Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EXODONTIA

“ANATOMI MULUT”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III
 NARARIA TRI DEVITA PUTRI
 NURFAJRI OKTAVIANI
 RESKY DAMAYANTI
 SRI EKA ALDAYANTI LATIF

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


D-III KEPERAWATAN GIGI
TINGKAT II
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayatnya sehinga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Anatomi
Mulut” dengan baik.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan pada semester tiga
dengan mata kuliah “Exodontia”. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang
kami miliki, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi peyempurnaan
pembuatan makalah ini.iluar itu, penulis sebagai manusia biasa meyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun
menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat menambah khazana
{pemahaman} ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk pembaca.

Makassar, 12 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAM SAMPUL.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Rongga Mulut.................................................................................................3
1.1 Palatum
1.2 Rongga Mulut ..........................................................................................4
B. Penyakit Menular............................................................................................6
1.1 Pengertian Penyakit Menular....................................................................6
1.2 karakteristik penyakit menular .................................................................6
1.3 Jenis penularan Penyakit Menular...........................................................7
1.4 Kelompok Utama Penyakit Menular.........................................................8
1.5 komponen penyakit Menular....................................................................8
1.6 Sumber Penularan...................................................................................20
1.7 Cara penularan........................................................................................21

BAB III PENUTUP..........................................................................................................22

A. Kesimpulan ..................................................................................................22
B. Saran ............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang     


      
Pemeriksaan mulut adalah daerah diagnosis fisik yang dalam berbagai alasan
secara tradisional menerima sedikit penekanan pada kurikulum medis
predoktoral.Meskipun demikian, beberapa informasi dapat diperoleh melalui evaluasi
sistematis jaringan lunak dan keras rongga mulut. Terlepas dari tujuan utamanya
adalah untuk membedakan antara kondisi sehat dan sakit, pemeriksaan mulut yang
menyeluruh bebarengan dengan riwayat medic dan dental dapat memberikan
wawasan penting terhadap kesehatan dan kesejahteraan pasien secara keseluruhan.
Pemeriksaan mulut juga mempunyai pengaruh signifikan pada klasifikasi pasien
terinfeksi HIV.
Pada sebagian besar kasus penemuan mikroskopis bersamaan dengan
pemeriksaan klinis, cukup untuk menentukan pemeriksaan rongga mulut. Tergantung
pada situasi dan kondisi selama pemeriksaan, pendokumentasian penampakan klinis
jaringan mulut dapat bermanfaat. Hal ini biasanya berguna ketika memonitor
perjalanan penyakit kronis dan respon terhadap perawatan.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1  Untuk mengetahui cara merawat gigi.

1.2.2  Untuk mengetahui macam-macam cara pemeriksaan pada gigi.


1.3  Tujuan Penulisan

1.3.1  Mengetahui cara merawat gigi.

1.3.2  Mengetahui macam-macam cara pemeriksaan pada gigi.


BAB II
PEMBAHASAN
Mulut merupakan jalan masuk sistem pencernaan berisi organ yang berfungsi
dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak antara gigi, bibir, dan pipi
sebagai batas luarnya. Rongga oral utama, dibatasi gigi dan gusi bagian depan,
palatum lunak dank eras dibagian atas, lidah dibagian bawah, dan orofaring bagian
belakang.

Selain itu Mulut juga salah satu anggota tubuh yang ada di wajah dimana
terdapat bagian-bagian lagi di dalamnya. Gigi dan lidah adalah bagian terpenting
yang ada di dalam mulut yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Mulut
merupakan bagian pertama dari sistem  pencernaan dan merupakan bagian tambahan
dari sitem pernapasan. Selain itu, ada pula saliva untuk membersikan mulut secara
mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh bakteri, karenanya
harus selalu di bersihkan setelah makan dan sebelum tidur. Minimal tiga kali sehari.
Kerusakan gigi dapat di sebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan manis,
menggigit benda keras dan kebersihan mulut yang kurang. Perawatan gigi dan
mulut  cukup menentukan kesehatan mulut dan gigi mereka pada tingkatan
selanjutnya. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.

Mulut juga dapat didefinisika sebagai rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar yang sempit, atau vestibuka, yaitu
ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan di
sebelah belakang bersambung dengan awal farinx. Rongga mulut terbentang mulai
dari permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atap mulut dibentuk oleh palatum
durum dan mole. Di bagian posterior palatum mole berakhir pada uvula. Lidah
membentuk dasar mulut. Pada bagian paling posterior dari rongga mulut terletak
tonsil di antara kolumna anterior dan posterior.
(A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp,2005,Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia,Jakarta.)
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ
aksesori yang bersifat dalam proses awal pencernaan. Secara umum terdiri dari 2
bagian, yaitu:
1. Bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
2. Bagian rongga mulut (bagian) dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang
bersambung dengan faring.
Selaput lendir mulut ditutupi ephitelium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak
kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan
pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput
lendir mukosa. Ada beberapa bagian yang perlu diketahui, yaitu:
1. Palatum
a. Palatum durum yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan
tulang maksilaris.
Palatum durum adalah suatu struktur tulang berbentuk konkaf. Bagian
anteriornya mempunyai lipatan-lipatan yang menonjol, atau rugae. (Swartz,
1989)
b. Palatum mole terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang
dapat bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Palatum mole adalah suatu daerah fleksibel muscular di sebelah posterior
palatum durum. Tepi posterior berakhir pada uvula. Uvula membantu menutup
nasofaring selama menelan.

2. Rongga mulut
a. Bagian gigi terdapat gigi anterior yang sangat kuat yang tugasnya memotong
dan gigi posterior yang tugasnya menggiling. Pada umumnya otot-otot
pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial ke 5. Proses
mengunyah di kontrol oleh nucleus dalam batang otak. Perangsangan formasi
retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan dapat menimbulkan
pergerakan mengunyah secara ritmis dan kontinu. Mengunyah makanan
bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama untuk sebagian
besar buah dan sayur- sayuran mentah karena zat ini mempunyai membrane
selulosa yang tidak dapat dicerna diantara bagian-bagian zat nutrisi yang harus
diuraikan sebelum dapat digunakan.
b. Tulang Alveolar.
Tulang alveolar terdiri atas tulang spons di antara dua lapis tulang kortikal.
Pembuluh darah dan saraf gigi menembus tulang alveolar ke foramen apical
untuk memasuki rongga pulpa. Tulang alveolar cukup labil dan berfungsi
sebagai sumber kalsium siap pakai untuk mempertahankan kadar darah ion ini.
Setelah hilangnya gigi permanen atau setelah periodontitis dapat terjadi
resorbsi nyata dari tulang alveolar.
c. Gingiva.
Gingiva adalah membran mukosa yang melapisi vestibukum dari rongga
mulut dan melipat di atas permukaan luar tulang alveolar. Saat mendekati gigi,
ia menyatu dengan tepian bawah lapis merah muda yang lebih kuat yang
disebut gusi atau gingiva, yang merupakan bagian membrane mukosa yang
terikat erat pada periosteum Krista tulang alveolar. Ia dilapisi epitel berlapis
gepeng dengan banyak papilla jaringan ikat menonjol pada dasarnya. Epitel ini
berkeratin, tetapi dalam lingkungan basah ini ia tidak memiliki stratum
granulosum dan sel- sel gepeng lapis superfisialnya tetap berinti piknotik.

d. Ligamentum Periodontal.
Akar gigi masing-masing dibungkus lapis kolagen padat, membentuk
membrane periodontal atau ligament periodontal di antara sementum dan
tulang alveolar di sekitarnya. Serat-seratnya berjalan miring ke atas dari
sementum ke tulang hingga tekanan pada gigi menekan serat-serat yang
tertanam dalam tulang. Ligamen periodontal menahan gigi pada sakunya dan
masih memungkinkan sedikit gerak.

e. Pulpa.
Pulpa, yang memenuhi rongga gigi, berasal dari jaringan yang membentuk
papilla dentis selama perkembangan embrional. Arteriol kecil memasuki pulpa
melalui foramen apical dan cabang kapilernya pecah dekat dasar odontoblas
dan sebagian terdapat diantaranya. Mereka ini berlanjut ke dalam vena kecil
yang letaknya lebih ke pusat pulpa.

f. Lidah.
Lidah manusia sebenarnya dibentuk oleh otot-otot yang terbagi atas 2
kelompok, yaitu otot-otot yang hanya terdapat dalam lidah (otot intrinsik) dan
otot-otot ekstrinsik yang salah satu ujungnya mempunyai perlekatan di luar
lidah, yaitu pada tulang rahang bawah di dasar mulut dan tulang lidah. Otot
intrinsik mempunyai serat lebih halus daripada otot ekstrinsik. Otot-otot ini
penting dalam proses mengunyah dan mengucapkan kata-kata. Pergerakan
lidah diatur oleh saraf otak ke-12. Permukaan belakang lidah yang terlihat pada
saat seseorang membuka mulut ditutupi oleh selaput lendir yang mempunyai
tonjolan-tonjolan (papilla). Pada papilla ini terdapat alat pengecap (taste-bud)
untuk mengenal rasa manis, asin, asam (di ujung depan), dan pahit (di pangkal
lidah). Di samping itu, lidah juga mempunyai ujung-ujung saraf perasa yang
dapat menangkap sensasi panas dan dingin. Rasa pedas tidak termasuk salah
satu bentuk sensasi pengecapan, tetapi suatu rasa panas yang termasuk sensasi
umum. Pengecapan diurus oleh saraf otak ke-7 dan sensasi umum oleh saraf
otak ke-5.
Apabila lidah diangkat ke atas, suatu perlekatan mukosa, frenulum, dapat
terlihat di bawah lidah di garis tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar
mulut.

Gambar lidah dari atas


Gigi dan Komponennya
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi menjulang di
atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada di bawahnya. Gigi dibuat dari
bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga
pulpa.

Diagram potongan sagital gigi molar pertama bawah manusia

Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam di dalam proses alveolaris maksila


dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului oleh satu set
sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan setelah lahir dan
lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara umur enam dan tiga belas,
dan diganti secara berangsur oleh gigi permanen, atau suksedaneus. Proses
penggantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun sampai gigi geligi lengkap,
umumnya pada umur 18, dengan munculnya molar ketiga atau gigi kebijakan. Semua
gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau gingival, dan satu
atau lebih akar gigi meruncing yang tertanam di dalam lubang atau alveolus di
dalam tulang maksila atau mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut
leher atau serviks.

Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder, yaitu:


a. Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2
gigi seri, 1 taring, 3 geraham dan untuk total keseluruhan 20 gigi
b. Gigi sekunder, terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 geraham
untuk total keseluruhan 32 gigi.
 Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan):
Mengunyah ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan
bawah. Gerakan lidah dan pipi membantu dengan memindah-mindahkan makanan
linak ke palatum keras 6ensit gigi-gigi.
Makanan yang masuk kedalam mulut di potong menjadi bagian-bagian kecil dan
bercamput dengan saliva unutk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

Komponen-komponen gigi meliputi:


a. Email
Email gigi adalah substansi paling keras di tubuh. Ia berwarna putih
kebiruan dan hampir transparan. Sembilan puluh smebilan persen dari beratnya
adalah mineral dalam bentuk Kristal hidroksiapatit besar-besar. Matriks organic
hanya merupakan tidak lebih dari 1% massanya.
b. Dentin
Dentin terletak di bawah email, terdiri atas rongga-rongga berisi cairan.
Apabila lubang telah mencapai dentin, cairan ini akan menghantarkan rangsang
ke pulpa, sehingga pulpa yang berisi pembuluh saraf akan menghantarkan sinyal
rasa sakit itu ke otak.
Dentin bersifat semitranslusen dalam keadaan segar, dan berwarna agak
kekuningan. Komposisi kimianya mirip tulang namun lebih keras. Bahannya
20% organic dan 80% anorganik.
c. Pulpa
Pulpa merupakan bagian yang lunak dari gigi. Bagian atap pulpa merupakan
bentuk kecil dari bentuk oklusal permukaan gigi. Pulpa mempunyai hubungan
dengan jaringan peri- atau interradikular gigi, dengan demikian juga dengan
keseluruhan jaringan tubuh. Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa,
jaringan periodontium juga akan terlibat. Demikian juga dengan perawatan
pulpa yang dilakukan, akan memengaruhi jaringan di sekitar gigi.
Bentuk kamar pulpa hampir menyerupai bentuk luar dari mahkota gigi, misalnya
tanduk pulpa terletak di bawah tonjol gigi. Pada gigi dengan akar lebih dari satu,
akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar,
disebut orifisum. Dari orifisum ke foramen apical disebut saluran akar. Bentuk
saluran akar ini sangat bervariasi, dengan kanal samping yang beragam, selain
kadang-kadang juga ditemukan kanal tambahan (aksesori) yang ujungnya buntu,
tidak bermuara ke jaringan periodontal. Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan
25% bahan 7ensiti, yaitu:
- Glukosaminoglikan
- Glikoprotein
- Proteoglikan
- Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.
Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Pada saluran
akar ditemui pembuluh darah, jaringan limfe, juga jaringan saraf, yang masuk ke
rongga pulpa dan membentuk percabangan jaringan yang teratur serta menarik.
Jaringan yang memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apical, tempat arteri
dan vena masuk serta keluar. Selain pembuluh darah dan jaringan limfe, jaringan
saraf masuk juga ke pulpa melalui foramen 7ensit.
d. Sementum
Akar gigi ditutupi lapisan sementum tipis, yaitu jaringan bermineral yang sangat
mirip tulang. Melihat sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dari
jaringan keras lain dari gigi. Ia terdiri atas matriks serat-serat kolagen, glikoprotein,
dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Bagian servikal dan lapis tipis dekat
dentin adalah sementum aselular. Sisanya adalah sementum selular, dimana
terkurung sel-sel mirip osteosit, yaitu sementosit, dalam 7ensit dalam matriks.

A. Kelenjar Ludah (Glendula Salivatorius)


Ada 3 pasang kelenjar ludah :
1. Kelenjar parotis, merupakan kelenjar ludah yang paling besar letaknya di
daerah angulus mandibula (depan bawah telinga) didaerah molar rahang atas.
Saluran keluarnya disebut ductus parotedius (ductus stensen)
2. Kelenjar submandibularis, merupakan kelenjar ludah nomor dua besarnya
sesudah kelenjar parotis berukuran kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya
didalam trigonum submandibular (dibawah lidah kedua sisi tulang rahang).
Salurannya disebut ductus paratideus.
3. Kelenjar sublingualis, merupakan kelenjar ludah terkecil yang letaknya
dibawah lidah dikanan dan kiri frenulum linguae. Saluran keluarnya yang
kecil disebut ductus rivini dan yang besar disebut ductus bartholini.
(Gambar 2.3 kelenjar ludah)
Kelenjar ludah Terdiri dari:
Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid kiri
dan kanan mandibularis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar. Nervus fasial
berjalan melalui kelenjar ini. Parotid gland terletak di belakang tulang rahang bawah di
bawah daun telinga dan mempunyai saluran yang bermuara di depan gigi geraham ke-2
atas. Gondongeun atau parotitis epidemica merupakan penyakit infeksi virus yang
mengenai kelanjar ini.

1. Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang.


2. Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar rongga
mulut. (id.scribd.com/doc/Anatomi-fiologi-histologi)
3. Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang.
4. Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar rongga
mulut. (id.scribd.com/doc/Anatomi-fiologi-histologi)
B. Kelenjar Lymphe
Berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pembuluh
lymphe. Bekerja sebagai penyaring atau penghancur mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran mikroorganisme itu dari tempat masuknya jaringan.
Apabila ada infeksi, kelenjar lymphe mendapatkan zat antibody untuk melindungi
tubuh kelanjutan infeksi.
Pada bagian kepala terdapat 3 kelenjar dibelakang telinga, didepan telinga dan
didasar bawah dagu. Pembuluh lymphe yang penting kita ketahui ada 3 :
1. Parotidea, yaitu pembuluh lymphe yang berada didalam glandula parotis.
2. Submandibulare, yaitu pemburu lymphe yang letaknya didalam gladula
submandibulare.
3. Submentale, yaitu lymphe yang letaknya pada trigonum submentale untuk
membuka aliran getah bening pada dasar mulut, apex lidah, dan bibir
bawah.
Palatum (langit-langit)
Palatum terdiri dari 2 bagian palatum durum (bagian yang keras) dan
palatum molle (bagian yang lunak).
Ruggae palatina adalah suatu garis pada palatum yang berjalan dari belakang
kedepan dan berakhir pada papilla incisivus.

(Gambar struktur rongga mulut)

C. Gigi Geligi
Manusia memiliki susunan gigi geligi yaitu :
1. Gigi decidui (gigi sulung) dimulai dari ruang diantara dua gigi depan yaitu
2 gigi seri, 1 gigi taring, dan 2 gigi geraham kiri dan kanan di tiap rahang,
yang totalnya berjumlah 20 gigi.
2. Gigi permanen (gigi tetap), mulai keluar pada usia 5-6 tahun yaitu terdiri
dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi premolardan 3 gigi geraham kiri dan
kanan ditiap rahang yang totalnya berjumlah 32 buah gigi.
Gigi terdiri atas 2 macam jaringan ada jaringan keras yang terletak diluar gigi
yaitu email gigi dan dentin, serta jaringan lunak yang terletak didalam gigi yaitu
pulpa.
Email merupakan jaringan pelindung gigi yang memiliki tekstur keras yang
menutupi seluruh permukaan mahkota gigi. Jaringan yang berwarna putih ini
merupakan jaingan yang paling keras dibanding tulang tubuh anda. Email tidak
dapat memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali. Sehingga, sekali jaringan ini
rusak maka email akan kembali tumbuh seperti semulanya.
Didalam dentin terdapat saluran mikroskopis yang biasa disebut sebagai
tubulus dentin. Tubulus dentin berisikan cairan dan berisikan berjalan dari
permukaan rongga pulpa ke arah email dan sementum.
Gigi yang berlubang mengakibatkan permukaan dentin dan tubulusnya akan
terbuka. Apabila tubulus dentin yang telah terbuka ini diberi rangsangan seperti
rangsang dingin dan panas, makanan manis dan asem, maka hal ini akan
menyebabkan terjadinya pergerakan cairan didalam tubulus yang akan
merangsang saraf didalam pulpa. Sehingga hal inilah yang akan mengakibatkan
gigi berlubang dan terasa linu apabila saat anda memakan dan meminum yang
dingin, panas, atau manis.
Bagian yang terletak paling dalam dari gigi biasa disebut pulpa. Bagian pulpa
ini mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dentin. Pulpa
merupakan jaringan lunak yang didalamnya ada jaringan ikat, limfe, saraf dan
pembuluh darah.

(Gambar Anatomi Struktur Gigi)


BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan dan berisi organ
pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar yang sempit, atau vestibula, yaitu
ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut yang dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi , dan di
sebelah belakang bersambung dengan awal faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum,
lidah terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid. Di garis tengah sebuah
lipatan membran mukosa (frenulum linguas) menyambung lidah dengan lantai mulut.
Di kedua sisi terletak papilasublingualis, yang memuat lubang kelenjar ludah
submandibularis. Sedikit eksternal dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat
lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingualis bermuara. Dan ada kelenjar parotis
yang terletak agak ke bawah dan di depan telingadan membuka melalui duktus
parotis menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi
molar kedua pada kedua sisi.

Saran

1. Bagi seluruh mahasiswa untuk terus menambah wawasan pengetahuan mengenai


anatomi mulut, airway cenderung berada di depan, Arteri dan vena yang
memperdarahi paru dan proses pernapasan internal dan external.

2. Sebagai tenaga kesehatan, kita perlu mengetahui anatomi mulut, airway cenderung
berada di depan, Arteri dan vena yang memperdarahi paru dan proses pernapasan
internal dan external.

Semoga dalam penyusunan makalah berikutnya, penulis lebih baik dan lebih teliti
dari sebelumnya. Dan menjadikan makalah ini sebagai suatu manfaat.
Daftar Pustaka

Alimatul H, Aziz, 2006, Pengantar kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta, Salemba


Medika.

http://yukiicettea.blogspot.com/2099/12/pemeriksaan-rongga-mulut.html

A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp,2005,Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia,Jakarta.

(id.scribd.com/doc/Anatomi-fiologi-histologi)

Anda mungkin juga menyukai