Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERBEDAAN GIGI SULUNG DAN GIGI


PERMANENT SERTA PERSYARAFAN DALAM
RONGGA MULUT

KELOMPOK 4
A.Ridha Nursafitri : PO713261181001
Musdalifah : PO713261181021
Nur Andriani : PO713261181024
Sri Wahyuni Puspitasari : PO713261181045

TAHUN AJARAN 2019/2020


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
memberikan rahmat serta kesehatan sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah
“Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen ” ini dengan kemampuan dan
pengetahuan yang ada, tak lupa Kami ucapkan terimakasih juga kepada Dosen
Pembimbing selaku dosen untuk mata kuliah Dasar-dasar Pencabutan gigi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan mengenai PERBEDAAN GIGI SULUNG DAN GIGI
PERMANEN. Kami juga menyadari bahwa tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sangat berharap adanya kritik
dan saran agar dapat memperbaiki dan kesalahan tersebut tidak terulang di masa yang
akan datang, mengingat tak ada sarana yang berguna tanpa adanya kritik dan saran.

Semoga makalah yang Kami buat ini dapat di pahami oleh siapa saja yang
membacanya, dan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri dan
bagi siapa saja yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kata yang
kurang berkenan, dan Kami mohon adanya kritik dan saran agar dapat memperbaiki
di saat yang akan datang.

Makassar, 9 September 2019

Penulis

ii
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................1
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3

A. Deskripsi Gigi Sulung dan Gigi Permanen ....................................................3


B. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Sulung...............................................4
C. Fungsi Gigi Sulung dan Gigi Permanen.........................................................6
D. Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen...................................................7
E. Persyarafan di dalam Rongga Mulut...............................................................8

BAB III PENUTUP ...........................................................................................10 

A. Kesimpulan ...............................................................................................10
B. Saran ......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibandingkan dengan jaringan
yang lainnya. Strukturnya yang berlapis-lapis mulai dari email yang keras, dentin
(tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan
bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan
tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Gigi merupakan bagian dari alat
pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia (Irma dan Intan, 2013).
Manusia mempunyai dua macam gigi dalam hidupnya yaitu gigi susu (gigi
sulung) dan gigi tetap (gigi permanen). Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia
enam bulan yang jumlahnya 20 buah. Gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi
permanen. Sedangkan gigi permanen berjumlah 32 buah. (Isro’in, dan Andarmoyo,
2012).
Nervus Trigeminus adalah saraf kranial terbesar dan merupakan saraf otak
motorik dan sensorik. Serabut motoriknya mempersarafi muskulus maseter,
temporalis, pterigoideus internus dan eksternus, tensor timpani, omohioideus dan
bagian anterior dari muskulus digastrikus. Inti motoriknya terletak di pons.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gigi Sulung dan Gigi Permanen ?
2. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Sulung dan Gigi Permanen?
3. Apa sajakah Fungsi dari Gigi ?
4. Apa saja perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen ?
5. Bagaimanakah Persyarafan di dalam Rongga Mulut ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian dari penyakit Gigi Sulung dan Gigi Permanen
Untuk mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Sulung dan Gigi
Permanen
Untuk mengetahui Fungsi dari Gigi
Untuk mengetahui Perbedaaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen
Untuk mengetahui Persyarafan di dalam Rongga Mulut

1
D. Manfaat Penulisan
Bagi penulis :
a. Makalah ini disusun sebagai tugas awal mata kuliah Dasar-dasar pencabutan gigi
atau Exodontia
b. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi
Permanen

Bagi Pembaca
Sebagai sarana mengetahui Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Gigi Sulung dan Gigi Permanen

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibandingkan dengan jaringan
yang lainnya. Strukturnya yang berlapis-lapis mulai dari email yang keras, dentin
(tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan
bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan
tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Gigi merupakan bagian dari alat
pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia (Irma dan Intan, 2013).
Manusia mempunyai dua macam gigi dalam hidupnya yaitu gigi susu (gigi
sulung) dan gigi tetap (gigi permanen). Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia
enam bulan yang jumlahnya 20 buah. Gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi
permanen. Sedangkan gigi permanen berjumlah 32 buah. (Isro’in, dan Andarmoyo,
2012).
a. Gigi Desidu/ Gigi Sulung
Gigi desidui atau yang umumnya dikenal sebagai gigi susu akan erupsi secara
lengkap saat anak berusia kurang lebih 2,5 tahun. Gigi desidui berkembang mulai dari
usia 6 bulan sampai dengan 6 tahun. Saat anak berusia 6-13 tahun gigi permanen
sudah mulai tumbuh menggantikan gigi desidui namun beberapa gigi desidui masih
ada di rongga mulut, periode ini dinamakan dengan periode gigi bercampur. Gigi
desidui akan tanggal seluruhnya dan hanya ada gigi permanen n di rongga mulut pada
saat anak berusia 13 tahun ke atas, periode ini dinamakan dengan periode gigi
permanen (Bakar, 2012)

Gigi desidui merupakan gigi yang penting karena memiliki fungsi mastikasi,
fonasi, estetika dan pendukung jaringan periodontal pada anak. Orang tua sering kali
kurang memperhatikan kesehatan gigi desidui anaknya karena menganggap bahwa
gigi desidui ini hanya sementara dan nantinya akan digantikan oleh gigi permanen,
padahal pertumbuhan dan perawatan yang baik pada gigi desidui akan mempengaruhi
pertumbuhan gigi permanen nantinya (Scheid, 2012).

b. Gigi Tetap/ Gigi Permanen

Gigi permanen adalah gigi yang menggantikan gigi susu yang tanggal dan akan
menjadi gigi untuk seumur hidup. Gigi permanen tidak akan tanggal dengan
sendirinya, kecuali terjadi keabnormalan. Jumlah gigi permanen secara keseluruhan
adalah 32 buah, yaitu 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi premolar dan 12 gigi molar
(Bitar, 2019)

3
Bagian-bagian gigi permanen Menurut Tarigan (1989), gigi dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang terlihat di dalam mulut dan berwarna putih.
b.Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di tulang rahang.
c. Leher gigi adalah bagian gigi yang terletak diantara mahkota gigi dan akar gigi

Ciri-ciri gigi permanen Menurut (Beek 1996), gigi molar pertama baik rahang
atas maupun rahang bawah memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Gigi molar pertama rahang atas, ciri-cirinya:

1) Mempunyai lima cups, termasuk tuberculum carabelli

2) Mempunyai tiga akar, akar palatal terpanjang dan terbesar

3) Pada pandangan oklusal tampak fissure berbentuk huruf “H”

4) Memiliki lima bidang pada mahkota, yaitu: bidang bukal, palatal, mesial, distal
dan oklusal.

b. Gigi molar pertama rahang bawah, ciri-cirinya:

1) Mempunyai lima cups

2) Mempunyai dua akar, yaitu akar mesial dan distal

3) Pada pandangan oklusal tempatpit dan fissure, serta mempunyai empat groove.

Menurut (Karza 2010), menyatakan bahwa gigi ukuran paling besar di rahang
bawah mempunyai cups paling banyak berdasarkan bentuk dan anatomisnya sehingga
memiliki kecenderungan untuk melekatnya sisa-sisa makanan dibandingkan dengan
gigi molar atas.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Sulung dan Gigi Permanen

Pertumbuhan dan perkembangan gigi desidui sudah dimulai sejak sebelum


lahir. Perkembangan gigi melibatkan sel-sel epitelial rongga mulut dan sel-sel
mesenkimal. Sel-sel epitelial akan membentuk organ enamel yang nantinya berperan
pada pembentukan email gigi, sedangkan sel-sel mesenkimal akan membentuk dental
papila yang berperan dalam pembentukan dentin (Avery & Cheiego, 2006).

4
Pada saat pertumbuhan dan perkembangan, gigi akan mengalami aposisi dan
kalsifikasi. Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi
seperti email dan dentin. Kalsifikasi adalah pengendapan garam kalsium anorganik.
Hipoplasia email dan hipokalsifikasi dapat terjadi apabila terdapat gangguan pada saat
aposisi dan kalsifikasi gigi (Harsanur,1995).

Tahap perkembangan (Repository USU 2014) adalah sebagai berikut:

1. Inisiasi (bud stage)

Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu
pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya.
Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas
sampai seluruh bagian maksila dan mandibula.

2. Proliferasi (cap stage)

Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi,
memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudianmembentuk
dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ
gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.

3. Histodiferensiasi (bell stage)

Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner email
epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang
akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.

4. Morfodiferensiasi

Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks
dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun
sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan
gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction
mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan
odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

5
5
5. Aposisi

Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum.
Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah
terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

Tahap-tahap Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari


awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada
dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi
aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak
mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai
mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah
pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang
dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan
epitel di daerah apikal. Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya
20 di rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus,
molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan mandibula
masingmasing. Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula
yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan
erupsinya gigi molar dua maksila. (Repository UGM 2012)

Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun
kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.

C.Fungsi Gigi

Gigi digunakan untuk mengoyak, mengikis, memotong dan mengunyah makanan.


Pada manusia dapat ditemui empat macam gigi yang terdapat pada mulut yaitu :

a. Gigi Seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi memotong dan
mengerat makanan atau benda lainnya.

b. Gigi taring adalah gigi yang memiliki satu akar dan memiliki fungsi untuk
mengoyak makanan atau benda lainnya.

c. Gigi graham kecil adalah gigi yang memiliki dua akar yang berfungsi menggilas
dan mengunyah makanan atau benda lainnya.

6
d. Gigi graham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang berfungsi melumat dan
mengunyah makanan atau benda lainnya.

6
Gigi memiliki peran penting dalam tubuh manusia, kesehatan gigi merupakan
investasi bagi masa depan sehingga kita harus menjaga kesehatan gigi dan rongga
mulut kita. Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang terdiri dua macam 9
jaringan. Jaringan yang bersifat keras terdiri dari email dan dentin, sedangkan
jaringan yang bersifat lunak yaitu pulva (Repository Unila 2011)

Fungsi gigi Menurut (Paramita 2000), fungsi gigi sebagai berikut :

a. Membantu fungsi bicara, bahasa yang diucapkan akan terdengar dengan jelas.
Banyak huruf alphabet yang tidak dapat disuarakan dengan baik tanpa bantuan gigi.

b. Alat untuk mengunyah, sehingga makanan dengan mudah dapat ditelan dan masuk
ke dalam rongga pencernaan berikutnya.

c. Penyangga Gigi memberikan sandaran yang kuat dengan bantuan tulang rahang
pada struktur wajah.

d. Perlindungan dan pengendalian Gigi melindungi debu, kuman dan benda-benda


luar yang masuk ke dalam mulut dengan bantuan bibir.

e. Penampilan Lapisan gigi yang berwarna putih seperti mutiara, memperlihatkan


penampilan yang indah.

f. Pemegang Gigi berguna untuk memegang benda seperti pipa, cerutu dan lain-lain.

D.Perbedaan Gigi Sulung dan Gigi Permanen

ciri-ciri gigi susu (drg.Ellis Mirawati, M.Mkes 2013)

1.warna lebih putih dan keruh


2.Ukurannya lebih kecil
3.Tidak ada premolar
4.Jumlah 20 buah
5.Akar gigi molar lebih divergen (untuk memberi tempat bagi perkembangan gigi
tetap )
6.Mempunyai saluran pulpa yang lebih lebar
7.Tidak terbentuk dentin sekunder
8.Resorbsi akar gigi susu adalah proses fisiologis

7
ciri-ciri gigi permanen
1.Warna lebih putih, jernih kekuningan
2.Ukuran lebih besar
3.Ada premolar
4.Jumlah 32 buah
5.Akar gigi molar lebih konvergen
6.Mempunyai saluran pulpa yang lebih kecil
7.Dapat terbentuk dentin sekunder
8.Resorbsi akar gigi tetap adalah proses patologis

E.Persyarafan di Dalam Rongga Mulut


Nervus Trigeminus adalah saraf kranial terbesar dan merupakan saraf otak
motorik dan sensorik. Serabut motoriknya mempersarafi muskulus maseter,
temporalis, pterigoideus internus dan eksternus, tensor timpani, omohioideus dan
bagian anterior dari muskulus digastrikus. Inti motoriknya terletak di pons. Serabut-
serabut motoriknya bergabung dengan serabut-serabut sensorik nervus trigeminus
yang berasal dari ganglion Gasseri. Serabut-serabut sensoriknya menghantarkan
impuls nyeri, suhu, raba, dan perasaan proprioseptif. Kawasannya ialah wajah, dan
selaput lendir lidah dan rongga mulut serta gusi dan rongga hidung. Impuls
proprioseptif, terutama berasal dari otot-otot yang disarafi oleh cabang mandibular,
dihantarkan oleh serabut sensorik cabang mandibular sampai ke ganglion Gasseri.
Jika ditinjau dari cabang-cabang perifernya, maka nervus trigeminus memiliki 3
cabang, yaitu:
1.Cabang Optalmicus
Cabang ini menghantarkan impuls protopatik dari bola mata serta ruang
orbita, kulit dahi sampai verteks. Impuls sekretomotorik dihantarkannya ke glandula
lakriminalis. Serabut-serabut dari dahi menyusun nervus frontalis masuk ke ruang
orbita melalui foramen supraorbital
Serabut-serabut dari bola mata dan rongga hidung bergabung menjadi
seberkas saraf yang dikenal sebagai nervus nasosiliaris. Berkas saraf yang menuju ke
glandula lakrimalis dikenal sebagai nervus lakrimalis. Ketiga berkas saraf, yaitu
nervus frontalis, nervus nasosiliaris dan nervus lakrimalis mendekati satu dengan
yang lain pada fisura orbitalis superior dan dibelakang fisura tersebut bergabung
menjadi cabang I N.V (nervus optalmikus). Cabang tersebut menembus durameter
dan melanjutkan perjalanan di dalam dinding sinus cavernous. Pada samping prosesus
klinoideus posterior cabang ini keluar dari dinding tersebut dan berakhir di ganglion
Gasseri. Di dekatnya terdapat arteri fasialis.

8
Adanya lesi pada cabang ini seperti tumor, multipel sklerosis, dll menyebabkan
hilangnya reflek kornea dan sensasi pada daerah dermatome. Perubahan pada kornea
(neuropatik keratitis) juga mungkin terjadi.

2. Cabang maksilaris
Cabang ini tersusun oleh serabut-serabut somatosensorik yang menghantarkan
impuls protopatik dari wajah bagian pipi, kelopak mata bawah, bibir atas, hidung dan
sebagian rongga hidung, gigi-geligi rahang atas, ruang nasofaring, sinus maksilaris,
palatum mole dan atap rongga mulut. Serabut-serabut yang berasal dari kulit wajah
masuk ke dalam tulang maksilar melalui foramen infraorbital. Berkas saraf ini
dinamakan nervus infraorbital. Saraf-saraf dari mukosa cavum nasi dan rahang atas
serta gigi-geligi atas juga bergabung dalam saraf ini dan setelahnya disebut nervus
maksilaris, cabang II N.V. Ia masuk ke dalam rongga tengkorak melalui foramen
rotundum kemudian menembus durameter untuk berjalan di dalam dinding sinus
cavernous dan berakhir pada ganglion Gasseri. Cabang maksila nervus V juga
menerima serabut-serabut sensorik yang berasal dari dura fossa krania media dan fosa
pterigopalatinum. Adanya lesi menyebabkan kehilangan sensasi reflek palatal.
Cabang Nervus Maksilaris yang mempersyarafi gigi rahang atas yaitu :
1.Nervus Alveolaris superior posterior, mempersyarafi :
a.gigi M1 RA, akar distobukal dan palatal
b.gigi M2 RA
c.gigi M3 RA
d.Palatum
e.Tulang Alveolus region molar atas
f.Gingiva bagian bukal M1-M3 atas

2.Nervus Alveolaris superior media, mempersyarafi :


a.gigi I1,I2, dan C atas
b.Proceccus Alveolaris region gigi P1,P2, dan M1 atas
c.Gingiva bagian bukal region gigi I1,I2, dan C atas

3.Nervus Alveolaris superior anterior, mempersyarafi :


a.gigi I1,I2,dan C atas
b.Proceccus Alveolaris region gigi I1,I2, dan C atas
c.Gingiva bagian bukal region gigi I1,I2, dan C atas

9
4.Nervus Labialis superior, mempersyarafi :
a.bibir atas
b.sayap hidung
c.kelopak mata

5.Nervus Nasalis posterior superior, mempersyarafi :


a.daerah hidung

6.Nervus Incisivus, mempersyarafi :


a.palatum drum
b.C atas kiri- C atas kanan

7.Nervus Palatinus, terdiri dari :


a.Nervus palatinus inverior yang mempersyarafi palatum drum region C-M3 atas
b.Nervus palatinus posterior yang mempersyarafi region palatum

3. Cabang Mandibularis
Cabang ini tersusun oleh serabut somatomotorik dan sensorik serta
sekremotorik (parasimpatetik). Serabut-serabut somatomotorik muncul pada daerah
lateral pons menggabungkan diri dengan berkas serabut sensorik yang dinamakan
cabang mandibular ganglion Gasseri. Secara eferen, cabang mandibular keluar dari
ruang intrakranial melalui foramen ovale dan tiba di fossa infratemporal. Disitu
nervus meningea media (sensorik) yang mempersarafi selaput meningen
menggabungkan diri pada pangkal cabang mandibular. Di bagian depan fossa
infratemporal, cabang III N.V bercabang dua
Yang satu terletak lebih kebelakang dari yang lain. Cabang belakang
merupakan pangkal dari saraf aferen dari kulit daun telinga (nervus
aurikulotemporal), kulit yang menutupi rahang bawah, mukosa bibir bawah, dan dua
pertiga bagian depan lidah (nervus lingual), glandula parotis dan gusi rahang bawah
(nervus dentalis inferior) dan serabut eferen yang mempersarafi otot-otot omohioideus
dan bagian anterior muskulus digastrikus
Lesi pada cabang ini menyebabkan kekurangan sekresi saliva, kehilangan rasa
kecap di 2/3 anterior lidah, kelemahan pada otot pengunyahan adalah ciri yang
menonjol.
Cabang-cabang nervus mandibularis yaitu :

9
1.Nervus Buccinatorius (nervus buccalis) yang mempersyarafi :
a.Mukosa pipi
b.gingiva bagian bukal region M1,M2,M3 bawah

2.Nervus Auricularis temporalis


3.Nervus lingualis yang mempersyarafi :
a.1/2 lidah dan 2/3 bagian bukal
b.mukosa dasar mulut
c.gingiva bagian lingual

4.Nervus Alveolaris inferior yang mempersyarafi :


a.setengah bagian mempersyarafi gigi RB
b.setengah bagian mempersyarafi tulang RB

5.Nervus Mentale yang mempersyarafi :


a.setengah bagian mukosa bibir bawah
b.daerah dagu

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia mempunyai dua macam gigi dalam hidupnya yaitu gigi susu (gigi
sulung) dan gigi tetap (gigi permanen). Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia
enam bulan yang jumlahnya 20 buah. Gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi
permanen. Sedangkan gigi permanen berjumlah 32 buah. (Isro’in, dan Andarmoyo,
2012).
Nervus Trigeminus adalah saraf kranial terbesar dan merupakan saraf otak
motorik dan sensorik. Serabut motoriknya mempersarafi muskulus maseter,
temporalis, pterigoideus internus dan eksternus, tensor timpani, omohioideus dan
bagian anterior dari muskulus digastrikus.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas. 

10
10
DAFTAR PUSTAKA

Mirawati, M.Mkes. Drg .Ellis, Yauri. Drg.Lucia, Sitanaya, M.Mkes. Drg.Rini, 2013,
dasar-dasar pencabutan gigi, jurusan keperawatan gigi, Kementerian Kesehatan
RI, Politeknik Kesehatan Makassar
Harshanur Wangidjaja, Drg. Itjiningsih, 1981, Anatomi Gigi. Jakarta: EGC
http://digilib.unila.ac.id/2196/7/BAB%20II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/26006/24/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/648/2/BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16855/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
file:///C:/Users/WINDOWS%207/Downloads/Pertumbuhan%20Dan
%20Perkembangan%20Gigi.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16855/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

11
13

Anda mungkin juga menyukai