Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

Gigi terdiri atas berbagai jaringan berbeda yang menyusunnya. Secara


umum, gigi tersusun atas 3 lapis jaringan yaitu enamel, dentin, dan pulpa. Pulpa
merupakan bagian tengah dari gigi yang tersusun atas jaringan ikat dan sel-sel
odontoblas. Pulpa gigi berada dalam jaringan keras yang meliputi dentin, enamel,
sementum, dan memberikan dukungan mekanis yang kuat serta perlindungan dari
lingkungan mulut yang kaya akan mikroba.
Pulpa sendiri terdiri atas berbagai jaringan, seperti jaringan limfe atau cairan
getah bening, jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan vena. Pulpa juga terbagi
atas berbagai bagian seperti tanduk pulpa (pulp horn), ruang pulpa (pulp
chamber), saluran gigi (pulp canal), foramen apikal, supplementary canal,dan
orifice. Fungsi dari pulpa juga bermacam-macam, mulai dari fungsi induktif,
formatif, nutritif, defensive, hingga sensitif.
Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling
sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang
terbuka jika diberikan stimulus termal, taktil, osmotik dan mekanis, seperti
menyikat gigi, makan makanan manis dan asam, dan minuman dingin atau panas.

BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kompleks Dentin Pulpa
Dentin adalah jaringan ikat yang membentuk sebagian besar gigi. Bagian
mahkota dilapisi enamel dan bagian akar dilapisi oleh sementum, serta dikelilingi
dan dilindungi oleh pulpa. Dentin ini lebih keras dibandingkan tulang, tetapi lebih
lembut jika dibandingkan dengan enamel. Dentin memiliki sensitivitas yang tinggi
terhadap stimulus.
Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan gigi.
Oleh karena itu, secara anatomis dentin sangat berhubungan erat dengan pulpa,
karena dentin dan pulpa memiliki jaringan penyusun yang sama, maka disebutlah
kompleks dentin dan pulpa. Secara embriologi dan fisiologi, dentin dan pulpa
saling berkaitan satu sama lain. Hal ini berkenaan dengan fungsi pulpa itu sendiri:
1. Formative. Pulpa memproduksi dentin yang mengelilinginya.
2. Nutritif. Pulpa memberikan nutrisi ke dentin melalui avaskular
(pembuluh darah).
3. Protektif. Saraf pada pulpa mengakibatkan dentin menjadi sensitif.
4. Reparatif. Proses regenerasi, yakni pulpa dapat menghasilkan dentin baru
ketika dibutuhkan.
2.2 Pengertian Dentin
Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh
lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih
banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material
organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak 10 % dan material
anorganik 70 %.
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah
mahkota ditutupioleh email, sedangkan di daerah akar oleh sementum. Secara
internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa. Dentin tersusun atas bahan
anorganik (70% berat), yang sebagian besar adalah hidroksi apatit, dua puluh
persen bahan organik, yang sebagian besarnya (90%) adalah serabut kolagen, dan
air, 10%. Sebagian besar kolagen adalah kolagen tipe 1 walaupun kadang-kadang
terdapat sedikit tipe V. Matriks yang bukan kolagen antara lain terdiri atas

fosfoprotein, proteoglikan, protein yang mengandung g-karboksiglutamat,


faktor pertumbuhan, dan lipid.
Pada struktur dentin, terdapat pembagian tipe-tipe dentin:
1. Dentin Primer
Dentin primer adalah dentin yang pertama sekali dibentuk. Pembentukannya
terjadi hanya pada masa pertumbuhan gigi sampai dengan gigi erupsi. Dentin
primer dibentuk secara cepat sebelum foramen apikal sempurna. Dentin primer
lebih banyak mengandung mineral dibandingkan dentin sekunder. Lapisan terluar
dari dentin primer yang disintesis pada awal pembentukan dentin disebut mantel
dentin. Sedangkan lapisan dalam dekat pulpa, disebut circumpulpal dentin.
Circumpulpal dentin terbentuk setelah pembentukan mantle dentin.
2. Dentin Sekunder
Setelah dentin primer terbentuk, selanjutnya adalah pembentukan dentin
sekunder. Dentin sekunder ini dibentuk setelah proses erupsi dan pergantian gigi
serta berlangsung selamanya. Dentin sekunder terbentuk setelah foramen apikal
sempurna dan dibentuk lebih lambat. Secara fisiologis, dentin sekunder
didepositkan mengelilingi tepi pulpa selama pulpa masih vital, sehingga ruang
pulpa secara progresif akan menyempit seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
terjadi selama lingkungan di sekitar struktur dan jaringan gigi tetap stabil dan
konstan tanpa ada trauma ataupun rangsangan dari luar.
3. Dentin Tersier
Dentin tersier dibentuk oleh stimulus yang bervariasi, contohnya adalah
atrisi (gigi yang terkikis), karies, dan prosedur restorasi gigi. Berbeda dengan
dentin primer dan dentin sekunder yang terbentuk sepanjang batas dentin dan
pulpa. Dentin tersier hanya dibentuk oleh sel sel yang dipengaruhi stimulus
tertentu. Kualitas dan kuantitas dentin tersier yang terbentuk bergantung pada
intensitas dan durasi stimulus. Dentin tersier dapat mempunyai tubulus
berkelanjutan dengan dentin sekunder, bisa jarang dan tidak teratur, bahkan bisa

tidak ada sama sekali. Dentin tersier terbagi menjadi 2 (dua) yakni dentin
reaksioner dan dentin reparatif.
4. Tubulus dentin
Prosesus odontoblast ditemukan di dalam kanal kanal dentin. Kanal-kanal
itu disebut juga sebagai tubulus dentin. Prosesus odontoblast adalah bagian sel
odontoblast berupa serabut serabut. Selain prosessus odontoblast, didalam
tubulus dentin juga ditemukan cairan tubulus dentin. Cairan ini merupakan cairan
yang miskin protein namun kaya fosfat yang berfungsi untuk mensupply nutrisi.
Cairan ini dihasilkan oleh odontoblast (protoplasma). Plexus Rashcow juga
ditemui didalam tubulus dentin. Plexus Rashcow merupakan saraf penerima rasa
sakit yang nantinya akan diteruskan ke otak.
5. Dentin Peritubular (Intratubuler)
Dentin peritubular merupakan silinder tipis yang mengelilingi rongga
(lumen) tubulus dentin. Berbeda dengan dentin intertubular, dentin peritubular
memiliki mineral yang lebih banyak sedangkan kolagennya lebih sedikit.
Pembentukan dentin peritubular terjadi di dalam tubulus dentin setelah
terbentuknya dentin intertubular. Semakin bertambahnya usia, dentin peritubular
dapat melenyapkan tubulus dentin di sebelah perifer. Pelenyapan tubulus dentin
mengakibatkan terbentuknya dentin sklerotik. Dentin sklerotik ini dapat
menurunkan permeabilitas dentin sehingga pulpa terlindungi.
6. Dentin peritubular
Dentin peritubular adalah dentin yang melapisi tubulus. Dentin peritubular
menjadi lebih besar, secara bertahap mengisi tubulus dengan material
terkalsifikasi, yang melaju dari pertautan dentin ke arah pulpa.
7. Dentin Interglobuler
Dentin interglobuler adalah daerah pada dentin yang tidak termineralisasi
atau hipomineralisasi. Dimana area globular tidak menyatu sehingga tampak
seperti ruang kosong. Dentin interglobuler terletak di antara mantle dan
circumpulpal dentin. Interglobular sering diperdebatkan kemiripannya dengan

Tomes granular layer (TGL), dan beberapa studi menyatakan bahwa keduanya
identik hanya berbeda ukurannya saja, sedangkan penelitian yang lain
menyebutkan bahwa dentin interglobuler adalah daerah hipomineralisasi mirip
predentin bukan TGL.
2.3 Pengertian Pulpa
Pulpa adalah bagian di tengah-tengah gigi yang terdiri dari jaringan hidup
yaitu jaringan ikat dan sel yang disebut odontoblast. Pulpa gigi merupakan bagian
dari kompleks dentin pulpa (endodontium). Vitalitas kompleks pulpa dentin, baik
selama kesehatan dan setelah cedera, tergantung pada aktivitas sel pulpa dan
proses signaling yang mengatur perilaku sel.
Pulpa adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini
adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari
dentin yang mengelilinginya. Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh
tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap
perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan
jika misalnya pulpa terkena cedera.
Bagian-bagian pulpa :
a. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada
bagian tengah korona gigi dan selalu tunggal. Sepanjang kehidupan
pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin
sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
b. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa
c. Atap kamar pulpa, terdiri dari dentin yang menutup kamar pulpa
sebelah oklusal atau insisisal.
d. Dasar pulpa, yaitu bagian terdasar dari kamar pulpa yang berwarna
lebih gelap dari daerah di sekitarnya
e. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat
pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar
sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai
lebih dari sebuah saluran.
f. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada
apeks akar berupa suatu lubang kecil.
2.4 Histological Pulpa

a. Lapisan Odontoblas
Sel odontoblast adalah sel yang paling utama dari jaringan pulpa. Hal ini
dikarenakan odontoblast berperan dalam dentinogenesis. Selama dentinogenesis,
odontoblast membentuk dentin dan tubulus dentin. Sel ini terdiri dari dua
komponen struktural dan fungsional utama, yakni badan sel dan prosesus
sitoplasmiknya. Badan sel terletak persis di bawah matriks dentin yang tidak
termineralisasi (predentin) dan membentuk daerah odontoblastik. Sedangkan
prosesus meluas ke dentin dan predentin melalui tubulus. Fungsi utama
odontoblas selama hidup pulpa adalah memproduksi dan mendeposisi dentin.
Dentinogenesis, osteogenesis dan sementogenesis memiliki proses yang serupa
sehingga odontoblast, osteoblast, dan sementoblast memiliki karakteristik yang
sama. Pada masing-masing sel dihasilkan matriks yang mengandung serat
kolagen, protein nonkolagen dan proteoglikan yang mampu mengalami
mineralisasi. Perbedaan yang signifikan antara odontoblast, osteoblast sama
sementoblast adalah karakter morfologi dan anatomi yakni hubungan antarsel dan
struktur mineral yang dihasilkan. Bentuk osteoblast dan sementoblast adalah
poligon sampai kubus, sedangkan odontoblast berbentuk silinder/tabung.
b. Sel Fibroblas.
Sel fibroblas adalah sel predominan pulpa. Sel ini terlihat sebagai jaringan
khusus yang mampu mengalami diferensiasi jika diberikan signal yang tepat. Sel
ini dapat berasal dari sel mesenkim pulpa yang tidak berkembang atau dari bagian
fibroblas itu sendiri. Fungsi fibroblas adalah mensintesis serabut kolagen.
Kolagen yang disintesis adalah kolagen tipe I dan tipe III.
c. Makrofag
Makrofag adalah monosit yang meninggalkan aliran darah menuju jaringan
dan dibedakan menjadi subpopulasi yang bervariasi. Sebagian besar subpopulasi
dari makrofag aktif dalam endositosis dan fagositosis. Karena pergerakan dan
aktivitas fagosit dari makrofag, makrofag dapat bertindak sebagai pemakan dan
menlenyapkan sel darah merah yang telah rusak, sel sel mati dan benda.
2.5 Teori Hidrodinamik

Berdasarkan teori hidrodinamik tersebut, rasa nyeri terjadi akibat


pergerakan cairan di dalam tubulus dentin. Pergerakan cairan di dalam tubulus
dentin diakibatkan adanya rangsangan yang mengakibatkan perubahan tekanan di
dalam dentin dan mengaktifkan serabut syaraf tipe A yang ada disekeliling
odontoblas atau syaraf di dalam tubulus dentin, yang kemudian direspon sebagai
rasa nyeri. Aliran hidrodinamik ini akan meningkat bila ada pemicu

seperti

perubahan temperatur (panas atau dingin), kelembaban, tekanan udara dan


tekanan osmotik atau tekanan yang terjadi di gigi.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. Pulpa merupakan suatu rongga
yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Oleh karena itu, secara
anatomis dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa, karena dentin
dan pulpa memiliki jaringan penyusun yang sama, maka disebutlah kompleks
dentin pulpa. Paparan dari dentin melalui gesekan, trauma, atau karies

menghasilkan reaksi pulpa yang mendalam yang cenderung untuk mengurangi


dentin permeabilitas dan merangsang pembentukan dentin tambahan. Reaksireaksi ini disebabkan oleh perubahan fibroblas, saraf, pembuluh darah,
odontoblast, leukosit, dan sistem kekebalan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai