Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morfologi sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang bentuk
gigi penting untuk dipelajari mahasiswa. Dimana dengan mempelajari tentang
gigi mahasiswa dapat mengetahui morfologi gigi, letak dan perbedaan gigi
kaninus rahang bawah maupun rahang atas.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa pengertian dari morfologi gigi?
2. Jelaskan penampakan gigi caninus rahang atas dan rahang bawah!

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan umum
Untuk mengetahui penampakan gigi caninus rahang atas dan rahang
bawah mulai dari tampak labial, palatal, mesial, dan distal.
b. Tujuan khusus
Untuk membandingkan perbedaan antara gigi caninus rahang atas dan
rahang bawah mulai dari tampak labial, palatal, mesial,dan distal.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil pembuatan makalah ini dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang morfologi gigi, utamanya gigi incisivus
pertama & kedua rahang atas.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Morfologi Gigi


Morfologi gigi adalah ilmu yang mempelajari bentuk gigi.
Bentuk gigi sangat bermacam-macam dengan fungsi dan letak
masing-masing. Menurut masa pertumbuhan gigi manusia
morfologi gigi dibagi menjadi yaitu, morfologi gigi decidul
(gigi susu) dan morfologi gigi permanent.

2.2 Caninus Atas (Maxillary Permanent Canine)

 Merupakan gigi ketiga kiri dan kanan dari garis tengah /


median line.
 Mempunyai satu cups.
 Mempunyai korona terpanjang dalam mulut.
 Mempunyai satu akar yang panjang.

a) Pandangan Labial
3

 Terlihat seperti mata tombak


 Puncak cups terletak ditengah-tangah
 Mempunyai lebar ridge yang berjalan dari servikal line kearah
incisal
 Mempunyai dua lereng, yaitu lereng mesial yang lebih pendek
dari lereng distal
 Titik kontak mesial ± 1/3 incisal
 Titik kontak distal ± ½ incisal
 Cervikal line melengkung kearah apeks

b) Pandangan Palatal

 Seperti pandangan labial, terdapat:


- Cingulum yang besar
- Mesial marginal ridge
- Distal marginal ridge
4

- Palatinal ridge yang berjalan dari singulum kearah cups


- Incisal ridge:
1. Mesial incisal ridge
2. Distal incisal ridge
 Diantara ridge-ridge tersebut itu terdapat fosa palatinal :
- Mesial palatinal fossa-disto palatinal fossa
- Disto palatinal fossa
 Cervikal line melengkung sedikit (hampir lurus) kearah apeks

c) Pandangan Mesial

 Permukaan labial cembung dan permukaan palatal terlihat


adanya singulum.
 Servikal line melengkung kearah incisal sedalam ± 2 ½ mm.
 Jarak labio palatal tebal terutama didaerah cinglum.
 Puncak cups agak kearah labial.
5

d) Pandangan Distal

 Seperti pandangan mesial tapi servikal line melengkung kearah


incisal hanya sedalam ± 1 ½ mm terdapat depresion.

e) Pandangan Incisal

 Jarak labio palatal lebih lebar daripada mesio distal


 Permukaan palatal terlihat turun kearah distal

2.3 Caninus Bawah (Mandibulary Permanent Canine)


 Merupakan gigi ketiga kiri dan kanan median line
 Dibandingkan caninus atas, caninus bawah lebih ramping
 Akarnya satu dan apeks runcing
6

a. Pandangan Labial

 Mempunyai 2 lereng mesial dan distal,dimana lereng mesial


lebih pendek dari lereng distal
 Jarak mesio distal lebih kecil dari mesio distal caninus atas
 Titik kontak mesial ± ¼ incisal sedang titik kontak distal ± 1/3
incisal
 Cervikal line hampir seperti ½ lingkaran dan melengkung
kearah apeks

b. Pandangan Lingual
7

 Cingulum, ridge dan fossa tidak begitu jelas


 Cervikal line melengkung

c. Pandangan Mesial

 Bagian incisal tebal


 Puncak cups kearah lingual
 Cervikal line melengkung kearah incisal

d. Pandangan Distal

 Sama seperti pandangan mesial tapi cervikal line tidak sedalam


sebelah mesial

e. Pandangan Incisal
8

 Permukaan labial lebih besar dari permukaan lingual


 Garis incisal miring kearah lingual
9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk gigi. Terdapat perbedaan dari gigi caninus rahang
atas dan rahang bawah yang bisa kita lihat dari pandangan labial, palatal,
mesial, distal dan incisal.
3.2 Saran
Sebagai seorang tekniker kita harus bisa mengetahui perbedaan gigi
anterior maupun posterior dengan baik agar mempunyai ketelitian saat
mengerjakan suatu protesa.
10

DAFTAR PUSTAKA

Harshannur, Itjiningsih Wangidjaja. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta:EGC

Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia

Balogh MB. ch Renbach MJ. 1997, Illustrated Dental Embryology, Histology and
Anatomy. W. B Saunders Co Philadelphia, London, New York Ash.

Anda mungkin juga menyukai