a). Primary Dentine
Dibentuk secara cepat selama proses pertumbuhan dan perkembangan gigi,
dibentuk sebelum foramen apical sempurna
Mineralnya lebih banyak dibandingkan secondary
Terletak pada tepi/mengelilingi ruang pulpa
Lapisan terluar dari dentin primer yang disintesis pada saat awal pembentukan
dentin (dentinogenesis) disebut mantle dentin.
Mantle dentin hanya sedikit sekali mengandung mineral dibandingkan lapisan
lain dari dentin primer (circumpulpal dentin), dibentuk setelah mantle dentin.
b) Secondary dentine
Memiliki struktur yang tidak beraturan.
Hanya sedikit mengandung mineral daripada dentin primer.
Lebih keras dan lebih opaque sehingga kuman/bakteri tidak dapat masuk/dapat
diminimalis.
c) Tertiary dentine
Nama lain : Reactionary or reparative or irregular secondary dentine.
Merupakan reaksi atau respon dari odontoblast oleh karena adanya irritasi
yang utamanya terjadi selama proses secondary dentinogenesis yang
disebabkan oleh dental abrasi, atrisi, preparasi kavitas, erosi atau dental caries.
d) Mineralized dentine
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu : intertubular dan peritubular (intratubular)
dentin.
Peritubular dentin terletak dinding tubuli, Kalsifikasi : tinggi, dibentuk oleh
karena adanya rangsangan dari eksternal atau irritation.
Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak
dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email
yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya
adalah air sebanyak ± 10 % dan material anorganik 70 %.
Dentin ada 3 macam yaitu primer dentin, sekunder dentin, dan tertier dentin.
Primer dentin adalah dentin yang dibentuk sewaktu masih dalam kandungan. Sekunder dentin
(irregular dentin) adalah dentin yang terbentuk karena pacuan-pacuan yang dialami oleh
odontoblast misalnya oleh rangsangan mekanis, panas, kimia atau yang paling utama rangsangan
oleh karena karies gigi. Tertier dentin adalah dentin yang terbentuk oleh karena adanya
rangsangan terhadap odontoblast pada perawatan endodontic seperti pulp capping direct atau
amputasi vital.
Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah email. Tapi di bagian akar dentin
tidak ditutupi oleh email melainkan oleh sementum.
Di bagian bawahnya, dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. Pulpa adalah suatu rongga yang
berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Oleh karena itu secara anatomis, dentin sangat
berhubungan erat dengan jaringan pulpa. Kebanyakan ilmuwan menganggap dentin dan pulpa
adalah satu jaringan dan membentuk pulp-dentin complex.
Batas dentin dengan email adalah ujung-ujung tubulus dentin memasuki daerah email
membentuk arkaden-forming. Dengan sementum, batas dentin tidak teratur. Kadang-kadang
ujung-ujung odontoblas disini mengalami pengapuran. Bagian dari dentin, dimana pada dentin
interglobular ini komposisi bahan organisnya lebih besar. Di bawah miroskop, bagian dentin ini
terlihat berwarna agak gelap. Mineralisasi dari dentin interglobular ini semakin bertambah
dengan meningkatnya umur.
Pada daerah perbatasan antara dentin dan sementum banyak dijumpai serat Tomes. Tubulus
dentin dijumpai memanjang dari arah perifer ke pulpa. Bagian tubulus dentin yang menonjol ke
email disebut ujung-ujung serat Tomes. Hasil penyelidikan dari Ketterl (1961 dan 1965)
menyatakan bahwa jumlah tubulus dentin tidak berubah selama hidup, tetapi penampang
melintangnya semakin kecil dan pada daerah-daerah tertentu dapat tersumbat sama sekali. Di
bagian dalam tubulus dentin ini dijumpai suatu massa protoplasma dimana selain berfungsi
sebagai pemberi makan dentin, juga dapat menghindarkan rangsangan-rangsangan dari
permukaan gigi kearah pulpa. Setiap rangsangan mekanis, panas, kimia (bisa juga produk bakteri
yang mengenai ujung-ujung odontoblas) akan dihantarkan ke pulpa dan menimbulkan rasa sakit.
Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin atau karena gigi
tersebut patah, maka gigi akan sensitif terhadap perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak
dengan makanan panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin
berisi cairan seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler pada jaringan
pulpa. Dengan tereksposnya tubuli dentin, cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke
arah luar yaitu perbatasan email dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf gigi.
Akibatnya syaraf gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak dan terasa sakit.