KELOMPOK 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam dicurahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wassalam.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa
yang telahmemberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam dicurahkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wassalam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok V (Ilmu
Kedokteran Gigi Dasar I) Modul: Gigi Patah di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada drg. Nursyamsi, M.kes
selaku tutor yang senantiasa membimbingdan memfasilitasi kelompok kami
selama pelaksaan diskusi kelompok atau tutorial.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat dan berguna bagi
kehidupan masyarakat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
terlihat kecuali pada radiograf gigi atau bila email atau sementum
terpotong ketika mempreparasi gigi dengan bur, atau rusak karena karies.
Dentin yang matang terdiri atas 70% kalsium hidroksiapatit, 18% bahan
organik (serat kolagen) dan 12% air, yang menyebabkannya lebih keras
dari sementum tetapi lebih lunak sedikit dan lebih mudah rusak daripada
email. Dari paparan tersebut kami selanjutnya akan membahas masalah
terkait jaringan-jaringan yang ada pada gigi serta pengaruh yang
ditimbulkan dari gig patah pada skenario.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui perbedaan struktur jaringan pada gigi sulung dan gigi
permanen.
b. Mengetahui gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi
sulung dan permanen
c. Mengetahui oklusi gigi sulung dan gigi permanen.
d. Mengetahui perbedaan gigi sulung dan gigi permanen.
e. Mengetahui pengaruh gigi patah terhadap pulpa gigi pada anak dan orang
dewasa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan struktur jaringan pada gigi sulung dan gigi permanen sehingga
merasakan ngilu.
2.2. Gambaran struktur jaringan keras dan jaringan lunak pada gigi sulung dan
permanen.
6
email maksimum sekitar 2.5 mm terdapat pada permukaan insisal-oklusal
dan menipis di daerah servikal dengan ketebalan email 0.5 mm.
Sifat fisik email lainnya adalah bersifat isolator terhadap hantaran
panas maupun listrik, dan meskipun sebagian besar email tersusun dari
kristal apatit dengan kristalinitas yang tinggi. Namun email tidak
mempunyai sifat piezzo elektrik maupun pyroelektrik.3 Email mempunyai
sifat semi permiabel untuk beberapa zat, terutama yang mempunyai berat
atom atau molekul kecil seperti fluor.
Sifat Kimiawi Email. Email gigi terdiri atas zat organik 30 %,
anorganik 58% dan air 12%. Molekul organik yang terdapat pada email
yaitu: Enamelin (ENAM), amelogenin (AMELX), ameloblastin (AMBN),
tuftelin (TUFT1), amelotin (AMELOTIN), dentine sialophosphoprotein
(DSPP) dan berbagai enzim seperti kallikrein-4 (KLK4) dan matriks
metalloproteinase-20 (MMP20).
Zat anorganik utama email gigi adalah kristal hidroksiapatit (HA).
Kandungan zat organik email terdiri atas protein (58%) yang dikenal
sebagai Enamelin. Enamelins ini diketahui akan berikatan sangat erat pada
permukaan kristal apatit dan mengisi semua ruang antar kristal-kristal HA.
Sifat Mekanis Email, Email bersifat getas (brittle) karena
elastisitasnya yang rendah. Elastisitas yang rendah secara normal akan
mengakibatkan adanya retakan (enamel crack) pada permukaan email.
Meskipun email sangat keras namun elastisitasnya rendah, hal ini terlihat
pada tahanan kompresinya yang dapat mencapai 210-3500 kg/ cm2
dengan kekuatan tariknya (tensile) hanya ± 100 kg/ cm2. Oleh karena sifat
fisiknya yang sangat keras, email dapat menahan beban mekanik pada saat
pengunyahan. Regangan mikro pada
Struktur Mikroskopis Email. Pembentukan email terjadi secara
bertahap selapis demi selapis. Pola pembentukan yang bertahap ini
memberikan gambaran garis pertumbuhan email yang disebut dengan
garis retzius. Garis ini berjalan melintang terhadap arah prisma email. Pola
arah prisma yang telah disebutkan sebelumnya. dalam pemeriksaan
7
mikroskopis akan memberikan gambaran gelap-terang yang disebut
dengan garis hunter schreger. Pada permukaan email, garis retzius
bermanifestasi sebagai suatu garis yang melingkari mahkota gigi dalam
arah mesio-distal dan disebut sebagai garis perikimata.
8
pembentukannya dentin dapat dibagi atas tiga macam yaitu dentin primer.
dentin sekunder dan dentin tertier.
9
(misalnya pada saat berkontak dengan makanan panas/ dingin) dan akan
terasa nyeri. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin (kanal pada dentin)
yang berisi cairan yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler
jaringan pulpa sehingga mempengaruhi ujung saraf gigi. Akibatnya saraf
gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak. Struktur
Mikroskopis Dentin Tubulus Dentin, yaitu kanal yang terdapat pada
jaringan dentin. Kanal ini berjalan dari pulpa ke perifer. Jumlah tubulus
dentin tidak berubah selama hidup, tetapi seiring waktu, penampang
melintangnya semakin kecil dan pada daerah-daerah tertentu dapat
tersumbat. Pada bagian lain, tampak seperti retzius pada email, cross
sections dalam tubulus dentin disebut dengan garis Owen/Ebner.
10
Sementum disekresikan oleh sel sementoblas di akar gigi hingga
ujung akar berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamentum periodontal k
gigi. Fungsi sementum lainnya adalah tempat perlekatan collagen fibers
dari periodontal membran pelindung dentin pada akar gigi yang
memungkinkan terjadinya erupsi gigi. Sementum mempunyai kesamaan
struktur dengan tulang kompakta. Lapisan sementum sangat tipis pada
daerah servikal akar dan tebalnya bertambah pada daerah apikal.
Secara seluler, sementum terdiri dari 3 tipe, yaitu cellular
sementum, acellular sementum, dan intermediate sementum. Sementum
seluler mengandung sementosit yang berada dalam lacuna, sehingga
berhubungan melalui suatu sistem anastomosa kanalikuli. Sementum
seluler ini ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi. Sementum
aseluler terletak pada lapisan paling dalam dan tidak memiliki sel.
Sementum ini menutupi apikal ½- ⅔ dari akar gigi Sementum Aseluler
adalah sementum yang menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi
berupa lapisan hyaline tipis. Sementum ini mempunyai garis incremental
yang berjalan secara paralel pada permukaan akar gigi. Sementum ini
menutupi ⅓-½ akar gigi yang merupakan pertemuan antara akar gigi
dengan cemento dentinal junction (CDJ). Sementum intermediate
ditemukan pada bagian sementodentinal junction. sehingga dapat bersifat
sebagai sementum maupun dentin. Bagian yang dekat email
karakteristiknya seperti aprismatik email.
Berdasarkan lokasinya. sementum terbagi atas: Sementum
radikular (dijumpai pada akar gigi) dan Sementum koronal yang terbentuk
di atas email yang membalut mahkota gigi). Berdasarkan keberadaan fibril
kolagen, sementum terbagi atas: Sementum fibrilar (matriksnya
mengandung fibril kolagen tipe I) dan Sementum afibrilar (matriksnya
tidak mengandung kolagen tipe I). Berdasarkan sumber serabut matriksnya
sementum terdiri atas: Sementum serabut ekstrinsik (mengandung serat
Sharpey yang di hasilkan oleh sementoblas ligamen periodontal yang
11
fungsinya sebagai penjangkaran). Sementum serabut intrinsik
(mengandung serabut intrinsik yang dihasilkan sementoblas
Sifat Fisik Sementum Ketebalan sementum pada bagian ½ koronal
tebalnya 10-60 mikron dan pada bagian ⅓ apikal tebalnya 150-200
mikron. Seiring dengan meningkatnya usia, ketebalan sementum juga
semakin meningkat. Ketebalan sementum terbesar terjadi pada apeks dan
pada daerah furkasi. Dengan adanya atrisi seperti terjadi ausnya
permukaan oklusal gigi, deposisi kompensasi dari sementum apikal akan
berlangsung bersamaan dengan deposisi tulang pada puncak tulang
alveolar dan pada fundus soket untuk mempertahankan dimensi vertikal
wajah.
Sementum berwarna kuning dan sedikit lebih terang daripada
dentin. Semetum juga sangat permiabel pada berbagai macam material. Ini
terbentuk terus menerus sepanjang hidup karena lapisan barunya
mempertahankan perlekatan dengan lapisan superficialnya
Sifat Kimia Sementum Sementum terdiri dari kristal yang sama
dengan tulang yaitu hidroksiapatit dengan rata-rata panjangnya 55nm dan
luas 8nm. Sementum terdiri dari serabut kolagen yang tertanam di dalam
matriks organik yang terkalsifikasi. Ada dua sumber serat kolagen dalam
sementum yaitu Sharpey’s fiber dan kelompok serat yang merupakan
bagian matriks sementum yang dibentuk oleh sementoblast. Kandungan
Kristal apatit sebagai bahan anorganik sementum lebih sedikit dari yang
terdapat pada tulang yaitu hanya sekitar 45-50 % (tulang 65%, dentin
70%, email 97%) dan 50-55% kandungan anorganik berupa kristal apatit.
Cementum Email Junction. Ada tiga bentuk batas sementum
dengan email (cemento enamel junction): Sementum menindih
(overlapped) email (60-65%). Ujung sementum bertemu (meet) dengan
ujung email (30%). Ujung sementum tidak bertemu (Gap) dengan ujung
email (5-10%)
12
Ilustrasi bentuk cementum enamel junction
2) Jaringan lunak4
13
Bentuk/gambaran rongga pulpa dan kamar pulpa setiap gigi.
14
Pulpa gigi sulung manusia secara histologis terdiri dari tiga bagian,
yaitu odontoblas, cell free zone, dan cell rich zone. Cell rich zone yang
diisolasi dan dikultur dari pulpa gigi sulung manusia terdiri dari berbagai
macam populasi sel. Beberapa peneliti menemukan komponen sel-sel yang
terdapat pada bagian pulpa tersebut antara lain fibroblast, sel-sel
pertahanan, serat-serat kolagen, substansi dasar, pembuluh darah, limfatik,
dan ujung saraf sensorik. Perbandingan jumlah stem cell dari berbagai
macam populasi sel lain yang ada di pulpa gigi sulung manusia adalah 1 :
1000. Jumlah populasi pulpa gigi sulung yang heterogen menyebabkan
stem cell sulit untuk diisolasi, dikultur dan dikarakterisasi
15
cepat dari rahang sudah cukup untuk menciptakan diastema antara
beberapa gigi. Biasanya merenggangnya gigi-gigi anterior menunjukkan
suatu proses yang disebabkan oleh pertumbuhan dari rahang dan
pendekatan dari gigi-gigi tetap dari sisi lingual/palatal.
Gigi kaninus dan molar diduga mempertahankan hubungan posisi
kontaknya selama pertumbuhan rahang walaupun suatu pergeseran dan
pemisahan sering terlihat.
Jika gigi-gigi susu dalam alignment yang baik, oklusinya hampir
mendekati efisien dan gigi-gigi berada dalam posisi asli. Oklusi ditunjang
dan lebih efisien dengan erupsi dan oklusi dari gigi M1 tetap pada bagian
distal dari M2 susu. Pada saat usia anak kurang lebih 6 tahun dan ia akan
terus menggunakan beberapa gigi susunya untuk 6 tahun lagi.
Oklusi normal dari gigi-gigi susu:
1. Permukan mesial gigi insisif sentral atas dan bawah satu
garis satu sama lain dengan garis medium.
2. Gigi insisif sentral atas beroklusi dengan gigi insisif sentral
bawah dan sepertiga mesial dan mesiodistal dari gigi insisif
lateral bagian bawah.
3. Gigi-gigi anterior bawah berkontak dengan gigi-gigi
anterior atas pada bagian palatal di atas berbatasan tepi
insisal.
4. Insisif lateral atas beroklusi dengan bagian dua pertiga
distal mesiodisltal dari gigi insisif lateral bawah dan lereng
mesial dari gigi C bawah.
5. Gigi Catas beroklusi dengan lereng distal C bawah dan
bagian sepertiga mesial mesiodistal M1 bawah.
6. Gigi M1 atas beroklusi dengan bagian dua pertiga distal
mesiodistal M1 bawah dan bagian mesial M2 bawah yaitu
bagian mesial linger margial dan mesial fossa triangular.
16
7. Gigi M2 atas beroklusi dengan gigi M2 bawah dengan
permukaan distal dari M2 atas diproyeksikan dengan
perlahan lahan pada bagian distal dari M2 bawah.
17
2.4 Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen.
2.5 Pengaruh gigi patah terhadap pulpa gigi pada anak dan orang dewasa.
18
harga diri dan kualitas kehidupan serta keyakinan pasien untuk menjaga
gigi selama mungkin. Kebanyakan cedera disebabkan karena terjatuh dan
kecelakaan ketika bermain. Cedera yang menyebabkan gigi atas berputar
sering terjadi pada anak kecil yang baru belajar berjalan karena mereka
sering terjatuh selama bermain dan ketika belajar berjalan. Secara umum
cedera lebih sering terjadi pada anak laki. Trauma yang tumpul cenderung
menyebabkan kerusakan yang besar pada jaringan lunak dan jaringan
pendukung, sedangkan kecepatan yang tinggi ata luka tusuk menyebabkan
gigi berputar dan fraktur. Fraktur yang sederhana dari mahkota gigi
dengan terbuka terbukanya sedikit atau tidak sama sekali bagian dentin
dari mahkota (hanya mengenai bagian enamel) Fraktur pada mahkota gigi
dengan terbukanya dentin yang luas, sudah mengenai pulpa (dentin dan
pulpa terkena)5
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Mengingat makalah yang masih jauh dari sempurna, maka ada baiknya
untuk melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap pengertian dasar
yang berhubungan dengan struktur jaringan gigi. Adapun tim penulis cukup
mengaami kesulitan dalam mencari sumber referensi sehubung dengan modul dan
tujuan pembelajaran, sehingga perlu pula dilakukan eksplorasi dan penggalian
sumber referensi lebih dan beragam kedepannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21