 1mm lebih kecildari ukuran cerviko incisal
Mahkota pendek dan ukuran labio palatal lebih besar; mahkota
terlihat tebal pada 1/2 tengah bahkan sampai 1/3 incisal
Cervical line membentuk kurva ke incisal
Kurva di distal lebih landai dari mesial
Kurva tidak secekung pada gigi tetap
Akar:
- Pipih, conus dan apex tumpul
- Pada permukaan mesial terdapat developmental
groove/depression
- Pada permukaan distal tidak ada
2
d. Incisal
Incisal edge ditengah dan relative lurus
Permukaaan labial terluas dan lebih halus
Permukaan palatal mengecil kea rah cingulum
Ukuran labio palatal paling besar 1/3 cervikal
Kontak area di mesio dan distal pada 1/3 incisal, kontak ini tidak sama
karena perubahan yang cepat pada rahang anak
Incisal ridge lurus mempunyai:
2 mahkota menjadi labial dan lingual
Puncak contour labial dan lingual 1/3 cervikal tampak jelas
Penyempitan kea rah cingulum pada bagian lingual
Permukaan labial datar dan sedikit cembung
Permukaan lingual datar dan sedikit cekung
6
Gambar 2.1.1 incisive satu kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.107
Incisive 2 maxilla2
a. Labial2
Dari segala aspek mirip incisive central maxilla
Perbedaannya:
- Lebih kecil dari incisive central sulung
- Cerviko incisal lebih besar dari mesio distal
- Disto incisal lebih membulat
- Dalam arah mesio distal, permukaan labial lebih cembung
- Palatal fossa lebih dalam karena mesil ridge sangat prominen
- Aspek incisal, outline mahkota hampir bulat
- Perbandingan panjang mahkota: akar jauh lebih besar dari
incisive central maxilla
7
Gambar 2.1.2 incisive dua kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.108
Caninus maxilla2
a. Labial2
Akarnya mirip gigi gigi deciduous incisivus
Permukaan mesio dan distal cembung
Cusp panjag dan tumbuh baik
Mesial slope lebih panjang dari distal slope
Kontak area pada 1/2 jarak cervical cusp
Akar: panjang , ramping dan kerucut
b. Palatal2
Enamel ridge jelas
Cingulum, marginal ridge, distal ridge, incisal ridge
Suatu tubercle pada cusp tip yang merupakan kelanjutan lingual ridge
yaitu permukaan palat jadi 2 mesio palatal fossa dan disto palatal
fossa
Akarnya mengecil ke palatal
8
c. Mesial/distal2
Ukuran labio palatal 1/3 cervikal
Bentuk mahkota tersebut + akar yang panjang dan lebar merupakan
resistensi gigi tersebut dalam fungsi
Kurva cervical line distal lebih dangkal dari mesial
d. Incisal2
Bentuk berlian
Permukaan labial lebih tebal kurang sedikit membulat dan kurang
membulat dibanding C permanent
Puncak cusp lebih kea rah distal
Mesial slope lebih besar dari distal slope berbeda dengan caninus
deciduous mandibula
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku Kedokteran Gigi
Universitas Yarsi.2014.p.110
9
Incisive 1 mandibula2
a. Labial2
Bilateral simetris
b. Lingual2
Bagian 1/3 tengah dan 1/3 incisal datar atau sedikit konkaf lingual
fossa tetapi lingual fossanya dangkal
Kecembungan contour labial dan lingual pada 1/3 cervical sama jelas
dengan incisive sulung lain, tetapi lebih prominen dari incisive
permanen rahang bawah
Akar:
- Meruncing ke apex
10
Gambar 2.1.4 incisive satu kanan sulung mandibula
Sumber: Syaukani A, Erryzona N. Penuntun praktikum dental anatomi. Jakarta: Pusat
Pendidikan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi; 2014. p. 112
Incisive 2 mandibula2
Secara garis besar hampir sama dengan incisivus 1 sulung rahang bawah
Dalam semua ukuran lebih besar incisivus 1 sulung rahang bawah kecuali
labio-lingualnya
Cingulum sedikit lebih menonjol dari gigi incisivus 1 sulung rahang bawah
11
Gambar 2.1.5 incisive dua kanan sulung mandibula
Sumber: Syaukani A, Erryzona N. Penuntun praktikum dental anatomi. Jakarta: Pusat
Pendidikan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi; 2014. p. 114
Caninus mandibula3
a. Labial3
Outline kaninus sulung dari aspek labial:
Mahkota kaninus bawah seperti kaninus permanen dan jarak
mesiodistal lebih sempit dari pada mahkota kaninus atas. Kaninus
bawah mempunyai puncak tonjol yang tajam runcing seperti panah.
Seperti pada kaninus permanen bawah, lereng tonjol mesial lebih
pendek dari pada lereng tonjol distal
12
Gambar 2.1.6 kaninus kanan bawah sulung. Ujung akar telah resorpsi.
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Ed 8. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2012. p. 187
Garis servikal pada kaninus atas hampir lurus dan permukaan labial.
Akar kaninus bawah lebih lancip dan tajam, dan lebih pendek dari
pada akar kaninus atas
b. Lingual3
Lingir lingual hamper tidak terlihat pada kaninus bawah, dengan lingir
marginal samar dan biasanya cekungan tunggal atau fossa.
c. Proksimal3
Puncak tonjol kaninus bawah umumnya terletak sedikit lebih lingual
dari garis sumbu akar.
Garis servikal kaninus atas maupun bawah lebih melengkung ke arah
insisal terlebih pada sisi mesial disbanding sisi distal, sama seperti
semua garis anterior lain. Seperti pada insisif sulung, servial terletak
lebih apical pada lingual dari pada labial.
Akar kaninus atas maupun bawah besar pada servikal dan sepertiga
tengah, meruncing terutama pada sepertiga apical dimana apeks
melengkung ke arah labial.
13
d. Insisal3
Mahkota kaninus bawah memiliki bentuk intan dan hamper simestris,
kecuali untuk posisi mesial puncak tonjol dan setengah distal yang
sedikit tebal. Singulum berpusat atau terletak di distal.
Mahkota kaninus bawah sulung hanya sedikit lebih lebar mesiodistal
dibandingkan fasiolingial. Gigi ini terlihat lebih kecil di banding
kaninus permanen.
Molar 1 maxilla1
a. Bukal2
Ukuran terbesar mahkota pada daerah kontak mesial dan distal yaitu
pada sepertiga oklusal, kemudian menyempit ke cervikal sehingga
ukuran cervikal lebih kecil 2 mm dari mahkota
Permukaan bukal licin dengan developmental groove tidak begitu
nyata
Terlihat tiga cusp yaitu: Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp,
Mesio Palatal Cusp
Dibandingkan dengan M1 RA maka dm1 RA mempunyai dimensi
cervikal lebih kecil daripada mahkota
Akar terlihat ramping, panjang dan menyebar
Terlihat 3 akar yaitu: akar Mesio Buccal, Disto Buccal, Palatal
Akar distal lebih pendek daripada akar mesial
Bifurkasi dimulai dari cervikal line (cemento enamel junction)
Ukuran dm1 RA lebih kecil dibandingkan dm2 Ra
Beda dm1 dengan M adalah:
- Dm : batang akar kecil.
- M : batang akar lebar
14
b.Palatal/lingual2
Outline mahkota, sebelah palatal mirip dengan aspek bukal
Mahkota menyempit kearah palatal sehingga ukuran mesio-distal
sebelah palatal lebih kecil dari sebelah bukal
Terlihat 3 cusp yaitu:
Mesio Palatal Cusp terbesar, paling menonjol dan tajam
Diso Palatal Cusp kecil, membulat dan tidak begitu nyata
Disto Buccal Cusp
15
e. Oklusal2
Makota terlihat menyempit kearah distal dan lingual
Bentuk oklusal rektangular (bersudut-sudut)
Terdapat buccal developmental groove yang membagi Mesio Buccal
Cusp dan Disto Buccal Cusp pada permukaan oklusal
Central Developmental Groove menghubungkan Central Fossa dan
Mesial Triangular Fossa pada Mesial Pit
Dari pit Mesial Triangular Fossa menyebar beberapa supplemental
groove yaitu kearah bukal, lingual dan kearah marginal ridge sebelah
mesial.
Kadang – kadang mempunyai oblique ridge yaitu triangular ridge
yang menghubungkan Mesio Palatal Cusp dan Disto Buccal Cusp.
Central Developmental Groove meluas dari Mesial Pit ke Distal
Developmental Groove, yang kemudian berjalan kearah lingual.
Distal Marginal Ridge tidak menonjol/ berkembang dibandingkan
Mesial Marginal Ridge.
Secara keseluruhan, aspek oklusal gigi dm1 RA mirip dengan gigi
premolar RA.
16
Molar 2 maxilla1
Koronanya seperti molar pertama atas. Anomali cusp carabelli relatif terdapat lebih
banyak pada molar kedua. Menurut statistik Bolk, 18% ada tonjolan betul-betul, 70%
berupa groove yang menunjukan anomali tuberkulum tersebut. Lebih kecil dari
molar pertama tetapi lebih besar dari premolar. Akarnya divergen, untuk tempat
premolar kedua atas, akat bukalnya dapat saling bergabung.
a. Bukal2
Mempunyai ciri khas yaitu: menyerupai bentuk gigi M1 RA, hanya
ukurannya lebih kecil (ukuran dm1<dm2<M1)
Terlihat 2 Cusp yaitu: Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp,
dengan Buccal Developmental Groove diantaranya. Kedua Cusp
bukal ini sama besar (dibandingkan dengan dm1 RA)
Mahkota menyempit ke arah cervikal, bentuk mahkota lebih besar
daripada dm1 RA
Akar terlihat lebih panjang dan langsing dibanding dm1 RA
Titik bifurkasi antara akar-akar bukal sangat dekat sekali dengan garis
cervikal
b. Palakal2
Terlihat 3 Cusp yaitu:
- Mesio Palatal Cusp: terbesar dan tumbuh sempurna
- Disto Palatal Cusp: lebih jelas daripada Disto Palatal Cusp
dm1 RA
- Cusp tambahan atau Cusp ke 5 yaitu “tubercle or carabelli”:
terletak di sebelah apikal mesio palatal cusp
- Cusp ke 5 ini tumbuh kurang sempurna dan kadang-kadang
hanya sebagai tambahan tonjolan pada Mesio Palatal Cusp
- Bila Cusp tambahan ini tidak ada, sering terlihat sebagai
“developmental line atau dimple”: cekungan kecil
Terdapat developmental groove yang memisahkan mesio palatal cusp
dan disto palatal cusp, dan kadang-kadang berhubungan/berlanjut
dengan developmental line yang membentuk cusp ke 5
Terlihat 3 akar yaitu: Disto Buccal, Mesio Buccal, dan Palatal yang
paling besar/lebar dan tebal daripada kedua akar lainnya. Panjang akar
Palatal lebih kurang hampir sama panjang dengan akar Mesio Buccal
c. Distal2
Ukuran Distal lebih kecil daripada ukuran Mesial
Seperti pada aspek Mesial, outline Palatal mahkota agak membulat,
sedang sebelah Buccal hampir lurus di puncak kurva sampai pada
puncak Cusp Buccal
Disto Buccal Cusp dan Disto Palatal Cusp hampir sama panjang
Cervikal line hampir lurus
Terlihat 3 akar, walaupun hanya sebagian outline akar Mesio Buccal
yang terlihat sebab akar Disto Buccal superimposed/berhimpit
Akar Disto Buccal terlihat lebih pendek dan lebih sempit daripada 2
akar lainnya
17
d. Mesial2
Mahkota terlihat pendek karena perbedaan lebar buccal-lingual dan
panjang cervika-oklusal (jadi mirip dengan gigi Molar permanen RA)
Umumnya, mahkota gigi ini lebih panjang 0,5 mm daripada dm1 RA,
sedang ukuran lebar buccal-lingual lebih besar 1,5 mm-2 mm
Mesio Palatal Cusp dengan Cusp tambahannya terlihat lebar dan besar
dibandingkan Mesio Buccal Cusp yang terlihat pendek dan tajam
Cervikal line pada umumnya hampir lurus
Terlihat 2 akar yaitu:
Mesio Buccal: lebar dan pipih
Palatal: dengan kurva yang mirip dm1 RA akar Palatal ini menyebar
ke Palatal sehingga keluar dari outline mahkota
Titik bifurkasi antara akar Mesio Buccal dan Palatal lebih kurang 2-3
mm ke arah apikal dari cervikal line (merupakan perbedaan dengan
dm lain dalam hal lebar batang akar)
Lebar akar Mesio Buccal: 2/3 lebar batang akar
Outline Palatal mahkota terlihat jelas terutama pada daerah cervikal,
sedangkan kurva sebelah buccal pada daerah 1/3 cervikal mirip
dengan M1 RA
e. Oklusal2
Seperti gigi M1 RA
Bentuk rhomboid dengan 4 cusp yang tumbuh sempurna dan 1 cusp
tambahan yaitu Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp, Mesio Palatal
Cusp, Disto Palatal Cusp dan cusp ke-5
Permukaan Buccal agak datar, developmental groove yang membagi
kedua cusp Buccal kurang jelas dibandingkan pada M1 RA
Terdapat Central Fossa dengan Central Pit, Mesial Triangular Fossa
tepat di sebelah distal dari Mesial Marginal Ridge dengan Mesial Pit
pada pusat/tengahnya
Central Groove menghubungkan Mesial Triangular Fossa dengan
Central Fossa Buccal Developmental Groove meluas ke Bukal dari
Central Pit dan memisahkan triangular ridge yang merupakan lanjutan
Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp
Oblique Ridge prominen dan menghubungkan Mesio Buccal Cusp
dan Disto Buccal Cusp. Pada Distal Oblique Ridge terdapat Distal
Fossa tempat berakhirnya Distal Developmental Groove
Distal Marginal Ridge dan Mesial Marginal Ridge berkembang
dengan baik
18
Gambar 2.1.8 molar dua kanan sulung maxilla
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.120
Molar 1 mandibula2
a. Bukal2
Mahkota :
- Outline mesial lurus
- Outline distal convergen ke cervix
- Bagian distal lebih pendek dari pada mesial
- Buccal Developmental Groove tidak ada, tetapi hanya
berupa “depression”
Akar :
- Terlihat 2 akar, mesial dan distal
- Panjang, ramping, sangat menyebar pada 1/3 apikal,
melewati outline mahkota
19
- Akar mesial + 1 ½ x akar distal
b. Lingual2
Mahkota :
- Konvergen ke lingual
- Cusp: Mesio Lingual Cusp panjang dan tajam (ciri khas)
- Mesio lingual cusps dan disto lingual cusps dipisah oleh
Lingual Developmental Groove Mesio Buccal Cusp Disto
Buccal Cusp
Akar :
- Sama seperti bukal
2
c. Mesial
Mahkota :
- Menyerupai molar
- Cervical Ridge sebelah bukal sangat prominen
- Mahkota mesio bukal lebih panjang dari mesio lingual
- Diatas 1/3 cervical datar
Akar :
- Outline Buccal dan Lingual lurus dan mengecil pada 1/3 apikal
- Apex datar
- Depression sepanjang akar
2
d. Distal
Mahkota :
- Disto Buccal Cusp dan Disto Lingual Cusp tidak sepanjang
dan setajam Mesio Buccal Cusp dan Mesio Lingual Cusp
- Distal Marginal Ridge tak jelas
Akar :
- Bulat dan lebih pendek
- Apex runcing
2
e. Oklusal
Mahkota :
- Rhomboidal
- Mesio Buccal Cusp dan Disto Buccal Cusp dipisah oleh
Buccal Developental Groove
- Disto Lingual Cusp dan Mesio Lingual Cusp (cusp terbesar)
dipisah oleh Developmental Groove
Fossa :
- Central Fossa
- Mesial Trianguar Fossa
20
- Mesial Pit
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku Kedokteran Gigi
Universitas Yarsi.2014.p.113
Molar 2 mandibula2
a. Bukal2
Mahkota :
- Menyerupai M1 Rahang Bawah
- Konvergen ke cervical
- MBC dan DBC dipisah oleh MBG
- DBC dan DC dipisah oleh DBG
Akar :
- Ramping, panjang (2x mahkota) menyebar pada daerah 1/3
21
c. Mesial2
Mahkota :
- Menyerupai M1 Rahang Bawah
- Mesial Marginal Ridge tinggi
- Mesio Lingual Cusp lebih tinggi daripada Mesio Buccal
Cusp
Akar :
- Lebar, datar
- Apex runcing atau tumpul
Mahkota :
- Konvergen ke distal sehingga Mesio Buccal Cusp terlihat
- Distal Marginal Ridge tajam dan pendek
Akar :
- Lebar, dating
- Apex lebih runcing
2
d. Oklusal
Mahkota : konvergen ke lingual dan distal
- Cusp : Mesio Buccal Cusp, Disto Buccal Cusp, Distal Cusp,
Disto Lingual Cusp, Mesio Lingual Cusp
- Ridge : Triangular Ridge dari tiap-tiap cusp berakhir
pada Central Groove, Mesial Marginal Ridge, Disto
Marginal Ridge
Fossa :
- Central fossa
22
Gambar 2.1.10 decidui molar 2 kanan mandibula
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.126
Incisive 1 maxilla2
a. Labial2
Tampakj bagian mesio insisallebih bersudut hampir 900 sedangkan
bagian disto insisal lebih membulat
Ukuran mesio – distal lebih pendek dari pada ukuran cerviko –
insisal
Akar satu cenderung membelok ke distal
Memiliki tiga lobus
Pada gigi yang baru erupsi, memiliki mamelon
b. Palatal 2
Memiliki dua marginal ridge, yaitu mesial marginal ridge dan
distal marginal ridge
Memiliki satu fossa yaitu fossa palatal
Memiliki cingulum yang berkembang baik
Akar satu
c. Mesial2
Terlihat cingulum
Terlihat mesial marginal ridge
Terlihat curvature of cervical line pada bagian mesial lebih
cembung ( memanjang ke arah insisal)
Akar Satu
2
d. Distal
Terlihat cingulum
Terlihat distal marginal ridge
Terlihat curvature of cervical line di bagian distal lebih datar
disbanding pada bagian mesial
Akar Satu
2
e. Incisal
Terlihat incisal edge
Terlihat cingulum
Terlihat fossa
Terlihat mesial marginal ridge dan distal marginal ridge
23
Incisive 2 maxilla2
a. Labial2
Outline mesial lurus
Outline distal bulat
Sudut mesioincisal dan distoincisal bulat
b. Palatal2
Palatal fossa lebih dalam
Cingulum menonjol
Mesial dan distal marginal ridge lebih nyata
c. Mesial2
Cervical line lebih dalam dari pada permukaan distal
Akar labial membelok ke labial
d. Incisal2
Outline berbentuk oval
24
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 51
Incisive 1 mandibula2
a. Labial2
Bilateral simetris
Outline mesial sejajar outline distal
Susut mesioincisal dan distoincisal siku – siku
b. Lingual2
Berbentuk simetris
25
Marginal ridge dan cingulum tidak begitu jelas
Lingual fossa dangkal
c. Mesial2
Cervical line lebih dalam dari pada permukaan distal
2
d. Distal
Developmental depression lebih dalam dan jelas dari pada
permukaan mesial
e. Incisal2
Incisal ridge membagi sama besar antara bagian labial dan bagian
lingual
Incisive 2 mandibula2
a. Labial2
Asimetris
Sudut mesioincisal siku-siku
Sudut distoincisal bulat
b. Mesial2
Cervical line lebih dalam dari permukaan distal
c. Incisal2
Incisal ridge tidak tegak lurus garis yang membagi crown dalam
arah labiolingual
26
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 60
27
Gambar 2.2.8 Insisif bawah insisal
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 65
Caninus maxilla2
a. Labial2
Tidak mirip gigi-gigi incisive central dan lateral sulung, kecuali
akarnya
Permukaan mesio dan distal cembung
Cusp panjang dan tumbuh baik
Mesial slope lebih panjang dari distal slope
Kontak area pada setengah jarak cervical cusp
Akar: panjang, ramping dan kerucut. Panjangnya kurang lebih 2x
mahkota
b. Palatal2
Enamel ridge jelas
Cingulum, marginal ridge, distal ridge, incisal ridge
Suatu tubercle pada cusp tip yang merupakan kelanjutan lingual
ridge yaitu permukaan palatal jadi 2 mesio palatal fossa dan disto
palatal fossa
Akarnya mengecil ke palatal
c. Mesial / distal2
Outline merupakan incisive central dan lateral sulung
Ukuran labi platal sepertiga cervical
Betuk mahkota tersebut ditambah akar yang panjang dan
lebarmerupakan resistensi gigi tersebut dalam fungsi
Kurva cervical line distal lebih dangkal dari mesial
28
d. Incisal2
Betuk berlian
Permukaan labial lebih tebal kurang sedikit mebulat dan kurang
membulat disbanding C tetap
Puncak cusp lebih kea rah distal
Mesial slope lebih besar dari distal slope berbeda dengan caninus
sulung rahang bawah
29
Gambar 2.2.9 Caninus labial
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 74
30
Gambar 2.2.11 Caninus proksimal
Sumber: Scheid RC, Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2014. p. 79
Premolar 1 Maxilla2
Dilihat dari:2
Oklusal : Hexagonal
Proksimal : Trapezium
Buccal : Pentagonal
31
Ciri-Ciri:2
a. Tepi mesial:
Dekat cervix : cekung
Dekatocclusal : cembung
b. Mesio-occlusal slope lebih panjang dan lurus dibandingkan disto-occlusal
slope
c. Buccal cusp tip condong kearah distal, dan palatal cusp tip condong ke
mesial
d. Memilikidua cusp, dimana palatal cusp lebih kecil dibandingkan buccal
cusp
e. Bucco-palatal lebih besar dari mesio distal
f. Groove sentral lebih dekat ke palatal
g. Akarnya kebanyakan adalah dua akar.
Tanda khas:2
Premolar 2 Maksila2
Dilihat dari:2
Buccal : Pentagonal
Proksimal : Trapezium
Occlusal : Hexagonal
32
Ciri-ciri:2
Tanda khas:2
33
Premolar 1 mandibula2
a. Buccal2
Bentuk --> pentagonal
Sama dengan C & P2
Tepi mesial convex --> 1/2 Occ
Lurus atau sedikit cekung --> 1/3 cervikal
Kontur meningkat --> di 1/3 tengah pada kontak area
Outline cervical
Sedikit convex ke arah apex
Sedikit convex dibandingkan gigi anterior
Outline occlusal
Buccal cusp tip : tajam & membagi outline occlusal 2 bagian
Mesio occlusal slope& disto occlusl slope atau mesial cusp ridge
& distal cusp ridge
Mesial cusp ridge < distal cusp ridge
Buccal cusp tip condong ke mesial
Mesio occlusal slope --> lurus
Disto occlusal slope --> sedikit cekung
Buccal ridge --> jelas hingga tampak pula lobus buccal biasanya
juga tampak
Mesial buccal development depression & distal buccal
development depression
Contour dari bagian bukal pada 1/3 cervical.
2
b. Lingual
Permukaan lingual umumnya conveks dari semua aspek lebih
kecil dari aspek buccal
Lingual cusp --> kecil sehingga bidang occlusal tampak jelas
Bidang occlusal miring ke lingual
Permukaan lingual lebih semput (mesial-distal) dibandingkan
dengan permukaan buccal karena convergen ke lingual
permukaannya
Mesial & distal tampak dari lingual
Tepi mesial & distal sama dengan permukaan buccal, hanya lebih
pendek (karena permukaan lingual pendek)
Outline cervical
Agak convex menghadap cervical
Outline occlusal
Bucal,cisp nya nyata --> lingual cusp tip - pendek dan condong
ke mesial
Sifat-sifat lain
Khas pada bagian lingual adanya mesio-lingual-developmentak
groove
34
c. Mesial2
Bentuk jajaran genjang sehingga sulit dilihat karena bagian
lingual pendek
Tepi buccal
Umumnya convex, contour meningkat di 1/3 gingival
Ciri khas: inklinasi tepi buccal ke lingual sama dengan gigi
posterior lainnya
Tepi lingual
Agak conex
Contour memingkat di 1/3 tengah
Lebih pendek dibandingkan tepi buccal
Outline cervical
Agak melengkung ke occlusal
Outline occlusal
Membentuk bidang 45 derajat dari buccal cusp tip ke lingual
cusp tip
Buccal cusp tip sangat dekat sumber gigi
d. Distal2
Sama dengan aspek mesial, kecuali:
Disto lingual developmental groove tidak ada, tapi ada distal
marginal groove
Permukaan distal dari arah occlusal cervikal lebih pendek dan
lebih lebar dalam arah buccolingual daripada permukaan mesial
Cervikal line --> agak rata
Kontak area agak luas --> karena kontak dengan P2 rahang atas
Distal marginal ridge tidak begitu curam ke lingual
35
e. Occlusal2
Ciri-ciri umum:
Profil mahkota --> "diamond"
Buccal cusp tip & lingual cusp tip & transversal ridge lebih
condong ke mesial
Bagian mesial lebih kecil bagian distal dari arah occlusal ini
Outline buccal
Umumnya convex
Outline buccal ridge paling jelas dari aspek ini
Outline lingual
Convex --> tapi lebih pendek daripada buccal ke arah mesial
berakhir dekat mesio lingual developmental groove
Outline mesial
Agak convex/ hampir lurus
kecuali daerah dekat mesio lingual line angle --> terbelah oleh
mesio developmental groove
Outline distal
Lebih bulat & convex dibandingkan outline mesial
Batas-batas permukaan occlusal
Mesial & distal marginal ridge
Mesial & distal cusp rifge dari 2 cusp
36
Premolar 2 Mandibula2
a. Buccal2
Seperti P1, kecuali :
- Gigi lebih besar tapi buccal cusp tip lebih pendek & tak
begitu tajam
- Mesial & distal slope sama panjanh karena cusp tidak
tajam
Bidang inklinasinya - begitu miring
Contour meningkat di1/3 cervikal
b. Lingual2
Cusp-cusp lingual lebih berkembang dibandingkan dengan P1
Outline mesial,distal,cervical mirip dengan P1, hanya bedanya
jarak mesio distal P2 rahang bawah lebih besar dibandingkan P1
dan juga jarak occlusal cervikal lebih panjang dibandingkan P1
Outline occlusal
Cusp lingual lebih tinggi --> permukaan occlusal kurang dapat
terlihat
Cusp lingual lebih pendek dari cusp buccal
- Tampak 3 cusp : buccal cusp, mesio lingual cusp,disto
lingual cusp
Permukaan lingual umumnya halus & convex
Contour permukaan lingual di 1/2 occlusal
c. Mesial2
Beberapa sama dengan P1 :
Cusp lingual lebih menonjol dibandingakan P1 rahang bawah
Pada tipe 3 cusp --> disto lingual cusp tak tampak dari meisal
Occlusal gingival permukaan mesial convex pada bagian occlusal
dan konkaf pada bagian gingival
Buccal cusp tip tidak ada sumbu gigi,taoinlebih ke buccal
Kontak area dekat occlusal & lebih ke buccal pada perbatasan 1/3
occlusal & 1/3 tengah
Marginal ridge lebih horizontal --> permukaan occlusal kurang
terlihat
Mesio lingual developmental groove tidak ada
Contour membesar dari tepiblingual 1/3 occlusal
Cervikal line kurang melengkung ke occlusal
37
d. Distal2
Sama dengan asoek mesial,hanya :
Distal marginal ridge lebih ke cervical hingga permukaan occlusal
lebih terlihat dari occlusal cervikal pendek
Tipe3 cusp
Ke2 puncak cusp mesio lingual cusp & disto lingual cusp tampak
Kontak area lokasinya sama dengan mesial, hanya besar dan oval
melebar di bocco lingual
2
e. Occlusal
Sifat-sifat umum
Bentuk segi empat (terutama pada tipe 3 cusp)
Tipe 3 cusp (Y tipe)
Paling banyak dijumpai outline berbentuk segi empat
- Cusp : 3 cusp berbeda dalam ukuran
Panjangnya mulai --> buccal cusp,mesio lingual cusp,
disto lingual cusp
- Masing- masing cusp mempunyai :
4 cusp ridge
4 bidang inklinasi
Transversal ridge tidak ada
Buccal cusp mempunyai 4 bidang inklinasi yang dapat
berfungsi
Masing- masing lingual cusp hanya mempunyai 2 bidang
inklinasi yang dapat berfungsi
- Bentuk groove sesuai dengan nama tipenya
Bentuk Y = tipe Y (3cusp)
38
Gambar 2.2.16 Premolar 2 mandibula
Sumber: http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/PREMOLAR.htm
Molar 1 Maxilla1
a. Buccal1
Korona berbentuk trapezoidal
4 cusp terlihat
Mesio buccal cusp lebih besar daripada disto buccal cusp
Disto buccal cusplebih tajam daripada mesio buccal cusp
Outline distal lebih konveks
b. Lingual1
Hanya lingual cusp yang terlihat
Mesio lingual cusp jauh lebih besar
39
Cervical line pada aspek mesial membengkok ke oklusal
Outline lingual dari mesio lingual cusp berjalandari cusp kelima
sampai ke ujungnya,terletak lingual dari bifurkasi akar
Distal marginal ridge menukik tajam kea rah servikal
Cervical line pada aspek distal hampir lurus dari aspek buccal-
lingual
Akar distalnya lebih sempit di dasarnya daripada yang lain
d. Okklusal1
Terlihat seperti rhomboid (jajargenjang)
4 cusp utama berkembang,cusp ke lima terlihat kecil
Mesiolingualcusp paling besar
Distolingual cusp halus dan bulat
e. Akar 1
3 akar (akar lingual,mesiobuccal,dan distobuccal)
Molar 1 Mandibulla2
a. Buccal2
Outline mahkota berbentuk trapezium
Cervical line melengkung kearah apical
Outline distal dari mahkota sama dengan outline mesial
Cusp distal paling kecil dari semua cusp
Cusp lingual lebih tinggi
Cusp buccal lebih membulat daripada cusp lingual yang
meruncing
Terdapat dua groove yaitu groove mesio buccal (memisahkan
cusp distobuccal dan mesiolingual) dan groove distobucal
(memisahkan cusp distal dengan distobuccal)
40
Mempunyai 2 akar yaitu mesial dan distal (terkadang terdapat 3
akar)
Garis akar mesial bengkok dan lebih panjang
Garis akar distal pendek dan lurus dan lebih
Kedua akar terpisah
Mempunyai titik bifurkasi
Sifat umum :2
Bentuk trapezoid
Ukuran mesial dan distal terbesar di oklusal
Kelima cusp tampak
Permukaan bukal lebih besar dari permukaan lingual dan
proksimal
Outline mesial2
Outline distal2
Outline cervical2
b. Palatal2
Cervical line berombak
Terlihat dua cusp lingual
Cusp mesiolingual lebih besar daripada distolingual
Terdapat satu groove developmental pendek memisahkan dua
cusp lingual.
c. Mesial2
Cervical line hanya bengkok sedikit,berakhir sedikit lebih tinggi
dibagian lingual
Outline buccal dari mahkota konveks diatas cervical line
Cusp buccal lebih rata dari cusp lingualyang lebih tajam dan
tinggi
41
Hanya terlihat akar mesial yang menutupi akar distal yang lebih
kecil
d. Distal2
Sebagian permukaan oklusal dapat terlihat sehingga outline semua
cusp terlihat
Cervical line tidak rata
Akar mesial sedikit terlihat dibalik akar distal
e. Occlusal2
Terdapat 5 cusp yaitu 2 cusp (mesio buccal,dan distobuccal),cusp
distal,2 cusp lingual (cusp mesiolingual,dan distolingual)
Molar 2 Maksilla1
a. Disto bukal cusp lebih kecil dan runcing dibanding cusp mesio-
bukal
b. Disto lingual cusp lebih sempit dibanding cusp mesio lingual
c. Mesio lingual cusp puncaknya tumpul dan membulat
d. Cusp-cusp bagian distal lebih kecil dibanding cusp-cusp bagian
mesial
e. Ada 4 cusp(2 bukal cusp, 2 lingual cusp)
f. Terdapat 4 fossa, 2 mayor(central fossa dan distal fossa) dan 2
minor(mesial triangular fossa dan disto triangular fossa)
g. Ada 3 pit(central, mesial, distal)
h. Bentuknya rhomboid dan bisa juga seperti jantung(heart shape)
42
i. Terdapat marginal ridge, transversal ridge, dan oblique ridge
j. Terdapat lingual groove
k. Akarnya lebih membengkok ke distal
l. Apeks akar mesio-bukal terletak pada satu garis dengan bukal
groove
m. Apeks akar palatal dan ujung cusp disto-palatal terletak pada satu
garis
Molar 2 mandibula1
43
j. Mesial marginal groove pendek dan dangkal
k. Cuspnya makin ke lingual semakin membulat dan bagian distalnya
lebih pendek dari sisi mesial
l. Ada 3 pit, central pit, mesial pit, dan distal pit
Molar 3 maksila2
a. Bentuk mahkota2
Sangat bervariaso
Paling umum berbentuk jantung
- Disto lingual cusp tidak ada / sangat keci;
- Hanya 3 cusp
- Tidak ada disto lingual groove
Pola groove bervariasi, supplemental groove sangat banyal
Mahkota lebih kecil dalam semua dimensi terutama Mesio-Distal
dan Occlusan-Cervical
Hampir selalu Bucco-Lingual lebih besar dari Mesio-Distal
b. Bentuk akar2
Bentuk dan jumlahnya bervariasi
Ukuran akar lebih kecil dari molar lain dalam semua dimensi
Paling umum adalah 3 akar sebagian atau seluruhnya berfusi
44
Gambar 2.2.21 Molar kanan 3 maksilla, tipe 3 cusp
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.81
45
Gambar 2.2.22 Molar kanan 3 maksilla, tipe 4 cusp
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.82
46
Molar 3 mandibula2
a. Buccal2
ukuran mesiodistal mahkota paling kecil diantara molar lain
kadang mirip M1 dan M2
memiliki 1 atau 2 buccal developmental groove
akar lebih pendek, berfusi lebih jelas
berinklinasi ke arah distal
b. lingual palatal2
tidak menyepit ke cervical
c. Mesial2
seperti M2 -> akar mesial tidak selebar M1
d. Distal2
seperti M1 -> dari distal tampak cusp distal
seperti M2 -> dari distal tidak nampak cusp distal
e. Occlusal2
outline berbentuk oval
pola developmental groove tidak jelas
mahkota membulat
f. Lain- lain2
Molar 3 ada 2 tipe:
mirip M1 mandibula -> 5 cusp, occlusal mirip, supplemental groove
banyak dan membulat
nirip M2 mandibula -> 4 cusp, occlusal hampir sama, lebih
membulat dan agak kecil
Gambar 2.2.24 Molar kanan 3 mandibula, tipe 4 cusp demham akar bersatu
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.98
47
Gambar 2.2.25 Molar kanan 3 mandibula, tipe 5 cusp 2 akar
Sumber: Syaukani A, Eryzona N. Penuntun pratikum dental anatomi. Jakarta; Buku
Kedokteran Gigi Universitas Yarsi.2014.p.99
48
LI 3.2 : Fisiologi Gigi Permanent5
- Melembutkan atau mencernakan makanan secara mekanik
- Sebagai estetika atau keindahan
- Kelancaran berbicara
i1 i2 c m1 m2
7,5 9 18 14 24 (bulan)
6 7 16 12 20 (bulan)
49
Tabel 4.1.2 Kronologi Gigi Desidui
I1 I2 C P1 P2 M1 M2 M3
7-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-13 13-21 (tahun)
50
Tabel 4.2.2 Kronologi Gigi Permanent
51