PENATALAKSANAAN
KONSERVASI GIGI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
atas rakhmatNya buku Penatalaksanaan Konservasi Gigi ini dapat
diterbitkan.
Buku disusun berdasarkan kurikulum Jurusan Kesehatan Gigi
tahun 2001 sebagai pegangan bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi
dalam mengikuti perkuliahan.
Kami mengharapkan saran dan masukan untuk melengkapi buku
Penalaksanaan Konservasi Gigi ini.
Akhirnya, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya sehingga buku ini dapat
terbentuk.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
I. KONSERVASI GIGI
(CONSERVATIVE DENTISTRY)
Adalah
Ilmu yang mempelajari tentang berbagai teknik perawsatan gigi yang
sakit atau rusak karena karies, trauma atau sebab lain dengan tujuan
mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut.
1. Fungsi Gigi
A. Gigi sulung
Mastikasi
Phonetic
Estetik
Memacu pertumbuhan rahang
B. Gigi Permanen
1
Mastikasi
Phonetic
Estetik
Mempertahankan keseimbangan di dalam mulut
B. Gigi belakang
Mengunyah makanan terganggu
Pergeseran gigi/ migrasi
1. Gigi menggeser ke arah gigi yang dicabut
Penonjolan gigi antagonis kea rah gigi yang dicabut
Mal occlusi
Periodontitis gigi goyang
2
II. STRUKTUR JARINGAN GIGI
A. ENAMEL
Merupakan jaringan terkeras dari tubuh manusia
Makroskopi : putih kebiruan dan transparant
Komposisi : 3% air
4% organik
93% anorganik
Bagian Anorganik : PO4 55%
Ca 37%
CO3 3,5%
Na 0,5%
dll
Terikat dalam bentuk HYDROXY APATIT Ca5[OH(PO4)]
Tersusun dari batang prisma (segi enam) yang disebut ENAMEL RODS
(Enamel Prismata)
Bagian terluar enamel diselubungi oleh CUTICULA DENTIS yang
berfungsi sebagai barriers terhadap keadaan asam atau rangsangan
proteolysis, terutama untuk mencegah terjadinya karies.
STRUKTUR ENAMEL
1. Enamel Rods/ E. Prismata
2. Hunter – Schreger Bands
3. Retziuz Line
4. Enamel Lamellac
5. Enamel Tuft
Enamel Spindle
6. Dentio Enamel Junction (D.E.J)
1. Enamel Prismata
3
Berjalan menuju permukaan gigi + tegak lurus
Bentuknya tidak lurus, tapi bergelung-gelung di bawah mikroskopi
menimbulkan daerah gelap & terang HUNTER – SCHREGER BANDS
(2)
Diikat dan dihubungkan oleh bahan dasar interrods substance
2. Retzius Line
Garis contour dari enamel.
3. Enamel Lamellae
Garis pada enamel yang terjadi pada waktu anemel mengalami klasifikasi
terjadi trauma yang mengakib atkan retak pada enamel.
4. Enamel Tuft
Hampir sama dengan enamel lamellae tetapi ukurannya lebih pendek + 1/3
dari ketabalan enamel.
Enamel Spindel
Hampir sama dengan E. Tuft tetapi pada ujungnya dia membentuk spindle/
bulatan, sering terdapat cusp gigi.
5. Dentino – Enamel Junction
Batas antara enamel dengan dentin. Bentuk berkelok-kelok seperti kerang
(scalloped).
B. DENTIN
Komponen terbesar (mahkota + akar)
Makroskopis kekuning-kuningan dan semi transparan
Merupakan tulang gigi, yaitu jaringan ikat yang mengalami pengapuran
struktur tubuh dan susunannya seperti tulang.
Dibedakan dari tulang
Dentin : lebih keras
Sel-sel system Havers tidak ada
Komposisi : 30% organic + air
70% anorganik
Bahan organic : bahan glycoprotein yang apabila dimasak seperti
gelatin
4
Bahan anorganik : 67% Ca(PO4)2 sisanya Na, K, F, Fe, Mg
STRUKTUR DENTIN
1. Canalis Dentinalis
2. Tome’s Fibres
3. Sheath of Newman
4. Integlobular Space
5. Tome’s Granular Layer
6. Garis Owen
III. C A R I E S
DEFENISI
5
Adalah penyakit gigi/ jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan
gigi, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure & daerah interproxymal)
kemudian meluas ke arah pulpa (BAUER)
Caries tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena jaringan gigi tidak
mengalami regenerfasi.
6
A. TEORI KARIES
? pH R.M. 6,1 – 7,7
7
Gizi
Gizi karies
Geografis
Air minum fluor
Fluor optimal dengan kadar 1 ppm
Daya tolak terhadap karies
Fluor > 1 ppm Mottled Enamel
Hormonal
Hamil
Purbertas Gingivitis Plak >> Karies
Keturunan
Kebersihan
Kebersihan karies
B. ETIOLOGI KARIES
Karies disebabkan oleh 3 (tiga) hal yang harus berada secara bersamaan di dalam
mulut, yaitu gigi, mikroorganismen, substrat, (KEYES, 1969)
Ketiga actor tersebut ditambah lagi dengan factor waktu menjadi 4 (empat)
factor penyebab karies (NEWBURN, 1977)
4 faktor berinteraksi multi factorial disease.
GIGI
W
P A
L K
A T
CARIES
K U
KH
8
Mikroorganisme yang terdapat dalam plak yang berperan dalam proses karies
adslah streptococcus Mutans metabolism sukrosa deksran (Polisakarida
Ekstraseluler). Perkembangan selanjutnyha karies yang lebih dalam oleh
Lactobaccilus Acidophilus (ISMU SUWELO, 1988).
4. Umur.
Dilihat dari sudut gigi geligi dibagi 3 phase.
1. Periode Campuran
M1 paling sering kena cairan
2. Periode pubertas (remaja)
Umur 14 s/d 20 th
Hormonal pembengkakan gusi kebersihan mulut << prosentase
karies
3. Umur 40 s.d 50 th
Retraksi gusi /papil sisa makanan sering sukar dibersihkan.
5. Makanan
9
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, KH, protein,
lemak, vitamin mineral. Berpengaruh pada masa Pra-erupsi dan pasca
serupsi.
2. Fungsi mekanis makanan yang dimakan :
- Makanan berserat
- Makanan yang lunak dan melekat
6. Unsur Kimia
Unsure kimia yang berpengaruh terhadap terjadinya karies masih dalam
penelitian, tetapi yang paling mempengaruhi prosentase karies gigi ialah
Fluor. Unsur kimia yang menghambat karies : Fluor, Aurum (Au), Coprum
(Cu), Magnesium (Mg), Strontium, Zinc (Zn). Unsur kimia yang menunjang
karies : Cadmium, Platina, Selenium.
7. Air Ludah
Dikeluarkan oleh kalenjar parotis, kel. Sublingualis dan kel.submzillaris.
Fungsi air ludah :
Secara mekanis berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang
dikunyah.
Secara ensymatis ikut dalam sistemn pengunyahan untuk memecahkan
unsur makanan.
10
D. PENJALARAN KARIES
11
E. KLASIFIKASI KARIES
12
Klas IV Karies pada approximal gigi anterior
dimana incisal edge telah terkena.
13
a. Simple kavitas (simply cavity) = karies pada 1 dataran
b. Kavita compound (Compound cavity) = karies pada 2 dataran, mis :
mesio buccal cavity
c. Kavita complex (complex cavity) = karies lebih dari 2 dataran
14
IV. ALAT-ALAT KONSERVASI GIGI
HAND INSTRUMENT
1. Hand cutting instrument
2. Hand instrument yang bukan cutting instrument
1. HATCHETS
Hand cutting instrument dengan bagian cutting edge datar. Posisi blade
tegak lurus terhadap ridge dan bagian blade sejajar handle. Alat perpasangan
(PAIRED) Ka + Ki ditentukan oleh latek cutting edge di kiri alat untuk
bagian kiri.
2. HOE
Hand cutting instrument seperti hatchets dengan blade tegak lurus handle
sebagai transisi chisel oleh karena meningkatnya angulasi sudut blade alat
digunakan secara pull motion (seperti gerakan menggaruk).
3. EXCAVATOR (PAIRED INSTR.)
- Double plane instrument
- Curved blade
Fungsi
- Mengambil jaringan karies lunak
- Membongkar tumpatan sementara
- Dapat juga membentuk groove tumpatan amalgam
15
HAND INSTRUMENT yang bukan CUTTING INSTRUMENT
1. KACA MULUT (MOUTH MIRROR)
- Bentuk datar dan cekung
- Diameter bervariasi besar s/d kecil
- Digunakan melihat obyek di dalam mulut
2. PINSET / PLIERS
Macam :
- Pinset anatomi
- Pinset chirurgis
- Pinset kedokteran gigi
- Pinset sisa akar
3. BURNISHER
Berfungsi :
- Meratakan bagian permukaan logam yang plastis (amalgam)
- Membentuk matrix
- Merapatkan tepi tumpatan tuang
Bentuk bagian ujung ; oval/ bulat
Ukuran : bervariasi
4. SONDE/ EXPLORER
Bentuk : half moon
Lurus
Guna : memeriksa adanya :
- Karies - karang gigi
- Perforasi - kerusakan jaringan gigi
5. SPATULA
Bentuk : Blade tipis dan panjang
Single/ double ended
Guna : mencampur
- Semen kedokteran gigi
- Sub plugger
- Fletcher
6. PLUGGER
16
Macam : Amalgam Plugger
Cement Plugger
Root Canal Plugger
Fungsi :
- Amalgam plugger
Menekan dan memadatkan amalgam
- Cement plugger
Memasukkan bahan cement
- Root canal plugger
Memasukkan bahan isi ke dalam saluran akar
Penampang bervariasi.
7. MATRIXF BAND
Untuk mendapatkan kontur suatu restorasi amalgam.
Fungsi :
- Menahan bahan tumpatan amalgam pada kavita KI. II pada saat
kondesasi
- Membentuk kerapatan tumpatan pada daerah cervical margine
- Membentuk daerah kontak (sebagai penompang dipakai wedge)
8. TONGUE HOLDER
Fungsi : Isolasi daerah kerja menjaga daerah tetap kering.
Cara kerja :
- Dipakai pada rahang bawah
- Menekan cottol roll
- Bag. Anterior daerah frenullum dan labial fold
- Bag. Posterior cotton roll dipasang di bag. Buccal fold & lingual fold
9. PLASTIS FILLING INSTRUMENT
Penggunaan :
- Untuk mengukir tumpatan amalgam/ Fletcher
- Untuk memasukkan bahan tumpatan ke dalam kavita
10. CARVER
Bentuk : seperti ketupat/ layang-layang
17
Pengunaan : untuk mengukir/ memebntuk permukaan tumpatan amalgam
yang disesuaikan dengan bentuk anatomi.
11. HANDPIECE
Macam :
- Straight handpiece
- Contra angle handpiece
Guna : untuk meneruskan putaran mesin ke bur.
12. MORTAR & PESTLE
- Terbuat dari gelar
- Terbuat dari berbagai macam ukuran
- Bentuk seperti lumpang kecil dan alu kecil
Kegunaan ; untuk mengaduk amalgam dan air raksa.
MACAM BUR
Terbuat dari :
a. Logam (steel)
b. Diamond
1. Round Bur
- Menurut besar kecilnya ada ukuran nomer 0-6
- Bentuk bundar / bulat seperti bola
- Untuk membuat tempat mwauk waktu preparasi kavita
2. Fissure Bur
- Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor 0-6
- Bentuknya ada yang sama b esar dari atas ke bawqah/ ada yang
mengecil ke bawah
- Guna : untuk melebarkan dinding kavita waktu preparasi
membuat outline.
18
- Guna : untuk meratakan dasar kavita
19
INDIVIDU PALM GRASP
PALM GRASP
20
V. PREPARASI KAVIT
(CAVITY PREPARATION)
A. DEFENISI
Semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan gigi
yang rusak disebabkan oleh karies, dengan maksud dibuat suatu tumpatan
supaya didapat kembali :
1) Bentuk anatominya
2) Kekuatannya
3) Warnanya
4) Mencegah terjadinya karies lagi (sekunder karies)
NOMENKLATUR KAVITA
Pada suatu kavita akan kita jumpai :
- Garis
- Titik
- Sudut
- Dinding
21
Wall = dinding
Line angle = sudut garis = pertemuan 2 dinding
Point angle = sudut titik = pertemuan 3 dinding
Axial wall = dinding yang searah dengan dinding tegak gigi dan
menutup pulpa
Pulpa wall = dinding di atas pulpa dan tegak lurus as dari gigi
Cavo surface angle = point angle (sudut) yang dibentuk dari dinding
kavita dengan permukaan gigi.
= POINT ANGLE
Z = LINE ANGLE
A = AXIAL WALL
P = PULPAL WALL
B = BUCCAL WALL
L = LINGUAL WALL
M/D = MESIAL/DISTAL WALL
G = GINGIVAL WALL
C = CAVO-SURFACE ANGLE
22
- Membuat bentuk sedemikian rupa sehingga tahap terhadap tekanan kunyah
- Menggunakan bor fissure
4) Gain Retention Form
- Membuat pegangan untuk tumpatan supaya tidak mudah lepas
- Menggunakan bor inverted cone
5) Remove / Remaining Decay
- Mengambil jaringan karies yang tertinggal
- Menggunakan bor bundar
6) The Correction of Enamel Margin
- Meneliti dinding dan pinggiran enamel (membulatkan dan melicinkan)
- Menggunakan :
Bor bundar besar
Bor fissure
Stone
7) The Toilet of The Cavity
- Kavita harus dibersihkan dari reruntuhan
- Kavita dikeringkan
- Kavita diperiksa dengan teliti kalau-kalau masih ada kerusakan
- Memeriksa dasar-dasar kavita kalau-kalau pulpa terbuka
- Mensterilkan kavita
23
(1) Mengambil enamel yang tidak ditunjang oleh dentin yang sehat
(2) Mengambil polip gusi
Tujuan Gain Acces Form :
Membuat tempat masuk supaya :
(1) Dapat melihat dengan jelas keadaan kavita
(2) Bekerja dengan leluasa, memakai peralatan
Cara membuat tempat masuk :
Mengebor enamel dengan bor bunder kecil (no.1 / no.2) sampai di bawah
perbatasan enamel – dentin, melalui :
(1) Tempat dimana sudah terdapat lubang kecil
(2) Tempat dimana sonde sudah dapat masuk ke dalam enamel.
Cara mengetahui apakah bor sudah sampai dentin atau belum :
Mengebor enamel suara keras, jalannya bor lambat
Dentin sebaliknya
24
e. Pinggiran yang tidak dilindungi oleh jaringan gusi harus dengan
leluasa dapat dibasahi dengan air ludah atau dapat dibersihkan
dengan bibir, lidah, sikat gigi
f. Pinggiran approximal harus dilebarkan sampai di bawah atau di atas
gusi.
CONVENIENCE FORM
25
Tindakan membuat jalan yang cukup pada waktu mengambil jaringan
pathologis maupun untuk memudahkan meletakkan bahan tumpatan ke dalam
kavitas tindakan sebelum membuat outline form yang sebenarnya.
Tindakan tersebut antara lain :
Tooth debriement
Membersihkan permukaan gigi dari saliva, karang gigi, dll
Pemasangan rubber dam
Pemasangan separator untuk meregangkan gigi
Gingival retraction menyisihkan gingival
Bentuk kavita agar alat dapat masuk
26
Dinding enamel harus ditunjang/ dilapisi dentin sehat, dasar kavita
harus rata
Kavita cukup dalam sehingga tumpatan kuat
27
5. REMOVAL OF REMAINING DECAY
Berarti : mengambil jaringan karies yang masih tertinggal
Pada kavita yang normal besarnya, jaringan karies sudah diambil semuanya
pada tingkatan preparasi kavita yang sudah dikerjakan.
Pada kavita yang besar, dimana karies pada dinding dan dasar kavita tidak
beraturan, setelah tingkatan preparasi 1 s/d 4 telah dikerjakan maka :
28
bur inverted agar tidak terjadi
peroforasi.
29
c. Mengeringkan kavita
Sebelum perlu diperiksa terkahir semua dinding dan dasar kavita
memungkinkan ada kerusakan dan terjadi perforasi.
A. Membersihkan kavita dari kotoran
Dengan cara :
1. Mempergunakan axcavator, cotton pellets
2. Mempergunakan semprotan udara/ airsyrings
3. Mempergunakan semprotan air/ water syrings/ water spuits
Cairann ya :
- Air/H20
- Aquadest steril
- H2O23% (Hydrogen peroxyda)
Hydrogen Peroxyda :
- Berbusa, kotoran terangkat bersama busa
- Desinfectans, oleh karena terlepasnya O-nascend
- Mengiritir jaringan, sehingga tidak dipakai pada kavita dalam dan
jaringan luka
B. Mensterilkan Kavita
Dengan ;
1. Cotton pellets + phenol 3% -5%
2. Cotton pellets + alkohol 70%
- Caries media thymol – alkohol
- Caries profunda thymol – aquadest
C. Mengeringkan kavita
Dengan :
1. Mempergunakan semprota udara/ air syrings dari dental unit
2. Mempergunakan chip blower + udara hangat dari spiritus brander
30
Kering ditandai dengan buramnya permukaan dinding + dasar kavita
(tidak mengkilat).
31
D. PREPARASI KAVITA BERDASAR KLAS (dari BLACK)
PREMOLAR ATAS
32
MOLAR BAWAH
Diben tuk mengikuti fissure
Semua fissure diambil
MOLAR ATAS
Kavita dijadikan satu bila pada
central ridge terhadap karies.
Kavita bagian distal dibuat
kecil.
FORAMEN CAECUM
33
KAVITA KLAS I COMPOUND
34
2. Tahap Preparasi selanjutnya sama dengan tahap preparasi kavita umumnya
1. Outline Form
Pengambilan jaringan karies dari palatine (tergangung letak karies)
Bila tidak ada gigi tetangga labial/ lingual tak diikutsertakan
Bentuk praparasi segitiga sesuai bidang proximal dan sejajar bidang axial
35
GINGIVAL OUTLINE HARUS LURUS
MEMBUAT UNDERCUT
36
Dinding kavita searah enamel rods
Retansi : Undercut pada :
- Axio-labio-incisal point angle
- Axio-labio-gingival point angle
Ektensi ke arah gingival, incisal, palatina
Klas III dengan palatinal extension
Bila karies besar buat palatinal ekstension dengan Dove Tail dan Channel
Bevel pada Axio-Pulpal line angle.
37
Yang diletakkan pada sebelah mesial dan distal
Undercut dibuat secukupnya dengan inverted cone bur yang kecil atau
wheel bur.
BLACK
Bentuk outline form seperti ginjal
Preparasi bentuk box
Axial wall sejajar sumbu gigi
FERRIER
Bentuk outline form garis lurus sudut tajam oklusal margin sejajar
permukaan oklusal gigi
Dinding mesial dan distal dibaut divergen kearah buko approximal searah
jalannya enamel rods
Dinding oklusal dan gingival searah jalannya enamel rods
Dinding axial dibuat mengikuti bentuk konveks permukaan gigi.
38
KLAS V FERRIER
KEJELEKAN
Preparasi line angel yang tajam sukar dijangkau/ dicapai.
39
VI. BAHAN KONSERVASI GIGI
A. MACAM TUMPATAN
I. Tumpatan langsung (plastis)
1. Semi permanen
Silikat, glass lonomer
2. Permanen
Non logam : komposit
Logam : amalgam
II. Tumpatan tidak langsung (non plastis)
1. Alloy dari logam tidak mulia : Cu, Ni
2. Alloy dari logam mulia : Ag, Au, Pt.
3. Non Alloy : proselon
4. Alloy diganggu dengan proselon (Porcelain Fused to Metal)
40
A.SEMEN KESEHATAN GIGI
Adalah suatu bahan yang terdiri dari powder dan liquid yang setelah
mengadukan yang merata menghasilkan massa yang keras (Gel).
Syarat Semen Kesehatan Gigi (KG)
1. Tidak beracun/ non toxic dan tidak mengiritasi
2. Tidak mudah larut
3. Memiliki sifat mekanis sesuai dengan tujuan pemakaian
4. Proteksi jaringan pula dari bahan tumpatan
5. Adanya bahan : isolator panas/ thermos
Elektrik/ galvanis
6. Warna hamper sama dengan gigi
7. Mudah melekat pada enamed/ dentin
8. Bakteriostatik
9. Viscositas yang baik dapat menghasilkan film ticknes/ radio opague
dan waktu pengerasan yang diharapkan.
MACAM SEMEN
1. Semen dengan bahan dasar Zinc Oside
A. Zinc Oxide Eugenol Cement
B. Zinc Oxide Phosphate Cement
2. Semen yang membentuk bahan kaca (Ion Leachable Cement = Zinc Oxide)
A. Cilicate Cement
B. Glass Ionomer Cement
PEMAKAIAN SEMEN DIBIDANG KONSERVASI
1. Base dan sub base
2. Tumpatan sementara
3. Tumpata gigi anak-anak
4. Tumpatan gigi anterior
5. Bahan perekat tumpatan tuang
6. Melapisi pit dan fissure bagian oklusal
41
ZINK OXIDE PHOSPHAT CEMENT (ZnPO4 Cement)
APLIKASI
- Base/ basis
- Cementasi (= melekatkan tumpatan tuang logam pada gigi)
- Cement Up Bouw
KOMPOSISI :
Powder : ZnO 90,3
MgO 8,2
SiO2 1,4
Bi2O3 0,1
BaO, BaSO4,CaO 0,1
Liquid : H3PO4 38,2 Free Acid
H3PO4 16,2 Kombinasi dengan Al & Sn
Al 2,5
Sn 7,1
H20 36
SIFAT :
Hasil pencampuran ZnPO4 cement mempunyai pH : 1,6 – 3,6
pH akan meningkatkan selama pengerasan. Setelah 1-2 hari dalam mulut
pH netral
system pencampuran encer pH menurun proses kelarutan meningkat
merupakan isolator panas yang baik
KEKURANGAN :
- Kelarutan tinggi
- Isitasi pulpa tinggi pada kavita dalam
- Adhesi kurang/ tidak ada
- Anti karies tidak ada
CARA MENCAMPUR :
42
Reaksi antara powder – liquid merupakan R. Exothermis (= saat dicampur
mengeluarkan panas) sehingga harus dicampur di atas glass plaat supaya
panas dapat diserap oleh glass plaat.
ALAT MENCAMPUR
- Glass plaat tipis
- Semen spatel
- Pinset
BAHAN
- Powder semen : 1,3 gram
- Liquid semen : 0,5 ml
CARA
1. Bila tak ada timbangn, letakkan satu sendok powder di atas glass plaat yang
steril, lalu teteskan 1 (satu) tetes liquid di sebelah kirinya.
2. Bagi powder menjadi beberapa bagian, lalu masukkan sebagian kecil powder
ke dalam liquid, aduk 10 detik.
Bila masih encer tambahkan sebagian powder lagi, aduk 10 detik, dan
seterusnya sampai didapatkan konsistensi yang dikehendaki, yaitu tidak
mengalir/ bergerak perlahan tetapi juga tidak terlalu keras.
3. Satukan campuran semen lalu diambil. Jumlah waktu mengaduk + 1,5 menit.
APLIKASI :
Sebagai basis/ lining, semen digunakan untuk melindungi pulpa dari
rangsangan. Semen diletakkan di dalam kavita dentin sampai sebatas
Dentino Enamel Juction. Enamel tidak boleh dibasis. MENGAPA?
MERK :
43
S.S Whita
G.C Cement
Tenagin
Ames Z.M
44
CAVITY LINERS
ADALAH :
Suatu lapisan bahan yang dapat membentuk lapisan tipis dengan tujuan
untuk mengurangi iritasi (proteksi) pulpa terhadap rangsangan.
BAHAN DASAR
1. Calcium Hydroxyde (Ca(OH)2)
2. Zine Oxide
Yang dilarutkan dalam bahan pelarut organic
SYARAT
1. Tak memberikan iritasi pada jaringan pulpa
2. Mudah diletakkan di atas dasar cavity tanpa tekanan yang keras
3. Sebaiknya mempunyai sufat desinfektans / bacteriocide
4. Menstimulasi pembentukan sekunder dentin
5. Bersifat sebagai isolator
45
ZINC OXIDE EUGENOL
BAHAN
SIFAT :
PENGGUNAAN
BENTUK :
Dapat berupa :
1. Pasta
2. Campuran Powder + Liquid
3. Mencampur Zinc Oxide (bubuk Fletcher) + Eugenol
46
CALCIUM HYDROXIDE {Ca(oh)2}
PENGGUNAAN Ca(OH)2
Dalam bentuk suspense pada larutan aquadest digunakan pad :
- Perawatan direct pulpcapping
- Sub-base
- Cavity liner
SIFAT
1. Vaustic (=dapat membakar)
Hati-hati pada waktu aplikasi jangan sampai menetes ke jaringan lunak.
2. Bacteriocide dan Bakteriostatik
3. Menetraslisir kelebihan asam phospat dalam cement phostphat
Lapisan Ca (OH)2 yang teratas menetralisir asam phospat
Lapisan Ca (OH)2 yang dibawahnya tetap merangsang dentin
bawahnya
4. Menambah kepadatan dan kekerasan dentin pada kavita yang dalam
Disebabkan peletakan bahan pengauran dalam saluran dentin
5. Merangsang aktivitas odontoblas (sel pembentuk dentin)
6. Tidak iritasi pulpa
MERK :
Calcyl (Powder/Liquid)
Dical (Pasta)
Pulpdent
47
SILIKAT
KEBAIKAN SILIKAT :
Bersifat transparan
Bila dikerjakan dengan baik warna silikat sesuai dengan warna gigi.
48
KEJELEKAN :
1. Dapat larut dalam cairan mulut
2. Dapat mengalami kontraksi
3. Dapat tahan terhadap tekanan kunyah kurang kuat (crushing resistance)
4. Tak dapat dipakai untuk tumpatan oklusal
5. Dapat berubah warna oleh karena reaksi dengan zat kimia, kontoran,
obat-obatan.
KONTRA INDIKASI
1. Pada penderita yang bernapas melalui mulut
2. Tumpatan oklusal dan klas II
PENGADUKAN SILIKAT
ALAT : Glass plaat tebal & dingin
Spatel terbuat dari agaat
Acrylic
Bone
Glass plaat yang dingin mencegah terjadinya gel yang terlalu cepat
Perbandingan powder : Liquid
1,6 gram : 0,4 cc
Gerakan mengaduk Melipat
Konsistensi cukup bila campuran dikumpulkan kemudian diletakkan
pada pinggiran glass plaat dan ditarik ke atas campuran akan terangkat =
1 cm sampai tak melekat pada glass plaat (tetapi belum mengeras).
Usahakan luas pengadukan sekecil mungkin untuk menghindari penguapan
cairan.
MENUMPAT SILIKAT :
49
Alat : Plastic Filling Instrument
Celluloid Strip
1. Preparasi selesai shade guide
2. Celluloid strip dicobakan
3. Blokir sterilkan keringkan
4. Pemberian basian semen
5. Penumpatan dengan plastic filling
6. Cavity diisi penuh ditarik dengan celluloid strip selama 3-4 menit
Cavity jangan terlalu penuh! Mengapa?
Bila mengisi silikat berlebihan, berlebihan silikat tidak bisa langsung
diambil saat itu juga.
7. Permukaan tumpatan diberi vaselin agat silikat tidak kontak dengan
udara luar, sebab silikat adalah suatu Koloid, jadi tidak boleh kering,
harus selalu basah.
LIQUID BERLEBIHAN
- Setting time meningkat
- Kelarutan meningkat
- Tumpatan tidak kuat
- Mudah larut
- Kontraksi meningkat
- Staining
PENGADUKAN BERLEBIHAN
- Mengubah struktur gel
- Tumpatan lambat mengeras
- Tumpatan kurang kuat
- Translucency kurang
- Esthetic kurang baik
50
PEMULASAN SILIKAT
Silikat sebaiknya tidak dipulas sebab pada pemulasan akan terjadi dukungan-
cekungan yang kecil oleh karena sebagian matrix hilang. Hal ini akan
memudahkan melekatnya kontoran-kotoran sehingga tumpatan silikat cepat
rusak dan cepat berubah warna. Pada penumpatan dengan bantuanm celluloid
streep, permukaan sudah halus.
Bila dipulas
Pemulasan setelah 24 jam
Alat : Alpine stone / Arkansas stone + vaselin atau polishing strip
PROSES
Campuran silikat yang baru selesai diaduk bersifat sangat asam (pH rendah).
Setelah beberapa hari kemudian barulah pH silikat menjadi netral.
pH rendah tersebut sangat mengiritasi terutama pada kavita dalam. Oleh karena
itu pada tumpatan silikat, kavita sebaiknya diberi basis.
B. AMALGAM
51
ADALAH
Campuran dari satu atau beberapa metal dengan mercuri (Hg) (missal :
Ag, Sn, Cu, Zn)
Pemakaian dibatasi pada gigi posterior oleh karena :
- Warna keabu-abuan
- Mudah berubah warna
- Korosi
MERCURY (Hg)
Metal cair dengan daya toxis tinggi dan permukaan mengkilat.
KETENTUAN
Mercury tidak boleh dipegang oleh tangan/ jari
Sisa mercury harus dibersihkan
Ruang kerja yang terbuka lebih baik dari pada yang ber-AC
Mercury jangan tersentuh logam lain
Yang dipakai untuk bidang kesehatan gigi telah disetujui / didaftar
oleh ADA No. 6
KOMPOSISI ALLOY
Ada 3 type :
- Conventional
- Admixed
- High copper
52
- Amalgam cap
- Degussa
TYPE ALLOY KOMPOSISI (%) PARTIKEL
Conventional Perak (Ag) 65% 2 bentuk :
(Konvensional) Timah (Sn) 29 Lathe cut (+ 200 mµ)
Cu 6 Spherical (+ 40 mµ)
Zn 2
Hg 3
Ag 65/40
High copper (Ag-Sn-Cu) Sn 27/30
Cu 13/30
53
- Meningkatkan kakerasan amalgam
KETERANGAN :
Flow : kecenderungan menghindasri tekanan
Expansi : sifat membesarkan diri
Kontraksi : sifat mengecilkan diri
Spheroiding : sifat ingin membulatkan diri
54
KLASIFIKASI AMALGAM
1. Binary amalgam
Hg + satu mental dalam alloy misalnya Cu amalgam
2. Temary amalgam
Hg + dua metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn) amalgam
3. Quartemary amalgam
Hg + tiga metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn+Cu) Amalgam
Black amalgam
4. Quinary amalgam
Hg + empat metal dalam alloy yaitu (Ag+Sn+Cu+Zn) amalgam
SIFAT-SIFAT AMALGAM
KEBAIKAN
1. High crushing strength
2. Tidak larut dalam cairan mulut
3. Adaptasi baik dengan dinding kaviti
4. Mudah dicampur
5. Mudah dipulas
KEKURANGAN
1. Warna tak sesuai warna gigi
2. Cenderung berubah molekul
- Flow
- Expansi
- Kontraksi
- Speheroiding
3. Edge strength kurang kuat
Tumpatan kelas IV tidak
4. Konduktor yang baik
55
PERBEDAAN SMALL PARTICLE DAN LARGE PARTICLE
KEUNTUNGAN KERUGIAN
SMALL PARTICLE Smooth Carving Hg >> ratio flow
Fast setting meningkat
LARGE PARTICLE Hg<< ratio flow Lebih sukar dicarving
menurun
MANIPULASI
1. Aplikasi pada kavitas
2. Seleksi daripada alloy
3. Perbandingan Hg : Alloy
4. Triturasi (mencampur)
5. Kondendasi
6. Carving / burnishing
7. Pulas
56
Phase Permulaan : Kontraksi + 30 menit setelah pencampuran alloy + Hg
yaitu : Absorbsi mercury (Hg) oleh alloy
Pahse selanjutnya : Expansi setelah 30 menit s/d 18 jam.
Terjadi karena : persenjataan Hg dengan Ag/Cu/Zn
ADA : membatasi perubahan dimensi sampai 24 jam
Sesudah 24 jam dianggap normal (tak ada/ sedikit perubahan
dimensi)
PERHATIKAN !
Mengurangi Hg (Hg<) kontraksi <
Menambah Hg (Hg<) ekspansi >
Dengan meninggalkan jumlah Hg yang banyak dalam tumpatan berarti
memperpanjang waktu expansi (tak diharapkan).
Triturasi
57
Pengaruh tak langsung
Kondensasi
Sifat amalgam
Jumlah Hg
Untuk mencampur Pengaruh langsung
Alloy
TUJUAN MENCAMPUR
Menghasilkan suatu massa yang dapat ditumpat dengan baik dan juga dalam
waktu bersamaan dapat menghasilkan jumlah Hg yang max. yang dapat
dikeluarkan untuk kondesasi.
58
Bila sesudah pencampuran massa melakat satu sama lain sedemikian
sehingga kalau dipuung dengan ibu jari akan berbentuk batang dan tak akan
putus pada jarak yang pendek.
PEN GRASP
Tekanan + 2 pound (1 kg)
Tekanan ringan sehingga memungkinkan operator memegang dengan
keras dan kecepatan mencampur tinggi
Tekanan hanya jatuh pada Hg + Alloy
PALM GRASP
Tekanan 4 pound (2 kg)
59
Tekanan bertambah kecepatan mencampur lebih rendah
Sering terjadi penekanan ke dinding mortar
5. KONDENSASI AMALGAM
60
Kondensasi alamgam harus segera dimulai setelah selesai pengadukan dan
harus dilakukan secepat mungkin dan sedapat mungkin tidak lebih dari 3
(tiga) menit. Hal ini untuk :
a. Menghindarkan interupsi pada proses pengerasan
b. Agar terjadi adaptasi yang baik dan lengkap pada dinding kavita
c. Jumlah Hg dalam kavita dapat dikontrol.
Makin banyak Hg tinggal pada waktu kondensasi Expansi semakin besar
Flow semakin besar
Kekuatan berkurang
Penumpatan amalgam harus dengan kondensasi cukup dan dengan
tekanan yang kuat agar :
- Tumpatan padat, kuat, homogeny
- Adaptasi pada dinding, kavita baik
CARA KONDENSASI
Alat : Amalgam plugger / Stopper
Bentuk : ujung alat : bulat, oval, segitiga
Besar / kecil tergangung besar kavita
Tekanan yang dipakai harus sebesar mungkin agar Hg yang tinggal
minimum (40-45%)
TEKANAN RINGAN
Jumlah Hg meningkat
Hasil tumpatan tak sama dalam perubahan dimensi, flow dan kekuatan.
TEKANAN RINGAN
Apabila kondensasi dilakukan dengan tekanan besar maka Hg akan
banyak keluar tujuan dari kondensasi.
6. CARVING/ BURNISHING
61
Setelah amalgam dimasukkan ke dalam vavity dan dikondensasi lalu diukir
sesuai dengan kontur gigi sebelumnya yaitu dikembalikan bentuk
anatominya, titik kontaknya dan kelebihan amalgam dibuang.
Carving dilakukan oleh karena :
- Bentuk contour gigi Berpengaruh
terhadap kesehatan
- Kontak dengan gigi tertangga jaringan sekitarnya
- Anatomi oklusi gigi
BURNISHING
Alat : burnisher
Tujuan : mengkilapkan permukaan tumpatan memadatkan massa amalgam
pada daerah tepi
7. PULAS AMALGAM
62
Dilakukan setelah 24 jam oleh Karen amenurut ADA expansi sudah
maksimal.
Tujuan :
1. Cosmetik baik, oleh karena mengkilat dan halus
2. Marginal kontak baik menghindari sekudcner karies (karena tidak ada
step)
3. Permukaan halus mengurangi retensi / pelekatan makanan
4. Permukaan halus mudah sehingga dibersihkan.
Cara :
1. Menghilangkah step dan meratakan permukaan tumpatan dengan :
- Batu hijau (stone bur)
- Vencer bur
2. Menghaluskan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan puimsteen + air
3. Mengkilatkan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan polyskryt + air
63
↓
Dapat melalui saluran dentin discoloration gigi hitam.
64
C. COMPOSITE
ADALAH :
Suatu bahan yang terdiri dari campuran 2 (dua) atau lebih bahan yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan tujuan memperbaiki sifatnya.
A. KOMPOSISI
1. Principal Monomer
Dapat berubah 2 bentuk :
a. Aromatic dimethacrylate system
Yaitu reaksi antara glycidil methacrylate dengan bisphenol A
menghasilkan senyawa BisGMA.
b. Urethane Dimethacrylate
2. Dilvent Monomer
Oleh karena Bis GMA sebagian berupa matrix polimer organic yang
cukup kental maka ditambahkan Methyl Metacrylate yang berfungsi
sebagai pengencer dan untuk memperbaiki sifat.
3. In Organic Filter
Merupakan bahan pengisi yang terdiri dari :
- Borosilicate glass
- Barium aluminium silicate
- Alumino silicate glass
- Quartz
Fungsi bahan pengisi :
- Meningkatkan kekuatan (compressive strength)
- Meningkatan kekerasan dan kekenyalan
- Meningkatkan estetik
- Menurunkan koefisiensi thermal expansion
- Menurunkan kontraksi waktu setting
- Menurunkan thermal setting
Konsentrasi filler : 70-80% berat
4. Silane couping Agent
65
Berfungsi sebagai bonding filler (bahan perekat) antara filler dengan resin
matrix. Bahan organic silane yaitu Vinyl Silane Compound.
5. Polimerisation Inhibitor
Yaitu : monomethyl ether of Hydroquinone
Berfungsi sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan. Pemakaiannya
hanya sedikit sekali.
6. Initiator – akivator
Dapat berupa :
- Chemical activation
- Ultra violet light - activation
- Visible light activation
C. SIFAT BAHAN
Bahan komposit melekat pada enamel dengan cara masuk ke daerah porous
yang disebut Resis Tag.
Daerah porous pada enamel didapatkan dengan tehniketsa asam.
Kekurangan :
66
1. Mudah berubah bentuk, oleh karena bagian matrix lebih lemah daripada
filler sehingga mudah terasah oleh pemolesan. Mudah terkontaminasi.
2. Self lite pendek.
3. Iritasi terhadap pulpa meningkat oleh karena danya bahan monomer
sehingga diperlukan basis/ liner.
4. Edge strength menurun sehingga tidak tepat untuk gigi posterior.
Keuntungan :
Oleh karena adanya bentuk cross linkjing (perlekatan antara filler dengan
matrix) mempunyai sifat ;
- Kuat dan keras
- Thermal expansi berkurang
- Estetik baik oleh karena filler dapat membiaskan warna
- Kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya filler.
D. INDIKASI COMPOSITE
1. Kavita gigi anterior
2. Frakturf incisivius
3. Kavita servical
4. Restorasi pada discoloration
E. TEHNIK PENUMPATAN
1. Preparasi kavita tetapi tidak perlu ideal seperti preparasi untuk amalgam,
pada prinsipnya jaringan karies dihilangkan. Bila perlu ditambah
undercut.
2. Pada kavita proximal servical fraktur incisivius digunakan matrix yang
dapat berupa :
- Crons form
- Incisal matrix
- Cervical matrix
3. Dilakukan tehnik etsa asam
- Bahan = phosphoric acid 50%
67
- Waktu = 30 detik
- Bahan hanya diulaskan pada enamel saja
- Setelah 30 detik enamel dibersihkan dengan air dan udara akan
terbentuk porositas enamel.
- Memasukkan bahan yang telah diaduk (mixing/ pengadukan harus
rata, mohogen dan cepat oleh karena waktu polimerisasi pendek.
Pengadukan harus mengunakan spatula plastic)
- Memasukkan bahan harus menggunakan tekanan dengan tujuan :
Mengurangi penyusutan / shringhage
Agar bahan komposit dapat masuk ke daerah enamel yang porous
(tag enamel)
- Tunggu waktu pengerasan secara : kimiawi
Penyinaran ultra violet
Penyinaran halogen
68
VII. TEKNIK ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT
I. PENDAHULUAN
Atraumatic Restorative Treatment (ART) merupakan suatu prosedur
pembuatan jaringan gigi yang terkena karies, dengan menggunakan
instrument tangan serta penambalan kavitas dengan bahan tambal adhesive.
Bahan tambal yang digunakan adalah glassionomer cement.
Glassionomer melekat secara kimiawi pada email dan dentin juga
menghentikan perjalanan penyakit karies gigi, karena secara perlahan-lahan
bahan tersebut melepaskan fluor. ART hanya merupakan salah satu
komponen dari program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang harus
diselenggarakan bersama-sama dengan penyebarluasan informasi tentang
gizi dan pemeliharaan kebersihan mulut dengan pasta gigi berfluor. Perlu
menjadi perhatian bahwa penamhalan ART hanya bisa dilakukan bila gigi
ebrsih dari plak, maka ART sebaiknya merupakan bagian dari upaya
pembinaan kesehatan gigi masyarakat utamanya pada anak sekolah meliputi:
- Upaya promotif : kegiatan penyuluhan dan sikat massal
- Preventif : scaling, tambal ART
WHO
Telah mengembangkan teknik ART ini beberapa tahun terakhir
Sebagai salah satu alternative tindakan penanggulangan caries, yang
efektif dan efisien
Telah dicoba di beberapa Negara berkembang/ Negara maju, seperti :
o Pengungsi
o Masyarakat terasing, tidak memperoleh pelayanan kesehatan gigi
o Masyarakat tanpa aliran listrik
o Masyarakat tersedia aliran listrik tetapi tidak mampu menyediakan
peralatan gigi
69
Keuntungan ART :
Memberikan lebih banyak perawatan gigi yang rusak, pada tahap dini
Tidak menakutkan
Dilakukan dengan biaya rendah
Dengan demikian kasus pencabutan lebih banyak dapat dicegah
Tenaga kesehatan gigi dapat membawa seluruh peralatan (hand
instrument, bahan tambal, alat pencabutan) hanya dalam satu tas saja baik
baik sepeda, sepeda motor, bis, perahu, dsb
Dengan ditambah PKG kebiasaan dan prilaku dalam bidang kesehatan gigi
yang baik dapat ditanamkan.
Prinsip-prinsip ART
Dua prinsip utama dari ART adalah :
- Jaringan karies dibuang dengan instrument tangan saja
- Gigi ditambal dengan bahan tambalan yang melekat erat pada gigi
Pada saat ini ART mengunakan bahan tambal glass ionomer. Alasan penggunaan
glassionomer adalah :
- Glassionomer melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidak perlu
membuang banyak jaringan sehat gigi sewaktu preparasi kavitas
- Tambalan melepaskan fluor untuk mencegah dan menghentikan karies dan
- Warna bahan kurang lebih sama dengan jaringan keras gigi dan tidak
menimbulkan peradangan pada pulpa atau gusi.
Dengan demikian ART sekaligus memberi upaya pencegahan dan pengobatan
dalam satu tindakan.
70
Indikasi ART :
- Karies dini dinamakan kavita baru mencapai enamel dan dentin yang dapat
dijangkau dengan instrument ART
- Pit & fissure yang dalam
- Kerusakan/ l esi pada cervical gigi
71
(1) Sikap kerja dan posisi dari operator
Operator duduk dengan tegap di kursi,
punggung tegak, paha sejajar dengan
lantai serta kedua kaki rapat pada lantai.
Garis antara kedua mata horizontal dan
kepala agak tunduk ke depan untuk dapat
memandang mulut pasien. Tinggi kursi
diatur sedemikian rupa sehingga operator
dapat melihat geligi pasien dengan jelas.
Jarak antara mata operator dan gigi pasien adalah antara 30 dan
35 cm. tinggi kursi disesuaikan dengan focus mata operator.
Operator mengambil posisi di belakang kepala pasien. Posisi
yang tepat ditentukan oleh
bagian dari daerah mulut y ang
akan dikerjakan; operator dapat
berada tepat di belakang pasien
atau operator berada di belakang
kanan pasien. Operator duduk
pada tempatnya di belakang
pasien. Sebuah meja kecil untuk
instrument dan bahan ditempatkan dekat ujung kepala pasien
atau pada sisi kanan operator dekat pasien.
(2) Posisi asisten operator
Asisten bekerja disisi kiri operator, duduk sedekat mungkin
dengan pasien. Kepala
asisten 10-15 cm lebih tinggi
dari kepala operator.
Sehingga dapat melihat
lapangan pekerjaan dan
dapat memberikan alat yang diperlukan operator dengan tepat.
(3) Posisi pasien
72
Seperti halnya dengan tindakan perawatan lainnya, posisi pasien
padsa metoda ART juga harus tepat. Pasien sebaiknya berbaring
pada suatu dataran yang rata sehingga mempunyai topangan
tubuh yang kokoh serta posisi yang nyaman dan stabil untuk
waktu yang lama. Sandaran kepala terbuat dari karet busa padat
akan menahan kepala pasien pada posisi yang diinginkan.
Oleh sebab itu pasien berbaring pada suatu permukaan datar,
misalnya sebuah meja dari kayu, dimana dipasang sandaran
kepala pada bagian ujung meja tersebut. Posisi pasien sedemikian
rupa sehingga salivanya akan berkumpul pada bagian belakang
dari rongga mulut. Daerah kerja berada di atas bangku operator
setinggi dada.
(4) Posisi kepala pasien
a) Memiringkan kepala
b) Memutarkan kepala
c) Membuka mulut
Ketika gerakan ini harus divariasikan untuk meningkatkan
pencapaian dan pengalihatan sewaktu melakukan tindakan
perawatan.
a) Gerakan memiringkan kepala
Gbr. Miring ke belakang
Miring ke belakang dagu
diangkat untuk melihat gigi
atas.
73
- Memutar ke kanan, merawat gigi pada permukaan palatinal
- Posisi tengah, merawat gigi pada permukaan oclusal
74
(c) Posisi gigi belakang kiri atas
Operator langsung di belakang
kepala pasien.
- Miring ke depan
- Putar ke kanan
- Mulut buka penuh
Pandangan melalui kaca mulut.
75
b. Keadaan dalam rongga mulut pasien
Hal yang sangat penting dalam keberhasilan ART adalah
pengaturan saliva di sekitar gigi yang sedang dirawat. Cotton roll
(kapas gulung) sangat baik untuk menyerap iar ludah dan dapat
memberikan perlindungan sementara terhadap saliva/ kelembaban.
Penempatan gulungan kapas untuk gigi belakang.
76
2) Explorer / sonde
4) Dental hatchet
Digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavita, untuk
mengikis enamel tipis yang tidak terdukung dan enamel yang
terkena karies yang masih tertinggal setelah pembuatan dentin
berkelas.
5) Excavator
Digunakan untuk pembuatan jaringan karies lunak pada dentin.
77
- Ujung yang tumpul digunakan untuk memasukkan adukan
glassi nomer ke dalam kavitas serta pit dan fissure.
- Ujung yang tajam untuk membuang kelebihan bahan tambal
dan membentuk glas ionomer.
78
b. Pengasahan instrument
Instrument-instrument tangan untuk membelahn jaringan keras gigi,
yakni excavator, dental
hatcher, dan carver, harus
berada dalam keadaan
tajam. Ketajaman dari sisi
pemotong dapat diuji pada
kuku dari ibu jari. Jika sisi
pemotong masuk ke dalam
kuku sewaktu instrument
tersebut digeser di atas kuku, maka instrument ini adalah tajam. Jika
ia meggeser, berarti instrument tersebut tumpul. Dalam pengujian ini
digunakan hanya sedikit tekanan.
79
3. Batu ditahan dengan kuat dengan satu tangan dan jari manis dari
tangan lainya ditempatkan pada batu sebagai pegangan.
4. Sisi pemotong dari hatchet atau carver diletakkan pada tetesan
minyak sejajar dengan permukaan batu.
5. Instrumen digeser bolak balik pada batu. Permukaan yang diasah
harus selalu berada dalam keadaan sejajar dengan permukaan
batu. Setelah di asah, instrument-instrumen disterilkan.
80
3) Pemahaman Metoda Pengendalian Infeksi Silang.
Infeksi silang dapat terjadi antara operator dan pasien dan sebaliknya
atau antar pasien melalui operator.
Untuk mencegah terjadinya infeksi, termasuk infeksi human
immunodefiziency virus (HIV) serta hepatitis B virus, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Gunakan sarung tangan sewaktu bekerja. Andaikata hal ini tidak
memungkinkan cucilah tangan dengan seksama segera setelah semua
pasien dirawat.
Gunakan selalu masker mulut.
Instrument disterilkan segera setelah setiap kali pemakaian
Setelah disterilkan, instrument disimpan dalam lemari yang bersih.
Cara sterilisasi :
Bila ada sumber api :
Setelah pemakaian, instrument segera direndam dalam air bersih
Instrument dibersihkan dengan sabun dan dibilas
Dimasak dalam air bersih dalam panci/ tempat tertutup selama 30
menit
Dikeringkan, disimpan di lemari yang steril.
Bila tidak ada sumber api :
Instrument direndam selama 15 menit di larutan Bayclin 0.5% atau
kaporit
81
Dibilas, dikeringkan dan disimpan di lemari/ tempat yang steril.
82
Mula-mula liquid disebarkan dengan spatula pada suatu
permukaan sebesar 1,5 cm2. Pengadukan dimulai dengan mencampur
setengah dari powder dengan liquid yang menggunakan spatula.
Powder dicampur dengan gerakan menggulung sehingga
partikel-partikel powder secara berlahan-lahan terbasahi tanpa terse
bar di mixing pad. Bila seluruh powder sudah basah, bagian yang
kedua dicampur dalam adukan tersebut. Ksekaran diaduk dengan
kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan
massa. Pengadukan harus selesai dalam 20-30 detik, tergantung pada
jenis glass ionomer yang dipakai. Hasil adukan yang sudah selesai
harus licin seperti permen karet dan tampak mengkilat.
83
kavitas. Teknik ini dimaksud untuk mencegah terkurangnya udara
antara dasar kavitas dan glass ionomer. Seluruh prosedur harus
selesai dalam 20-30 detik.
84
2. Menghilangkan plak dari permukaan gigi dengan butiran kapas
basah (cotton pellet basah) kemudian permukaan tersebut
dikeringkan dengan cotton pellet kering.
3. Untuk kavita kecil, perluas jalan masuk kavita dengan menempatkan
ujung dental hatchet ke dalam kavitas dan memutarnya seperti
memutar kunci, jika kavita sangat kecil, sudut ujunmg dental hatchet
diletakkan ke dalam kavita dahulu dan kemudian diputar.
85
a. Buang dahulu seluruh jaringan karies lunak pada dentino-enamel
junction dengan tujuan memudahkan pandangan dan pencapaian
ke dalam kavita.
Pembuangan jaringan karies lunak pada dentino-enamel junction
dpat meninggal enamel yang tidak didukung oleh dentin sehat
dan enamel yang menggantung ini harus dibuang. Pembuangan
ini dilakukan dengan ujung dari dental hatchet. Instrument ini
ditempatkan pada pinggiran enamel yang kemudian dipecahkan
sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi enamel yang tidak
didukung dan tidak ada lagi karies pada sisa enamel. Perlu
diingat bahwa tidak perlu dan sering tidak mungkinuntuk
membuang seluruh enamel yang tak didukung. Pastikan bahwa
dental hatchetnya didukung oleh jari anda yang bertumpu pada
gigi sebelahnya. Akibat dari pembuatan karies ini kavitas menjadi
lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
Pembuatan karies pada dentino-enamel junction harus dilakukan
hingga seluruh karies terbuang, sebab bagian tersebut merupakan
tempat dimana tumpatan harus melekat dengan baik pada gigi.
b. Menghilangkah jaringan karies lunak di dekat pulpa.
Setelah semua jaringan karies dihilangkan kavita dibersihkan
dengan butiran kapas basah kemudian dikeringkan.
5. Memeriksa relasi gigi yang akan ditambal dengan gigi lawan (oklusi)
6. Persiapan kavita diakhiri dengan mengeringkan kavita dengan cotton
pellet kering.
B. Pembersihan Kavita
86
Untuk memperkuat ikatan kimiawi antara glass ionomer dengan
gigi dinding kavita harus benar-benar bersih, dengan menggunakan
suatu pelarut kimia yang disebur “Dentin Conditioner”
“Dentin Conditioner” merupakan suatu larutan asam polyacrylate yang
bertujuan untuk membersihkan, membasahkan kavita serta
meningkatkan pertukaran ion fosfat dan kalsium dengan semen. Dentin
yang terlalu kering menyebabkan air tubuli dentinalis menguap sehingga
tidak terjadi pertukaran ion fosfat dan kalsium.
Dentin conditioner terdapat dalam 2 bentuk :
1. Cairan dentin conditioner yang berisi asam polycrylate 10% larutan
2. Liquid glass ionomer yang diencerkan, bila asam yang dikandung
adalah sama dengan bahan yang digunakan untuk conditioning.
Cara pengenceran liquid :
Letakkan satu tetes liquid pada mixing slab lalu masukkan cotton
pellet basah ke dalam liquid tersebut.
87
Jika luquid glas ionomer digunakan sebagai dentine conditioner :
1. Satu tetes liquid diletakkan pada glas mixing pad
2. Satu kapas butiran direndam dalam air bersih
3. Hilangkah kelebihan air pada kapas butiran dengan menyentuhnya
pada kapas gulung, tissue atau kain kasa yang kering
4. Kapas butiran yang lembab itu dicelupkan dalam liquid glass
ionomer
5. Selanjutnya diikuti procedure untuk dentine conditioner, sesuai butir
3-6 diatas.
C. Penumpatan Kavita
Tahap-tahap prosedur penumpatan kavita satu permukaan :
1. Semua bahan dan instrument yang diperlukan sudah siap
digunakan
2. Gigi harus tetap dalam keadaan kering selama tahap penumpatan
3. Bahan tumpatan diaduk sesuai penjelasan (20-30) detik
4. Adukan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kavitas dan
fissure di sekitarnyha dengan menggunakan ujung yang tumpul
dari applier/carver. Permukaan yang bulat dari suatu medium
excavator digunakan untuk mendorong adukan ke tempat-tempat
yang dalam dan di bawah over hang. Masukkman bahan sedikit
88
berlebihan dan sebarkan glass ionomer tersebut sampai pit dan
fissure pada permukaan oklusal.
5. Ulaskan vaselin pada bagian jari telunjuk dari sarung tangan yang
dipakai
6. Jari telunjuk diletakkan pada bahan
tumpatan glass ionomer lalu ditekan
dengan kuat selama + 30 detik.
Tindakan ini disebut “tehnik tekan
jari” dan akan membuat glass
ionomer beradaptasi dengan kuat ke
dalam kavita.
Gerakan jari anda ke samping
segera setelah bahan tersebut tidak
merekat lagi.
7. Buang kelebihan glass ionomer
denga n carver
8. Oleskan varnish kedap air pada
tumpatan, dan tunggu 30 detik agar
tumpatan kering.
9. Periksa occlusi dan artikulasi /
gigitan. Bila ada peninggian gigit,
sesuaikan dengan carver sampai
dapat menutup mulut secara
normal, oleskan kembali lapisan
varnish.
89
10. Cotton roll dilepas dan
pasien diminta kumur-
kumur agar bahan yang
berlebihan dapat
dibersihkan.
90
C. Pull the strip around the tooth D. Press the instrument over
While the mixure is setting the margin 10 minimize
excess
T. Band in position
91
V. GLASS IONOMER SEBAGAI SEALANT
Disamping sebagai bahan tumpatan glass ionomer juga digunakan sebagai
sealant/ penutup. Penutup pits anak fissure dengan glass ionomer telah
disarankan untuk mengendalikan caries gigi dan mencegah kerusakan gigi
secara dini. Telah diselidiki adanya kehidupan dari mikroorganisme di
bawah pit dan fissure sealant. Bilamana sealant tersebut menetap utuh, maka
jumlah dari mikroorganisme yang hidup dan tertinggal di bawah sealant
semakin berkurang, sehingga kegiatannya pun berkurang dan tidak dapat
mengakibatkan kerusakan gigi, hal ini disebabkan karena bakteri yang
tertinggal tidak mendapatkan nutrisi. Oleh karena dapat bukti yang
meyakinkan bahwa pit dan fissure sealant dapat menghentikan proses caries.
INDIKASI
TINDAKAN
Tindakan sealant hanya pada pit dan fissure. Usahakan tidak menutupi cups
gigi.
1. Isolasi gigi dengan gulungan kapas, jagalah lingkungan gigi tetap kering
2. Bersihkan dari kotoran yang menempel pada permukaan gigi dengan
bulatan kapas yang dibasahi air.
3. Buanglah kotoran dari bagian pit dan fissure yang paling dalam dengan
sonde
92
4. Oleskan dentin conditioner ke dalam pit dan fissure selama 10 detik.
5. Cucilah pit dan fissure dengan bulatan kapas yang dibasahi air 2-3 kali
untuk menghilangkan conditioner.
6. Keringkan pit dan fissure dengan bulatan kapas kering
7. Campur glass ionomer dan letakkan ke dalam pit dan fissure dengan
carger, ketika kilauan campuran tidak tampak, tekan campuran dengan
tekanan jari supaya melekat dengan baik. Bila sudah tidak merekat geser
jari ke samping.
8. Buanglah kelebihan tumpatan carver.
9. Oleskan varnish pada sealant, tunggu 30 detik. Jaga permukaan gigi tetap
kering
10. Periksa gigitan, bila terjadap peninggian gigi sesuaikan dengan carver
11. Ulasi lagi tumpatan dengan varnish
12. Buang cotton roll
13. Anjurkan pasien untuk kumur
14. Beritahukan pasien jangan makan 1 jam
93
Suatu sealant tampak rusak atau telah hilang sama sekali. Gigi diperiksa
dengan seksama mengenai adanya tanda-tanda karies. Jika permukaan keras,
jangan dilakukan apa-apa. Bila permukaannya mengalami karies, dilakukan
sealing kembali atau dibuat suatu tambalan kecil. Apa yang harus dilakukan
tergangung pada luasnya kerusakan sealant atau karies yang ada. Apabila
suatu kavitas tetap meluas di bawah sealant lama, ikutilah instruksi-instruksi
untuk prosedur kavitas satu permukaan seperti yang telah diterangkan.
94
tambahan yang masih ada mula-mula dengan sonde excavator kecil serta
kapas butiran yang basah, sebelum seluruh permukaan dan bahan
dicondition. Isilah rongga dengan suatu adukan glassionomer yang baru
dan diperhatikan agar tambalannya tidak terlalu tinggi.
3. Tambalan retak
Keadaan ini biasanya terjadi pada tambalan-tambalan permukaan ganda
yang terlalu tinggi. Cara perbaikannya sangat tergantung pada letak dari
garis fraktur serta kegoyahannya dari bagian yang retak. Jika bagian
yang retak adalah longga dan dapat dibuang, rongga tersebut dapat
diperbaiki seperti diuraikan pada butir 2. Tetapi bila bagian yang retak
ini tidak dapat dilepas, perbaikan dengan cara ART adalah tidak
mungkin dan harus dilakukan perawatan yang lazim dengan
menggunakan alat bor.
4. Tambalan mengalami kerusakan
Keadaan ini mungkin disebabkan karena pasienb sering makan yang
sangat keras, karena proses pengunyahan atau adukannya terlalu basah
atau terlalu keras. Hal ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun tetapi
mungkin terjadi kehilangan demikian banyaknya bahan tambalan
sehingga tambalan tersebut harus diperbaiki. Seluruh permukaan gigi
dan sisi tambalan harus bersih dant idak terdapat jaringan lunak gigi.
Pada glass ionomer dan dinding kavitas diberi dentin conditioner.
Letakkan suatu lapisan glassionomer yang baru di atas yang lama.
Tambalan diselesikan seperti yang telah dijelaskan.
95
SILIKAT
ADALAH
Campuran dari satu atau beberapa metal dengan mercuri (Hg) (missal :
Ag, Sn, Cu, Zn)
Pemakaian dibatasi pada gigi posterior oleh karena :
- Warna keabu-abuan
- Mudah berubah warna
- Korosi
MERCURY (Hg)
Metal cair dengan daya toxis tinggi dan permukaan mengkilat.
KETENTUAN
Mercury tidak boleh dipegang oleh tangan/ jari
Sisa mercury harus dibersihkan
Ruang kerja yang terbuka lebih baik dari pada yang ber-AC
Mercury jangan tersentuh logam lain
Yang dipakai untuk bidang kesehatan gigi telah disetujui / didaftar
oleh ADA No. 6
KOMPOSISI ALLOY
Ada 3 type :
- Conventional
- Admixed
- High copper
96
- Solila
- Amalgam cap
- Degussa
TYPE ALLOY KOMPOSISI (%) PARTIKEL
Conventional Perak (Ag) 65% 2 bentuk :
(Konvensional) Timah (Sn) 29 Lathe cut (+ 200 mµ)
Cu 6 Spherical (+ 40 mµ)
Zn 2
Hg 3
Ag 65/40
High copper (Ag-Sn-Cu) Sn 27/30
Cu 13/30
97
- Karat menurun
- Meningkatkan kakerasan amalgam
KETERANGAN :
Flow : kecenderungan menghindasri tekanan
Expansi : sifat membesarkan diri
Kontraksi : sifat mengecilkan diri
Spheroiding : sifat ingin membulatkan diri
98
KLASIFIKASI AMALGAM
5. Binary amalgam
Hg + satu mental dalam alloy misalnya Cu amalgam
6. Temary amalgam
Hg + dua metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn) amalgam
7. Quartemary amalgam
Hg + tiga metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn+Cu) Amalgam
Black amalgam
8. Quinary amalgam
Hg + empat metal dalam alloy yaitu (Ag+Sn+Cu+Zn) amalgam \
SIFAT-SIFAT AMALGAM
KEBAIKAN
6. High crushing strength
7. Tidak larut dalam cairan mulut
8. Adaptasi baik dengan dinding kaviti
9. Mudah dicampur
10. Mudah dipulas
KEKURANGAN
5. Warna tak sesuai warna gigi
6. Cenderung berubah molekul
- Flow
- Expansi
- Kontraksi
- Speheroiding
7. Edge strength kurang kuat
Tumpatan kelas IV tidak
8. Konduktor yang baik
99
PERBEDAAN SMALL PARTICLE DAN LARGE PARTICLE
KEUNTUNGAN KERUGIAN
SMALL PARTICLE Smooth Carving Hg >> ratio flow
Fast setting meningkat
LARGE PARTICLE Hg<< ratio flow Lebih sukar dicarving
menurun
MANIPULASI
8. Aplikasi pada kavitas
9. Seleksi daripada alloy
10. Perbandingan Hg : Alloy
11. Triturasi (mencampur)
12. Kondendasi
13. Carving / burnishing
14. Pulas
100
Phase Permulaan : Kontraksi + 30 menit setelah pencampuran alloy + Hg
yaitu : Absorbsi mercury (Hg) oleh alloy
Pahse selanjutnya : Expansi setelah 30 menit s/d 18 jam.
Terjadi karena : persenjataan Hg dengan Ag/Cu/Zn
ADA : membatasi perubahan dimensi sampai 24 jam
Sesudah 24 jam dianggap normal (tak ada/ sedikit perubahan
dimensi)
PERHATIKAN !
Mengurangi Hg (Hg<) kontraksi <
Menambah Hg (Hg<) ekspansi >
Dengan meninggalkan jumlah Hg yang banyak dalam tumpatan berarti
memperpanjang waktu expansi (tak diharapkan).
Triturasi
101
Pengaruh tak langsung
Kondensasi
Sifat amalgam
Jumlah Hg
Untuk mencampur Pengaruh langsung
Alloy
TUJUAN MENCAMPUR
Menghasilkan suatu massa yang dapat ditumpat dengan baik dan juga dalam
waktu bersamaan dapat menghasilkan jumlah Hg yang max. yang dapat
dikeluarkan untuk kondesasi.
102
Bila sesudah pencampuran massa melakat satu sama lain sedemikian
sehingga kalau dipuung dengan ibu jari akan berbentuk batang dan tak akan
putus pada jarak yang pendek.
PEN GRASP
Tekanan + 2 pound (1 kg)
Tekanan ringan sehingga memungkinkan operator memegang dengan
keras dan kecepatan mencampur tinggi
Tekanan hanya jatuh pada Hg + Alloy
PALM GRASP
Tekanan 4 pound (2 kg)
103
Tekanan bertambah kecepatan mencampur lebih rendah
Sering terjadi penekanan ke dinding mortar
5. KONDENSASI AMALGAM
104
Kondensasi alamgam harus segera dimulai setelah selesai pengadukan dan
harus dilakukan secepat mungkin dan sedapat mungkin tidak lebih dari 3
(tiga) menit. Hal ini untuk :
d. Menghindarkan interupsi pada proses pengerasan
e. Agar terjadi adaptasi yang baik dan lengkap pada dinding kavita
f. Jumlah Hg dalam kavita dapat dikontrol.
Makin banyak Hg tinggal pada waktu kondensasi Expansi semakin besar
Flow semakin besar
Kekuatan berkurang
Penumpatan amalgam harus dengan kondensasi cukup dan dengan
tekanan yang kuat agar :
- Tumpatan padat, kuat, homogeny
- Adaptasi pada dinding, kavita baik
CARA KONDENSASI
Alat : Amalgam plugger / Stopper
Bentuk : ujung alat : bulat, oval, segitiga
Besar / kecil tergangung besar kavita
Tekanan yang dipakai harus sebesar mungkin agar Hg yang tinggal
minimum (40-45%)
TEKANAN RINGAN
Jumlah Hg meningkat
Hasil tumpatan tak sama dalam perubahan dimensi, flow dan kekuatan.
TEKANAN RINGAN
Apabila kondensasi dilakukan dengan tekanan besar maka Hg akan
banyak keluar tujuan dari kondensasi.
6. CARVING/ BURNISHING
105
Setelah amalgam dimasukkan ke dalam vavity dan dikondensasi lalu diukir
sesuai dengan kontur gigi sebelumnya yaitu dikembalikan bentuk
anatominya, titik kontaknya dan kelebihan amalgam dibuang.
Carving dilakukan oleh karena :
- Bentuk contour gigi Berpengaruh
terhadap kesehatan
- Kontak dengan gigi tertangga jaringan sekitarnya
- Anatomi oklusi gigi
BURNISHING
Alat : burnisher
Tujuan : mengkilapkan permukaan tumpatan memadatkan massa amalgam
pada daerah tepi
7. PULAS AMALGAM
106
Dilakukan setelah 24 jam oleh Karen amenurut ADA expansi sudah
maksimal.
Tujuan :
5. Cosmetik baik, oleh karena mengkilat dan halus
6. Marginal kontak baik menghindari sekudcner karies (karena tidak ada
step)
7. Permukaan halus mengurangi retensi / pelekatan makanan
8. Permukaan halus mudah sehingga dibersihkan.
Cara :
4. Menghilangkah step dan meratakan permukaan tumpatan dengan :
- Batu hijau (stone bur)
- Vencer bur
5. Menghaluskan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan puimsteen + air
6. Mengkilatkan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan polyskryt + air
107
↓
Dapat melalui saluran dentin discoloration gigi hitam.
108
COMPOSITE
ADALAH :
Suatu bahan yang terdiri dari campuran 2 (dua) atau lebih bahan yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan tujuan memperbaiki sifatnya.
G. KOMPOSISI
7. Principal Monomer
Dapat berubah 2 bentuk :
c. Aromatic dimethacrylate system
Yaitu reaksi antara glycidil methacrylate dengan bisphenol A
menghasilkan senyawa BisGMA.
d. Urethane Dimethacrylate
8. Dilvent Monomer
Oleh karena Bis GMA sebagian berupa matrix polimer organic yang
cukup kental maka ditambahkan Methyl Metacrylate yang berfungsi
sebagai pengencer dan untuk memperbaiki sifat.
9. In Organic Filter
Merupakan bahan pengisi yang terdiri dari :
- Borosilicate glass
- Barium aluminium silicate
- Alumino silicate glass
- Quartz
Fungsi bahan pengisi :
- Meningkatkan kekuatan (compressive strength)
- Meningkatan kekerasan dan kekenyalan
- Meningkatkan estetik
- Menurunkan koefisiensi thermal expansion
- Menurunkan kontraksi waktu setting
- Menurunkan thermal setting
Konsentrasi filler : 70-80% berat
10. Silane couping Agent
109
Berfungsi sebagai bonding filler (bahan perekat) antara filler dengan resin
matrix. Bahan organic silane yaitu Vinyl Silane Compound.
11. Polimerisation Inhibitor
Yaitu : monomethyl ether of Hydroquinone
Berfungsi sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan. Pemakaiannya
hanya sedikit sekali.
12. Initiator – akivator
Dapat berupa :
- Chemical activation
- Ultra violet light - activation
- Visible light activation
I. SIFAT BAHAN
Bahan komposit melekat pada enamel dengan cara masuk ke daerah porous
yang disebut Resis Tag.
Daerah porous pada enamel didapatkan dengan tehniketsa asam.
Kekurangan :
110
5. Mudah berubah bentuk, oleh karena bagian matrix lebih lemah daripada
filler sehingga mudah terasah oleh pemolesan. Mudah terkontaminasi.
6. Self lite pendek.
7. Iritasi terhadap pulpa meningkat oleh karena danya bahan monomer
sehingga diperlukan basis/ liner.
8. Edge strength menurun sehingga tidak tepat untuk gigi posterior.
Keuntungan :
Oleh karena adanya bentuk cross linkjing (perlekatan antara filler dengan
matrix) mempunyai sifat ;
- Kuat dank eras
- Thermal expansi berkurang
- Estetik baik oleh karena filler dapat membiaskan warna
- Kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya filler.
J. INDIKASI COMPOSITE
5. Kavita gigi anterior
6. Frakturf incisivius
7. Kavita servical
8. Restorasi pada discoloration
K. TEHNIK PENUMPATAN
4. Preparasi kavita tetapi tidak perlu ideal seperti preparasi untuk amalgam,
pada prinsipnya jaringan karies dihilangkan. Bila perlu ditambah
undercut.
5. Pada kavita proximal servical fraktur incisivius digunakan matrix yang
dapat berupa :
- Crons form
- Incisal matrix
- Cervical matrix
6. Dilakukan tehnik etsa asam
- Bahan = phosphoric acid 50%
111
- Waktu = 30 detik
- Bahan hanya diulaskan pada enamel saja
- Setelah 30 detik enamel dibersihkan dengan air dan udara akan
terbentuk porositas enamel.
- Memasukkan bahan yang telah diaduk (mixing/ pengadukan harus
rata, mohogen dan cepat oleh karena waktu polimerisasi pendek.
Pengadukan harus mengunakan spatula plastic)
- Memasukkan bahan harus menggunakan tekanan dengan tujuan :
Mengurangi penyusutan / shringhage
Agar bahan komposit dapat masuk ke daerah enamel yang porous
(tag enamel)
- Tunggu waktu pengerasan secara : kimiawi
Penyinaran ultra violet
Penyinaran halogen
112
TEKNIK ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT
VIII. PENDAHULUAN
Atraumatic Restorative Treatment (ART) merupakan suatu prosedur
pembuatan jaringan gigi yang terkena karies, dengan menggunakan
instrument tangan serta penambalan kavitas dengan bahan tambal adhesive.
Bahan tambal yang digunakan adalah glassionomer cement.
Glassionomer melekat secara kimiawi pada email dan dentin juga
menghentikan perjalanan penyakit karies gigi, karena secara perlahan-lahan
bahan tersebut melepaskan fluor. ART hanya merupakan salah satu
komponen dari program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang harus
diselenggarakan bersama-sama dengan penyebarluasan informasi tentang
gizi dan pemeliharaan kebersihan mulut dengan pasta gigi berfluor. Perlu
menjadi perhatian bahwa penamhalan ART hanya bisa dilakukan bila gigi
ebrsih dari plak, maka ART sebaiknya merupakan bagian dari upaya
pembinaan kesehatan gigi masyarakat utamanya pada anak sekolah meliputi:
- Upaya promotif : kegiatan penyuluhan dan sikat massal
- Preventif : scaling, tambal ART
WHO
Telah mengembangkan teknik ART ini beberapa tahun terakhir
Sebagai salah satu alternative tindakan penanggulangan caries, yang
efektif dan efisien
Telah dicoba di beberapa Negara berkembang/ Negara maju, seperti :
o Pengungsi
o Masyarakat terasing, tidak memperoleh pelayanan kesehatan gigi
o Masyarakat tanpa aliran listrik
o Masyarakat tersedia aliran listrik tetapi tidak mampu menyediakan
peralatan gigi
Keuntungan ART :
113
Memberikan lebih banyak perawatan gigi yang rusak, pada tahap dini
Tidak menakutkan
Dilakukan dengan biaya rendah
Dengan demikian kasus pencabutan lebih banyak dapat dicegah
Tenaga kesehatan gigi dapat membawa seluruh peralatan (hand
instrument, bahan tambal, alat pencabutan) hanya dalam satu tas saja baik
baik sependa, sepeda motor, bis, perahu, dsb
Dengan ditambah PKG kebiasaan dan prilaku dalam bidang kesehatan gigi
yang baik dapat ditanamkan.
Prinsip-prinsip ART
Dua prinsip utama dari ART adalah :
- Jaringan karies dibuang dengan instrument tangan saja
- Gigi ditambal dengan bahan tambalan yang melekat erat pada gigi
Pada saat ini ART mengunakan bahan tambal glass ionomer. Alas an
penggunaan glassionomer adalah :
- Glassionomer melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidak perlu
membuang banyak jaringan sehat gigi sewaktu preparasi kavitas
- Tambalan melepaskan fluor untuk mencegah dan menghentikan karies dan
- Warna bahan kurang lebih sama dengan jaringan keras gigi dan tidak
menimbulkan peradangan pada pulpa atau gusi.
Dengan demikian ART sekaligus memberi upaya pencegahan dan pengobatan
dalam satu tindakan.
114
Indikasi ART :
- Karies dini dinamakan kavita baru mencapai enamel dan dentin yang dapat
dijangkau dengan instrument ART
- Pit & fissure yang dalam
- Kerusakan/ l esi pada cervical gigi
115
Operator duduk dengan tegap di kursi,
punggung tegak, paha sejajar dengan
lantai serta kedua kaki rapat pada lantai.
Garis antara kedua mata horizontal dan
kepala agak tunduk ke depan untuk dapat
memandang mulut pasien. Tinggi kursi
diatur sedemikian rupa sehingga operator
dapat melihat geligi pasien dengan jelas.
Jarak antara mata operator dan gigi pasien adalah antara 30 dan
35 cm. tinggi kursi disesuaikan dengan focus mata operator.
116