Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah :Dental Anatomi Dan Histologi

Dosen Pembimbing :Asriawal,S.SiT , M.Mkes

MAKALAH

RONGGA PULPA

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 5 (Lima)
Kelas : A/Tk. 1
Prodi : D-IV Terapi Gigi

1. Istiqama Aprilia Antoni (PO714261221022)


2. Junianti Parebusa Saleng (PO714261221023)
3. Kevin (PO714261221024)
4. Kintan Andi Resta (PO714261221025)
5. Nurul Hidayatulnisa (PO714261221038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Rongga Pulpa”

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada


Dosen pembimbing, Penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu krtikik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja
yang membacanya.

Makassar, 7 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rongga Pulpa
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Pulpa
2.1.1 Embriologi Jaringan Pulpa
2.1.1.1 Awal Pembentukan Jaringan Pulpa
2.1.1.2 Pembentukan Akar
2.1.1.3 Pembentukan Saluran Akar Lateral Dan Foramen Apikalis
2.1.2 Pembagian Daerah Anatomi Pulpa dan Pengaruh Kerusakan Enamel dan Dentin
Terhadap Jaringan Pulpa
2.1.2.1 Anatomi Pulpa
2.1.2.2 Inflamasi Pulpa
2.1.3 Histologi Jaringan Pulpa
2.1.3.1 Sel-Sel Pada Jaringan Pulpa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rongga Pulpa


Pulpa gigi merupakan jaringan ikat yang kaya pembuluh darah dan saraf, yang
terdapat dalam rongga gigi. Jaringan pilpa merupakan salah satu jaringan tubuh yang khusus,
karena letaknya yang dibatasi oleh dinding dentin. Pulpa memiliki 5 fungsi utama yaitu:
Induktif, Formatif, Nutritif, Defensif, Dan Sensasif. Fungsi Formatif pulpa yang dimaksud
adalah kemamouan pulpa dalam pembentukan dentin saat pembentukan gigi dan selama
kehidupan gigi secara terus menerus dengan kecepatan rendah. Pembentukan dentin dapat
dilakukan dengan 3 cara :
1.) Mensintesis dan Mensekresi Matriks Anorganik
2.) Memasukkan komponen anorganik kedalam matriks dentin yang baru terbentuk
3.) Mneciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
Fungsi defensif pulpa salah satunya adalah pembentukan dentin sebagai respon
odontoblas terhadap cederah, terutama jika ketebalan dentin telah berkurang atau
kesinambungan dentin telah terputus. Namun, dentin baru yang terbentuk memiliki
kemampuan protektif dengan kualiatas dibawah dentin fisiologis. Fungsi defensif lainnya
adalah kemampuan pulpa dalam menetralisir atau meniadakan infasi mikroorganisme
penyebab karies kedalam pulpa maupun zat-zat toksik, dengan respon inflamasi dan
imunologi.
Bagian Pulpa Terdiri Dari :
a. Tanduk Pulpa (Pulp Horn)
Tanduk pulpa merupakan perpanjangan pulpa di mahkota kedalam tonjol gigi. Pada prosedur
restorati tanduk pulpa dapat terbuka karena jaraknya dengan dentin sangat dekat (Walton &
Torabinejad, 2008)
b. Ruang Pulpa (Pulp Chamber)
Berada dibagian tengah mahkota gigi.
c. Saluran Gigi (Pulp Chanal)
Saluran gigi pulpa memanjang dari mahkita gigi sampai ke ujung akar. Sementara itu pulpa
merupakan bagian lunak didalam gigi yang berisi pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat.
Umumnya, perawatan saluran akar gigi dilakukan untuk mengatasi nyeri yang disebabkan
oleh peradangan atau infeksi pada pulpa.
d. Foramen Apikal (Foramen Apical)
Adalah tempat masuknya jaringan pulpa ke rongga pulpa berupa lubang didaerah ujung akar
gigi.
e. Supplementary Canal
Adalah percabangan saluran pulpa berjumlah dua atau lebih yang berada di dekat apikal
(ujung akar).
f. Orifice
Adalah pintu masuk yang menghubungkan ruang pulpa dengan salurannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jaringan Pulpa


2.1.1 Embriologi Jaringan Pulpa
2.1.1.1 Awal Pembentukan Pulpa
Pembentukan pulpa gigi dimulai sekitar minggu keenam kehidupan uterin , pada saat
pemulaan perkembangan gigi. Jaringan pulpa berasal dari sel oktomesenkim (Berasal dari
neural crest) dari papila dentalis. Oleh suatu interaksi kompleks dengan epitelium,
oktomesenkim ini memulai dan mengontrol perkembangan struktur gigi. Oktomesenkim
dibawah daerah epitelial yang menebal menandai gigi-gigi sulung mendatang berkembang
biak dan memulai membentuk jaringan kapiler untuk mendukung aktifitas bahan gizi/nutrisi
dari kompleks oktomesenkim – epitelium. Daerah pada oktomesenkim ini adalah papila gigi
mendatang dan sesudah itu pulpa. (Grossman, 1995).
Diferensiasi odontoblas dari sel oktomesenkim yang tak terdiferensiasi dituntaskan
melalui interaksi sel dengan molekul pensinyal yang diperantarai lamina basalis dan matriks
ekstrasel. Ekspresi berbagai faktor pertumbuhan dari sel-sel membran email dalam akan
memulai proses diferensiasi. Dalam perkembangan gigi, hanya sel yang berada diseblah
laminabasalis yang akan bereplikasi penuh menjadi odontoblas. Sel anak yang tidak
bereplikasi penuh yang berasal dari odontoblas tetap berada di regio subodontoblas sebagai
preyodontoblas. (Walton, 2008).
Pembebentukan dentin oleh odontoblas menandai konfersi papila dentalis menjadi
pulpa. Pembentukan ini dimulai dengan pembentukan/junctional complex & gap junctional
yang luas antara odontoblas dan deposisi matriks tak termineralisasi pada puncak cusp.
Deposisi berjalan kearah servriks (apeks) dalam pola yang ritmik dan reguler dengan deposisi
rata-rata 4,5/hari. (Walton, 2008).
Bahan dasar pulpa terdiri atas 75% air dan 25% bahan organik yaitu:
Glukosaminoglikan, Glikoprotein, Proteoglikan dan Fibroblas sebagai sintesis dari kondroitin
dan dermatan sulfat. Jaringan pulpa bertekanan 20-30 mmHg.
Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-urat
saraf dan pembuluh-pembuluh daerah yang mensuplai dentin. Urat-urat saraf ini mengirimkan
rangsangan seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, dimana hal ini dialami sebagai rasa
sakit.
2.1.1.2 Pembentukan Akar
Sel epitelium email dalam mekanjutkan membelah dan dengan demikian
meningkatkan ukuran benih gigi. Selama pertumbuhan ini, epitelium email dalam
mengadakan invaginasi lebih dalam ke dalam organ email, dan pertemuan epitelium email
email luar dan dalam pada pinggiran (rim) organ email menjadi daerah nyata yang disebut lup
(loop) servikal. Invaginasi yang dalam dari epitelium email dalam dan pertumbuhan cervical
loop yang sebagian melingkungi papila gigi mulai memberi bentuk mahkota. Keadaan ini
disebut perkembangan tingkat lonceng (bell stage). (Grossman, 1995).
Dari cervival loop ini dimulailah pembentukan akar yang diawali dengan terjadinya
proliferasi struktur epitel yang bersatu, yang kini membentuk lapisan ganda dari sel (bungkus
epitel akar hertwig). Bungkus epitel akar ini sama dengan epitel email bagian dalam dan
bertindak sebagai stimulus dan cetakan / pola bagi diferensiasi odontoblas dan pembentukan
dentin akar. (Walton, 2008).
Pola proliferatif bungkus akar secara genetik menentukan dan mengantur apakah
bungkus akar itu akan lebar atau sempit, lurus atau bengkok, menutup mendadak atau
perlahan-lahan dan besar atau sempit, lurus atau bengkok, menutup mendadak atau pendek.
Akar yang dihasilkan berupa akar jamak jika bagian-bagian lupus akar yang berhadapan
berpolirefasi baik secara horizontal maupun vertikal. Pola proliferasi bungkus akar dan
diferensiasi yang progresif serta pematangan odomtoblas akan mudah diketahui jika ujung
akar tengah berkembang dilihat secara mikroskopis. (Walton, 2008).
Setelah dentin pertama (Dentin Matle) terbentuk, membran basalis dibawahnya
membuka, dan sel-sel bungkus akar yang paling dalam mensekresi bahan seperti hyalin yang
di anggap akan menjadi anameloid diatas dentin yang baru terbentuk, ini adalah lapisan
hyalin hopewell smith, yang akan membantu mengikat dentin dengan sementum yang akan
segera terbentuk. Fragmentasi bungkus akar hertwigh juga memungkinkan sel-sel folikel yang
sedang tumbuh lewat dan berkontak dengan permukaan dentin yang baru terbentuk. Disini
sel-sel akan berdiferensiasi menjadi sementoblas dan akan memulai pembentukan sementum
yang pada akhirnya nanti akan berfungsi sebagai tempat melekatnya serabut-serabut
periodonsium utama yang sedang berkembang. (Walton, 2008).

2.1.1.3 Pembentukan Saluran Akar Lateral dan foramen apikalis


a.Saluran Akar Lateral
Saluran akar lateral atau disebut juga saluran akar tambahan adalah saluran yang
menghubungkan pulpa dengan ligamen periodontium. Saluran akar tambahan ini terbentuk
jika bungkus akar yang terletak disuatu regio tertentu pecah sebelum pembentukan dentin.
Hasilnya adalah komunikasi secara langsung antara pulpa dengan ligamen periodontium
lateral via saluran melalui dentin. Saluran akar lateral juga terbentuk jika pembuluh darah,
yang normalnya lewat diantara papila dentis dan folikel dentis yang sedang berkembang,
menjadi terperangkap didalam bungkus epitel akar yang sedang berproliferasi. (Walton,
2008).
b.Foramen apikalis
Akibat bungkus epitel akar berproliferasi kearah bawah, dan menjauhi mahkota,
bungkus epitel ini askan membungkus lebih banyak papila dentis sehingga hanya tinggal satu
lubang basal (apikal) yang tertinggal. Lubang ini merupakan lubang keluar masuk utama bagi
pembuluh darah dan saraf yang memasuki pulpa. Ketika alar selesai berkembang, foramen
apikalis menjadi lebih kecil dan eksentris.

2.1.1.4 Pembentukan Periodontium


Jaringan periodontium tumbuh dari jaringan fibroseluler yang berasal dari
ektomesenkim yang mengelilingi gigi yang sedang berkembang (folikel dentis). Sejumlah sel
dari folikel ini berproliferasi dan menghasilkan kalogen dan matriks. Matriks ini kemudian
menjadi termineralisasi sebagai suatu sementum. Kolagen, yang dihasilkan oleh fibroblas
yang terletak dibagian tengah folikel dan menjadi terorganisasi di daerah ekstrasel, juga
tertanam di dalam sementum yang baru terbentuk ( serabut sharpey ). Secara serentak, sel-sel
di daerah paling luar folikel berdiferensiasi kedalam osteoblas dan membentuk tulang (bundel
tulang) yang akan menjadi tempat melekat sabut-sabut utama di daerah perifer. Daerah di
antara bundel serabut utama periodontium akan tetap tinggal menjadi jaringan ikat jarang
areolar yang akan menjadi tempat lewatnya pembuluh darah dan saraf. Sel-sel yang tidak
terdiferensiasi atau terdiferensiasi sebagian memiliki potensi membentuk sementoblas,
osteoblas atau fibroblas yang baru, bergantung pada stimulus lingkungannya.

2.1.2 Pembagian Daerah Anatomi Pulpa dan Pengaruh Kerusakan Enamel, Dentin, dan
sementum terhadap jaringan pulpa.
2.1.2.1 Anatomi Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak dari bagian gigi, umumnya jaringan pulpa mengikuti
garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan
bentuk gigi saluran pulpa mengikuti akar gigi. Jaringan pulpa berasal dari sel ektomesenkim.
Sel ini mengontrol perkembangan struktur gigi dan pembentukan jaringan kapiler untuk
mendukung aktivitas suplai bahan makanan dari kompleks ektomesenkim epitelium. Pulpa
memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai pembentuk, penahan, mengandung zat-zat makanan,
mengandung sel-sel saraf sensori. Fungsi permulaan dari pulpa gigi adalah membentuk
dentin. Sistem yang sensorik yang kompleks dari pulpa ialah mengontrol peredaran dan
sensasi rasa sakit.
Bentuk anatomi pulpa dibagi dua menurut lokasinya yaitu:
1.)Pulpa koronal yang berlokasi di ruang pulpa dibagian mahkota gigi termasuk tanduk pulpa
yang berhubungan langsung dengan garis insisal dan ujung cups.
2.)Pulpa radikular yang berada di saluran akar / kanal pulpa yang berhubungan dengan
jaringan periapikal melalui foramen apikalis. Saluran tambahan sering terjadi dibagian lateral
menuju jaringan periodontal. (Lundeen et al, 2000).
Bagian-bagian pulpa:
1.) Ruang pulpa: Rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selalu
tunggal.
2.) Tanduk Pulpa: Ujung dari ruang pulpa.
3.) Saluran pulpa / Saluran akar: Rongga yang terdapat pada bagian akar gigi.
4.) Foramen Apikal: Ujung daru saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu
lubang kecil.
5.) Supplementary kanal: Beberapa akar gigi yang mungkin mempunyai lebih dari satu
foeramen. Dalam hal ini saluran tersebut mempunyai dua atau lebih cabang dekat apikalnya
yang disebut multiple foramine/supplementary canal
6.) Orrifice/Eritrance into the pulp canal: Pintu masuk ke saluran akar gigi saluran pulpa
dihubungkan dengan ruang pulpa.
2.1.2.2 Inflamasi Pulpa
Inflamasi merupakan mekanisme penting yang diperlukan tubuh untuk
mempertahankan diri dari bahaya seperti kerusakan jaringan, invasi mikroorganisme, antigen
dan bahan asing yang dapat menganggu keseimbangan serta dapat memperbaiki gangguan
struktur dan fungsi jaringan.
Jaringan pulpa dapat mengalami iritasi yang disebabkan berbagai hal misalnya
mikroorganisme, mekanis, kimia dan termis yang mengakibatkan pulpa memberikan respon
yang dikenal dengan inflamasi. Iritasi oleh mikroorganisme menyebabkan karies pada
enamel, dentin dan inflamasi pada pulpa mikroorganisme di dalam karies menghasilkan
toksin yang berpenetrasi kedalam pulpa melalui tobulus dentin.
Pulpa mengalami inflamasi, dikenal dengan pulpitis merupakan respon protektif yang
sangat diperlukan oleh gigi untuk mengembalikan pada keadaan sebelum terkena trauma
untuk memperbaiki diri.

Dua jenis inflamasi kronis gigi yang pulpanya terbuka secara klinis dapat dikenali:
1.) Pulpitis kronis, berasal dari pulpa terbuka yang disebabkan karena karies atau trauma
2.) Pulpitis hiperplastik kronis, kelanjutan dari reaksi pulpitis kronis yang berangsur lama
sehingga jaringan pulpa mengalami hiperplastik.

2.1.3 Histologi Jaringan Pulpa


Secara histologi pulpa dibagi dua daerah berdasarkan perbedaan morfologinya yaitu:
1.) pulpa zonaperifer, berlokasi dibagian parifel pulpa berdekatan dengan dentin. Daerah
tersebut terdapat deretan sel odontoblas, dibagian tengah terdapat lapisan subodontoblas atau
disebut zona bebas sel dari weil dimana pleksus kapiler dan serabut saraf kecil berada.
2.) Pulpa zona sentral, berlokasi dibawah zona bebas sel yang merupakan bagian utama pulpa.
Daerah ini disebut juga zona kaya sel, terdapat pembuluh darah besar, saraf, sel utama
febroblas dan komponen ekstra seluler. (Pashley et al 2002).
Dentin dan pulpa benar-benar merupakan kompleks jaringan, oleh karena itu
pembahasan mengenai pulpa, terutama odontoblast, dan meliputi pembahasan mengenai
pembentukan dentin dan pematangannya. Selain itu jaringan keras yang mengelilingi pulpa
berpengaruh pada respons fisiologis jika pulpa dalam keadaan sakit.
Tampilan pulpa bervariasi sesuai dengan usia dan stimulasi internalnya. Dibawah
mikroskop cahay, suatu gigi permanen muda yang telah berkembang sempurna menunjukkan
aspek-aspek arsitektur pulpa yang khusus. Di daerah sebelah luar (perifer) berseblahan
dengan predentin adalah lapisan ododntoblas. Diseblah daam lapisan lapisan ini adalah daerah
yang relatif bebas dari sel, disebut juga daerah miskin sel atau zona weil. Diseblah dalam dari
zona weil adalah zona kaya akan sel, yang merupakan daerah dengan konsentrasi sel yang
lebih banyak. Di pusat pulpa terletak daerah yang mengandung sel-sel dan cabang utama saraf
dan pembuluh saraf dan pembuluh darah dan disebut sebagai inti pulpa.

3. Sel-sel Pada Jaringan Pulpa


a. Odontoblast
Odontoblast merupakan sel yang paling utama dari jaringan pulpa. Odontoblast membentuk
suatu lapisan tunggal di daerah parifer dan mensistetis matriks, yang akan menjadi
termineralisasi dan disebut detin. Dikamar pulpa, odontoblast relatif besar dan berbentuk
kolumner. Bagian servikal dan tengah akar berisi odontoblast yang bentuknya hampir seperti
kubus, dan di daerah apeks odontoblast cenderung lebih terlihat mendatar (skuamus). Secara
bermakna, morfologi sel pada umumnya mencerminkan aktivitas fungsionalnya dan sel-sel
yang lebih besar memiliki kapasitas mensintesis matriks lebih banyak.
Sel odontoblast terdiri atas dua komponen struktural dan fungsional utama, yakni badan sel
dan procesus. Badan sel terletak persis di bawah matriks dentin yang tidak termineralisasi
(predentin). Processus meluas ke dentin dan predentin melalui tubulus. Sampai dimana
tubulus prosesus menembus dentin melalui tubulus. Sampain dimana tubulus menembus
dentin telah menjadi bahan perdebatan para ahli anatomi bertahun-tahun lamanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini,
yaitu: Pulpa gigi merupakan jaringan ikat yang kaya pembuluh darah dan saraf, yang
terdapat dalam rongga gigi. Jaringan pilpa merupakan salah satu jaringan tubuh yang
khusus, karena letaknya yang dibatasi oleh dinding dentin. Pulpa memiliki 5 fungsi
utama yaitu: Induktif, Formatif, Nutritif, Defensif, Dan Sensasif.
Bentuk anatomi pulpa dibagi dua menurut lokasinya yaitu:
1.)Pulpa koronal yang berlokasi di ruang pulpa dibagian mahkota gigi termasuk
tanduk pulpa yang berhubungan langsung dengan garis insisal dan ujung cups.
2.)Pulpa radikular yang berada di saluran akar / kanal pulpa yang berhubungan
dengan jaringan periapikal melalui foramen apikalis. Saluran tambahan sering terjadi
dibagian lateral menuju jaringan periodontal. (Lundeen et al, 2000).
Bagian-bagian pulpa:
1.) Ruang pulpa: Rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan
selalu tunggal.
2.) Tanduk Pulpa: Ujung dari ruang pulpa.
3.) Saluran pulpa / Saluran akar: Rongga yang terdapat pada bagian akar gigi.
4.) Foramen Apikal: Ujung daru saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa
suatu lubang kecil.
5.) Supplementary kanal: Beberapa akar gigi yang mungkin mempunyai lebih dari
satu foeramen. Dalam hal ini saluran tersebut mempunyai dua atau lebih cabang dekat
apikalnya yang disebut multiple foramine/supplementary canal
6.) Orrifice/Eritrance into the pulp canal: Pintu masuk ke saluran akar gigi saluran
pulpa dihubungkan dengan ruang pulpa.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6756067/
Tugas_Mandiri_Konservasi_I_BIOLOGI_JARINGAN_PULPA_DAN_P
ERIRADIKULER_Pembimbing

https://www.alodokter.com/seperti-ini-prosedur-perawatan-saluran-akar-
gigi#
Grossman, 1995, Walton, 2008, Lundeen et al, 2000, Pashley et al 2002.

Dental Morfologi, Drg. Johny Angki, Asriawal, S.Si.T, M.Mkes, Syamsuddin Abubakar,
S.Si. T, M.Mkes 2013.

Anda mungkin juga menyukai