SEMESTER GENAP
BLOK STRUKTUR SISTEM STOMATOGNASI
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Struktur Sistem Stomagtonasi Anatomi Gigi
Sulung” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Serta harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
`
Penulis
DAFTAR ISI
2. Aspek Lingual
a. Marginal ridge dan singulum terlihat jelas
b. Terdapat lingual ridge dari arah singulum
c. Lingual ridge membagi mesial fossa dan distal fossa
d. Akar mengecil dari insisal ke arah apeks
3. Aspek Insisal
a. Ukuran Mesio Distal dan Labio Lingual seimbang
b. Terdapat insisal ridge yang berjalan dari mesial ke distal ditengah
mahkota
c. Permukaan labial halus
d. Titik kontak 1/3 insisal, palatal mengecil ke singulum
4. Aspek Mesial
a. ± 1 mm perbedaan mahkota insisal dengan servikal, cervical lebih
besar dari insisal
b. Apeks akar terlihat tumpul
c. Cementoenamel Junction jelas dan tegas
d. Terdapat developmental depression pada akar
e. Servikal line lebih ke insisal dibandingkan dengan sisi distal
5. Aspek Distal
a. Tidak terlihat developmental depression pada akar
b. Servikal line lebih lurus dibandingkan dengan sisi mesial
2. Aspek Lingual
a. Marginal ridge dan singulum tidak terlalu jelas
b. Terdapat lingual ridge dari arah singulum
c. Lingual ridge membagi mesial fossa dan distal fossa tidak terlalu
jelas
d. Akar mengecil dari insisal ke arah apeks
3. Aspek Insisal
a. Ukuran Mesio Distal dan Labio Lingual seimbang
b. Terdapat insisal ridge yang berjalan dari mesial ke distal ditengah
mahkota, cenderung kearah distal
c. Permukaan labial halus
d. Titik kontak 1/3 insisal, palatal mengecil ke singulum
4. Aspek Mesial
a. ± 1 mm perbedaan mahkota insisal dengan servikal, cervical>insisal
b. Apeks akar terlihat tumpul
c. Cementum Enamel Junction jelas dan tegas
d. Servikal line lebih ke insisal dibandingkan dengan sisi distal
5. Aspek Distal
a. Servikal line lebih lurus dibandingkan dengan sisi mesial
2. Aspek Lingual
a. Singulum tampak jelas
b. Lingual fosa dangkal
c. Mahkota dan akar mengecil ke lingual
3. Aspek Mesial
a. Insisial ridge berada di tengah-tengah mahkota
4. Aspek distal
a. Lebih kecil dari insisiv yang lain
2. Aspek Lingual
a. Terdapat lingual fosa yang dalam
3. Aspek Mesial
a. Garis servikal lebih melengkung dari distal
4. Aspek Distal
a. Terdapat distal longitudinal groove
b. Akar berbentuk lurus
5. Aspek Insisal
a. Mahkota tidak simetris
b. Singulum meninggi ke arah distal
2. Aspek Palatal :
a. Terdapat lingual ridge yang memisahkan mesiolingual fossa &
distolingual fossa
b. Terlihat tubercle yang merupakan kelanjutan dari lingual ridge
3. Aspek Mesial/Distal
a. Cervical line pada mesial lebih cekung ke arah insisal daripada distal
4. Aspek Insisal :
a. Bentuk mahkota seperti berlian (diamond-shaped)
b. Puncak cusp lebih ke distal sehingga mesial slope > distal slope
F. Kaninus Mandibula
1. Aspek Labial
a. Outline mesial dan distalnya agak membulat
b. Distal cusp slope lebih panjang dari mesial cusp slope
2. Aspek Lingual
a. Lingual ridge yang memisahkan mesiolingual & distolingual fossa
b. Terlihat tubercle yang merupakan kelanjutan dari lingual ridge
c. Lingual surface terlihat lebih halus daripada caninus rahang atas
3. Aspek Mesial/Distal
a. Cervical line pada mesial lebih cekung ke arah insisal daripada distal
4. Aspek Insisal
a. Bentuk mahkota seperti berlian (diamond-shaped)
G. Molar 1 Maksila
1. Aspek Bukal
a. Outline mesial dan distal membulat dan menyempit ke servikal
b. Terdapat 2 akar yang ramping panjang dan melebar dan 1 akar
lainnya berada lingual
c. Akar disto bukal lebih pendek dari akar mesio bukal
2. Aspek Palatal
a. Disto lingual cusp lebih kecil dan membulat
b. Mesio lingual cusp paling menonjol
c. Disto bukal cusp dapat terlihat
d. Terlihat 3 akar
3. Aspek Mesial
a. Mesio lingual cusp lebih tinggi dari mesio bukal cusp
b. Terlihat jelas daerah cembung pada bagian bukal
c. Terdapat lekukan di garis servikal
d. Terlihat akar lingual dan mesio bukal
4. Aspek Distal
a. Disto bukal cusp lebih tinggi dan tajam
b. Disto lingual cusp kecil dan membulat
c. Garis servikal sedikit melengkung
d. Terlihat 2 akar, tetapi bagian ujung akar dari mesio bukal terlihat
5. Aspek Oklusal
a. Berbentuk rectangular
b. Outline mahkota menyempit ke distal dsn lingual
c. Pola groove “H” dengan central fosa, mesial triangular fosa, dan
mesial triangular fosa
d. Terdapat book distal groove yang membagi mesio bukal cusp dan
disto bukal cusp
Gambar 1.7 Molar 1 Maksila
H. Molar 2 Maksila
1. Aspek Bukal
a. Terlihat 2 cusp
b. Kedua bukal cusp besarnya seimbang
c. Terlihat 3 akar (2 akar d bukal dan 1 akar d lingual)
2. Aspek Mesial
a. Mahkota tampak pendek
b. Mesio lingual cusp lebih besar
c. Garis servikal sedikit melengkung
d. Akar mesio bukal lebih lebar dan rata
3. Aspek Distal
a. Outline lingual membulat
b. Disto bukal dan disto lingual cusp sama tinggi
c. Garis servikal hamper lurus
4. Aspek Oklusal
a. Bentuk rhomboid dengan 5 cusp (4 cusp dan 1 carabelli)
b. Terdapat central fosa dan mesial triangular fosa
c. Terdapat central groove yang yang menghubungkan mesial
triangular fosa dan sentral fosa
d. Terdapat oblique ridge antara mesio lingual dan disto bukal cusp
e. Terdapat distal dan mesial marginal ridge
I. Molar 1 Mandibula
1. Aspek Bukal
a. Bagian distal mahkota lebih pendek dari bagian mesial
b. Mesial cusp lebih besar dari distal cusp
c. Terdapat developmental depression pada permukaan buccal yang
memisahkan mesial buccal cusp dan disto buccal cup
d. Akar panjang, ramping dan melebar di 1/3 apical melebihi outline
mahkota
e. Cervikal line menurun dari distal ke arah apical
2. Aspek Lingual
a. Mahkota menyempit ke arah lingual
b. Disto lingual cusp berbentuk bundar dan jelas
c. Terdapat developmental groove di antara mesio lingual cusp dan
disto lingual cusp
d. Mesio lingual cusp bentuknya panjang dan tajam
e. Buccal cusp terlihat dari aspek ini
f. Panjang mahkota mesial dan buccal hampir sama
g. Cervikal line lebih lurus dibandingkan dengan aspek buccal
3. Aspek mesial
a. Pada 1/3 mesial permukaan buccal terdapat lengkungan yang besar
b. Outline mahkota gigi ini sama dengan gigi molar 1 dan molar 2 tetap
rahang bawah
c. Mesio buccal cusp dan mesio lingual cusp dapat terlihat dari aspek
ini
d. Ukuran mesio bucal lebih besar dari ukuran mesio lingual
e. 1/3 cervikal sampai dengan puncak mesio lingual cusp datar
f. Apeks akar datar dan akan hampir persegi empat
4. Aspek Distal
a. Terdapat beberapa perbedaan dengan aspek mesial, yaitu pada 1/3
cervikal permukaan buccal, lengkungannya tidak begitu jelas
b. Panjang mahkota bagian buccal dan lingual hampir sama
c. Cervikal line memanjang lurus dalam arah bucco lingual
d. Kedua buah distal cusp tidak setinggi mesial cusp
e. Disto marginal ridge tidak selurus dan sebagus mesio marginal ridge
f. Akar distal lebih bulat dan lebih pendek mengecil di bagian apical
5. Aspek Oklusal
a. Bentuknya rhomboid
b. Mesio lingual cusp merupakan cusp yang paling besar dibandingkan
dengan cusp lain
c. Permukaan sebelah lingual datar dan lebar
2. Aspek Lingual
a. Mahkota menyempit ke arah lingual
b. Pada aspek ini terlihat 2 buah cusp yang di pisahkan oleh lingual
groove yang pendek
c. Besar kedua cusp lingual tidak selebar keiga buah cusp bucal
d. Cervical line terlihat lurus
e. Buccal cusp terlihat dari aspek ini
3. Aspek Mesial
a. Outline mahkota hampir sama dengan molar 1 bawah tetap
b. Perbedaannya puncak bucal lebih besar pada gigi sulung di
bandingkan dengan gigi tetap dan lebih menyempit ke arah occlusal
c. Letak buccal cusp terletak di atas akar dan garis luar lingual mahkota
d. Mesio lingual cusp dan mesio buccal cusp terihat pendek karena
marginal ridge tinggi
e. Lingual cusp lebih tinggi
f. Akar lebar, datar dengan aspek yang tumpul
4. Aspek Distal
a. Mahkota menyempit dari mesial ke distal
b. Mesio buccal cusp terlihat dari aspek ini
c. Disto lingual cusp baik perkembangannya
d. Dista marginal ridge lebih ke bawah dan lebih pendek dalam arah
bucco lingual di bandingkan dengan masial marginal ridge
e. Cervikal line lurus
f. Akar distal lebar dan datar seperti akar mesial dan mengecil ke apex
5. Aspek Oklusal
a. Bentuknya pertsegi panjang
b. Terlihat 3 buah cusp buccal dan 2 buah cusp lingual
c. Lebar mesio distal ketiga buah cusp buccal lebih lebar dari mesio
distal cusp lingual
d. Adanya triangular ridge yang berjalan dari puncak cusp tersebut
Kalsifikasi gigi desidui dimulai pada usia 4 bulan intra uterin. Selama
proses perkembangan email dan dentin gigi dapat dijadikan sebagai perekam
biologis kesehatan dan penyakit. Setelah proses pembentukan mahkota gigi dan
mukosa kemudian gigi erupsi kedalam rongga mulut. Selanjutnya akar gigi akan
menjadi lebih aktif mengalami perkembangan dan mendorong mahkota gigi kearah
rongga mulut. Selanjutnya mahkota bergerak lebih jauh kearah oklusal dan
sementum. Pembentukan akar dimulai ketika gigi belum erupsi secara sempurna
didalam rongga mulut, setelah akar terbentuk lengkap kemudian sementum gigi
menutupi seluruh akar gigi. Selanjutnya terbentuk jaringan pulpa gigi yang
berfungsi memberikan pasokan darah dan saraf pada gigi. Pulpa gigi merupakan
organ yang berasal dari jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah arteri,
vena, sistem limpatik dan saraf, fungsi utamanya untuk membentuk dentin gigi.
Pembentukan gigi dikatakan lengkap saat ujung apikal gigi selesai terbentuk.
Proses ini akan terus berlangsung secara berlahan sepanjang kehidupan. Ketika gigi
baru erupsi, pulpa gigi terlihat lebar, kemudian akan mengecil seiring proses
pembentukan gigi selesai. Rongga pulpa akan menjadi lebih kecil dan menyempit
karena adanya pembentukan dentin sekunder. Perubahan ruang pulpa ini dapat
Gigi manusia bersifat diphyodont, gigi susu pada anak terbentuk 20 gigi
susu. Urutan erupsi gigi permanen serupa dengan gigi susu. Urutan erupsi molar
selalu sama, molar pertama pada usia 6 tahun. Molar kedua pada usia 12 tahun, dan
molar ketiga pada usia 18 tahun. Tuntasnya pembentukan gigi tetap menghasilkan
Gigi permanen :
Gigi sulung :
Gigi permanen :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 3.3 Penamaan Gigi Cara Palmer
Contoh:
P2 atas kanan = 5
I1 bawah kiri = 1
Gigi sulung :
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Contoh:
P2 atas kanan = V
I1 bawah kiri = I
Contoh:
P2 atas kanan = 4
I1 bawah kiri = 24
e. Cara Haderup
Penamaan Haderup menggunakan 2 kuadran, yaitu + untuk rahang
atas dan – untuk rahang bawah.
+ +
– –
Gigi permanen :
Premolar 2 atas kanan = 5 +
Insisivus 1 bawah kiri = – 1
Gigi sulung :
Caninus bawah kanan = 03 –
Molar 2 atas kiri = + 05
2.4 Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen
Cuspids ramping dan cenderung lebih Cuspids kurang kerucut daripada cusp
kerucut dari gigi sulung
Mahkota lebih lebar pada dimensi Mahkota gigi anterior lebih besar pada
mesiodistal dalam kaitannya dengan dimensi cervical -oklusal daripada
tinggi cervico-occlusal.Dimana mesiodistal. Ini memberi penampilan
tampilan Ini memberi penampilan lebih panjang pada gigi anterior.
berbentuk cangkir ke gigi anterior dan
bentuk pendek dan mencembung pada
molar.
Enamel lebih tipis dan kedalaman Enamel lebih tebal dan memiliki
konsisten sekitar 1 mm ketebalan ketebalan sekitar 2-3 mm.
sepanjang seluruh mahkota.
Supplemental grooves lebih banyak. Supplemental grooves sedikit
Tidak dijumpai mammelons Mammelons ada pada di tepi insisal
gigi yang baru erupsi
Bidang Occlusal relatif datar. Bidang Occlusal memiliki kontur
melengkung.
Permukaan buccal dan lingual dari Sedikit konvergensi permukaan bukal
molar bertemu pada permukaan dan lingual molar terhadap permukaan
oklusal sehingga memiliki occlusal oklusal.
table yang menyempit pada bidang
buccolingual.
Molar pertama lebih bulat dan sangat Memiliki sedikit penyempitan leher
sempit (terbatas dan berbentuk dan molar 1 ukurannya lebih besar
lonceng) secara cervical. Ukurannya dari molar ke-2.
lebih kecil dari molar ke-2.
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.3 sampai 4.6 Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen
Root
1. Akar lebih panjang dan lebih ramping 1. Akar lebih pendek dan lebih bulat
dibandingkan dengan ukuran mahkota dibandingkan dengan ukuran mahkota
2. Akar divergen dan menonjol ke luar 2. Akar molar 1 lebih banyak
untuk menampung tunas gigi permanen. konvergen
Pulpa
Volume pulpa lebih besar dibandingkan Volume pulpa kecil dibandingkan dengan
dengan volume gigi. volume gigi.
Kandungan Mineral
Enamel dan dentin kurang termineralisasi, Enamel dan dentin lebih banyak
sehingga waktu etching acid lebih banyak termineralisasi, sehingga waktu etching
untuk gigi sulung. acid berkurang.
Konten organik lebih banyak. Konten organik lebih sedikit.
Garis neonatal ada. Garis neonatal hanya ada pada gigi molar
1 permanen.
Dentin: Dentin:
a. Tubulus dentin kurang teratur. a. Tubulus dentin lebih teratur.
b. Tebalnya adalah setengah dari gigi b. Tebalnya adalah dua kali dari gigi
permanen. desidu.
c. Sel pembentuk dentin aktif secara c. Sel pembentuk dentin aktif secara
fungsional selama 360 hari. fungsional selama 700 hari.
d. Dentin interglobular tidak ada. d. Dentin interglobular ada.
e. Dentin kurang padat. e. Dentin lebih padat.
Ligament Periodontal
Area ligament periodontal sedikit. Area ligament periodontal banyak.
Lamina dura relative tebal Lamina dura relatif tipis.
Lainnya
Sementum sangat tipis dan dari tipe Terdapat sementum sekunder.
primer.
Lamina dura relative tebal Lamina dura relatif tipis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dibandingkan dengan gigi permanen, gigi desidui memiliki dimensi
mahkota dan ukuran keseluruhan yang lebih kecil, serviks lebih menonjol
dengan menyempit di bagian leher gigi. Gigi desidui memiliki warna yang lebih
terang dibandingkan gigi permanen, di samping itu, diameter bukolingual gigi
molar desidui lebih kecil dibandingkan dengan gigi permanen.
Gigi manusia bersifat diphyodont, gigi desidui terbentuk sebanyak 20
gigi dimana setiap region berjumlah 5 gigi. Urutan erupsi gigi desidui dimulai
dari kalsifikasi yang dimulai pada usia 4 bulan intra uterin. Proses selanjutnya
dilanjutkan dengan pembentukan akar gigi, dentin, dan sementum. Urutan
erupsi gigi permanen serupa dengan gigi desidui. Urutan erupsi molar selalu
sama, molar pertama pada usia 4 tahun. Molar kedua pada usia 12 tahun da
molar ketiga pada usia 18 tahun. Tuntasnya pembentukan gigi tetap
menghasilkan 32 gigi permanen.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.columbia.edu/itc/hs/dental/d9903/lectures/lecture4.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10048/Morfologi%20Gig
i%20Desidui.pdf?sequence=1&isAllowed=y