Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

MODUL : GIGI PATAH

KELOMPOK 5

MASHURIAH RAPI (J011171021)


ZAHRAH NABILAH (J011171022)
NURFADILLAH PANGGALO (J011171023)
MAULFI AMANDA MUKTAR (J011171024)
A.MUH FERDIAN ALFARABI (J011171025)
A. MUH BANGSAWAN (J011171322)
ULIL IKHSAN SYAH (J011171323)
ANDI NILA GADING (J011171324)
ELIM YOSI LITA (J011171325)
A. AGUM ARIPRTAMA ARSUNAN (J011171326)
ZULFIKAR AKBAR P (J011171514)
NURUL ADINDA TAKWIN (J011171515)
MUH. IKHSAN RIZALDI IMRAN (J011171516)
DIESYAHWATI MELANIA S. (J011171517)
AGIL MALINDA (J011171518)
LATHIFA MARDHIYYAH K (J011171538)
PUTRI KUSUMA WARDHANI (J011171539)
ZUL FADHILLA PUTRA UTAMA (J011171540)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam dicurahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wassalam.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa
yang telahmemberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam dicurahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wassalam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok V (Ilmu
Kedokteran Gigi Dasar I) Modul: Gigi Patah di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada drg. Nursyamsi, M.kes
selaku tutor yang senantiasa membimbingdan memfasilitasi kelompok kami
selama pelaksaan diskusi kelompok atau tutorial.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat dan berguna bagi
kehidupan masyarakat.

Makassar, 19 Februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
2.1. Perbedaan struktur jaringan pada gigi sulung dan gigi permanen sehingga
merasakan ngilu. ............................................................................................................. 6
2.2. Gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi sulung dan
permanen........................................................................................................................ 6
2.3. Oklusi gigi sulung dan gigi permanen. .............................................................. 15
2.4 Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen. ....................................................... 18
2.5 Pengaruh gigi patah terhadap pulpa gigi pada anak dan orang dewasa. ......... 18
BAB III ................................................................................................................................ 20
PENUTUP........................................................................................................................... 20
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 20
3.2. Saran ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi terdiri atas empat jaringan yaitu, email, dentin, sementum dan
pulpa. Tiga yang pertama dentin, email dan sementum relatif keras karena
banyak mengandung kalsium sehingga jaringan ini dinyatakan
terkalsifikasi. Hanya ada 2 jaringan yang secara normal yang dapat dilihat
pada gigi utuh yang dicabut, yaitu email dan sementum. Yang dua jaringan
lainnya dentin dan pulpa bisanya tidak terlihat pada gigi yang utuh.
Email merupakan lapisan putih pada permukaan gigi yang
merupakan pelindung mahkota anatomis. Sangat terkalsifikasi dan
termineralisasi, dan merupakan substansi paling keras dalam tubuh.
Kandungan mineralnya adalah kalisum hidroksiapatit 95%, 5%air dan
matriks email. Email berkembang dari organ email (ektoderm) yang
merupakan produk dari sel sel khusus yang disebut ameloblas.
Sementumlapisan luar yang berwarna kuning suram pada lapisan gigi.
Sementum sangat titpis terutama pada garis servical, sama dengan
ketebalan 50-100 mikromiliterdiri atas 65% kalsium hidroksiapatit (
termineralisasi dan terkalsifikasi), 35% bahan organik (serabut kolagen),
dan 12% air.
Sementum memiliki kekerasan kira-kira seperti tulang, tetapi jauh
lebih lunak daripada email. Berkembang dari sakus dental (mesoderm) dan
dihasilkan oleh sel-sel epitel yang disebut sementoblas. Pertemuan
sementoemail (CEJ) memisahkan sementum akar anatomis dengan email
mahkota. Batas ini dikenal sebagai garis servical, garis yang mengelilingi
leher gigi.
Dentin jaringan keras yang berwarna kekuningan dibawah email
dan sementum dan menyusun bagian dalam setiap mahkota serta akar gigi.
Meluas kepermukaan dalam email atau sementum. Dentin normalnya tidak

4
terlihat kecuali pada radiograf gigi atau bila email atau sementum
terpotong ketika mempreparasi gigi dengan bur, atau rusak karena karies.
Dentin yang matang terdiri atas 70% kalsium hidroksiapatit, 18% bahan
organik (serat kolagen) dan 12% air, yang menyebabkannya lebih keras
dari sementum tetapi lebih lunak sedikit dan lebih mudah rusak daripada
email. Dari paparan tersebut kami selanjutnya akan membahas masalah
terkait jaringan-jaringan yang ada pada gigi serta pengaruh yang
ditimbulkan dari gig patah pada skenario.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah perbedaan struktur jaringan gigi sulung dan gigi permanen
sehingga anak lebih merasa ngilu pada gigi yang patah dibandingkan
dengan orang dewasa?
b. Bagaiman gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi
sulung dan gigi permanen?
c. Jelaskan bagaimana oklusi dari gigi permanen dan gigi sulung!
d. Bagaimana perbedaan gigi permanen dan gigi sulung?
e. Apakah patahnya gigi pada 1/3 mahkota memengaruhi pulpa pada anak
dan pada orang dewasa?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui perbedaan struktur jaringan pada gigi sulung dan gigi
permanen.
b. Mengetahui gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi
sulung dan permanen
c. Mengetahui oklusi gigi sulung dan gigi permanen.
d. Mengetahui perbedaan gigi sulung dan gigi permanen.
e. Mengetahui pengaruh gigi patah terhadap pulpa gigi pada anak dan orang
dewasa.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan struktur jaringan pada gigi sulung dan gigi permanen sehingga
merasakan ngilu.

Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk


menunjukkan adanya dentine hypersensitive, yaitu terbukanya dentin akibat
menipisnya lapisan email. Penderita gigi sensitif akan mengalami rasa rasa
sakit yang berlangsung pendek dan tajam yang terjadi secara tiba-tiba akibat
adanya rangsangan terhadap dentin yang terpapar. Rangsangan tersebut
antara lain taktil atau sentuhan, uap, kimiawi dan rangsangan panas atau
dingin.1 Karena gigi-geligi anak cenderung memiliki lapisan email dan
dentin pada gigi sulung lebih tipis dibandingkan gigi permanen, sehingga
ruang pulpa lebih besar dan lebih dekat dengan permukaan, oleh karena itu
dengan patahnya gigi, prosesnya dapat lebih cepat berkembang mendekati
pulpa melalui lapisan email dan dentin yang tipis tersebut dibandingkan
dengan lapisan email dan dentin yang tebal pada gigi dewasa.2

2.2. Gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi sulung dan
permanen.

1) Jaringan keras gigi3


Email merupakan jaringan keras tubuh manusia yang mengalami
mineralisasi dan mempunyai nilai kekerasan permukaan yang tinggi.
Email bersifat avaskular yaitu tidak memiliki pembuluh darah dan juga
tidak memiliki saraf di dalamnya.
Sifat fisik email. Secara fisik email sangat keras dan merupakan
jaringan biologis yang paling keras pada tubuh karena kandungan mineral
yang tinggi. Email berwarna putih keabu-abuan dan tampak sedikit
berwarna kuning karena dipengaruhi warna dentin di bawahnya. Ketebalan

6
email maksimum sekitar 2.5 mm terdapat pada permukaan insisal-oklusal
dan menipis di daerah servikal dengan ketebalan email 0.5 mm.
Sifat fisik email lainnya adalah bersifat isolator terhadap hantaran
panas maupun listrik, dan meskipun sebagian besar email tersusun dari
kristal apatit dengan kristalinitas yang tinggi. Namun email tidak
mempunyai sifat piezzo elektrik maupun pyroelektrik.3 Email mempunyai
sifat semi permiabel untuk beberapa zat, terutama yang mempunyai berat
atom atau molekul kecil seperti fluor.
Sifat Kimiawi Email. Email gigi terdiri atas zat organik 30 %,
anorganik 58% dan air 12%. Molekul organik yang terdapat pada email
yaitu: Enamelin (ENAM), amelogenin (AMELX), ameloblastin (AMBN),
tuftelin (TUFT1), amelotin (AMELOTIN), dentine sialophosphoprotein
(DSPP) dan berbagai enzim seperti kallikrein-4 (KLK4) dan matriks
metalloproteinase-20 (MMP20).
Zat anorganik utama email gigi adalah kristal hidroksiapatit (HA).
Kandungan zat organik email terdiri atas protein (58%) yang dikenal
sebagai Enamelin. Enamelins ini diketahui akan berikatan sangat erat pada
permukaan kristal apatit dan mengisi semua ruang antar kristal-kristal HA.
Sifat Mekanis Email, Email bersifat getas (brittle) karena
elastisitasnya yang rendah. Elastisitas yang rendah secara normal akan
mengakibatkan adanya retakan (enamel crack) pada permukaan email.
Meskipun email sangat keras namun elastisitasnya rendah, hal ini terlihat
pada tahanan kompresinya yang dapat mencapai 210-3500 kg/ cm2
dengan kekuatan tariknya (tensile) hanya ± 100 kg/ cm2. Oleh karena sifat
fisiknya yang sangat keras, email dapat menahan beban mekanik pada saat
pengunyahan. Regangan mikro pada
Struktur Mikroskopis Email. Pembentukan email terjadi secara
bertahap selapis demi selapis. Pola pembentukan yang bertahap ini
memberikan gambaran garis pertumbuhan email yang disebut dengan
garis retzius. Garis ini berjalan melintang terhadap arah prisma email. Pola
arah prisma yang telah disebutkan sebelumnya. dalam pemeriksaan

7
mikroskopis akan memberikan gambaran gelap-terang yang disebut
dengan garis hunter schreger. Pada permukaan email, garis retzius
bermanifestasi sebagai suatu garis yang melingkari mahkota gigi dalam
arah mesio-distal dan disebut sebagai garis perikimata.

Gambar: Enamel (E), Enamel Lamella (L), Enamel Spindle (S),


Enamel Tuft (T), Odontoblas (p), Dentinoenamel Junction (dej),
Dentin (D).

Dentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi yang


meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar.1 Dentin
terletak di bawah enamel pada bagian mahkota dan terletak di bawah
sementum pada bagian akar serta mengelilingi pulpa. Dentin dibentuk dari
odontoblast yang berasal dari ektomesenkim. Sejumlah 70% bahan
anorganik dentin berupa kristal kalsium hidroksiapatit
(Ca10(PO4)6(OH)2). Sebesar 20% dentin teridir dari serat kolagen dan
10% air. Kristal hidroksiapatit ini mirip dengan yang ditemukan pada
enamel tetapi dengan persentase yang lebih rendah sehingga dentin lebih
lunak dibandingkan enamel. Dentin pada mahkota gigi dilapisi oleh
enamel sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh sementum. Proses
pembentukan dentin disebut dentinogenesis. Berdasarkan waktu

8
pembentukannya dentin dapat dibagi atas tiga macam yaitu dentin primer.
dentin sekunder dan dentin tertier.

Dentin Primer adalah dentin yang dibentuk sewaktu masih dalam


kandungan. Bagian ini. merupakan bagian dentin yang paling keras belum
termineralisasi dan berada langsung di bawah lapisan email. Pada bagian
ini terdapat mantel dentin yang dibawahnya terdapat sirkumpulpa. Dengan
ketebalan sekitar 6-8 mm pada area mahkotanya, dentin sirkumpulpa
menjadi bagian terbesar dentin primer.

Dentin Sekunder (irregular dentin) merupakan dentin yang


mengisi sepanjang dinding terluar dari pulpa. Pembentukan dentin
sekunder lebih lambat dan termineralisasi lebih sedikit dibandingkan
dentin primer. Pada beberapa gigi seperti pada gigi molar, dentin sekunder
terdeposisi lebih banyak pada atap dan lantai kamar pulpa dibandingkan
pada sisi sampingnya. Hal ini dikarenakan untuk melindungi pulpa dari
tekanan oklusal. Proses pembentukan dentin sekunder menyebabkan ruang
saraf berubah volumenya menjadi semakin kecil.

Dentin tertier (reparative dentin) adalah dentin yang terbentuk


karena proses pelubangan gigi yang perlahan mencapai dentin dan
merusaknya dentin tersier terbentuk untuk menggant jaringan dentin yang
dirusak oleh proses pelubangan gigi tersebut. Pada kasus pelubangan yang
cepat dentin tersier ini tidak dapat mengimbanginya maka terbentuklah
lubang gigi pada bagian dentin yang selanjutnya mengarah ke pulpa/ ruang
saraf gigi. Dentin Tertier juga dapat terbentuk karena adanya rangsangan
terhadap odontoblast pada perawatan endodontic seperti pulp capping
direct atau amputasi vital.

Secara makroskopis, dentin memiliki relasi yang kuat dengan


pulpa dan membentuk pulp-dentin complex. Apabila dentin terekspos ke
lingkungan yang salah satunya dapat disebabkan oleh karies yang telah
mencapai dentin maka gigi akan sensitive terhadap perubahan suhu

9
(misalnya pada saat berkontak dengan makanan panas/ dingin) dan akan
terasa nyeri. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin (kanal pada dentin)
yang berisi cairan yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler
jaringan pulpa sehingga mempengaruhi ujung saraf gigi. Akibatnya saraf
gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak. Struktur
Mikroskopis Dentin Tubulus Dentin, yaitu kanal yang terdapat pada
jaringan dentin. Kanal ini berjalan dari pulpa ke perifer. Jumlah tubulus
dentin tidak berubah selama hidup, tetapi seiring waktu, penampang
melintangnya semakin kecil dan pada daerah-daerah tertentu dapat
tersumbat. Pada bagian lain, tampak seperti retzius pada email, cross
sections dalam tubulus dentin disebut dengan garis Owen/Ebner.

Gambaran Permukaan Dentin Normal.

10
Sementum disekresikan oleh sel sementoblas di akar gigi hingga
ujung akar berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamentum periodontal k
gigi. Fungsi sementum lainnya adalah tempat perlekatan collagen fibers
dari periodontal membran pelindung dentin pada akar gigi yang
memungkinkan terjadinya erupsi gigi. Sementum mempunyai kesamaan
struktur dengan tulang kompakta. Lapisan sementum sangat tipis pada
daerah servikal akar dan tebalnya bertambah pada daerah apikal.
Secara seluler, sementum terdiri dari 3 tipe, yaitu cellular
sementum, acellular sementum, dan intermediate sementum. Sementum
seluler mengandung sementosit yang berada dalam lacuna, sehingga
berhubungan melalui suatu sistem anastomosa kanalikuli. Sementum
seluler ini ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi. Sementum
aseluler terletak pada lapisan paling dalam dan tidak memiliki sel.
Sementum ini menutupi apikal ½- ⅔ dari akar gigi Sementum Aseluler
adalah sementum yang menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi
berupa lapisan hyaline tipis. Sementum ini mempunyai garis incremental
yang berjalan secara paralel pada permukaan akar gigi. Sementum ini
menutupi ⅓-½ akar gigi yang merupakan pertemuan antara akar gigi
dengan cemento dentinal junction (CDJ). Sementum intermediate
ditemukan pada bagian sementodentinal junction. sehingga dapat bersifat
sebagai sementum maupun dentin. Bagian yang dekat email
karakteristiknya seperti aprismatik email.
Berdasarkan lokasinya. sementum terbagi atas: Sementum
radikular (dijumpai pada akar gigi) dan Sementum koronal yang terbentuk
di atas email yang membalut mahkota gigi). Berdasarkan keberadaan fibril
kolagen, sementum terbagi atas: Sementum fibrilar (matriksnya
mengandung fibril kolagen tipe I) dan Sementum afibrilar (matriksnya
tidak mengandung kolagen tipe I). Berdasarkan sumber serabut matriksnya
sementum terdiri atas: Sementum serabut ekstrinsik (mengandung serat
Sharpey yang di hasilkan oleh sementoblas ligamen periodontal yang

11
fungsinya sebagai penjangkaran). Sementum serabut intrinsik
(mengandung serabut intrinsik yang dihasilkan sementoblas
Sifat Fisik Sementum Ketebalan sementum pada bagian ½ koronal
tebalnya 10-60 mikron dan pada bagian ⅓ apikal tebalnya 150-200
mikron. Seiring dengan meningkatnya usia, ketebalan sementum juga
semakin meningkat. Ketebalan sementum terbesar terjadi pada apeks dan
pada daerah furkasi. Dengan adanya atrisi seperti terjadi ausnya
permukaan oklusal gigi, deposisi kompensasi dari sementum apikal akan
berlangsung bersamaan dengan deposisi tulang pada puncak tulang
alveolar dan pada fundus soket untuk mempertahankan dimensi vertikal
wajah.
Sementum berwarna kuning dan sedikit lebih terang daripada
dentin. Semetum juga sangat permiabel pada berbagai macam material. Ini
terbentuk terus menerus sepanjang hidup karena lapisan barunya
mempertahankan perlekatan dengan lapisan superficialnya
Sifat Kimia Sementum Sementum terdiri dari kristal yang sama
dengan tulang yaitu hidroksiapatit dengan rata-rata panjangnya 55nm dan
luas 8nm. Sementum terdiri dari serabut kolagen yang tertanam di dalam
matriks organik yang terkalsifikasi. Ada dua sumber serat kolagen dalam
sementum yaitu Sharpey’s fiber dan kelompok serat yang merupakan
bagian matriks sementum yang dibentuk oleh sementoblast. Kandungan
Kristal apatit sebagai bahan anorganik sementum lebih sedikit dari yang
terdapat pada tulang yaitu hanya sekitar 45-50 % (tulang 65%, dentin
70%, email 97%) dan 50-55% kandungan anorganik berupa kristal apatit.
Cementum Email Junction. Ada tiga bentuk batas sementum
dengan email (cemento enamel junction): Sementum menindih
(overlapped) email (60-65%). Ujung sementum bertemu (meet) dengan
ujung email (30%). Ujung sementum tidak bertemu (Gap) dengan ujung
email (5-10%)

12
Ilustrasi bentuk cementum enamel junction

2) Jaringan lunak4

Jaringan pulpa, yang terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen


apikal, umumnya mengandung substansi dasar, bahan perekat, sel saraf
yang peka sekali terhadap rangsangan mekanis, termis, dan kimia, jaringan
limf (cairangan getah bening), jaringan ikatdan pembuluh darah arteri
(pembuluh yng mengandung darah bersih dan O2 yang berasal dari
jantung), dan vena (pembuluh yang mengandung darah kotor dan CO2
dari jaringan tubuh ke jantung)

Rongga pulpa terdiri atas:

1) Tanduk pulpa yaitu ujung ruang pulpa.


2) Ruang pulpa/kamar pulpa yaitu ruang pulpa di korona gigi
3) Saluran pulpa yaitu saluran di akar gigi, kadang-kadang bercabang
dan ada saluran tambahan (saluran supplemental)
4) Foramen apikal yaitu lubang di apeks gigi, tempat masuknya
jaringan pulpa ke rongga pulpa.

13
Bentuk/gambaran rongga pulpa dan kamar pulpa setiap gigi.

Pulpa adalah jarngan lunak pada kavitas atau ruang di tengah


mahkota dan akar yang disebut kavitas pulpa (rongga pulpa). Ronggan
pulpa mempunyai bagian mahkota (kamar pulpa) dan bagian akar (saluran
pulpa atau saluran akar), rongga pulpa dikelilingi oleh denti kecuali pada
suatu lubang di dekat apeks disebut foramen apikal. Saraf dan pembuliuh
darah memasuki pulpa melalui foramen apikal. Seperti dentin, pulpa
normalnya tidak dapat dilihat, kecuali pada radiograf dental atau gigi yang
dibelah.2

Fungsi pulpa sebagai berikut: Formatif sel-sel yang memproduksi


dentin(odon toblas), memproduksi dentin selama kehidupan gigi. Ini
disebut dengan dentin sekunder Sensoris: Ujung saraf mengirim rasa sakit
yang di- sebabkan oleh panas, dingin, goresan bur, makanan manis,
karies, trauma atau infeksi pada otak, se- hingga kita merasakannya.
Namun, serabut saraf gingi pada pulpa gigi tidak dapat membedakan
penyebab rasa sakit tersebut. Nutritif Pembuluh darah membawa makanan
dari va darah ke sel-sel pulpa dan odontoblas yang meng hasilkan dentin.
(Hal yang mengherankan, darah pada pulpa gigi lewat melalui jantung
hanya enam detik sebelumnya) Pertahanan atau pelindung: pulpa
merespons terhadap injuri atau karies dengan membentuk dentin
reparatif(oleh odontoblas).

14
Pulpa gigi sulung manusia secara histologis terdiri dari tiga bagian,
yaitu odontoblas, cell free zone, dan cell rich zone. Cell rich zone yang
diisolasi dan dikultur dari pulpa gigi sulung manusia terdiri dari berbagai
macam populasi sel. Beberapa peneliti menemukan komponen sel-sel yang
terdapat pada bagian pulpa tersebut antara lain fibroblast, sel-sel
pertahanan, serat-serat kolagen, substansi dasar, pembuluh darah, limfatik,
dan ujung saraf sensorik. Perbandingan jumlah stem cell dari berbagai
macam populasi sel lain yang ada di pulpa gigi sulung manusia adalah 1 :
1000. Jumlah populasi pulpa gigi sulung yang heterogen menyebabkan
stem cell sulit untuk diisolasi, dikultur dan dikarakterisasi

Gambaran mikroskopik sampel pulpa I, pasase 4, nampak sel pulpa yang


berproliferasi mengalami 80% konfluen pada hari ke-28 (Pembesaran
100x.6

2.3. Oklusi gigi sulung dan gigi permanen.

Setiap gigi beroklusi dengan 2 gigi dari rahang lawannya kecuali


gigi insisif sentral bawah dan M2 atas (sama dengan gigi tetap). Gigi-gigi
susu mempunyai alignment dan oklusi yang normal segera setelah anak
berusia 2 tahun, dengan akar gigi terbentuk seluruhnya pada usia 3 tahun.
Setahun atau lebih setelah gigi-gigi erupsi dengan sempurna dan sudah
mempunyai posisi yang betul dalam lengkung gigi, perkembangan yang

15
cepat dari rahang sudah cukup untuk menciptakan diastema antara
beberapa gigi. Biasanya merenggangnya gigi-gigi anterior menunjukkan
suatu proses yang disebabkan oleh pertumbuhan dari rahang dan
pendekatan dari gigi-gigi tetap dari sisi lingual/palatal.
Gigi kaninus dan molar diduga mempertahankan hubungan posisi
kontaknya selama pertumbuhan rahang walaupun suatu pergeseran dan
pemisahan sering terlihat.
Jika gigi-gigi susu dalam alignment yang baik, oklusinya hampir
mendekati efisien dan gigi-gigi berada dalam posisi asli. Oklusi ditunjang
dan lebih efisien dengan erupsi dan oklusi dari gigi M1 tetap pada bagian
distal dari M2 susu. Pada saat usia anak kurang lebih 6 tahun dan ia akan
terus menggunakan beberapa gigi susunya untuk 6 tahun lagi.
Oklusi normal dari gigi-gigi susu:
1. Permukan mesial gigi insisif sentral atas dan bawah satu
garis satu sama lain dengan garis medium.
2. Gigi insisif sentral atas beroklusi dengan gigi insisif sentral
bawah dan sepertiga mesial dan mesiodistal dari gigi insisif
lateral bagian bawah.
3. Gigi-gigi anterior bawah berkontak dengan gigi-gigi
anterior atas pada bagian palatal di atas berbatasan tepi
insisal.
4. Insisif lateral atas beroklusi dengan bagian dua pertiga
distal mesiodisltal dari gigi insisif lateral bawah dan lereng
mesial dari gigi C bawah.
5. Gigi Catas beroklusi dengan lereng distal C bawah dan
bagian sepertiga mesial mesiodistal M1 bawah.
6. Gigi M1 atas beroklusi dengan bagian dua pertiga distal
mesiodistal M1 bawah dan bagian mesial M2 bawah yaitu
bagian mesial linger margial dan mesial fossa triangular.

16
7. Gigi M2 atas beroklusi dengan gigi M2 bawah dengan
permukaan distal dari M2 atas diproyeksikan dengan
perlahan lahan pada bagian distal dari M2 bawah.

Perbincangan menganai susunan gigi-geligi dan oklusi


berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan, yaitu ketika sudah ada
bidang oklusi dan pertumbuhan umum sudah hampir selesai, serta tulang
muka mencapai tingkat maksimal dalam pertumbuhannya, pada waktu ini
usia kira-kira sudah 20-25 tahun.

Sebelum saat tersebut, susunan gigi-geligi, hubungan oklusi, tinggi


bidang oklusal dalam hubungan dengan tinggi intermaksila selalu berubah.
Hubungannya berbeda-beda bergantung pada:

1. pertumbuhan dan erupsi gigi-geligi


2. pertumbuhan tulang cranial, tulang muka, tulang rahang.
3. Pertumbuhan otot-otot kunyah dan otot muka.

Gigi-geligi dalam tiap rahang tersusun dalam bentuk lengkung


semi-elips. Lengkung ini berbeda-beda dari lengkung besar sampai
lengkung kecil, biasanya garis lengkung ini sesuai dengan jenis bentuk
kepala/muka.

Tiap gigi berkontak dengan gigi sebelahnya pada bagian


aproksimal dan pada titik kontak yang terletak pada batas bagian sepertiga
insisal/oklusal dan sepetigah tengah dari panjang korona.

Begitu ada kontak dengan gigi antagonis, daerah kunyah mulai


menjadi aus, sebagai hasil dari daya kunyah. Semakin besar daerah yang
menjadi aus, semakin dekat daerah kontak dengan permukaan
insisal/oklusal gigi-gigi depan/belakang. Oklusi dapat dikatakan sebagai
hubungan antara daerah kunyah gigi-geligi atas dan bawah. Hubungan ini
kompleks.4

17
2.4 Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen.

Beda antara gigi sulung dan permanen adalah4


1. Bagian email gigi susu lebih tipis.
2. Bagian fosa oklusal dari dinding pulpa gigi sulung lebih tebal.
3. Linger servikal gigi sulung lebih menonjol.
4. Enamel rod pada bagian lereng serviks gigi sulung kea rah oklusal
(gigi permanen ke gingva)
5. Gigi sulung memiliki leher lebih kecil.
6. Akar gigi sulung lebih panjang dan ramping disbanding dengan
ukuran mahkota giginya.
7. Akar gigi sulung lebih mekar pada bagian di dekat serviks.
8. Tanduk pulpa gigi sulung lebih tinggi dari rongga pulpanya lebih
besar.
9. Bagian apikal saluran akar gigi sulung lebih besar sedikit.
10. Ruang dentin bagian insisal gigi sulung lebih sempit.

2.5 Pengaruh gigi patah terhadap pulpa gigi pada anak dan orang dewasa.

Gigi yang patah diakibatkaan oleh trauma, dapat menjadi salah


satu penyebab kematian pulpa pada gigi yang foramen apikalnya masih
terbuka lebar. Pada umumnya faktor penyebab trauma pada gigi depan
sulung adalah karena pergerakan anak yang kurang terkontrol. Trauma
yang terjadi dapat merupakan suatu injuri (luka) atau kerusakan pada
struktur gigi (misalnya fraktur). Gigi pada rahang atas lebih sering terkena
dibandingkan rahang bawah, sedangkan manifestasinya pada gigi sulung
lebih sering berupa perubahan tempat dibandingkan fraktur mahkota. Hal
ini disebabkan tulang alveolar dan jaringan pendukung belum sempurna,
masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga gigi mudah
bergerak. Trauma bukan hanya membahayakan kesehatan gigi sebelumnya
tetapi mungkin akan menyebabkan kekurangan yang juga mempengaruhi

18
harga diri dan kualitas kehidupan serta keyakinan pasien untuk menjaga
gigi selama mungkin. Kebanyakan cedera disebabkan karena terjatuh dan
kecelakaan ketika bermain. Cedera yang menyebabkan gigi atas berputar
sering terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan karena mereka
sering terjatuh selama bermain dan ketika belajar berjalan. Secara umum
cedera lebih sering terjadi pada anak laki. Trauma yang tumpul cenderung
menyebabkan kerusakan yang besar pada jaringan lunak dan jaringan
pendukung, sedangkan kecepatan yang tinggi ata luka tusuk menyebabkan
gigi berputar dan fraktur. Fraktur yang sederhana dari mahkota gigi
dengan terbuka terbukanya sedikit atau tidak sama sekali bagian dentin
dari mahkota (hanya mengenai bagian enamel) Fraktur pada mahkota gigi
dengan terbukanya dentin yang luas, sudah mengenai pulpa (dentin dan
pulpa terkena)5

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa struktur jaringan gigi terdiri


atas dua bagian, yaitu jaringan keras gigi, dan jaringan lunak gigi. Jaringan keras
gigi yaitu email, dentin, sementum, dan jaringan lunak gigi adalah pulpa. Adapun
dapat membedakan gigi sulung dan gigi permanen dan tentang oklusi gigi
permanen dan gigi sulung.
Adapun setelah dipelajari lebih lanjut, gigi terdiri atas empat jaringan
yaitu, email, dentin, sementum dan pulpa. Tiga yang pertama dentin, email dan
sementum relatif keras karena banyak mengandung kalsium sehingga jaringan ini
dinyatakan terkalsifikasi. Hanya ada 2 jaringan yang secara normal yang dapat
dilihat pada gigi utuh yang dicabut, yaitu email dan sementum. Yang dua jaringan
lainnya dentin dan pulpa bisanya tidak terlihat pada gigi yang utuh.

3.2. Saran

Mengingat makalah yang masih jauh dari sempurna, maka ada baiknya
untuk melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap pengertian dasar
yang berhubungan dengan struktur jaringan gigi. Adapun tim penulis cukup
mengaami kesulitan dalam mencari sumber referensi sehubung dengan modul dan
tujuan pembelajaran, sehingga perlu pula dilakukan eksplorasi dan penggalian
sumber referensi lebih dan beragam kedepannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Salfiyadi T. Faktor-faktor penyebab terjadinya gigi sensitif pada


masyarakat desa glameunasah baro kecamatan krueng barona jaya aceh
besar. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes. Vol.6 No.2. Nov 2013. h. 193
2. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy. Ed.8. Philadelphia.
Wolters Kluwer. 2012. h. 12
3. Nasution AI. Jaringan keras gigiaspek mikrostruktur. Syiah Kuala
University. Banda Aceh. 2016; 7-10,45-9, 63-6
4. Wangidjaja I. Anatomi gigi. Ed.2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2014. h. 106, 336-40
5. Fatmawati DW. Fraktur gigi depan akibat trauma. Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia. 2007; 14(3): 199
6. Puspitasari TJ, Saskianti T. Karakterisasu system cell pulpa gigi sulung
dengan modifikasi enzim tripsin. Dental Jurnal. Jun 2014; 2(47): 117

21

Anda mungkin juga menyukai