Anda di halaman 1dari 119

MODUL (TEORI)

PENATALAKSANAAN
KONSERVASI GIGI

YENNY LISBETH S, S.SiT, M.Kes


INTAN ARITONANG, S.SiT, M.Kes
IRMA SYAFRIANI BR SINAGA, SKM, M.Kes
drg. KIRANA P SIHOMBING, M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES MEDASN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
atas rakhmatNya buku Penatalaksanaan Konservasi Gigi ini dapat
diterbitkan.
Buku disusun berdasarkan kurikulum Jurusan Kesehatan Gigi
tahun 2001 sebagai pegangan bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi
dalam mengikuti perkuliahan.
Kami mengharapkan saran dan masukan untuk melengkapi buku
Penalaksanaan Konservasi Gigi ini.
Akhirnya, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya sehingga buku ini dapat
terbentuk.

Medan, JULI 2022

Penyusun

Intan Aritonang, S.SiT, M.Kes


Irma Syafriani Br Sinaga, SKM, M.Kes
drg. Kirana P Sihombing, M.Biomed

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................

I. DEFENISI KONSERVASI GIGI .........................................................

II. STRUKTUR JARINGAN GIGI ..........................................................


A. Anamel ......................................................................................... 3
B. Dentin ........................................................................................... 4

III. CARIES .................................................................................................


A. Teori Karies ..................................................................................
B. Etiologi Karies .............................................................................
C. Faktor yang mempengaruhi karies ..........................................
D. Perjalanan karies .........................................................................
E. Klasifikasi Karies .........................................................................

IV. ALAT-ALAT KONSERVASI GIGI ....................................................

V. PREPARASI KAVITA .........................................................................


A. Defenisi .........................................................................................
B. Tujuan Preparasi Kavita ............................................................
C. Tahap Preparasi Kavita ..............................................................
D. Preparasi Kavita Berdasarkan Klas ..........................................

VI. BAHAN KOSERVASI GIGI ...............................................................


A. Semen Kesehatan Gigi.................................................................
B. Amalgam.......................................................................................
C. Composit ......................................................................................

VII. TEKNIK ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT .............

ii
I. KONSERVASI GIGI
(CONSERVATIVE DENTISTRY)

Adalah
Ilmu yang mempelajari tentang berbagai teknik perawsatan gigi yang
sakit atau rusak karena karies, trauma atau sebab lain dengan tujuan
mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut.

TUJUAN ILMU KONSERVASI


Memperbaiki semua kerusakan permukaan dan jaringan gigi agar dapat
mengembalikan :
a. Bentuk antomi
b. Fungsi optimal seperti semula
c. Estetik
d. Mencegah terjadinya karies ulang

Ada hubungannya dengan :


1. Fun gsi gigi
2. Akibat-akibat bila gigi dicabut

1. Fungsi Gigi
A. Gigi sulung
 Mastikasi
 Phonetic
 Estetik
 Memacu pertumbuhan rahang

B. Gigi Permanen

1
 Mastikasi
 Phonetic
 Estetik
 Mempertahankan keseimbangan di dalam mulut

2. Akibat bila gigi dicabut


A. Gigi depan
 Penderita malu oleh karena rendah diri (fungsi estetik &
keseimbangan psikologi terganggu)
 Menggigit + memotong makanan terganggu
 Berbicara terganggu

B. Gigi belakang
 Mengunyah makanan terganggu
 Pergeseran gigi/ migrasi
1. Gigi menggeser ke arah gigi yang dicabut

Penonjolan gigi antagonis kea rah gigi yang dicabut

Mal occlusi

Periodontitis  gigi goyang

2. Celah di antara gigi  makanan terselit  caries

2
II. STRUKTUR JARINGAN GIGI

A. ENAMEL
 Merupakan jaringan terkeras dari tubuh manusia
 Makroskopi : putih kebiruan dan transparant
 Komposisi : 3% air
4% organik
93% anorganik
Bagian Anorganik : PO4 55%
Ca 37%
CO3 3,5%
Na 0,5%
dll
 Terikat dalam bentuk HYDROXY APATIT Ca5[OH(PO4)]
 Tersusun dari batang prisma (segi enam) yang disebut ENAMEL RODS
(Enamel Prismata)
 Bagian terluar enamel diselubungi oleh CUTICULA DENTIS yang
berfungsi sebagai barriers terhadap keadaan asam atau rangsangan
proteolysis, terutama untuk mencegah terjadinya karies.

STRUKTUR ENAMEL
1. Enamel Rods/ E. Prismata
2. Hunter – Schreger Bands
3. Retziuz Line
4. Enamel Lamellac
5. Enamel Tuft
Enamel Spindle
6. Dentio Enamel Junction (D.E.J)

1. Enamel Prismata

3
 Berjalan menuju permukaan gigi + tegak lurus
 Bentuknya tidak lurus, tapi bergelung-gelung  di bawah mikroskopi
menimbulkan daerah gelap & terang  HUNTER – SCHREGER BANDS
(2)
 Diikat dan dihubungkan oleh bahan dasar  interrods substance
2. Retzius Line
Garis contour dari enamel.
3. Enamel Lamellae
Garis pada enamel yang terjadi pada waktu anemel mengalami klasifikasi
terjadi trauma yang mengakib atkan retak pada enamel.
4. Enamel Tuft
Hampir sama dengan enamel lamellae tetapi ukurannya lebih pendek + 1/3
dari ketabalan enamel.
Enamel Spindel
Hampir sama dengan E. Tuft tetapi pada ujungnya dia membentuk spindle/
bulatan, sering terdapat cusp gigi.
5. Dentino – Enamel Junction
Batas antara enamel dengan dentin. Bentuk berkelok-kelok seperti kerang
(scalloped).

B. DENTIN
 Komponen terbesar (mahkota + akar)
 Makroskopis  kekuning-kuningan dan semi transparan
 Merupakan tulang gigi, yaitu jaringan ikat yang mengalami pengapuran 
struktur tubuh dan susunannya seperti tulang.
 Dibedakan dari tulang
Dentin : lebih keras
Sel-sel system Havers tidak ada
 Komposisi : 30% organic + air
70% anorganik
 Bahan organic : bahan glycoprotein yang apabila dimasak seperti
gelatin

4
 Bahan anorganik : 67% Ca(PO4)2 sisanya Na, K, F, Fe, Mg

STRUKTUR DENTIN
1. Canalis Dentinalis
2. Tome’s Fibres
3. Sheath of Newman
4. Integlobular Space
5. Tome’s Granular Layer
6. Garis Owen

1. Canaliculi Dentinalis = Tubuli Dentin


Adalah kanal yang terdapat pada dentin.
Berjalan dari arah pulpa ke pinggir/ enamel
Berbentuk shape
Bercabang secara di-chotome (tubiculi)
Diameter 4µ
Pada dekat pula melebar seperti corong
2. Tome’s Fibres
Mengisi canaliculi dentinalis menjalarkan rangsangan.
3. Sheath of Newman
Bagian dentin yang menyelubungi can.dentinalis (dinding) yang banyak
mengandung kapur disbanding jaringan dentin di tempat lain.
4. Interglobular Spaces
Ruangan-ruangan yang terdapat pada dentin di daerah mahkota gigi dimana
bahan kapus/ casifikasi di tempat itu kurang dibanding tempat lain.
5. Tome’s Granular Layer
Terdapat pada dentin di bagian akar gigi. Berbentuk bintik (granular)
6. Garis Owen
Garis kontur pada bagian dentin.

III. C A R I E S

DEFENISI

5
Adalah penyakit gigi/ jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan
gigi, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure & daerah interproxymal)
kemudian meluas ke arah pulpa (BAUER)

Caries tidak dapat sembuh dengan sendirinya oleh karena  jaringan gigi tidak
mengalami regenerfasi.

6
A. TEORI KARIES

1. Teori Kimia – Parasit (MILLER)


Polisacharida 2 mol C3H6O3 – C6H12O6 Asam
Enzim Amilase Enzim dr. gol.
Susu/Laktat Lactobaccilus

Asam susu (pH:5,5) melarutkan bagian anorganik enamel  terjadi lubang


kecil/ bintik putih.
Streptococcus menghancurkan unsur organik anamel  terutama di bagian
dentin.
2. Teori Proteolisis (GOTTLIEB)
Bahan organis enamel  dihancurkan oleh streptococcus melalui enzim
proteolisa. Setelah itu bagian anorganis dirusak oleh asam susu.
Oleh karena strept. >> lactobacc.


? pH R.M. 6,1 – 7,7

3. Teori Karies menurut Prof. KESSEL


Etiologi
a. Faktor perusak secara aktif
b. Faktor perusak yang bersifat predisposisi

3.1 Faktor Perusak Aktif terdiri dari :


- Demineralisasi, berasal dari makanan, saliva bahan gigi
- Proteolisis, disebabkan oleh enzim yang dihasilkan oleh streptococcus
3.2 Faktor perusak yang bersifat predisposisi
1. Lokal
Oleh karena makanan, diet dan plak
2. Umum
 Umur
Umur  karies

7
 Gizi
Gizi  karies
 Geografis
Air minum  fluor
Fluor optimal dengan kadar 1 ppm
Daya tolak terhadap karies
Fluor > 1 ppm  Mottled Enamel
 Hormonal
Hamil
Purbertas Gingivitis Plak >> Karies

 Keturunan
 Kebersihan
Kebersihan  karies

B. ETIOLOGI KARIES
Karies disebabkan oleh 3 (tiga) hal yang harus berada secara bersamaan di dalam
mulut, yaitu gigi, mikroorganismen, substrat, (KEYES, 1969)
Ketiga actor tersebut ditambah lagi dengan factor waktu  menjadi 4 (empat)
factor penyebab karies (NEWBURN, 1977)
4 faktor berinteraksi multi factorial disease.

GIGI

W
P A
L K
A T
CARIES
K U

KH

8
Mikroorganisme yang terdapat dalam plak yang berperan dalam proses karies
adslah streptococcus Mutans metabolism sukrosa  deksran (Polisakarida
Ekstraseluler). Perkembangan selanjutnyha karies yang lebih dalam oleh
Lactobaccilus Acidophilus (ISMU SUWELO, 1988).

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI


1. Keturunan
12 ps. Ortu 11 ortu anak dengan gigi baik
24 ps. Ortu 1 ps. Ortu anak gigi baik
5 ps. Ortu anak dengan caries sedang
40 ps. Ortu anak dengan caries tinggi
2. Ras.
Tulang rahang
Ras tertentu  rahang sempit  gigi tidak teratur  caries
3. Jenis Kelamin
KARIES
M1 KANAN M1 KIRI
Laki-laki 74,5% 77,5%
Perempuan 81,5% 82,3%

4. Umur.
Dilihat dari sudut gigi geligi dibagi 3 phase.
1. Periode Campuran
M1 paling sering kena cairan
2. Periode pubertas (remaja)
Umur 14 s/d 20 th
Hormonal  pembengkakan gusi  kebersihan mulut <<  prosentase
karies
3. Umur 40 s.d 50 th
Retraksi gusi /papil  sisa makanan sering sukar dibersihkan.

5. Makanan

9
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, KH, protein,
lemak, vitamin mineral. Berpengaruh pada masa Pra-erupsi dan pasca
serupsi.
2. Fungsi mekanis makanan yang dimakan :
- Makanan berserat
- Makanan yang lunak dan melekat
6. Unsur Kimia
Unsure kimia yang berpengaruh terhadap terjadinya karies masih dalam
penelitian, tetapi yang paling mempengaruhi prosentase karies gigi ialah
Fluor. Unsur kimia yang menghambat karies : Fluor, Aurum (Au), Coprum
(Cu), Magnesium (Mg), Strontium, Zinc (Zn). Unsur kimia yang menunjang
karies : Cadmium, Platina, Selenium.
7. Air Ludah
Dikeluarkan oleh kalenjar parotis, kel. Sublingualis dan kel.submzillaris.
Fungsi air ludah :
 Secara mekanis berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang
dikunyah.
 Secara ensymatis ikut dalam sistemn pengunyahan untuk memecahkan
unsur makanan.

 Sekresi air ludah yang kurang  prosentasi karies meningkat.


Mis : Xerostomia
Terapi radiasi cancer

10
D. PENJALARAN KARIES

1. White spot 2. Terg. dengan sonde

2. Dentin telah terkena 3. Enamel pecah, dentin terkena


Pulpa terkena

Gigi mati

11
E. KLASIFIKASI KARIES

1. Menurut G.V. Black


Klas 1
- Karies pada pit & fissure gigi
posterior (molar & premolar)
- Karies pada lingual gigi anterior
(foramen caecum)

Klas II Karies pada approximal gigi


posterior (molar & premolar)

Klas III Karies pada approximal gigi anterior


(incivus & caninus) yang tidak
mengenai incisal edge.

12
Klas IV Karies pada approximal gigi anterior
dimana incisal edge telah terkena.

Klas V Karies pada 1/3 servical (cervical


third) bag. Buccal, lingual, labial,
palantina semua gigi.

Klas VI Karies pada tonjol gigi (Cusp) gigi


posterior atau karies seluruh incisal
gigi anterior.
Tidak termasuk klasifikasi Black,
tetapi ditambahkan.

2. Berdasarkan dalamnya karies


1. Karies Superficialis = karies yang baru mengenai enamel
2. Karies Media = karies yang mengenai enamel dan dentin tetapi
masih ada lapisan dentin tebal dan sehat.
3. Karies Profunda = karies yang sudah mengenai dentin dan hanya
ada lapisan tipis dentin sebagai pelindung pulpa.
Ada 2 macam :
a. Dengan perforasi
b. Masih ada lapisan dentin tipis

3. Berdasarkan banyaknya dataran gigi yang terlibat

13
a. Simple kavitas (simply cavity) = karies pada 1 dataran
b. Kavita compound (Compound cavity) = karies pada 2 dataran, mis :
mesio buccal cavity
c. Kavita complex (complex cavity) = karies lebih dari 2 dataran

4. Klasifikasi menurut dataran yang terkena


a. Pit & Fissure cavity = karies pada pit dan fissure
b. Smooth surface cavity = karies pada dataran / permukaan yang
halus, missal : klas V

5. Klasifikasi berdasarkan permukaan gigi


Menyebut kavita menurut nama permukaan dimana kavita tersebut berada.
Mis :
Kavita bucal  Bu
Kavita messio-incisal  MI
Kavita messio-occluso-distal  MOD
Kavita palate-occlusal  PO

14
IV. ALAT-ALAT KONSERVASI GIGI

HAND INSTRUMENT
1. Hand cutting instrument
2. Hand instrument yang bukan cutting instrument

HAND CUTTING INSTRUMENT


Hand instrument terdiri dari 3 bagian utama :
a. Handle
b. Shank
c. Blade

1. HATCHETS
Hand cutting instrument dengan bagian cutting edge datar. Posisi blade
tegak lurus terhadap ridge dan bagian blade sejajar handle. Alat perpasangan
(PAIRED) Ka + Ki  ditentukan oleh latek cutting edge di kiri  alat untuk
bagian kiri.
2. HOE
Hand cutting instrument seperti hatchets dengan blade tegak lurus handle
sebagai transisi chisel oleh karena meningkatnya angulasi sudut blade alat
digunakan secara pull motion (seperti gerakan menggaruk).
3. EXCAVATOR (PAIRED INSTR.)
- Double plane instrument
- Curved blade
Fungsi
- Mengambil jaringan karies lunak
- Membongkar tumpatan sementara
- Dapat juga membentuk groove tumpatan amalgam

15
HAND INSTRUMENT yang bukan CUTTING INSTRUMENT
1. KACA MULUT (MOUTH MIRROR)
- Bentuk datar dan cekung
- Diameter bervariasi besar s/d kecil
- Digunakan melihat obyek di dalam mulut
2. PINSET / PLIERS
Macam :
- Pinset anatomi
- Pinset chirurgis
- Pinset kedokteran gigi
- Pinset sisa akar
3. BURNISHER
Berfungsi :
- Meratakan bagian permukaan logam yang plastis (amalgam)
- Membentuk matrix
- Merapatkan tepi tumpatan tuang
Bentuk bagian ujung ; oval/ bulat
Ukuran : bervariasi
4. SONDE/ EXPLORER
Bentuk : half moon
Lurus
Guna : memeriksa adanya :
- Karies - karang gigi
- Perforasi - kerusakan jaringan gigi
5. SPATULA
Bentuk : Blade tipis dan panjang
Single/ double ended
Guna : mencampur
- Semen kedokteran gigi
- Sub plugger
- Fletcher
6. PLUGGER

16
Macam : Amalgam Plugger
Cement Plugger
Root Canal Plugger
Fungsi :
- Amalgam plugger
Menekan dan memadatkan amalgam
- Cement plugger
Memasukkan bahan cement
- Root canal plugger
Memasukkan bahan isi ke dalam saluran akar
Penampang bervariasi.
7. MATRIXF BAND
Untuk mendapatkan kontur suatu restorasi amalgam.
Fungsi :
- Menahan bahan tumpatan amalgam pada kavita KI. II pada saat
kondesasi
- Membentuk kerapatan tumpatan pada daerah cervical margine
- Membentuk daerah kontak (sebagai penompang dipakai wedge)
8. TONGUE HOLDER
Fungsi : Isolasi daerah kerja menjaga daerah tetap kering.
Cara kerja :
- Dipakai pada rahang bawah
- Menekan cottol roll
- Bag. Anterior daerah frenullum dan labial fold
- Bag. Posterior cotton roll dipasang di bag. Buccal fold & lingual fold
9. PLASTIS FILLING INSTRUMENT
Penggunaan :
- Untuk mengukir tumpatan amalgam/ Fletcher
- Untuk memasukkan bahan tumpatan ke dalam kavita

10. CARVER
Bentuk : seperti ketupat/ layang-layang

17
Pengunaan : untuk mengukir/ memebntuk permukaan tumpatan amalgam
yang disesuaikan dengan bentuk anatomi.
11. HANDPIECE
Macam :
- Straight handpiece
- Contra angle handpiece
Guna : untuk meneruskan putaran mesin ke bur.
12. MORTAR & PESTLE
- Terbuat dari gelar
- Terbuat dari berbagai macam ukuran
- Bentuk seperti lumpang kecil dan alu kecil
Kegunaan ; untuk mengaduk amalgam dan air raksa.

MACAM BUR
Terbuat dari :
a. Logam (steel)
b. Diamond

1. Round Bur
- Menurut besar kecilnya ada ukuran nomer 0-6
- Bentuk bundar / bulat seperti bola
- Untuk membuat tempat mwauk waktu preparasi kavita
2. Fissure Bur
- Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor 0-6
- Bentuknya ada yang sama b esar dari atas ke bawqah/ ada yang
mengecil ke bawah
- Guna : untuk melebarkan dinding kavita waktu preparasi 
membuat outline.

3. Inverted Cone Bur


- Menurut besar kecilnya ada ukuran 0-6
- Bentuk makin ke ujung makin besar

18
- Guna : untuk meratakan dasar kavita

CARA MEMEGANG DENTAL INSTRUMENT


1. Pen Grasp
Cara memegang alat dimana posisi jari-jari seperti memegang pena/
ballpoint pada saat menulis.
Tumpuan pada ujung jari manis dan jari kelingking.
Keuntungan : kekuatan besar dan kebebasan bergerak.
2. Inverted Pen Grasp
Sama dengan cara Pen Grasp hanya posisi ujung alat menghadap ke atas.
Digunakan untuk perawatan gigi atas.
3. Palm and Thumb Grasp
Cara memegang alat dengan menggenggam tangkai alat dan ujung ibujari
sebagai tumpuan.

19
INDIVIDU PALM GRASP

PALM GRASP

20
V. PREPARASI KAVIT
(CAVITY PREPARATION)

A. DEFENISI
Semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan gigi
yang rusak disebabkan oleh karies, dengan maksud dibuat suatu tumpatan
supaya didapat kembali :
1) Bentuk anatominya
2) Kekuatannya
3) Warnanya
4) Mencegah terjadinya karies lagi (sekunder karies)

B. TUJUAN PREPARASI KAVITA


1) Untuk menghentikan kerusakan/ karies lebih lant
2) Mencegah terjadinya sekundcer karies
3) Mengembalikan bentuk anatomi gigi sebaik-baiknya, dengan cara :
a. Mengingat dental anatomi
b. Memperhatikan oklusi, artikulasi dan contact point
4) Mengembalikan warna gigi/ fungsi kosmatik pada gigi anterior
5) Mengembalikan kekuatannya dengan cara memilih bahan yang tepat/
fungsi makstikasi.

NOMENKLATUR KAVITA
Pada suatu kavita akan kita jumpai :
- Garis
- Titik
- Sudut
- Dinding

21
Wall = dinding
Line angle = sudut garis = pertemuan 2 dinding
Point angle = sudut titik = pertemuan 3 dinding
Axial wall = dinding yang searah dengan dinding tegak gigi dan
menutup pulpa
Pulpa wall = dinding di atas pulpa dan tegak lurus as dari gigi
Cavo surface angle = point angle (sudut) yang dibentuk dari dinding
kavita dengan permukaan gigi.

 = POINT ANGLE
Z = LINE ANGLE
A = AXIAL WALL
P = PULPAL WALL
B = BUCCAL WALL
L = LINGUAL WALL
M/D = MESIAL/DISTAL WALL
G = GINGIVAL WALL
C = CAVO-SURFACE ANGLE

M = CAV0 –SURFACE MARGIN

C. TAHAP PREPARASI KAVITA


1) Gain Acces Form
- Membuat tempat masuk
- Menggunakan bur bundar
2) Gain Outline Form
- Membuat bentuk yang dapat dilihat dari luar
- Menggunakan bor fissure
3) Gain Ressistance Form

22
- Membuat bentuk sedemikian rupa sehingga tahap terhadap tekanan kunyah
- Menggunakan bor fissure
4) Gain Retention Form
- Membuat pegangan untuk tumpatan supaya tidak mudah lepas
- Menggunakan bor inverted cone
5) Remove / Remaining Decay
- Mengambil jaringan karies yang tertinggal
- Menggunakan bor bundar
6) The Correction of Enamel Margin
- Meneliti dinding dan pinggiran enamel (membulatkan dan melicinkan)
- Menggunakan :
 Bor bundar besar
 Bor fissure
 Stone
7) The Toilet of The Cavity
- Kavita harus dibersihkan dari reruntuhan
- Kavita dikeringkan
- Kavita diperiksa dengan teliti kalau-kalau masih ada kerusakan
- Memeriksa dasar-dasar kavita kalau-kalau pulpa terbuka
- Mensterilkan kavita

1. GAIN ACCES FORM

Gain Acces Form berarti :

23
(1) Mengambil enamel yang tidak ditunjang oleh dentin yang sehat
(2) Mengambil polip gusi
Tujuan Gain Acces Form :
Membuat tempat masuk supaya :
(1) Dapat melihat dengan jelas keadaan kavita
(2) Bekerja dengan leluasa, memakai peralatan
Cara membuat tempat masuk :
Mengebor enamel dengan bor bunder kecil (no.1 / no.2) sampai di bawah
perbatasan enamel – dentin, melalui :
(1) Tempat dimana sudah terdapat lubang kecil
(2) Tempat dimana sonde sudah dapat masuk ke dalam enamel.
Cara mengetahui apakah bor sudah sampai dentin atau belum :
Mengebor enamel  suara keras, jalannya bor lambat
Dentin  sebaliknya

2. GAIN OUTLINE FORM


Membuat bentuk yang dapat dilihat dari luar dengan tujuan :
(1) Supaya tepi kavita dan tepi tumpatan tahap terhadap tekanan kunyah
(resistance form) dengan cara :
a. Waktu melebarkan kavita harus diperhatikan supaya dinding
marginal jangan terlalu tipis
b. Outline form tidak boleh terlalu tajam tetapi bulat
c. Dua lubang pada satu gigi yang dipisahkan oleh jaringan yang tipis
dijadikan satu
(2) Ada extention for prevention yaitu melebarkan kavita untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut, dengan cara :
a. Melebarkan kavita sampai enamel yang sehat
b. Semua pit & fissure yang karies harus diikutsertakan dalam preparasi
c. Batas dari kavita tidak boleh di atas fissure atau pit
d. Semua tepi kavitas harus ditempatkan pada daerah yang mudah
dibersihkan  self cleansing, free cleansing

24
e. Pinggiran yang tidak dilindungi oleh jaringan gusi harus dengan
leluasa dapat dibasahi dengan air ludah atau dapat dibersihkan
dengan bibir, lidah, sikat gigi
f. Pinggiran approximal harus dilebarkan sampai di bawah atau di atas
gusi.

CONVENIENCE FORM

25
Tindakan membuat jalan yang cukup pada waktu mengambil jaringan
pathologis maupun untuk memudahkan meletakkan bahan tumpatan ke dalam
kavitas  tindakan sebelum membuat outline form yang sebenarnya.
Tindakan tersebut antara lain :
 Tooth debriement
Membersihkan permukaan gigi dari saliva, karang gigi, dll
 Pemasangan rubber dam
 Pemasangan separator untuk meregangkan gigi
 Gingival retraction  menyisihkan gingival
 Bentuk kavita agar alat dapat masuk

3. GAIN RESISTANCE FORM


Tujuan :
Membuat dinding kavita sedemikian rupa sehingga dinding dan
tumpatan dapat tahan terhadap tekanan kunyah.
Dengan cara :
a. Dasar kavita harus rata dan tegak lurus terhadap tekanan kunyah. Pada
umumnya juga tegak lurus sumbu panjang gigi.
b. Dinding enamel harus dilapisi oleh dentin yang sehat
c. Membuat dinding gingival harus sama seperti dinidng dasar kavita
d. Pinggiran kavita tidak boleh pada tonjol gigi/ cusp
e. Dalamnya kavita harus cukup supaya dapat tahan terhadap tekanan
kunyah.

 Semua dinding kavita tegak lurus dengan dinding pulpa kecuali


dinding gingival sejajar dinding pulpa

26
 Dinding enamel harus ditunjang/ dilapisi dentin sehat, dasar kavita
harus rata
 Kavita cukup dalam sehingga tumpatan kuat

4. GAIN RETENTION FORM


Tujuan :
Membuat kavita sedemikian rupa sehingga tumpatan tidak mudah lepas
oleh daya kunyah.
Macam Retensi :
a. Box Preparation
Retensi berupa :
- Dinding tegak
- Dasar datar
- Line angle taham
Dibuat untuk tumpatan amalgam juga tumpatan silikat.
b. Undercut Praparation
Retensi tambahan pada tumpatan silikat (Kl. III & V)
c. Dove – Tail Praparation
Dapat digunakan pada tumpatan amalgam Kl.III dan Silikat Kl. III

Contoh : Kavita yang retensinya kurang.


Kavita berbentuk mangkon, tumpatan mudah lepas.

27
5. REMOVAL OF REMAINING DECAY
Berarti : mengambil jaringan karies yang masih tertinggal
Pada kavita yang normal besarnya, jaringan karies sudah diambil semuanya
pada tingkatan preparasi kavita yang sudah dikerjakan.
Pada kavita yang besar, dimana karies pada dinding dan dasar kavita tidak
beraturan, setelah tingkatan preparasi 1 s/d 4 telah dikerjakan maka :

Enamel yang tidak ditunjang dentin


sehat, dibuat
Jaringan karies dibuang dengan bur
bundar

Jaringan gigi yang sudah bebas dari


karies tidak perlu di buat sama
dalam

Enamel tidak ditunjang dentin sehat

Dentino enamel junction

Pada perbatasan enamel dentin


apakah masih asda jaringan karies
yang tertinggal, dibuang dengan bur
bundar dan enamel dengan bur
fissure.
Jaringan karies teringgal pada dasar
kavita. Dibuat dengan bur bundar
besar / excavator, jangan memakai

28
bur inverted agar tidak terjadi
peroforasi.

6. THE CORRECTION OF ENAMEL MARGIN


= Finishing enamel wall and enamed margin
Merupakan tahap penting dari preparasi kavita  menentukan marginal
seal tumpatan  mencegah karies sekunder.
Syarat :
Semua enamel rods harus didukung dentin yang sehat  bila tidak 
akan mudah pecah  celah  sekunder karies.
Dinding enamel / margin harus :
- Sejajar dengan enamel rods/ enamel prismata
- Halus

Pinggiran enamel/ enamel margin harus dibulatkan/ dibuat sedikit bevel


dan dihaluskan dengan bur bundar besar, bur fissure yang dimiringkan atau
dengan stone bur.

7. THE TOILET OF THE CAVITY


Pekerjaan yang kita lakukan pada tingkatan ini adalah :
a. Kavita harus dibersihkan dari reruntuhan
b. Kavita disterilkan

29
c. Mengeringkan kavita
Sebelum perlu diperiksa terkahir semua dinding dan dasar kavita
memungkinkan ada kerusakan dan terjadi perforasi.
A. Membersihkan kavita dari kotoran
Dengan cara :
1. Mempergunakan axcavator, cotton pellets
2. Mempergunakan semprotan udara/ airsyrings
3. Mempergunakan semprotan air/ water syrings/ water spuits
Cairann ya :
- Air/H20
- Aquadest steril
- H2O23% (Hydrogen peroxyda)
Hydrogen Peroxyda :
- Berbusa, kotoran terangkat bersama busa
- Desinfectans, oleh karena terlepasnya O-nascend
- Mengiritir jaringan, sehingga tidak dipakai pada kavita dalam dan
jaringan luka
B. Mensterilkan Kavita
Dengan ;
1. Cotton pellets + phenol 3% -5%
2. Cotton pellets + alkohol 70%
- Caries media  thymol – alkohol
- Caries profunda  thymol – aquadest

C. Mengeringkan kavita
Dengan :
1. Mempergunakan semprota udara/ air syrings dari dental unit
2. Mempergunakan chip blower + udara hangat dari spiritus brander

30
Kering ditandai dengan buramnya permukaan dinding + dasar kavita
(tidak mengkilat).

31
D. PREPARASI KAVITA BERDASAR KLAS (dari BLACK)

PREPARASI KAVITA KLAS 1


1. Membuat Outline Form
 Bila ada dua fissure / pit kavita yang dipisahkan oleh lapisan enamel
yang tipis  dipreparasi sekalian. Apabila dipisahkan oblique yang
cukup lebar  tak perlu dipreparasi.
 Tonjol gigi/ cusp sedapatnya tak dimasukkan dalam outline form 
mengingat resistance form.

PREMOLAR ATAS

32
MOLAR BAWAH
Diben tuk mengikuti fissure
Semua fissure diambil

MOLAR ATAS
Kavita dijadikan satu bila pada
central ridge terhadap karies.
Kavita bagian distal dibuat
kecil.

Kavita pada bucal pit

FORAMEN CAECUM

Kavita dilebarkan ke arah gingival

33
KAVITA KLAS I COMPOUND

SEMEN UPBOUW PADA KAVITA COMPOUND

34
2. Tahap Preparasi selanjutnya sama dengan tahap preparasi kavita umumnya

PREPARASI KAVITA KLAS III


Ditumpat dengan bahan tumpatan plastis yang non logam, yaitu :
- Silikat
- Komposit
- Arcylic
Amalgam  estetik jelek
Kekuatannya besar

1. Outline Form
 Pengambilan jaringan karies dari palatine (tergangung letak karies)
 Bila tidak ada gigi tetangga labial/ lingual tak diikutsertakan
 Bentuk praparasi segitiga sesuai bidang proximal dan sejajar bidang axial

35
GINGIVAL OUTLINE HARUS LURUS

MEMBUAT UNDERCUT

36
 Dinding kavita searah enamel rods
 Retansi : Undercut pada :
- Axio-labio-incisal point angle
- Axio-labio-gingival point angle
Ektensi ke arah gingival, incisal, palatina
 Klas III dengan palatinal extension
Bila karies besar  buat palatinal ekstension dengan Dove Tail dan Channel
Bevel pada Axio-Pulpal line angle.

PREPARASI KAVITA KLAS V


 Pelebaran dinding oklusal sampai daerah sel cleansing
 Dinding gingival – sedikit di bawah gingival
 Dinding axial sejajar lengkung luar dari gigi  juga sesuai lengkung pulpa
 Supaya amalgam tebalnya sama tak mengenai pulpa
 Semua dinding dibuat searah jalannya enamel rods
Retensi :
 Undercut pada :
- Oklusal axial line angle
- Gingival axial line angle

37
Yang diletakkan pada sebelah mesial dan distal
 Undercut dibuat secukupnya dengan inverted cone bur yang kecil atau
wheel bur.

BLACK
Bentuk outline form seperti ginjal
Preparasi bentuk box
Axial wall sejajar sumbu gigi

FERRIER
 Bentuk outline form  garis lurus  sudut tajam oklusal margin sejajar
permukaan oklusal gigi
 Dinding mesial dan distal dibaut divergen kearah buko approximal searah
jalannya enamel rods
 Dinding oklusal dan gingival searah jalannya enamel rods
 Dinding axial dibuat mengikuti bentuk konveks permukaan gigi.

PREPARASI KLAS V BLACK


Kavita harus mengikuti tepi
gingiva

38
KLAS V FERRIER

KEBAIKJAN PREPARASI MENURUT FERRIER :


- Pecahnya enamel rods dapt dihindarkan
- Perforasi tanduk pulpa dapat dihindarkan

KEJELEKAN
Preparasi line angel yang tajam sukar dijangkau/ dicapai.

39
VI. BAHAN KONSERVASI GIGI

A. MACAM TUMPATAN
I. Tumpatan langsung (plastis)
1. Semi permanen
Silikat, glass lonomer
2. Permanen
Non logam : komposit
Logam : amalgam
II. Tumpatan tidak langsung (non plastis)
1. Alloy dari logam tidak mulia : Cu, Ni
2. Alloy dari logam mulia : Ag, Au, Pt.
3. Non Alloy : proselon
4. Alloy diganggu dengan proselon (Porcelain Fused to Metal)

40
A.SEMEN KESEHATAN GIGI

Adalah suatu bahan yang terdiri dari powder dan liquid yang setelah
mengadukan yang merata menghasilkan massa yang keras (Gel).
Syarat Semen Kesehatan Gigi (KG)
1. Tidak beracun/ non toxic dan tidak mengiritasi
2. Tidak mudah larut
3. Memiliki sifat mekanis sesuai dengan tujuan pemakaian
4. Proteksi jaringan pula dari bahan tumpatan
5. Adanya bahan : isolator panas/ thermos
Elektrik/ galvanis
6. Warna hamper sama dengan gigi
7. Mudah melekat pada enamed/ dentin
8. Bakteriostatik
9. Viscositas yang baik  dapat menghasilkan film ticknes/ radio opague
dan waktu pengerasan yang diharapkan.
MACAM SEMEN
1. Semen dengan bahan dasar Zinc Oside
A. Zinc Oxide Eugenol Cement
B. Zinc Oxide Phosphate Cement
2. Semen yang membentuk bahan kaca (Ion Leachable Cement = Zinc Oxide)
A. Cilicate Cement
B. Glass Ionomer Cement
PEMAKAIAN SEMEN DIBIDANG KONSERVASI
1. Base dan sub base
2. Tumpatan sementara
3. Tumpata gigi anak-anak
4. Tumpatan gigi anterior
5. Bahan perekat tumpatan tuang
6. Melapisi pit dan fissure bagian oklusal

41
ZINK OXIDE PHOSPHAT CEMENT (ZnPO4 Cement)
APLIKASI
- Base/ basis
- Cementasi (= melekatkan tumpatan tuang logam pada gigi)
- Cement Up Bouw

KOMPOSISI :
Powder : ZnO 90,3
MgO 8,2
SiO2 1,4
Bi2O3 0,1
BaO, BaSO4,CaO 0,1
Liquid : H3PO4 38,2 Free Acid
H3PO4 16,2 Kombinasi dengan Al & Sn
Al 2,5
Sn 7,1
H20 36
SIFAT :
Hasil pencampuran ZnPO4 cement mempunyai pH : 1,6 – 3,6
 pH akan meningkatkan selama pengerasan. Setelah 1-2 hari dalam mulut 
pH netral
 system pencampuran encer  pH menurun  proses kelarutan meningkat
 merupakan isolator panas yang baik

KEKURANGAN :
- Kelarutan tinggi
- Isitasi pulpa tinggi pada kavita dalam
- Adhesi kurang/ tidak ada
- Anti karies tidak ada

CARA MENCAMPUR :

42
Reaksi antara powder – liquid merupakan R. Exothermis (= saat dicampur
mengeluarkan panas)  sehingga harus dicampur di atas glass plaat  supaya
panas dapat diserap oleh glass plaat.

ALAT MENCAMPUR
- Glass plaat tipis
- Semen spatel
- Pinset

BAHAN
- Powder semen : 1,3 gram
- Liquid semen : 0,5 ml

CARA
1. Bila tak ada timbangn, letakkan satu sendok powder di atas glass plaat yang
steril, lalu teteskan 1 (satu) tetes liquid di sebelah kirinya.
2. Bagi powder menjadi beberapa bagian, lalu masukkan sebagian kecil powder
ke dalam liquid, aduk 10 detik.
Bila masih encer tambahkan sebagian powder lagi, aduk 10 detik, dan
seterusnya sampai didapatkan konsistensi yang dikehendaki, yaitu tidak
mengalir/ bergerak perlahan tetapi juga tidak terlalu keras.
3. Satukan campuran semen lalu diambil. Jumlah waktu mengaduk + 1,5 menit.

APLIKASI :
Sebagai basis/ lining, semen digunakan untuk melindungi pulpa dari
rangsangan. Semen diletakkan di dalam kavita dentin sampai sebatas
Dentino Enamel Juction. Enamel tidak boleh dibasis. MENGAPA?

MERK :

43
S.S Whita
G.C Cement
Tenagin
Ames Z.M

44
CAVITY LINERS

ADALAH :
Suatu lapisan bahan yang dapat membentuk lapisan tipis dengan tujuan
untuk mengurangi iritasi (proteksi) pulpa terhadap rangsangan.

BAHAN DASAR
1. Calcium Hydroxyde (Ca(OH)2)
2. Zine Oxide
Yang dilarutkan dalam bahan pelarut organic

SYARAT
1. Tak memberikan iritasi pada jaringan pulpa
2. Mudah diletakkan di atas dasar cavity tanpa tekanan yang keras
3. Sebaiknya mempunyai sufat desinfektans / bacteriocide
4. Menstimulasi pembentukan sekunder dentin
5. Bersifat sebagai isolator

45
ZINC OXIDE EUGENOL

BAHAN

Powder : Zinc Oxide + bahan tambahan

Liquid : Eugenol, Olive oil 15%

SIFAT :

 Mudah larut dalam saliva


 Compressive strength rendah
 Daya perlekatan kurang
 Dapat mengurangi sensitifitas  cugenol
 Baik untuk proteksi pulpa dari asam phospat semen/ silikat
 Dapat merangsang pembentukan sekunder dentin
 Dianjurkan pemakaian pada kavita dalam
 Bersifat antiseptic

PENGGUNAAN

  Sub-base/ cavity liner pada tumpatan dalam


 Tumpatan sementara
 Surgical pack (sehabis operasi untuk menstimulir jaringan)

BENTUK :

Dapat berupa :

1. Pasta
2. Campuran Powder + Liquid
3. Mencampur Zinc Oxide (bubuk Fletcher) + Eugenol

46
CALCIUM HYDROXIDE {Ca(oh)2}

 Merupakan bahan yang alkalis sehingga tidak mengiritasi jaringan pulpa.


 Ca(OH)2 dapat dilarutkan dalam :
- Methyl Cellulose
- Salicylate
 Methyl Cellulose + Ca(OH)2 dapat melindungi jaringan pulpa yang vital dari
asam phosphate cement juga sebagai sub-base membentuk sekunder dentin
dan/ atau dentin bridge.

PENGGUNAAN Ca(OH)2
Dalam bentuk suspense pada larutan aquadest digunakan pad :
- Perawatan direct pulpcapping
- Sub-base
- Cavity liner
SIFAT
1. Vaustic (=dapat membakar)
Hati-hati pada waktu aplikasi jangan sampai menetes ke jaringan lunak.
2. Bacteriocide dan Bakteriostatik
3. Menetraslisir kelebihan asam phospat dalam cement phostphat
 Lapisan Ca (OH)2 yang teratas menetralisir asam phospat
 Lapisan Ca (OH)2 yang dibawahnya tetap merangsang dentin
bawahnya
4. Menambah kepadatan dan kekerasan dentin pada kavita yang dalam
Disebabkan peletakan bahan pengauran dalam saluran dentin
5. Merangsang aktivitas odontoblas (sel pembentuk dentin)
6. Tidak iritasi pulpa
MERK :
Calcyl (Powder/Liquid)
Dical (Pasta)
Pulpdent

47
SILIKAT

Dikenal oleh PAUL STEENBOOK (1904)


KOMPOSISI SILIKAT:
Powder : SiO2 38
Al1O3 30
Na3PO4 atau Ca3(PO4)2 8
CaF2/NaF 24
Liquid : H3PO4 42
Al3PO4 10
Zn3(PO4)2 8
H2O 40

REAKSI KIMIA SILIKAT


Powder + Liquid  asam Silikat + powder yang tak larut
pH asam silikat / silicic acid akan turun sampai kadar tertentu  asam silikat
akan membeku (mengenal) dan  membentuk gel sebagai matrix di antara sisa
bagian powder yang tak larut  sehingga berupa Kolloid.

SILIKAT : merupakan suatu Koloid yang terdiri dari :


- Asam silikat yang telah beku
- Powder yang tak larut

KEBAIKAN SILIKAT :
 Bersifat transparan
 Bila dikerjakan dengan baik warna silikat sesuai dengan warna gigi.

48
KEJELEKAN :
1. Dapat larut dalam cairan mulut
2. Dapat mengalami kontraksi
3. Dapat tahan terhadap tekanan kunyah kurang kuat (crushing resistance)
4. Tak dapat dipakai untuk tumpatan oklusal
5. Dapat berubah warna oleh karena reaksi dengan zat kimia, kontoran,
obat-obatan.

INDIKASI TUMPATAN SILIKAT


1. Tumpatan klas III
2. Tumpatan klas IV sebagai pigura
3. Tumpatan klas V gigi anterior

KONTRA INDIKASI
1. Pada penderita yang bernapas melalui mulut
2. Tumpatan oklusal dan klas II

PENGADUKAN SILIKAT
ALAT : Glass plaat tebal & dingin
Spatel terbuat dari agaat
Acrylic
Bone
 Glass plaat yang dingin  mencegah terjadinya gel yang terlalu cepat
 Perbandingan powder : Liquid
1,6 gram : 0,4 cc
 Gerakan mengaduk  Melipat
 Konsistensi cukup bila  campuran dikumpulkan kemudian diletakkan
pada pinggiran glass plaat dan ditarik ke atas  campuran akan terangkat =
1 cm sampai tak melekat pada glass plaat (tetapi belum mengeras).
Usahakan luas pengadukan sekecil mungkin untuk menghindari penguapan
cairan.
MENUMPAT SILIKAT :

49
Alat : Plastic Filling Instrument
Celluloid Strip
1. Preparasi selesai  shade guide
2. Celluloid strip dicobakan
3. Blokir  sterilkan  keringkan
4. Pemberian basian semen
5. Penumpatan dengan plastic filling
6. Cavity diisi penuh ditarik dengan celluloid strip selama 3-4 menit
Cavity jangan terlalu penuh! Mengapa?
Bila mengisi silikat berlebihan, berlebihan silikat tidak bisa langsung
diambil saat itu juga.
7. Permukaan tumpatan diberi vaselin agat silikat tidak kontak dengan
udara luar, sebab silikat adalah suatu Koloid, jadi tidak boleh kering,
harus selalu basah.

 LIQUID BERLEBIHAN
- Setting time meningkat
- Kelarutan meningkat
- Tumpatan tidak kuat
- Mudah larut
- Kontraksi meningkat
- Staining
 PENGADUKAN BERLEBIHAN
- Mengubah struktur gel
- Tumpatan lambat mengeras
- Tumpatan kurang kuat
- Translucency kurang
- Esthetic kurang baik

50
PEMULASAN SILIKAT
Silikat sebaiknya tidak dipulas sebab pada pemulasan akan terjadi dukungan-
cekungan yang kecil oleh karena sebagian matrix hilang. Hal ini akan
memudahkan melekatnya kontoran-kotoran sehingga tumpatan silikat cepat
rusak dan cepat berubah warna. Pada penumpatan dengan bantuanm celluloid
streep, permukaan sudah halus.
Bila dipulas
Pemulasan setelah 24 jam
Alat : Alpine stone / Arkansas stone + vaselin atau polishing strip

BAHAYA TUMPATAN SILIKAT


Tumpatan silikat terkadang dapat menyebabkan kamatian pulpa, oleh karena :
1. Kelebihan asam dari liquid silikat
2. Tidak memakai basis semen yang cukup
3. Cavity terlalu dalam

PROSES
Campuran silikat yang baru selesai diaduk bersifat sangat asam (pH rendah).
Setelah beberapa hari kemudian barulah pH silikat menjadi netral.
pH rendah tersebut sangat mengiritasi terutama pada kavita dalam. Oleh karena
itu pada tumpatan silikat, kavita sebaiknya diberi basis.

PEMELIHARAAN LIQUID DAN POWDER


- Liquid jangan dibuka selama 30 menti dari saat pertama dibuka.
 Bila sisa liquid dalam botol tinggal 2/3 – ¾ bagian  sebaiknya tidak
digunakan
 Jika terdapat kekeruhan atau endapan pada liquid  Terjadi pengotoran
atau penguapan.
- Penguapan menyebabkan setting time bertambah
- Powder yang terkontaminasi kotoran atau bahan lain  setting time
meningkat, kemungkinan Discoloration.

B. AMALGAM

51
ADALAH
Campuran dari satu atau beberapa metal dengan mercuri (Hg) (missal :
Ag, Sn, Cu, Zn)
 Pemakaian dibatasi pada gigi posterior oleh karena :
- Warna keabu-abuan
- Mudah berubah warna
- Korosi

MERCURY (Hg)
Metal cair dengan daya toxis tinggi dan permukaan mengkilat.

BAHAYA KESEHATAN dari Mercury


Dapat melalui n:
- Absorbs sistematik cairan melalui kulit
- Masuknya uap mercury melalui pernafasan

KETENTUAN
 Mercury tidak boleh dipegang oleh tangan/ jari
 Sisa mercury harus dibersihkan
 Ruang kerja yang terbuka lebih baik dari pada yang ber-AC
 Mercury jangan tersentuh logam lain
 Yang dipakai untuk bidang kesehatan gigi  telah disetujui / didaftar
oleh ADA No. 6

KOMPOSISI ALLOY
Ada 3 type :
- Conventional
- Admixed
- High copper

Convetional Alloy dengan Merk :


- Solila

52
- Amalgam cap
- Degussa
TYPE ALLOY KOMPOSISI (%) PARTIKEL
Conventional Perak (Ag) 65% 2 bentuk :
(Konvensional) Timah (Sn) 29 Lathe cut (+ 200 mµ)
Cu 6 Spherical (+ 40 mµ)
Zn 2
Hg 3

Admixed (campuran) Perak (Ag) 65% Bentuk partikel


2 AgSn + 1 AgSu Timah (Sn) 29 campuran dari spherical
- Partikel Cu 6 + lathe cut
konvensional Zn 2
- Partikel AgCu Hg 3

Ag 65/40
High copper (Ag-Sn-Cu) Sn 27/30
Cu 13/30

Perbedaan komposisi Alloy akan menyebabkan perbedaan sifat dari pada


amalgam.
Ag (perak) : Alloy dengan Ag>>
Amalgam amat keras tetapi lekas berubah warna menjadi
hitam
Sn (timah putih) : Sebagai penolong campuran Alloy – Air raksa, sifat
expansi dalam batas yang baik
Cu (tambaga) : Alloy dengan Cu >>
- Menambah sifat karat
- Menurunkan flow
- Berubah warna
- Cu Oxyde  anti septic

Zn (seng) : Alloy dengan Zn >>


- Menurunkan discoloration
- Karat menurun

53
- Meningkatkan kakerasan amalgam

KETERANGAN :
 Flow : kecenderungan menghindasri tekanan
 Expansi : sifat membesarkan diri
 Kontraksi : sifat mengecilkan diri
 Spheroiding : sifat ingin membulatkan diri

EFEK KOMPOSISI TIAP LOGAM PADA AMALGAM


METAL BERTAMBAH (+) BERKURANG (-)
Perak (Ag) Kekuatran Flow
Discoloration Setting time
Expansi kekuatan

Timah (Sn) Flow Kekuatan pengerasan


Kontraksi expansi
Setting time

Tembaga (Cu) Pengerasan kekuatan Flow


setting time
Tarnish / discoloration

Zinc (Zn) Delayed expansion Kekuatan


Flow
Plastisitas
Massa
Setting time
Warna cemerlang

54
KLASIFIKASI AMALGAM
1. Binary amalgam
Hg + satu mental dalam alloy misalnya Cu amalgam
2. Temary amalgam
Hg + dua metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn) amalgam
3. Quartemary amalgam
Hg + tiga metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn+Cu) Amalgam
 Black amalgam
4. Quinary amalgam
Hg + empat metal dalam alloy yaitu (Ag+Sn+Cu+Zn) amalgam

SIFAT-SIFAT AMALGAM
 KEBAIKAN
1. High crushing strength
2. Tidak larut dalam cairan mulut
3. Adaptasi baik dengan dinding kaviti
4. Mudah dicampur
5. Mudah dipulas
 KEKURANGAN
1. Warna tak sesuai warna gigi
2. Cenderung berubah molekul
- Flow
- Expansi
- Kontraksi
- Speheroiding
3. Edge strength kurang kuat
Tumpatan kelas IV tidak
4. Konduktor yang baik

55
PERBEDAAN SMALL PARTICLE DAN LARGE PARTICLE
KEUNTUNGAN KERUGIAN
SMALL PARTICLE Smooth Carving Hg >> ratio  flow
Fast setting meningkat
LARGE PARTICLE Hg<< ratio  flow Lebih sukar dicarving
menurun

HASIL TUMPATAN AMALGAM YANG BAIK


Tergangung pada 2 hal :
 Pabrik : Komposisi Alloy
Ukuran + bentuk partikel
Cara penyimpanan alloy
 Operator : Alloy : Hg
Triturasi : cara + waktu
Kondesasi
Carving  margin + bentuk anatomi
Pemulasan

MANIPULASI
1. Aplikasi pada kavitas
2. Seleksi daripada alloy
3. Perbandingan Hg : Alloy
4. Triturasi (mencampur)
5. Kondendasi
6. Carving / burnishing
7. Pulas

1. MANIPULASI PADA KAVITA


Reaksi perubahan dimensi dalam amalgam
Hg + Alloy  Amalgam
 
Proses pengerasan diikuti oleh kontraksi dan ekspansi.

56
Phase Permulaan : Kontraksi + 30 menit setelah pencampuran alloy + Hg
yaitu : Absorbsi mercury (Hg) oleh alloy
Pahse selanjutnya : Expansi  setelah 30 menit s/d 18 jam.
Terjadi karena : persenjataan Hg dengan Ag/Cu/Zn
ADA : membatasi perubahan dimensi sampai 24 jam
Sesudah 24 jam  dianggap normal (tak ada/ sedikit perubahan
dimensi)

PERHATIKAN !
 Mengurangi Hg (Hg<)  kontraksi <
 Menambah Hg (Hg<)  ekspansi >
Dengan meninggalkan jumlah Hg yang banyak dalam tumpatan berarti
memperpanjang waktu expansi (tak diharapkan).

Apabila campuran kering  kontraksi akan berkuran g  terjadi celah


antara kavita dengan amalgam sehingga makanan tertumpuk.

2. SELEKSI BAHAN ALLOY


Dalam pemilihan bahan alloy harus diperhatikan factor :
 Ukuran partikel alloy
 Perbandingan alloy dan mercury
 Waktu pengadukan
 Susunan massa amalgam yang akan dikondesasi dalam kavita

3. PERBANDINGAN MERCURY DAN ALLOY


Perbandingan yang dianjurkan pabrik harus diikuti.
Konvensional dan admixed pada umumnya : 46% - 50% Mercury High
Copper Alloy pada umumnya + 43% Mercury

Triturasi

57
Pengaruh tak langsung
Kondensasi
Sifat amalgam
Jumlah Hg
Untuk mencampur Pengaruh langsung
Alloy

Terjadi absorbs Hg oleh Alloy  persenyawaan Hg + Ag

4. TRITURATION (Mencampur alloy dengan Mercury)


Syarat : semua alat/ bahan harus disiapkan lebih dulu agar tidak terjadinya
penyerapan lebih dulu oleh amalgam.
Tiap kelembaban cara kerja akan merubah mercury content dan mengurangi
proses pengerasan.
Bila waktu diperlambat akan terjadi gangguan pada massa amalgam
sehingga terjadinya penyerapan alloy lebih dahulu oleh mercury.
!!!PENGERASAN HARUS DALAM KAVITA
Waktu mulai mencampur sampai selesai kondesasi  tak lebih dari 7 menit

TUJUAN MENCAMPUR
Menghasilkan suatu massa yang dapat ditumpat dengan baik dan juga dalam
waktu bersamaan dapat menghasilkan jumlah Hg yang max. yang dapat
dikeluarkan untuk kondesasi.

AMALGAM SEMPURNA UNTUK DITUMPAT


 Bila mempunyai pegangan yang cukup pada waktu diambil dengan
amalgam plugget
 Waktu ditekan dalam kavita tidak lunak
 Hg keluar semaksimal mungkin

MASSA YANG BAIK

58
Bila sesudah pencampuran massa melakat satu sama lain sedemikian
sehingga kalau dipuung dengan ibu jari akan berbentuk batang dan tak akan
putus pada jarak yang pendek.

MENCAMPUR DENGAN TANGAN


Alat :
Mortar, pestle, gelas, porseln, besi
Waktu : 60 detik
Cara :
Alloy : Hg yang telah ditimbang diaduk secara Pen Grasp/ Palm
Grasp dengan menggunakan mortar yang diletakkan pada meja/
tempat yang keras.

Mencampur dapat dilakukan secara mekanis dengan menggunakan


AMALGAMATOR
 Bila waktu mencampur bertambah factor lain tetap, maka hasil adukan
basah sehingga kontraksi meningkat.
 Bila waktu mencampur berkurang (pendek) maka expansi meningkat
oleh karena amalgam belum tercampur dengan baik.

TEKANAN DAN KECEPATAN WAKTU MENCAMPUR


Cara :
1. Pen Grasp
Cara Pen Grasp lebih dari pada cara Palm Garsp
2. Palm Garsp

PEN GRASP
 Tekanan + 2 pound (1 kg)
 Tekanan ringan sehingga memungkinkan operator memegang dengan
keras dan kecepatan mencampur tinggi
 Tekanan hanya jatuh pada Hg + Alloy
PALM GRASP
 Tekanan 4 pound (2 kg)

59
 Tekanan bertambah  kecepatan mencampur lebih rendah
 Sering terjadi penekanan ke dinding mortar

HASIL PENGADUKAN DAPAT :


1. UNDERMIX
a. Massa Nampak kebu-abuan
b. Amalgam rapuh
c. Sukar untuk kondensasi & carving
d. Pinggiran tumpatan cepat hancur
e. Cepat aus, mudah korosi
f. Expansi besar
2. NORMALIX
a. Massa campuran halus dan meningkat
b. Tidak melekat pada mortar. Bila digoyang mudah lepas
c. Kekuatan, kekerasan maximal
d. Permukaan halus waktu carving
e. Mengkilat & halus waktu dipulas
3. OVERMIX
 Jika amalgam dicampur sampai mengkilat dan melekat pada dinding
mortar dan tak dapat diambil dengan mudah
 Hasilnya  tumpatan dengan kontraksi besar waktu pengerasan.

KESALAHAN PENGADUKAN OVERMIX LEBIH BAIK DARIPADA


UNDERMIX
Mengeluarkan Hg :
Perbandingan alloy + Hg harus dipertahankan selama pencampuran.
Selesai pencampuran  kelebihan Hg dikeluarkan dengan diperas dengan
Kain Porous & Rubber Sheet. Kemudian amalgam tadiu dipulung dengan
Rubber dan diambil sedikit demi sedikit dengan memakai amalgam stopper
kemudian dimasukkan ke dalam kavita lalu dilakukan kondensasi.

5. KONDENSASI AMALGAM

60
Kondensasi alamgam harus segera dimulai setelah selesai pengadukan dan
harus dilakukan secepat mungkin dan sedapat mungkin tidak lebih dari 3
(tiga) menit. Hal ini untuk :
a. Menghindarkan interupsi pada proses pengerasan
b. Agar terjadi adaptasi yang baik dan lengkap pada dinding kavita
c. Jumlah Hg dalam kavita dapat dikontrol.
Makin banyak Hg tinggal pada waktu kondensasi  Expansi semakin besar
Flow semakin besar
Kekuatan berkurang
 Penumpatan amalgam harus dengan kondensasi cukup dan dengan
tekanan yang kuat agar :
- Tumpatan padat, kuat, homogeny
- Adaptasi pada dinding, kavita baik

CARA KONDENSASI
Alat : Amalgam plugger / Stopper
Bentuk : ujung alat : bulat, oval, segitiga
Besar / kecil  tergangung besar kavita
Tekanan yang dipakai harus sebesar mungkin agar Hg yang tinggal
minimum (40-45%)

TEKANAN RINGAN
Jumlah Hg meningkat
Hasil tumpatan tak sama dalam perubahan dimensi, flow dan kekuatan.

TEKANAN RINGAN
Apabila kondensasi dilakukan dengan tekanan besar maka Hg akan
banyak keluar  tujuan dari kondensasi.

6. CARVING/ BURNISHING

61
Setelah amalgam dimasukkan ke dalam vavity dan dikondensasi lalu diukir
sesuai dengan kontur gigi sebelumnya yaitu dikembalikan bentuk
anatominya, titik kontaknya dan kelebihan amalgam dibuang.
Carving dilakukan oleh karena :
- Bentuk contour gigi Berpengaruh
terhadap kesehatan
- Kontak dengan gigi tertangga jaringan sekitarnya
- Anatomi oklusi gigi

Carving dilakukan segera setelahk ondensasi selesai dengan memperhatikan :


- Oklusinya
- Artikulasinya
- Developmental groove
- Lingual ridge
- Titik kontak
- Marginal ridge
- Spill way
Carving menggunakan alat : carver
Cara menggunakan alat : alat diletakkan sebagian pada jaringan gigi dan
sebagian pada tumpatan.
Setelah carving dilakukan burnishing.

BURNISHING
Alat : burnisher
Tujuan : mengkilapkan permukaan tumpatan memadatkan massa amalgam
pada daerah tepi

Instruksi pada penderita :


 Tidak boleh mengunyah pada gigi tersebut
 Sesudah 24 jam kembali untuk dipulas

7. PULAS AMALGAM

62
Dilakukan setelah 24 jam oleh Karen amenurut ADA expansi sudah
maksimal.
Tujuan :
1. Cosmetik baik, oleh karena mengkilat dan halus
2. Marginal kontak baik  menghindari sekudcner karies (karena tidak ada
step)
3. Permukaan halus  mengurangi retensi / pelekatan makanan
4. Permukaan halus mudah sehingga dibersihkan.

Cara :
1. Menghilangkah step dan meratakan permukaan tumpatan dengan :
- Batu hijau (stone bur)
- Vencer bur
2. Menghaluskan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan puimsteen + air
3. Mengkilatkan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan polyskryt + air

PEMULASAN SELESAI APABILA SUDAH :


1. Tidak ada step
2. Tidak ada goresan
3. Permukaan halus dan mengkilat

TUMPATAN YANG TAK DIPULAS


Permukaan kasar  lekukkan-lekukan yang amat kecil  menimbun sisa
makanan  menimbulkan aliran galvanis pada permukaan tumpatan 
tarnish  korosi.
Tarnis  pada permukaan oleh karena endapan sulfide
Korosi  prosesnya > dalam dari tarnish

63

Dapat melalui saluran dentin  discoloration  gigi hitam.

PEMAKAIAN WHEEL, yang penting ;


- Tekanan ringan dan rata
- Tak boleh pada satu tempat harus berpindah
- Panas tak boleh berlebihan
- Permukaan harus selalu basah

64
C. COMPOSITE

ADALAH :
Suatu bahan yang terdiri dari campuran 2 (dua) atau lebih bahan yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan tujuan memperbaiki sifatnya.

A. KOMPOSISI
1. Principal Monomer
Dapat berubah 2 bentuk :
a. Aromatic dimethacrylate system
Yaitu reaksi antara glycidil methacrylate dengan bisphenol A
menghasilkan senyawa BisGMA.
b. Urethane Dimethacrylate
2. Dilvent Monomer
Oleh karena Bis GMA sebagian berupa matrix polimer organic yang
cukup kental maka ditambahkan Methyl Metacrylate yang berfungsi
sebagai pengencer dan untuk memperbaiki sifat.
3. In Organic Filter
Merupakan bahan pengisi yang terdiri dari :
- Borosilicate glass
- Barium aluminium silicate
- Alumino silicate glass
- Quartz
Fungsi bahan pengisi :
- Meningkatkan kekuatan (compressive strength)
- Meningkatan kekerasan dan kekenyalan
- Meningkatkan estetik
- Menurunkan koefisiensi thermal expansion
- Menurunkan kontraksi waktu setting
- Menurunkan thermal setting
Konsentrasi filler : 70-80% berat
4. Silane couping Agent

65
Berfungsi sebagai bonding filler (bahan perekat) antara filler dengan resin
matrix. Bahan organic silane yaitu Vinyl Silane Compound.
5. Polimerisation Inhibitor
Yaitu : monomethyl ether of Hydroquinone
Berfungsi sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan. Pemakaiannya
hanya sedikit sekali.
6. Initiator – akivator
Dapat berupa :
- Chemical activation
- Ultra violet light - activation
- Visible light activation

B. BENTUK BAHAN COMPOSITE DALAM KEMASAN :


1. 2 pasta yang terpisah masing-masing pasta mengandung monomer +
filler tetapi satu pasta mengadung activator, satu pasta mengandung
initiator
2. Pasta dan liquid
Bentuk ini terkadang sulit dicampur.
3. Powder dan liquid
Liquid = mengandung monomer + activator
Powder = mengadung catalyst dan filler
4. Satu pasta
Aktivatornya : ultra violet light, visible light
5. Dalam bentuk kapsul

C. SIFAT BAHAN
Bahan komposit melekat pada enamel dengan cara masuk ke daerah porous
yang disebut Resis Tag.
Daerah porous pada enamel didapatkan dengan tehniketsa asam.

Kekurangan :

66
1. Mudah berubah bentuk, oleh karena bagian matrix lebih lemah daripada
filler sehingga mudah terasah oleh pemolesan. Mudah terkontaminasi.
2. Self lite pendek.
3. Iritasi terhadap pulpa meningkat oleh karena danya bahan monomer
sehingga diperlukan basis/ liner.
4. Edge strength menurun sehingga tidak tepat untuk gigi posterior.

Keuntungan :
Oleh karena adanya bentuk cross linkjing (perlekatan antara filler dengan
matrix) mempunyai sifat ;
- Kuat dan keras
- Thermal expansi berkurang
- Estetik baik oleh karena filler dapat membiaskan warna
- Kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya filler.

D. INDIKASI COMPOSITE
1. Kavita gigi anterior
2. Frakturf incisivius
3. Kavita servical
4. Restorasi pada discoloration

E. TEHNIK PENUMPATAN
1. Preparasi kavita tetapi tidak perlu ideal seperti preparasi untuk amalgam,
pada prinsipnya jaringan karies dihilangkan. Bila perlu ditambah
undercut.
2. Pada kavita proximal servical fraktur incisivius digunakan matrix yang
dapat berupa :
- Crons form
- Incisal matrix
- Cervical matrix
3. Dilakukan tehnik etsa asam
- Bahan = phosphoric acid 50%

67
- Waktu = 30 detik
- Bahan hanya diulaskan pada enamel saja
- Setelah 30 detik enamel dibersihkan dengan air dan udara  akan
terbentuk porositas enamel.
- Memasukkan bahan yang telah diaduk (mixing/ pengadukan harus
rata, mohogen dan cepat oleh karena waktu polimerisasi pendek.
Pengadukan harus mengunakan spatula plastic)
- Memasukkan bahan harus menggunakan tekanan dengan tujuan :
Mengurangi penyusutan / shringhage
Agar bahan komposit dapat masuk ke daerah enamel yang porous
(tag enamel)
- Tunggu waktu pengerasan secara : kimiawi
Penyinaran ultra violet
Penyinaran halogen

F. MERK DAGANG KOMPOSIT


1. Monomer : Atromatic Dimethacrylate
- Adaptic
- Profile terdiri dari 2 pasta
- Clear file
- Concise
- Nuvavil terdiri dari 1 pasta + penyinaran ultra violet
2. Monomer : Urethane Dimethacrylate
- Isopast terdiri dari 2 masa
- Isosite terdiri dari 1 pasta + penyinaran oltra violet
- Isocap berupa capsul

68
VII. TEKNIK ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT

I. PENDAHULUAN
Atraumatic Restorative Treatment (ART) merupakan suatu prosedur
pembuatan jaringan gigi yang terkena karies, dengan menggunakan
instrument tangan serta penambalan kavitas dengan bahan tambal adhesive.
Bahan tambal yang digunakan adalah glassionomer cement.
Glassionomer melekat secara kimiawi pada email dan dentin juga
menghentikan perjalanan penyakit karies gigi, karena secara perlahan-lahan
bahan tersebut melepaskan fluor. ART hanya merupakan salah satu
komponen dari program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang harus
diselenggarakan bersama-sama dengan penyebarluasan informasi tentang
gizi dan pemeliharaan kebersihan mulut dengan pasta gigi berfluor. Perlu
menjadi perhatian bahwa penamhalan ART hanya bisa dilakukan bila gigi
ebrsih dari plak, maka ART sebaiknya merupakan bagian dari upaya
pembinaan kesehatan gigi masyarakat utamanya pada anak sekolah meliputi:
- Upaya promotif : kegiatan penyuluhan dan sikat massal
- Preventif : scaling, tambal ART

WHO
 Telah mengembangkan teknik ART ini beberapa tahun terakhir
 Sebagai salah satu alternative tindakan penanggulangan caries, yang
efektif dan efisien
 Telah dicoba di beberapa Negara berkembang/ Negara maju, seperti :
o Pengungsi
o Masyarakat terasing, tidak memperoleh pelayanan kesehatan gigi
o Masyarakat tanpa aliran listrik
o Masyarakat tersedia aliran listrik tetapi tidak mampu menyediakan
peralatan gigi

69
Keuntungan ART :
 Memberikan lebih banyak perawatan gigi yang rusak, pada tahap dini
 Tidak menakutkan
 Dilakukan dengan biaya rendah
 Dengan demikian kasus pencabutan lebih banyak dapat dicegah
 Tenaga kesehatan gigi dapat membawa seluruh peralatan (hand
instrument, bahan tambal, alat pencabutan) hanya dalam satu tas saja baik
baik sepeda, sepeda motor, bis, perahu, dsb
Dengan ditambah PKG kebiasaan dan prilaku dalam bidang kesehatan gigi
yang baik dapat ditanamkan.

II. FALSAFAH, PRINSIP DAN INDIKASI – KONTRA INDIKASI ART


Falsafah ART
ART merupakan suatu pendekatan pelayanan karies gigi yang sangat baik untuk
masyarakat dari semua tingkat social ekonomi. AET berjalan sesuai dengan
kosnep-konsep keseahtan gigi promotif, preventif mutakhir yang menekankan
supaya pembatasan terjadinya luka jaringan akibat perawatan, serta prinsip
pelayanan kesehatan gini.

Prinsip-prinsip ART
Dua prinsip utama dari ART adalah :
- Jaringan karies dibuang dengan instrument tangan saja
- Gigi ditambal dengan bahan tambalan yang melekat erat pada gigi
Pada saat ini ART mengunakan bahan tambal glass ionomer. Alasan penggunaan
glassionomer adalah :
- Glassionomer melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidak perlu
membuang banyak jaringan sehat gigi sewaktu preparasi kavitas
- Tambalan melepaskan fluor untuk mencegah dan menghentikan karies dan
- Warna bahan kurang lebih sama dengan jaringan keras gigi dan tidak
menimbulkan peradangan pada pulpa atau gusi.
Dengan demikian ART sekaligus memberi upaya pencegahan dan pengobatan
dalam satu tindakan.

70
Indikasi ART :
- Karies dini dinamakan kavita baru mencapai enamel dan dentin yang dapat
dijangkau dengan instrument ART
- Pit & fissure yang dalam
- Kerusakan/ l esi pada cervical gigi

KONTRA INDIKASI ART :


- Terdapat pembengkakan atau fistula di dekat gigi yang bersangkutan
- Pulpa gigi terbuka
- Gigi sudah lama terasa sakit dan akan kemungkinan terdapat inflamasi
karies dari pulpa
- Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan
- Kavitas adalah kavitas proksimal, tetapi tidak dapat dicapai dari arah
proksimal atau oklusal.

III. TINDAKAN PERSIAPAN DALAM PELASKANAAN ART


Tindakan meliputi :
1. Penciptaan suatu lingkungan kerja yang baik di dalam maupun di luar
mulut
2. Pemahaman tentang penggunaan dan pemeliharaan instrument
3. Pemahaman metode pengendlaian infeksi silang
4. Pemahaman tentang cara penggunaan bahan glassionomer

1) Penciptaan lingkungan kerja yang baik


a. Keadaan di luar mulut

71
(1) Sikap kerja dan posisi dari operator
Operator duduk dengan tegap di kursi,
punggung tegak, paha sejajar dengan
lantai serta kedua kaki rapat pada lantai.
Garis antara kedua mata horizontal dan
kepala agak tunduk ke depan untuk dapat
memandang mulut pasien. Tinggi kursi
diatur sedemikian rupa sehingga operator
dapat melihat geligi pasien dengan jelas.
Jarak antara mata operator dan gigi pasien adalah antara 30 dan
35 cm. tinggi kursi disesuaikan dengan focus mata operator.
Operator mengambil posisi di belakang kepala pasien. Posisi
yang tepat ditentukan oleh
bagian dari daerah mulut y ang
akan dikerjakan; operator dapat
berada tepat di belakang pasien
atau operator berada di belakang
kanan pasien. Operator duduk
pada tempatnya di belakang
pasien. Sebuah meja kecil untuk
instrument dan bahan ditempatkan dekat ujung kepala pasien
atau pada sisi kanan operator dekat pasien.
(2) Posisi asisten operator
Asisten bekerja disisi kiri operator, duduk sedekat mungkin
dengan pasien. Kepala
asisten 10-15 cm lebih tinggi
dari kepala operator.
Sehingga dapat melihat
lapangan pekerjaan dan
dapat memberikan alat yang diperlukan operator dengan tepat.
(3) Posisi pasien

72
Seperti halnya dengan tindakan perawatan lainnya, posisi pasien
padsa metoda ART juga harus tepat. Pasien sebaiknya berbaring
pada suatu dataran yang rata sehingga mempunyai topangan
tubuh yang kokoh serta posisi yang nyaman dan stabil untuk
waktu yang lama. Sandaran kepala terbuat dari karet busa padat
akan menahan kepala pasien pada posisi yang diinginkan.
Oleh sebab itu pasien berbaring pada suatu permukaan datar,
misalnya sebuah meja dari kayu, dimana dipasang sandaran
kepala pada bagian ujung meja tersebut. Posisi pasien sedemikian
rupa sehingga salivanya akan berkumpul pada bagian belakang
dari rongga mulut. Daerah kerja berada di atas bangku operator
setinggi dada.
(4) Posisi kepala pasien
a) Memiringkan kepala
b) Memutarkan kepala
c) Membuka mulut
Ketika gerakan ini harus divariasikan untuk meningkatkan
pencapaian dan pengalihatan sewaktu melakukan tindakan
perawatan.
a) Gerakan memiringkan kepala
Gbr. Miring ke belakang
Miring ke belakang dagu
diangkat untuk melihat gigi
atas.

Gbr. Miring ke depan


Miring ke depan, dagung
diturunkan untuk melihat
gigi bawah.
b) Gerakan memutar kepala
- Memutar ke kiri, merawat gigi pada permukaan buccal

73
- Memutar ke kanan, merawat gigi pada permukaan palatinal
- Posisi tengah, merawat gigi pada permukaan oclusal

Gbr. Posisi memutar kepala pasien

1) putar kiri 2) posisi tengah 3) putar kanan

c) Gerakan membuka mulut


- Terbuka lebar/ penuh
- Tertutup sebagian, untuk mengistirahatkan otot pipi dan
untuk mempermudah akses ke permukaan bukal. Kaca
mulut digunakan untuk menahan pipi permukaan bukal.

(5) Posisi Kerja


Ditentukan oleh tempat operator dan ketiga posisi kepala pasien.
(a) Posisi gigi belakang kanan atas
Operator langsung di belakang
kepala pasien :
- Miring ke belakang
- Putar ke kiri
- Mulut buka penuh
Pandangan melalui kaca mulut.
(b) Posisi gigi depan atas
Operator langsung di belakang
kepala pasien
- Miring ke belakang
- Posisi tengah
- Mulut buka penuh
Pandangan melalui kaca mulut

74
(c) Posisi gigi belakang kiri atas
Operator langsung di belakang
kepala pasien.
- Miring ke depan
- Putar ke kanan
- Mulut buka penuh
Pandangan melalui kaca mulut.

(d) Posisi gigi belakang kiri bawah


Operator langsung di belakang
kanan kepala pasien.
- Miring ke depan
- Putar ke kanan
- Mulut buka penuh
Pandangan langsung.

(e) Posisi gigi depan bawah


Operator langsung di belakang
kanan kepala pasien.
- Miring ke depan
- Posisi tengah
- Mulut buka penuh
Pandangan langsung.
(f) Posisi gigi belakang kanan
bawah
Operator langsung di belakang
kanan kepala pasien.
- Miring ke depan
- Putar ke kiri
- Mulut buka penuh
Pandangan langsung.

75
b. Keadaan dalam rongga mulut pasien
Hal yang sangat penting dalam keberhasilan ART adalah
pengaturan saliva di sekitar gigi yang sedang dirawat. Cotton roll
(kapas gulung) sangat baik untuk menyerap iar ludah dan dapat
memberikan perlindungan sementara terhadap saliva/ kelembaban.
Penempatan gulungan kapas untuk gigi belakang.

Gbr. Penempatan kapas untuk gigi belakang

Gbr. Penempatan kapas untuk gigi depan


2) Pemahaman Tentang Penggunaan dan Pemeliharaan Instrumen
a. Instrument yang digunakan
1) Mouth mirror / kaca mulut

76
2) Explorer / sonde

3) Pair of tweezers / pinset

4) Dental hatchet
Digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavita, untuk
mengikis enamel tipis yang tidak terdukung dan enamel yang
terkena karies yang masih tertinggal setelah pembuatan dentin
berkelas.

5) Excavator
Digunakan untuk pembuatan jaringan karies lunak pada dentin.

6) Carver/ plastis filling instrument

77
- Ujung yang tumpul digunakan untuk memasukkan adukan
glassi nomer ke dalam kavitas serta pit dan fissure.
- Ujung yang tajam untuk membuang kelebihan bahan tambal
dan membentuk glas ionomer.

7) Mixing pad dan spatula


Kedua instrument ini diperlukan pada pengadukan glass
ionomer. Ada 2 jenis mixing pad :
- Glass mixing pad
- Paper pad disposable
Spatula sebaiknya terbuat dari plastik/ tulang.

Selain instrument bahan essential lain yang diperlukan yaitu :


- Wedge untuk tumpatan
- Plastic strip atau T-band kelas II atau Kl. III
- Cotton rolls
- Cotton pellets
- Vaselin

78
b. Pengasahan instrument
Instrument-instrument tangan untuk membelahn jaringan keras gigi,
yakni excavator, dental
hatcher, dan carver, harus
berada dalam keadaan
tajam. Ketajaman dari sisi
pemotong dapat diuji pada
kuku dari ibu jari. Jika sisi
pemotong masuk ke dalam
kuku sewaktu instrument
tersebut digeser di atas kuku, maka instrument ini adalah tajam. Jika
ia meggeser, berarti instrument tersebut tumpul. Dalam pengujian ini
digunakan hanya sedikit tekanan.

Pengasahan Dental Hatchet dan Carver


Untuk menajamkan hatcher, carver, dan spoon excavator digunakan
sebuah batu khusus yang datar, misalnya batu “Arkansas”. Langkah-
langkah dari prosedur pengasahan adalah sebagai berikut :
1. Batu pengasah ditempatkan di atas meja
2. Pada batu diberi setetes minyak

79
3. Batu ditahan dengan kuat dengan satu tangan dan jari manis dari
tangan lainya ditempatkan pada batu sebagai pegangan.
4. Sisi pemotong dari hatchet atau carver diletakkan pada tetesan
minyak sejajar dengan permukaan batu.
5. Instrumen digeser bolak balik pada batu. Permukaan yang diasah
harus selalu berada dalam keadaan sejajar dengan permukaan
batu. Setelah di asah, instrument-instrumen disterilkan.

a. posisi yang benar b. posisi yang salah

Pengasahan Spoon Exavator


Seperti pada dental hatcher dan carver, digunakan batu Arkansas
yang datar. Langkah-langkah prosedur pengasahan adalah sebagai
berikut :
1. Batu pengasah ditempatkan di atas meja
2. Pada batu diberi setetes minyak
3. Batu ditahan dengan kuat dengan satu tangan
4. Permukaan yang bulat dari excavator diletakkan pada tetesan
minyak, kemudian dibuat gerakan-gerakan pendek mulai dari titik
tengah permukaan yang bulat sampai di pinggiran sendok.
Gerakan ini dilakukan ke semua arah sehingga seluruh sisi
pemotong terasah.
Pengasahan Spoon Excavator

80
3) Pemahaman Metoda Pengendalian Infeksi Silang.
Infeksi silang dapat terjadi antara operator dan pasien dan sebaliknya
atau antar pasien melalui operator.
Untuk mencegah terjadinya infeksi, termasuk infeksi human
immunodefiziency virus (HIV) serta hepatitis B virus, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
 Gunakan sarung tangan sewaktu bekerja. Andaikata hal ini tidak
memungkinkan cucilah tangan dengan seksama segera setelah semua
pasien dirawat.
 Gunakan selalu masker mulut.
 Instrument disterilkan segera setelah setiap kali pemakaian
 Setelah disterilkan, instrument disimpan dalam lemari yang bersih.

Cara sterilisasi :
Bila ada sumber api :
 Setelah pemakaian, instrument segera direndam dalam air bersih
 Instrument dibersihkan dengan sabun dan dibilas
 Dimasak dalam air bersih dalam panci/ tempat tertutup selama 30
menit
 Dikeringkan, disimpan di lemari yang steril.
Bila tidak ada sumber api :
 Instrument direndam selama 15 menit di larutan Bayclin 0.5% atau
kaporit

81
 Dibilas, dikeringkan dan disimpan di lemari/ tempat yang steril.

4) Pemahaman tentang cara penggunaan bahan Glass Ionomer


a. Komposisi
Terdiri dari powder dan liquid yang harus diaduk. Glass ionomer
yang umumnya digunakan di Indonesia adalah Fuji IX, powdernya
mengadung silicon-oxida, liquidnya adalah asam polycrylic.
b. Sifat-sifat klinis
 Glass ionomer bersenyawa secara kimia dengan email dan dentin
dan merupakan suatu penutup kavitas yang baik.
 Salah satu sifat utama dari glass ionomer adalah bahwa setelah
pengerasan bahan ini secara terus menerus dan perlahan-lahan
melepaskan fluor, sehingga membantu mencegah terjadinya karies
di sekeliling kavitas.
 Glass ionomer tidak mengganggu pulpa dan gusi. Selama
pengerasan, bahan ini dapat menyebabkan rasa linu pada pulpa.
Setelah 24 jam, bila seluruh bahan sudah mengeras, tidak lagi terasa
gangguan-gangguan.
 Dibandingkan dengan bahan tambal yang lazim digunakan,
glassionomer lebih capat aus dan kurang kuat. Tetapi dewasa ini
sedang dikembangkan jenis glass ionomer yang semakin baik.
c. Cara pengadukan
Aturan pemakaian khususnya mengenai perbandungan powder
terhadap liquid harus diikuti dengan seksama. Perbandingan powder
terhadap liquid umumnya adalah 3,6 : 1,0. Hal ini masing-masing
dapat diperoleh dengan 1 sendok takaran powder dan satu tetes liquid.
Satu sendok powder diletakkan pada mixing pad. Dengan
spatula dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian diletakkan
satu tetes liquid di sebelah powder itu. Boto liquid dipegang sebentar
dalam keadaan harisontal untuk mengeluarkan udara dari bagian
ujungnya dan kemudian dalam posisi vertical dikeluarkan satu tetes
liquid pada mixing pad.

82
Mula-mula liquid disebarkan dengan spatula pada suatu
permukaan sebesar 1,5 cm2. Pengadukan dimulai dengan mencampur
setengah dari powder dengan liquid yang menggunakan spatula.
Powder dicampur dengan gerakan menggulung sehingga
partikel-partikel powder secara berlahan-lahan terbasahi tanpa terse
bar di mixing pad. Bila seluruh powder sudah basah, bagian yang
kedua dicampur dalam adukan tersebut. Ksekaran diaduk dengan
kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan
massa. Pengadukan harus selesai dalam 20-30 detik, tergantung pada
jenis glass ionomer yang dipakai. Hasil adukan yang sudah selesai
harus licin seperti permen karet dan tampak mengkilat.

d. Cara memasukkan adukan ke dalam kavita


Adukan segera dimasukkan ke dalam kavitas yang telah
dipersiapkan dan pada sisa-sisa fissure yang ada. Dengan
applier/carver adukan sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam

83
kavitas. Teknik ini dimaksud untuk mencegah terkurangnya udara
antara dasar kavitas dan glass ionomer. Seluruh prosedur harus
selesai dalam 20-30 detik.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


a) Powder dan liquid diletakkan pada mixing pad hanya bila kavitas
sudah kering dan terlindungi terhadap saliva.
b) Botol powder dan liquid segera ditutup setelah pemakaian agar
tidak menjadi rusak mengingat powder bersifat higroskopis dan
liquid mudah menguap
c) Ujung dari mulut botol liquyid dibersihkan dengan lap yang
lembab bila terdapat sisa liquid pada bagian luarnya.
d) Jika pengadukan telah berlangsung lebih dari 30 detik dan
adukannya tampak kering, maka ia dibuang saja karena daya
adhesi terhadap gigi akan buruk. Mixing pad dan spatula
dibersihkan dan dibuat adukan yang baru.
e) Hilangkah segera semua glass ionomer dari instrument-instrumen
setelah pemakaian sebelum bahan-bahan tadi mengeras atau
letakkan instrument-instrumen tersebut dalam air untuk
memudahkan pembersihannya kemudian.
f) Bila perlu botol ditekan sedikit, tetapi liquid jangan tertekan
keluar
g) Powder dan liquid dari merk dan tipe yang berbeda tidak boleh
dicampur.

IV. PROSEDURE PENAMBALAN KAVITA


A. Persiapan Kavita
1. Gigi yang akan dikerjakan dijaga agar tetap kering dengan
meletakkan cotton roll disamping gigi sehingga air ludah terserap.

84
2. Menghilangkan plak dari permukaan gigi dengan butiran kapas
basah (cotton pellet basah) kemudian permukaan tersebut
dikeringkan dengan cotton pellet kering.
3. Untuk kavita kecil, perluas jalan masuk kavita dengan menempatkan
ujung dental hatchet ke dalam kavitas dan memutarnya seperti
memutar kunci, jika kavita sangat kecil, sudut ujunmg dental hatchet
diletakkan ke dalam kavita dahulu dan kemudian diputar.

Dentin karies terdiri dari 2 lapisan yaitu :


a. Infected layer
Lapisan dentin yang telah mengalami demineralisasi dan
terinfeksi bakteri.
b. Affected layer
Lapisan dentin yang hanya mengalami demineralisasi saja, belum
ada invasi bakteri.
Affected layer terletak di bawah infected layer.
4. Menghilangkan dentin yang telah terinfeksi dengan excavator.
Jaringan karies yang lunak dibuang dengan gerakan menyendok yang
melingkar menurut poros panjang dari instrument.

85
a. Buang dahulu seluruh jaringan karies lunak pada dentino-enamel
junction dengan tujuan memudahkan pandangan dan pencapaian
ke dalam kavita.
Pembuangan jaringan karies lunak pada dentino-enamel junction
dpat meninggal enamel yang tidak didukung oleh dentin sehat
dan enamel yang menggantung ini harus dibuang. Pembuangan
ini dilakukan dengan ujung dari dental hatchet. Instrument ini
ditempatkan pada pinggiran enamel yang kemudian dipecahkan
sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi enamel yang tidak
didukung dan tidak ada lagi karies pada sisa enamel. Perlu
diingat bahwa tidak perlu dan sering tidak mungkinuntuk
membuang seluruh enamel yang tak didukung. Pastikan bahwa
dental hatchetnya didukung oleh jari anda yang bertumpu pada
gigi sebelahnya. Akibat dari pembuatan karies ini kavitas menjadi
lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
Pembuatan karies pada dentino-enamel junction harus dilakukan
hingga seluruh karies terbuang, sebab bagian tersebut merupakan
tempat dimana tumpatan harus melekat dengan baik pada gigi.
b. Menghilangkah jaringan karies lunak di dekat pulpa.
Setelah semua jaringan karies dihilangkan kavita dibersihkan
dengan butiran kapas basah kemudian dikeringkan.
5. Memeriksa relasi gigi yang akan ditambal dengan gigi lawan (oklusi)
6. Persiapan kavita diakhiri dengan mengeringkan kavita dengan cotton
pellet kering.
B. Pembersihan Kavita

86
Untuk memperkuat ikatan kimiawi antara glass ionomer dengan
gigi dinding kavita harus benar-benar bersih, dengan menggunakan
suatu pelarut kimia yang disebur “Dentin Conditioner”
“Dentin Conditioner” merupakan suatu larutan asam polyacrylate yang
bertujuan untuk membersihkan, membasahkan kavita serta
meningkatkan pertukaran ion fosfat dan kalsium dengan semen. Dentin
yang terlalu kering menyebabkan air tubuli dentinalis menguap sehingga
tidak terjadi pertukaran ion fosfat dan kalsium.
Dentin conditioner terdapat dalam 2 bentuk :
1. Cairan dentin conditioner yang berisi asam polycrylate 10% larutan
2. Liquid glass ionomer yang diencerkan, bila asam yang dikandung
adalah sama dengan bahan yang digunakan untuk conditioning.
Cara pengenceran liquid :
Letakkan satu tetes liquid pada mixing slab lalu masukkan cotton
pellet basah ke dalam liquid tersebut.

Tahap Pembersihan/ Conditioning Kavita


Jika digunakan suatu dentine conditioner/ pembersih yang paten ;
1. Satu tetes conditioner diletakkan pada glass mixing pad
2. Satu kapas butiran diletakkan dalam tetesan conditioner ini
3. Kavitas dan fisur di sekitarnya dibersihkan dengan conditioner
selama 10-15 detik
4. Kavitas dan fisur segera dicuci paling sedikit dua kali dengan kapas
butiran yang telah direndam dalam air bersih.
5. Kavitas dikeringkan dengan kapas butiran
6. Tindakan 3-5 diulangji jika kavitas yang dicondition terkontaminasi
dengan saliva atau darah.

87
Jika luquid glas ionomer digunakan sebagai dentine conditioner :
1. Satu tetes liquid diletakkan pada glas mixing pad
2. Satu kapas butiran direndam dalam air bersih
3. Hilangkah kelebihan air pada kapas butiran dengan menyentuhnya
pada kapas gulung, tissue atau kain kasa yang kering
4. Kapas butiran yang lembab itu dicelupkan dalam liquid glass
ionomer
5. Selanjutnya diikuti procedure untuk dentine conditioner, sesuai butir
3-6 diatas.

C. Penumpatan Kavita
 Tahap-tahap prosedur penumpatan kavita satu permukaan :
1. Semua bahan dan instrument yang diperlukan sudah siap
digunakan
2. Gigi harus tetap dalam keadaan kering selama tahap penumpatan
3. Bahan tumpatan diaduk sesuai penjelasan (20-30) detik
4. Adukan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kavitas dan
fissure di sekitarnyha dengan menggunakan ujung yang tumpul
dari applier/carver. Permukaan yang bulat dari suatu medium
excavator digunakan untuk mendorong adukan ke tempat-tempat
yang dalam dan di bawah over hang. Masukkman bahan sedikit

88
berlebihan dan sebarkan glass ionomer tersebut sampai pit dan
fissure pada permukaan oklusal.

5. Ulaskan vaselin pada bagian jari telunjuk dari sarung tangan yang
dipakai
6. Jari telunjuk diletakkan pada bahan
tumpatan glass ionomer lalu ditekan
dengan kuat selama + 30 detik.
Tindakan ini disebut “tehnik tekan
jari” dan akan membuat glass
ionomer beradaptasi dengan kuat ke
dalam kavita.
Gerakan jari anda ke samping
segera setelah bahan tersebut tidak
merekat lagi.
7. Buang kelebihan glass ionomer
denga n carver
8. Oleskan varnish kedap air pada
tumpatan, dan tunggu 30 detik agar
tumpatan kering.
9. Periksa occlusi dan artikulasi /
gigitan. Bila ada peninggian gigit,
sesuaikan dengan carver sampai
dapat menutup mulut secara
normal, oleskan kembali lapisan
varnish.

89
10. Cotton roll dilepas dan
pasien diminta kumur-
kumur agar bahan yang
berlebihan dapat
dibersihkan.

11. Pasien diminta untuk tidak


dipergunakan makan + 1 jam

 Kavita pada permukaan


proximal gigi
1.Tempatkan strip plastic antara gigi-geligi
2.Sisipkan wedge
3.Tarik strip mengelilingi gigi ketika campuran sudah diletakkan
4.Tekan strip/ alat melalui tepi gusi untuk mengurangi bahan jangan
sampai berlebihan
5.Pegang/ fixir strip dengan ibu jari pada sisi labial selama 30 detik
sampai tumpatan sudah betul-betul mengeras.
6.Lepaskan strip dan oleskan varnish

Gbr. Posisi Strip gigi depan

A. Positioning of the strip B. Insertion of wedge


Between the teeth

90
C. Pull the strip around the tooth D. Press the instrument over
While the mixure is setting the margin 10 minimize
excess

Gbr. Posisi gigi belakang. Plastis strip and wedge in position.

T. Band in position

91
V. GLASS IONOMER SEBAGAI SEALANT
Disamping sebagai bahan tumpatan glass ionomer juga digunakan sebagai
sealant/ penutup. Penutup pits anak fissure dengan glass ionomer telah
disarankan untuk mengendalikan caries gigi dan mencegah kerusakan gigi
secara dini. Telah diselidiki adanya kehidupan dari mikroorganisme di
bawah pit dan fissure sealant. Bilamana sealant tersebut menetap utuh, maka
jumlah dari mikroorganisme yang hidup dan tertinggal di bawah sealant
semakin berkurang, sehingga kegiatannya pun berkurang dan tidak dapat
mengakibatkan kerusakan gigi, hal ini disebabkan karena bakteri yang
tertinggal tidak mendapatkan nutrisi. Oleh karena dapat bukti yang
meyakinkan bahwa pit dan fissure sealant dapat menghentikan proses caries.

INDIKASI

Indikasi kimiawi terhadap enamel memungkinkan pengumuman glass


ionomer sebagi sealant. Bahan ini juga melepaskan fluor ke dalam email dan
hal ini menghentikan perkembangan selanjutnya dari caries. Pengalaman
tgelah menunjukkan bahwa sealant dari galas ionomer tetap bertahan pada
pit dan fissure yang dalam dan paling mudah terkena caries.
Sebaliknya sealant dapat lepas sedikit lebih cepat pada pit dan fissure yang
lebih dangkal. Oleh karena itu tempatkan sealant pada pit dan fissure yang
dalam dan mempelihatkan tanda-tanda kerusakan gigi yang dini.

TINDAKAN

Tindakan sealant hanya pada pit dan fissure. Usahakan tidak menutupi cups
gigi.
1. Isolasi gigi dengan gulungan kapas, jagalah lingkungan gigi tetap kering
2. Bersihkan dari kotoran yang menempel pada permukaan gigi dengan
bulatan kapas yang dibasahi air.
3. Buanglah kotoran dari bagian pit dan fissure yang paling dalam dengan
sonde

92
4. Oleskan dentin conditioner ke dalam pit dan fissure selama 10 detik.
5. Cucilah pit dan fissure dengan bulatan kapas yang dibasahi air 2-3 kali
untuk menghilangkan conditioner.
6. Keringkan pit dan fissure dengan bulatan kapas kering
7. Campur glass ionomer dan letakkan ke dalam pit dan fissure dengan
carger, ketika kilauan campuran tidak tampak, tekan campuran dengan
tekanan jari supaya melekat dengan baik. Bila sudah tidak merekat geser
jari ke samping.
8. Buanglah kelebihan tumpatan carver.
9. Oleskan varnish pada sealant, tunggu 30 detik. Jaga permukaan gigi tetap
kering
10. Periksa gigitan, bila terjadap peninggian gigi sesuaikan dengan carver
11. Ulasi lagi tumpatan dengan varnish
12. Buang cotton roll
13. Anjurkan pasien untuk kumur
14. Beritahukan pasien jangan makan 1 jam

VI. PENGAMATAN TERHADAP TUMPATAN DAN SEALANT


Teknik ART dapat diguanakn pada klinikk gigi atau pada kegiatan lapangan.
Misalanya : teknik-teknik ART ini memungkinkan untuk penumpatan dan
sealant di lingkungan sekolah.
Penumpatan dan sealant tidak akan berada pad akondisi yang baik selama-
=lamanya. Ada yang dapat bertahan selama beberapa tahun, sementara yang
lainnya dapat lepas sebelumnya. Ikutilah pedoman ini untuk memperoleh
hasil yang terbaik. Hgal ini akan mengurangi jumlah tumpatan dan sealant.
Pengamatan tersebut lebih mudah dilakukan di sekolah dapat di klinik.

VII. APA YANG HARUS DILAKUKAN DENGAN SEALANT DAN


TAMBALAN YANG GAGAL ATAU YANG MENGALAMI
KERUSAKAN?
Sealant yang gagal atau yang mengalami kerusakan

93
Suatu sealant tampak rusak atau telah hilang sama sekali. Gigi diperiksa
dengan seksama mengenai adanya tanda-tanda karies. Jika permukaan keras,
jangan dilakukan apa-apa. Bila permukaannya mengalami karies, dilakukan
sealing kembali atau dibuat suatu tambalan kecil. Apa yang harus dilakukan
tergangung pada luasnya kerusakan sealant atau karies yang ada. Apabila
suatu kavitas tetap meluas di bawah sealant lama, ikutilah instruksi-instruksi
untuk prosedur kavitas satu permukaan seperti yang telah diterangkan.

Tambalan yang gagal atau yang mengalami kerusakan


Criteria suatu tambalan yang sudah tidak laik atau tidak memuaskan lagi
adalah :
1. Tambalan telah seluruhnya hilang
2. Sebagian tambalan hilang
3. Tambalan retak
4. Tambalan mengalami keausan
5. Pada fisura-fisura dan permukaan gigi di sekitarnya telah terjadinya
karies
 
1. Tambalan telah seluruhnya hilang
Beberapa sebab adalah :
- Terjadinya kontaminasi dengan air liur atau darah sewaktu proses
penambalan
- Adukan bahan tambalan terlalu basah atau terlalu kering
- Tidak semua jaringan karies tidak lunak telah dibuang
- Lapisan email tipis yang tidak didukung telah dibiarkan yang
kemudian pecah.
Adapun alasannya, seluruh kavitas dibersihkan, diberikan dentine
conditioner dan kavitas ditambal ulang seperti yang telah dikelaskan.
2. Sebagian tambalan hilang
Mungkin tambalannya adalah terlalu tinggi atau terdapat gelembung-
gelembung udara dalam bahan tambalan sewaktu ditempatkan ke dalam
kavitas. Bagaimanapun, permukaan gigi dibersihkan dan atau sisi bahan

94
tambahan yang masih ada mula-mula dengan sonde excavator kecil serta
kapas butiran yang basah, sebelum seluruh permukaan dan bahan
dicondition. Isilah rongga dengan suatu adukan glassionomer yang baru
dan diperhatikan agar tambalannya tidak terlalu tinggi.
3. Tambalan retak
Keadaan ini biasanya terjadi pada tambalan-tambalan permukaan ganda
yang terlalu tinggi. Cara perbaikannya sangat tergantung pada letak dari
garis fraktur serta kegoyahannya dari bagian yang retak. Jika bagian
yang retak adalah longga dan dapat dibuang, rongga tersebut dapat
diperbaiki seperti diuraikan pada butir 2. Tetapi bila bagian yang retak
ini tidak dapat dilepas, perbaikan dengan cara ART adalah tidak
mungkin dan harus dilakukan perawatan yang lazim dengan
menggunakan alat bor.
4. Tambalan mengalami kerusakan
Keadaan ini mungkin disebabkan karena pasienb sering makan yang
sangat keras, karena proses pengunyahan atau adukannya terlalu basah
atau terlalu keras. Hal ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun tetapi
mungkin terjadi kehilangan demikian banyaknya bahan tambalan
sehingga tambalan tersebut harus diperbaiki. Seluruh permukaan gigi
dan sisi tambalan harus bersih dant idak terdapat jaringan lunak gigi.
Pada glass ionomer dan dinding kavitas diberi dentin conditioner.
Letakkan suatu lapisan glassionomer yang baru di atas yang lama.
Tambalan diselesikan seperti yang telah dijelaskan.

5. Pada fisura-fisura dan permukaan gigi di sekitarnya telah terjadi karies


Seluruh jaringan lunak dan yang telah mengalami kerusakan
dihilangkan, kavitas baru di sekeliling tambalan dibersihkan dan diisi
sesuai prosedur.

95
SILIKAT
ADALAH
Campuran dari satu atau beberapa metal dengan mercuri (Hg) (missal :
Ag, Sn, Cu, Zn)
 Pemakaian dibatasi pada gigi posterior oleh karena :
- Warna keabu-abuan
- Mudah berubah warna
- Korosi

MERCURY (Hg)
Metal cair dengan daya toxis tinggi dan permukaan mengkilat.

BAHAYA KESEHATAN dari Mercury


Dapat melalui n:
- Absorbs sistematik cairan melalui kulit
- Masuknya uap mercury melalui pernafasan

KETENTUAN
 Mercury tidak boleh dipegang oleh tangan/ jari
 Sisa mercury harus dibersihkan
 Ruang kerja yang terbuka lebih baik dari pada yang ber-AC
 Mercury jangan tersentuh logam lain
 Yang dipakai untuk bidang kesehatan gigi  telah disetujui / didaftar
oleh ADA No. 6

KOMPOSISI ALLOY
Ada 3 type :
- Conventional
- Admixed
- High copper

Convetional Alloy dengan Merk :

96
- Solila
- Amalgam cap
- Degussa
TYPE ALLOY KOMPOSISI (%) PARTIKEL
Conventional Perak (Ag) 65% 2 bentuk :
(Konvensional) Timah (Sn) 29 Lathe cut (+ 200 mµ)
Cu 6 Spherical (+ 40 mµ)
Zn 2
Hg 3

Admixed (campuran) Perak (Ag) 65% Bentuk partikel


2 AgSn + 1 AgSu Timah (Sn) 29 campuran dari spherical
- Partikel Cu 6 + lathe cut
konvensional Zn 2
- Partikel AgCu Hg 3

Ag 65/40
High copper (Ag-Sn-Cu) Sn 27/30
Cu 13/30

Perbedaan komposisi Alloy akan menyebabkan perbedaan sifat dari pada


amalgam.
Ag (perak) : Alloy dengan Ag>>
Amalgam amat keras tetapi lekas berubah warna menjadi
hitam
Sn (timah putih) : Sebagai penolong campuran Alloy – Air raksa, sifat
expansi dalam batas yang baik
Cu (tambaga) : Alloy dengan Cu >>
- Menambah sifat karat
- Menurunkan flow
- Berubah warna
- Cu Oxyde  anti septic

Zn (seng) : Alloy dengan Zn >>


- Menurunkan discoloration

97
- Karat menurun
- Meningkatkan kakerasan amalgam

KETERANGAN :
 Flow : kecenderungan menghindasri tekanan
 Expansi : sifat membesarkan diri
 Kontraksi : sifat mengecilkan diri
 Spheroiding : sifat ingin membulatkan diri

EFEK KOMPOSISI TIAP LOGAM PADA AMALGAM


METAL BERTAMBAH (+) BERKURANG (-)
Perak (Ag) Kekuatran Flow
Discoloration Setting time
Expansi kekuatan

Timah (Sn) Flow Kekuatan pengerasan


Kontraksi expansi
Setting time

Tembaga (Cu) Pengerasan kekuatan Flow


setting time
Tarnish / discoloration

Zinc (Zn) Delayed expansion Kekuatan


Flow
Plastisitas
Massa
Setting time
Warna cemerlang

98
KLASIFIKASI AMALGAM
5. Binary amalgam
Hg + satu mental dalam alloy misalnya Cu amalgam
6. Temary amalgam
Hg + dua metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn) amalgam
7. Quartemary amalgam
Hg + tiga metal dalam alloy misalnya (Ag+Sn+Cu) Amalgam
 Black amalgam
8. Quinary amalgam
Hg + empat metal dalam alloy yaitu (Ag+Sn+Cu+Zn) amalgam \

SIFAT-SIFAT AMALGAM
 KEBAIKAN
6. High crushing strength
7. Tidak larut dalam cairan mulut
8. Adaptasi baik dengan dinding kaviti
9. Mudah dicampur
10. Mudah dipulas
 KEKURANGAN
5. Warna tak sesuai warna gigi
6. Cenderung berubah molekul
- Flow
- Expansi
- Kontraksi
- Speheroiding
7. Edge strength kurang kuat
Tumpatan kelas IV tidak
8. Konduktor yang baik

99
PERBEDAAN SMALL PARTICLE DAN LARGE PARTICLE
KEUNTUNGAN KERUGIAN
SMALL PARTICLE Smooth Carving Hg >> ratio  flow
Fast setting meningkat
LARGE PARTICLE Hg<< ratio  flow Lebih sukar dicarving
menurun

HASIL TUMPATAN AMALGAM YANG BAIK


Tergangung pada 2 hal :
 Pabrik : Komposisi Alloy
Ukuran + bentuk partikel
Cara penyimpanan alloy
 Operator : Alloy : Hg
Triturasi : cara + waktu
Kondesasi
Carving  margin + bentuk anatomi
Pemulasan

MANIPULASI
8. Aplikasi pada kavitas
9. Seleksi daripada alloy
10. Perbandingan Hg : Alloy
11. Triturasi (mencampur)
12. Kondendasi
13. Carving / burnishing
14. Pulas

5. MANIPULASI PADA KAVITA


Reaksi perubahan dimensi dalam amalgam
Hg + Alloy  Amalgam
 
Proses pengerasan diikuti oleh kontraksi dan ekspansi.

100
Phase Permulaan : Kontraksi + 30 menit setelah pencampuran alloy + Hg
yaitu : Absorbsi mercury (Hg) oleh alloy
Pahse selanjutnya : Expansi  setelah 30 menit s/d 18 jam.
Terjadi karena : persenjataan Hg dengan Ag/Cu/Zn
ADA : membatasi perubahan dimensi sampai 24 jam
Sesudah 24 jam  dianggap normal (tak ada/ sedikit perubahan
dimensi)

PERHATIKAN !
 Mengurangi Hg (Hg<)  kontraksi <
 Menambah Hg (Hg<)  ekspansi >
Dengan meninggalkan jumlah Hg yang banyak dalam tumpatan berarti
memperpanjang waktu expansi (tak diharapkan).

Apabila campuran kering  kontraksi akan berkuran g  terjadi celah


antara kavita dengan amalgam sehingga makanan tertumpuk.

6. SELEKSI BAHAN ALLOY


Dalam pemilihan bahan alloy harus diperhatikan factor :
 Ukuran partikel alloy
 Perbandingan alloy dan mercury
 Waktu pengadukan
 Susunan massa amalgam yang akan dikondesasi dalam kavita

7. PERBANDINGAN MERCURY DAN ALLOY


Perbandingan yang dianjurkan pabrik harus diikuti.
Konvensional dan admixed pada umumnya : 46% - 50% Mercury High
Copper Alloy pada umumnya + 43% Mercury

Triturasi

101
Pengaruh tak langsung
Kondensasi
Sifat amalgam
Jumlah Hg
Untuk mencampur Pengaruh langsung
Alloy

Terjadi absorbs Hg oleh Alloy  persenyawaan Hg + Ag

8. TRITURATION (Mencampur alloy dengan Mercury)


Syarat : semua alat/ bahan harus disiapkan lebih dulu agar tidak terjadinya
penyerapan lebih dulu oleh amalgam.
Tiap kelembaban cara kerja akan merubah mercury content dan mengurangi
proses pengerasan.
Bila waktu diperlambat akan terjadi gangguan pada massa amalgam
sehingga terjadinya penyerapan alloy lebih dahulu oleh mercury.
!!!PENGERASAN HARUS DALAM KAVITA
Waktu mulai mencampur sampai selesai kondesasi  tak lebih dari 7 menit

TUJUAN MENCAMPUR
Menghasilkan suatu massa yang dapat ditumpat dengan baik dan juga dalam
waktu bersamaan dapat menghasilkan jumlah Hg yang max. yang dapat
dikeluarkan untuk kondesasi.

AMALGAM SEMPURNA UNTUK DITUMPAT


 Bila mempunyai pegangan yang cukup pada waktu diambil dengan
amalgam plugget
 Waktu ditekan dalam kavita tidak lunak
 Hg keluar semaksimal mungkin

MASSA YANG BAIK

102
Bila sesudah pencampuran massa melakat satu sama lain sedemikian
sehingga kalau dipuung dengan ibu jari akan berbentuk batang dan tak akan
putus pada jarak yang pendek.

MENCAMPUR DENGAN TANGAN


Alat :
Mortar, pestle, gelas, porseln, besi
Waktu : 60 detik
Cara :
Alloy : Hg yang telah ditimbang diaduk secara Pen Grasp/ Palm
Grasp dengan menggunakan mortar yang diletakkan pada meja/
tempat yang keras.

Mencampur dapat dilakukan secara mekanis dengan menggunakan


AMALGAMATOR
 Bila waktu mencampur bertambah factor lain tetap, maka hasil adukan
basah sehingga kontraksi meningkat.
 Bila waktu mencampur berkurang (pendek) maka expansi meningkat
oleh karena amalgam belum tercampur dengan baik.

TEKANAN DAN KECEPATAN WAKTU MENCAMPUR


Cara :
3. Pen Grasp
Cara Pen Grasp lebih dari pada cara Palm Garsp
4. Palm Garsp

PEN GRASP
 Tekanan + 2 pound (1 kg)
 Tekanan ringan sehingga memungkinkan operator memegang dengan
keras dan kecepatan mencampur tinggi
 Tekanan hanya jatuh pada Hg + Alloy
PALM GRASP
 Tekanan 4 pound (2 kg)

103
 Tekanan bertambah  kecepatan mencampur lebih rendah
 Sering terjadi penekanan ke dinding mortar

HASIL PENGADUKAN DAPAT :


4. UNDERMIX
g. Massa Nampak kebu-abuan
h. Amalgam rapuh
i. Sukar untuk kondensasi & carving
j. Pinggiran tumpatan cepat hancur
k. Cepat aus, mudah korosi
l. Expansi besar
5. NORMALIX
f. Massa campuran halus dan meningkat
g. Tidak melekat pada mortar. Bila digoyang mudah lepas
h. Kekuatan, kekerasan maximal
i. Permukaan halus waktu carving
j. Mengkilat & halus waktu dipulas
6. OVERMIX
 Jika amalgam dicampur sampai mengkilat dan melekat pada dinding
mortar dan tak dapat diambil dengan mudah
 Hasilnya  tumpatan dengan kontraksi besar waktu pengerasan.

KESALAHAN PENGADUKAN OVERMIX LEBIH BAIK DARIPADA


UNDERMIX
Mengeluarkan Hg :
Perbandingan alloy + Hg harus dipertahankan selama pencampuran.
Selesai pencampuran  kelebihan Hg dikeluarkan dengan diperas dengan
Kain Porous & Rubber Sheet. Kemudian amalgam tadiu dipulung dengan
Rubber dan diambil sedikit demi sedikit dengan memakai amalgam stopper
kemudian dimasukkan ke dalam kavita lalu dilakukan kondensasi.

5. KONDENSASI AMALGAM

104
Kondensasi alamgam harus segera dimulai setelah selesai pengadukan dan
harus dilakukan secepat mungkin dan sedapat mungkin tidak lebih dari 3
(tiga) menit. Hal ini untuk :
d. Menghindarkan interupsi pada proses pengerasan
e. Agar terjadi adaptasi yang baik dan lengkap pada dinding kavita
f. Jumlah Hg dalam kavita dapat dikontrol.
Makin banyak Hg tinggal pada waktu kondensasi  Expansi semakin besar
Flow semakin besar
Kekuatan berkurang
 Penumpatan amalgam harus dengan kondensasi cukup dan dengan
tekanan yang kuat agar :
- Tumpatan padat, kuat, homogeny
- Adaptasi pada dinding, kavita baik

CARA KONDENSASI
Alat : Amalgam plugger / Stopper
Bentuk : ujung alat : bulat, oval, segitiga
Besar / kecil  tergangung besar kavita
Tekanan yang dipakai harus sebesar mungkin agar Hg yang tinggal
minimum (40-45%)

TEKANAN RINGAN
Jumlah Hg meningkat
Hasil tumpatan tak sama dalam perubahan dimensi, flow dan kekuatan.

TEKANAN RINGAN
Apabila kondensasi dilakukan dengan tekanan besar maka Hg akan
banyak keluar  tujuan dari kondensasi.

6. CARVING/ BURNISHING

105
Setelah amalgam dimasukkan ke dalam vavity dan dikondensasi lalu diukir
sesuai dengan kontur gigi sebelumnya yaitu dikembalikan bentuk
anatominya, titik kontaknya dan kelebihan amalgam dibuang.
Carving dilakukan oleh karena :
- Bentuk contour gigi Berpengaruh
terhadap kesehatan
- Kontak dengan gigi tertangga jaringan sekitarnya
- Anatomi oklusi gigi

Carving dilakukan segera setelahk ondensasi selesai dengan memperhatikan :


- Oklusinya
- Artikulasinya
- Developmental groove
- Lingual ridge
- Titik kontak
- Marginal ridge
- Spill way
Carving menggunakan alat : carver
Cara menggunakan alat : alat diletakkan sebagian pada jaringan gigi dan
sebagian pada tumpatan.
Setelah carving dilakukan burnishing.

BURNISHING
Alat : burnisher
Tujuan : mengkilapkan permukaan tumpatan memadatkan massa amalgam
pada daerah tepi

Instruksi pada penderita :


 Tidak boleh mengunyah pada gigi tersebut
 Sesudah 24 jam kembali untuk dipulas

7. PULAS AMALGAM

106
Dilakukan setelah 24 jam oleh Karen amenurut ADA expansi sudah
maksimal.
Tujuan :
5. Cosmetik baik, oleh karena mengkilat dan halus
6. Marginal kontak baik  menghindari sekudcner karies (karena tidak ada
step)
7. Permukaan halus  mengurangi retensi / pelekatan makanan
8. Permukaan halus mudah sehingga dibersihkan.

Cara :
4. Menghilangkah step dan meratakan permukaan tumpatan dengan :
- Batu hijau (stone bur)
- Vencer bur
5. Menghaluskan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan puimsteen + air
6. Mengkilatkan permukaan tumpatan dengan :
Rubber cup dan polyskryt + air

PEMULASAN SELESAI APABILA SUDAH :


4. Tidak ada step
5. Tidak ada goresan
6. Permukaan halus dan mengkilat

TUMPATAN YANG TAK DIPULAS


Permukaan kasar  lekukkan-lekukan yang amat kecil  menimbun sisa
makanan  menimbulkan aliran galvanis pada permukaan tumpatan 
tarnish  korosi.
Tarnis  pada permukaan oleh karena endapan sulfide
Korosi  prosesnya > dalam dari tarnish

107

Dapat melalui saluran dentin  discoloration  gigi hitam.

PEMAKAIAN WHEEL, yang penting ;


- Tekanan ringan dan rata
- Tak boleh pada satu tempat harus berpindah
- Panas tak boleh berlebihan
- Permukaan harus selalu basah

108
COMPOSITE

ADALAH :
Suatu bahan yang terdiri dari campuran 2 (dua) atau lebih bahan yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan tujuan memperbaiki sifatnya.

G. KOMPOSISI
7. Principal Monomer
Dapat berubah 2 bentuk :
c. Aromatic dimethacrylate system
Yaitu reaksi antara glycidil methacrylate dengan bisphenol A
menghasilkan senyawa BisGMA.
d. Urethane Dimethacrylate
8. Dilvent Monomer
Oleh karena Bis GMA sebagian berupa matrix polimer organic yang
cukup kental maka ditambahkan Methyl Metacrylate yang berfungsi
sebagai pengencer dan untuk memperbaiki sifat.
9. In Organic Filter
Merupakan bahan pengisi yang terdiri dari :
- Borosilicate glass
- Barium aluminium silicate
- Alumino silicate glass
- Quartz
Fungsi bahan pengisi :
- Meningkatkan kekuatan (compressive strength)
- Meningkatan kekerasan dan kekenyalan
- Meningkatkan estetik
- Menurunkan koefisiensi thermal expansion
- Menurunkan kontraksi waktu setting
- Menurunkan thermal setting
Konsentrasi filler : 70-80% berat
10. Silane couping Agent

109
Berfungsi sebagai bonding filler (bahan perekat) antara filler dengan resin
matrix. Bahan organic silane yaitu Vinyl Silane Compound.
11. Polimerisation Inhibitor
Yaitu : monomethyl ether of Hydroquinone
Berfungsi sebagai bahan pengawet dalam penyimpanan. Pemakaiannya
hanya sedikit sekali.
12. Initiator – akivator
Dapat berupa :
- Chemical activation
- Ultra violet light - activation
- Visible light activation

H. BENTUK BAHAN COMPOSITE DALAM KEMASAN :


6. 2 pasta yang terpisah masing-masing pasta mengandung monomer +
filler tetapi satu pasta mengadung activator, satu pasta mengandung
initiator
7. Pasta dan liquid
Bentuk ini terkadang sulit dicampur.
8. Powder dan liquid
Liquid = mengandung monomer + activator
Powder = mengadung catalyst dan filler
9. Satu pasta
Aktivatornya : ultra violet light, visible light
10. Dalam bentuk kapsul

I. SIFAT BAHAN
Bahan komposit melekat pada enamel dengan cara masuk ke daerah porous
yang disebut Resis Tag.
Daerah porous pada enamel didapatkan dengan tehniketsa asam.

Kekurangan :

110
5. Mudah berubah bentuk, oleh karena bagian matrix lebih lemah daripada
filler sehingga mudah terasah oleh pemolesan. Mudah terkontaminasi.
6. Self lite pendek.
7. Iritasi terhadap pulpa meningkat oleh karena danya bahan monomer
sehingga diperlukan basis/ liner.
8. Edge strength menurun sehingga tidak tepat untuk gigi posterior.

Keuntungan :
Oleh karena adanya bentuk cross linkjing (perlekatan antara filler dengan
matrix) mempunyai sifat ;
- Kuat dank eras
- Thermal expansi berkurang
- Estetik baik oleh karena filler dapat membiaskan warna
- Kekuatan dan kekerasan disebabkan oleh adanya filler.

J. INDIKASI COMPOSITE
5. Kavita gigi anterior
6. Frakturf incisivius
7. Kavita servical
8. Restorasi pada discoloration

K. TEHNIK PENUMPATAN
4. Preparasi kavita tetapi tidak perlu ideal seperti preparasi untuk amalgam,
pada prinsipnya jaringan karies dihilangkan. Bila perlu ditambah
undercut.
5. Pada kavita proximal servical fraktur incisivius digunakan matrix yang
dapat berupa :
- Crons form
- Incisal matrix
- Cervical matrix
6. Dilakukan tehnik etsa asam
- Bahan = phosphoric acid 50%

111
- Waktu = 30 detik
- Bahan hanya diulaskan pada enamel saja
- Setelah 30 detik enamel dibersihkan dengan air dan udara  akan
terbentuk porositas enamel.
- Memasukkan bahan yang telah diaduk (mixing/ pengadukan harus
rata, mohogen dan cepat oleh karena waktu polimerisasi pendek.
Pengadukan harus mengunakan spatula plastic)
- Memasukkan bahan harus menggunakan tekanan dengan tujuan :
Mengurangi penyusutan / shringhage
Agar bahan komposit dapat masuk ke daerah enamel yang porous
(tag enamel)
- Tunggu waktu pengerasan secara : kimiawi
Penyinaran ultra violet
Penyinaran halogen

L. MERK DAGANG KOMPOSIT


3. Monomer : Atromatic Dimethacrylate
- Adaptic
- Profile terdiri dari 2 pasta
- Clear file
- Concise
- Nuvavil terdiri dari 1 pasta + penyinaran ultra violet
4. Monomer : Urethane Dimethacrylate
- Isopast terdiri dari 2 masa
- Isosite terdiri dari 1 pasta + penyinaran oltra violet
- Isocap berupa capsul

112
TEKNIK ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT

VIII. PENDAHULUAN
Atraumatic Restorative Treatment (ART) merupakan suatu prosedur
pembuatan jaringan gigi yang terkena karies, dengan menggunakan
instrument tangan serta penambalan kavitas dengan bahan tambal adhesive.
Bahan tambal yang digunakan adalah glassionomer cement.
Glassionomer melekat secara kimiawi pada email dan dentin juga
menghentikan perjalanan penyakit karies gigi, karena secara perlahan-lahan
bahan tersebut melepaskan fluor. ART hanya merupakan salah satu
komponen dari program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang harus
diselenggarakan bersama-sama dengan penyebarluasan informasi tentang
gizi dan pemeliharaan kebersihan mulut dengan pasta gigi berfluor. Perlu
menjadi perhatian bahwa penamhalan ART hanya bisa dilakukan bila gigi
ebrsih dari plak, maka ART sebaiknya merupakan bagian dari upaya
pembinaan kesehatan gigi masyarakat utamanya pada anak sekolah meliputi:
- Upaya promotif : kegiatan penyuluhan dan sikat massal
- Preventif : scaling, tambal ART

WHO
 Telah mengembangkan teknik ART ini beberapa tahun terakhir
 Sebagai salah satu alternative tindakan penanggulangan caries, yang
efektif dan efisien
 Telah dicoba di beberapa Negara berkembang/ Negara maju, seperti :
o Pengungsi
o Masyarakat terasing, tidak memperoleh pelayanan kesehatan gigi
o Masyarakat tanpa aliran listrik
o Masyarakat tersedia aliran listrik tetapi tidak mampu menyediakan
peralatan gigi
Keuntungan ART :

113
 Memberikan lebih banyak perawatan gigi yang rusak, pada tahap dini
 Tidak menakutkan
 Dilakukan dengan biaya rendah
 Dengan demikian kasus pencabutan lebih banyak dapat dicegah
 Tenaga kesehatan gigi dapat membawa seluruh peralatan (hand
instrument, bahan tambal, alat pencabutan) hanya dalam satu tas saja baik
baik sependa, sepeda motor, bis, perahu, dsb
Dengan ditambah PKG kebiasaan dan prilaku dalam bidang kesehatan gigi
yang baik dapat ditanamkan.

IX. FALSAFAH, PRINSIP DAN INDIKASI – KONTRA INDIKASI ART


Falsafah ART
ART merupakan suatu pendekatan pelayana karies gigi yang sangat baik untuk
masyarakat dari semua tingkat social ekonomi. AET berjalan sesuai dengan
kosnep-konsep keseahtan gigi promotif, preventif mutakhir yang menekankan
supaya pembatasan terjadinya luka jaringan akibat perawatan, serta prinsip
pelayanan kesehatan gini.

Prinsip-prinsip ART
Dua prinsip utama dari ART adalah :
- Jaringan karies dibuang dengan instrument tangan saja
- Gigi ditambal dengan bahan tambalan yang melekat erat pada gigi
Pada saat ini ART mengunakan bahan tambal glass ionomer. Alas an
penggunaan glassionomer adalah :
- Glassionomer melekat secara kimiawi pada gigi sehingga tidak perlu
membuang banyak jaringan sehat gigi sewaktu preparasi kavitas
- Tambalan melepaskan fluor untuk mencegah dan menghentikan karies dan
- Warna bahan kurang lebih sama dengan jaringan keras gigi dan tidak
menimbulkan peradangan pada pulpa atau gusi.
Dengan demikian ART sekaligus memberi upaya pencegahan dan pengobatan
dalam satu tindakan.

114
Indikasi ART :
- Karies dini dinamakan kavita baru mencapai enamel dan dentin yang dapat
dijangkau dengan instrument ART
- Pit & fissure yang dalam
- Kerusakan/ l esi pada cervical gigi

KONTRA INDIKASI ART :


- Terdapat pembengkakan atau fistula di dekat gigi yang bersangkutan
- Pulpa gigi terbuka
- Gigi sudah lama terasa sakit dan akan kemungkinan terdapat inflamasi
karies dari pulpa
- Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan
- Kavitas adalah kavitas proksimal, tetapi tidak dapat dicapai dari arah
proksimal atau oklusal.

X. TINDAKAN PERSIAPAN DALAM PELASKANAAN ART


Tindakan meliputi :
5. Penciptaan suatu lingkungan kerja yang baik di dalam maupun di luar
mulut
6. Pemahaman tentang penggunaan dan pemeliharaan instrument
7. Pemahaman metode pengendlaian infeksi silang
8. Pemahaman tentang cara penggunaan bahan glassionomer

5) Penciptaan lingkungan kerja yang baik


c. Keadaan di luar mulut
(6) Sikap kerja dan posisi dari operator

115
Operator duduk dengan tegap di kursi,
punggung tegak, paha sejajar dengan
lantai serta kedua kaki rapat pada lantai.
Garis antara kedua mata horizontal dan
kepala agak tunduk ke depan untuk dapat
memandang mulut pasien. Tinggi kursi
diatur sedemikian rupa sehingga operator
dapat melihat geligi pasien dengan jelas.
Jarak antara mata operator dan gigi pasien adalah antara 30 dan
35 cm. tinggi kursi disesuaikan dengan focus mata operator.

116

Anda mungkin juga menyukai