Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL

Periodontal Membran

Oleh:

Azifah Shafa I. 021811133098 Devy Putri K. 021811133108


Salma Kamila S. 021811133099 Jihan 021811133109
Natasya Fauzia 021811133102 Vindy Juliska M. 021811133110
Janice Hamdani 021811133103 Khusnul Rahmawati 021811133111
Saphira Firdausi 021811133104 Kemas Bramantya 021811133112
Siti Rahmawati 021811133105 Afrida Fania R. 021811133113
Salsabila Nurmalia 021811133106 Annisa Sabrina I. 021811133114
M. Ali Maksum 021811133107

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................... 1


BAB I. Pendahuluan ................................................................................................................. 2
BAB II. Alat dan Bahan Praktikum ......................................................................................... 3
BAB III. Hasil Praktikum ......................................................................................................... 4
BAB IV. Pembahasan .............................................................................................................. 5
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 11

1
BAB I
PENDAHULUAN

Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi


dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak
terlepas dari soketnya. Jaringan periodontal terdiridari gingiva, tulang alveolar, ligament
periodontal, dan sementum. Gingiva adalah satu-satunya bagian periodontium yang terlihat
pada pemeriksaan rongga mulut.

2
BAB II
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

A. Alat Praktikum
1) Mikroskop

B. Bahan Praktikum
1) Sediaan

3
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

1. Sharpey Fibers
2. Sisa epithellial mallasez
3. Cellular cementum dengan cementosit
4. Tulang alveol
5. Periodontal Membrane
6. Dentine
7. Dentino Cemento Junction (DCJ)

4
BAB IV
PEMBAHASAN

Diantara cementum dan tulang terdapat membran periodontal yang terdiri atas sabut
kolagen, fibroblast dan kapiler darah. pada Sisa-sisa Epithellial Mallazes yang tampak di
sebelah kanannya, di mana sel-sel tersebut pada inflamasi dapat berproliferasi menjadi Kista
Radikuler. Kista radikuler adalah suatu kavitas tertutup atau kantung patologis pada ujung
akar gigi (periapikal), berisi massa setengah padat atau cairan yang dilapisi oleh jaringan
epitel[1] . Kista ini diklasifikan ke dalam inflammatory odontogenic cyst, yaitu kista yang
timbul sebagai akibat dari proses peradangan atau inflamasi pulpa gigi yang tidak dirawat
sampai menyebabkan inflamasi hingga pulpa mengalami kematian atau menjadi nekrosis.

1 Sharpey Fibers
Sabut kolagen antara tulang dan cementum, di mana sabut kolagen yang masuk dan
terbenam ke dalam matriks tulang dan cementum.

2 Sisa Epithellial Mallazes


ERM dihasilkan dari fragmentasi sel dari selubung akar epitel Hertwig (HERS),
tingkat apikal dari email epitel internal dan eksternal, yang merangsang diferensiasi sel
ektomesenkim menjadi odontoblas, mensekresi dentin akar. Sel ektomesenkim juga
menginduksi diferensiasi periodonsium penyisipan. Setelah kejadian ini, sel mengalami
fragmentasi dan tetap sebagai pulau sel epitel yang tersebar di ligamen periodontal dan
akhirnya di pulpa.
ERM membantu dengan homeostasis periodonsium, dengan peran dalam pembaruan
kolagen dalam ligamen periodontal, serta sekresi protein enamel dan protein matriks
tulang oleh sel-sel epitel dan enzim spesifik ini. Sebagai bagian dari proses ini, ERM
melepaskan mediator inflamasi seperti prostaglandin dan protein enamel seperti
amelogenin dan amelin. Yang terakhir ini juga mempromosikan pelepasan protein
matriks tulang, BMP-2, osteopontin, osteoprotegerin dan sialoprotein, protein yang
membantu dalam fase perbaikan dan regenerasi periodontal, selain berkontribusi untuk
perbaikan sementum itu sendiri.

5
3 Cellular Cementum dengan Cementocyte
Cementum adalah jaringan ikat khusus yang menutupi lapisan terluar matriks
terkalsifikasi pada permukaan akar, dengan peran utama untuk menghubungkan
periodontal ligamen ke permukaan akar. Pembentukan sementum ditandai dengan
aposisi di seluruh tahap fungsional kehidupan gigi. Karena serat kolagen dari ligamen
periodontal mengalami pembentukan kembali, pembentukan sementum aselular yang
memberikan perlekatanuntuk serat Sharpey sebagai proses yang berkelanjutan.
Cementum secara historis telah diklasifikasikan menjadi sementum cellular dan
acellular dengan inklusi atau non-inklusi cemen-tocytes. Secara umum, sementum
acellular bentuknya tipis dan menutupi akar serviks, sedangkan sementum cellular lebih
tebal dan menutupi akar apical. Sementum mengandung dua jenis serat, yaitu serat
ekstrinsik (Sharpey) yang merupakan ujung serat serat utama dan serat intrinsik yang
merupakan serat sementum yang tepat. Dipercayai bahwa serat ekstrinsik disekresikan
oleh fibroblast dan sebagian cemen-toblast disekresikan oleh onlycementoblas. Ada
tiga tipe sementum antaranya ‘Sementum ekstrinsik acellular (AEFC)’ mengandung
serat ekstrinsik padat dan tidak ada semen. AEFC corre-sponds ke sementum aselular
klasik, Cement sementum serat intrinsik seluler (CIFC) yang berisi serat intrinsik dan
sel-sementu, Cement sementum campuran stratifikasi seluler (CMSC) sesuai dengan
sementum seluler klasik. CMS mewakili seluruh sementum seluler yang terdiri dari
CIFC dan AEFC yang terstratifikasi. Sementum seluler dengan serat intrinsik dan
ekstrinsik sering ditemukan dalam CMSC. Jenis sementum ini tidak diklasifikasi secara
khusus dan dianggap sebagai sub-varietas CIFC dalam klasifikasi saat ini.

4. Tulang Alveolar
Merupakan bagian maksila atau mandibula yang membentuk dan mendukung soket
gigi. Tulang alveolar terbagi menjadi: external plate of cotical bone, inner socket wall
(alveolar bone proper), dan Cancellous trabuculae. Tulang alveolar terdiri dari 2
komponen, yaitu:
a. komponenseluler: terdiri dari osteoblas dan osteoklas
b. intercellular matrix: terdiri dari matrix anorganik (Ca, P, ion  membentuk kristal
hidroxy apatite), matrix organic (90% kolagen, osteocalcin, osteonectin).
Tulang alveolar memiliki kemampuan untuk remodeling, yaitu kemampuan untuk dapat
memperbaiki diri. Contohnya, pada gigi yang telah dicabut, maka soket dari gigi yang
telah dicabut tersebut dapat menutup dengan sendirinya. Remodeling pada tulang

6
alveolar dapat mempengaruhi ketinggian, kontur, dan densitas dari tulang alveolar.
Terdapat 3 area remodeling tulang alveolar, yaitu: di ligamen periodontal, periosteum
daerah bukal atau fasial, dan permukaan endosteal (Antonio et al, 2006).

5. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah jaringan ikat yang tidak terkalsifikasi dan merupakan
jaringan penyokong gigi yang terletak diantara dua jaringan yang termineralisasi yaitu
sementum dan tulang alveolar (Kawase et al, 2008).
Elemen paling penting pada ligamen periodontal adalah principal fibers yang terdapat
berkas-berkas kolagen. Bagian ujung dari principal fibers yang masuk ke dalam
sementum dan tulang disebut sharpey’s fibers. Kolagen adalah protein yang tersusun
dari asam amino, bagian yang terpenting adalah glycine, proline, hydroxylycine, dan
hydroxyproline. Jumlah kolagen dalam jaringan ditentukan oleh kandungan
hydroxyproline (Carranza, 2006).
Kolagen disintesis oleh fibroblas, kondroblas, osteoblas, dansellain. Beberapa jenis
kolagen, dapat dibedakan dari yang lain dengan melihat komposisi kimia, distribusi,
fungsi, dan morfologinya. Principal fibers sebagian besar disusun oleh kolagen tipe 1,
sedangkan serat retikuler yang disusun dari kolagen tipe 3 dan kolagen tipe 4 banyak
ditemukan pada basal lamina (Yoshinori et al, 2002).

6. Dentin
Dentin merupakan salah satu jaringan keras gigi yang terletak di bawah lapisan
enamel yang menyusun sebagian besar gigi. Struktur dentin hampir sama dengan tulang
namun dentin dibentuk oleh odontoblas dimana pembentukan dentin dikenal dengan
dentinogenesis. Dentin terdiri dari 70% kristalhidroksi apatit (anorganik), 18% zato
rganik yang tersusun dari kolagen, substansi dasar mukopolisakarida, dan 12% air. Tipe
modifikasi dari dentin dikenal dengan dentin sekunder dan dentin tertier. Dentin yang
termineralisasi bersama dengan pulpa membentuk suatu hubungan yang disebut dengan
kompleks dentin-pulpa yang bertanggung jawab dalam memelihara vitalitas gigi.
Secara mikroskopis, dentin terdiri dari berbagai struktur diantaranya tubulus dentin,
peritubulus dentin, intertubulus dentin, predentin, dan prosesusodontoblas. Masing-
masing struktur memiliki kegunaan seperti tubulus dentin memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap permeabilitas dentin terhadap jaringan. Secara histologis dentin
terdiri atas :

7
a. Tubulus Dentin
Tubulus dentin merupakan kanal-kanal yang memanjang dari daerah pulpa sampai ke
batas dentin-enamel. Tubulus dentin berbentuk seperti garis-garis yang tersusun
mengikuti arah mahkota dan garis-garis ini menyerupai huruf S. Tubulus yang terletak
dekat dengan puncak akar dan tepi insisal bentuknya lebih lurus. Perbandingan antara
dentin yang berada pada permukaan luar dengan dentin yang berada pada permukaan
dalam adalah 5:1 sehingga tubulus-tubulus memiliki jarak yang lebih jauh antara satu
dengan yang lain pada daerah garis permukaan luar, sementara pada daerah
permukaan dalam jarak antar tubulus lebih dekat. Tubulus-tubulus dentin pada daerah
yang berdekatan dengan pulpa memiliki diameter yang lebih besar (3-4 μm) dan lebih
kecil pada permukaan luar (1 μm). Tubulus dentin memiliki cabang lateral di seluruh
dentin dimana tubulus ini diisi oleh kanalikuli atau mikrotubulus. Beberapa tubulus
dentin memanjang sampai beberapa millimeter pada batas dentin-enamel yang disebut
dengan enamel spindle.

Gambar 1. Tubulus dentin normal

b. Peritubulus Dentin
Dentin yang mengelilingi tubulus dentin disebut dengan peritubulus dentin yang
termineralisasi 40% lebih banyak daripada intertubulus dentin dan dua kali lebih tebal
pada permukaan luar dentin daripada permukaan dalam dentin.
c. Intertubulus Dentin
Secara keseluruhan dentin tersusun atas intertubulus dentin yang terletak antara
tubulus atau lebih spesifik lagi terletak diantara daerah peritubulus.

8
Gambar 2. A. Peritubulus dentin. B. Intertubulus dentin

d. Predentin
Predentin terletak berdekatan dengan jaringan pulpa dengan lebar sekitar 2- 6 μm, dan
lebar ini tergantung pada aktivitas odontoblas. Predentin merupakan pembentukan
awal dari dentin dan predentin tidaklah termineralisasi. Serat kolagen bertanggung
jawab dalam proses mineralisasi antara dentin dan predentin, dimana predentin
menjadi dentin dan terbentuk sebuah lapisan baru dari predentin.

Gambar 3. Predentin

e. Prosessus Odontoblas
Prosessus odontoblas merupakan perpanjangan sitoplasma dari odontoblas.
Odontoblas terletak di sekitar pulpa yaitu diantara batas pulpa dengan predentin dan
prosessusnya memanjang sampai tubulus dentin. Prosessus odontoblas memiliki
diameter terbesar pada daerah di sekitar pulpa (3-4 μm) dan meruncing kira-kira 1 μm
memasuki dentin. Badan sel dari odontoblas memiliki diameter kira-kira 7 μm dan
panjangnya 40 μm.

9
Gambar 4. Prosessus odontoblas

7. Dentino Enamel Junction (DEJ)


Dentino enamel junction merupakan struktur kompleks pada gigi manusia yang
berperan dalam memisahkan enamel yang keras dan rapuh dengan dentin yang lentur
dan kuat. Adanya tekanan yang diberikan saat mastikasi akan disalurkan dari
permukaan oklusal gigi menuju ke dentino enamel junction dan akhirnya ke dentin.
DEJ merupakan zona hipomineralisasi dengan ketebalan 30 mikron dan merupakan
bagian yang berada diantara dua jaringan serta berfungsi dalam menambah kekuatan
gigi saat mastikasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Antonio Nanci, Bosshdart DD. 2006. Structure of periodontal tissues in health and disease.
Periodontology 2000. Vol. 40: 11-28.
Carranza Fermin A, Michael G Newman, Henry Takei. 2006. Clinical Periodontology. 10th
edition. Pp: 36-45.
Kawase T, Sato S, Miakke K, Saito S. 2008. Alkaline Phosphatase of Human Periodontal
Ligament Fibroblast-Like Cell. Adv.Vent.Res 2 (2): 234-239.
Silva, Bianca. 2017. Epithelian Rests of Malassez: From Latent Cells to Active Participation
in Orthodontic Movement. Dental Pess J Orthod. 22(3): 120-121.
Yamamto, Tsuneyuki. 2016. Histology of Human Cementum: its Structure, function, and
development. Japanese dental Science Review. 52(3): 65.
Yoshinori Saito, Tatsuya Yoshizawa, Fumio Takizawa, Mika Ikegame, Osamu Ishibashi,
Kazuhiro Okuda, Kohji Hara, Kotaro Ishibashi, MasuoObinata, Hiroyuki Kawashima.
2002. A Cell Line with Characteristics of the Periodontal Ligament Fibroblasts is
Negatively Regulated for Mineralization and Runx2/Cbfa1/Osf2 Activity, Part of
Which Can be Overcome by Bone Morphogenetic Protein-2. Journal of Cell Science
115 (21); 4191-4200

11

Anda mungkin juga menyukai