Anda di halaman 1dari 11

Nama : Mutia Triyanti Angkotasan

NIM :4211181055

Kelompok Diskel 2

Diskusi kelompok 1
1. Uraikan kondisi gigi yang dikeluhkan pasien!
Jawaban
Perempuan 9 tahun
KU
 Gigi belakang kiri bawah sakit saat mengunyah serta minum digin
Pemeriksaan klinis
 Lesi karies luas meliputi bagian oclusal dan bagian bucal gigi molar 1 tetap kiri
RB (36)
 Perkusi,ept (+)
 linu saat dilakukan test dingin menggunakan endo-ice
Gambaan radiography
- Lesi karies dalam hampir mendekati pulpa
- terdapat lesi di apical
- lamina dura menghilang
- ruang periodontal ligament melebar
- akar belum terbentuk sempurna
- geligi campuran in erupsi 35 dan 37

2. Jelaskan anatomi, histologi dan fisiologi gigi yang dikeluhkan sesuai kasus, serta
bagaimana keadaan akar giginya!
Jawaban
ANATOMI
Gigi 36
HISTOLOGI
Enamel
• Enamel rods : bagian mineral yang paling banyak berbentuk seperti key hole yang
tersusun rapat membentuk formasi dan memberikan gambaran bergelombang pada
permukaan gigi apabila dilihat secara makroskopis
• Hunter schreger : garis gelap terang dari DEJ hingga ke permukaan enamel yang terlihat
pada potongan longitudinal
• Stria of retzius : garis pertumbuhan yang searah dengan pertumbuhan enamel secara
incremental atau selapis demi selapis
• Enamel lamella : seperti daun tipis dari DEJ hingga ke permukaan, dan jalur invasi
• Enamel tuffs : bagian yang kurang terkalsifikasi / tipis
• Enamel spindle : perpanjangan dari proc odontoblas atau ujung ujung dari saraf perifer
yang ada di dalam pulpa
• Perykimata : gambaran bergelombang pada permukaan akhiran manifestasi SOR searah
DEJ
• Dentino Enamel Junction : bagian perbatasan antara enamel dengan dentin
Dentin
• Mantle dentin : bagian yang pertama kali dibentuk pertama kali dengan susunan yang
lebih lunak dibandingkan dengan enamel dan berada pada DEJ atau bagian dentin yang
menempel dengan enamel, mantle dentin juga mengandung mineral
• Circumpulpal dentin : komponen utama dari dentin dan berisi matriks kolagen dan
kristal mineral dan berbentuk setelah pembentukan mantle dentin
• Contour line of owen : seperti SOR di enamel dan variasi dari hasil metabolism dentin
• Predentin : berada diantara lapisan odontoblast yang ada pada pulpa dengan dentin yang
sudah terkalsifikasi dan merupakan dentin yang masih muda dan baru terbentuk
• Tubuli dentin : merupakan bagian dari dentin berbetuk seperti tabung (pipa pipa kecil)
dari DEJ hingga ke dentin, di dalamnya berisi proc odontoblas dan juga dentinal fluida
• Lateral microtubule : merupakan percabangan dari tubuli dentin dan menghubungkan
antara tubuli dentin yang satu dengan yang lainnya
• Dentinal Fluida : merupakan suatu cairan di dalam tubuli dentin yang terbentuk dari
hasil filtrasi darah dari kapiler pulpa, dan berperan dalam mekanisme terjadinya
hipersensitivitas dentin.

PULPA:
Terbentuk dari ephitelial cap saat pembentukan gigi. Lapisan terluar pulpa adalah
lapisan terdalam dentin, yaitu odontoblas. Dibawahnya adalah cell rich zone yang kaya
akan ujung saraf sendorik dan kapiler darah. Jaringan pulpa terdiri dari sel mesenkim, sel
fibroblas, serat kolagen, ground substance, kapiler, dll.
Elemen pulpa seperti jaringan ikat fibrous yaitu sel Elemen pulpa seperti jaringan ikat
fibrous yaitu sel – sel, jaringan sel, jaringan – jaringan dan subtansi dasar. Perbedaan
jaringan dan subtansi dasar. Perbedaan dengan jaringan ikat biasa adalah sifat
fisiopatologisnya karena pulpa berada pada tempat tertutup.
a) Odontoblast
b) Zona subodontoblast (plexus syaraf dan kapiler)
- cell free zone of Weil
- Cell – rich zone
c) Pulp core

FISIOLOGI
Enamel
Melindungi bagian yang lebih lunak dan vital yang ada dibawahnya. Sebagai fungsi
protektif dan juga formatif. Serta menimbulkan atau meneruskan stimulus yang
dihasilkan dari suatu rangsangan.

Dentin
1. Dentin Primer
Dentin primer merupakan dentin yang pertama kali terbentuk seiring dengan berjalannya
pertumbuhan gigi. Dentin ini terbentuk dari mulai pembentukan gigi sampai gigi tersebut
erupsi sempurna dan merupakan bagian terbesar dari gigi. Matriks dentin primer
terbentuk dengan cepat pada saat perkembangan gigi. Lapisan terluar dari dentin primer
terletak tepat dibawah enamel, secara histologis dentin primer memiliki tubulus dentin
yang lebih banyak daripada dentin sekunder.
2. Dentin Sekunder
Dentin sekunder merupakan dentin yang terbentuk secara terus menerus seumur hidup,
mulai dari gigi erupsi sempurna sampai berfungsi secara fungsional.
Setelah pembentukan dentin primer selesai, odontoblas memasuki fase istirahat barulah
dentin sekunder diproduksi dan membentuk deposit dentin yang fisiologis.Dentin
sekunder yang terbentuk lebih lambat daripada pembentukan dentin primer.
3. Dentin Tertier
Dentin tertier adalah reparasi atau pemulihan setelah terjadinya injuri pada banyak suatu
jaringan. Apabila lesi mengenai dentin, respon pulpa akan mendeposit lapisan dentin
tertier pada tubulus dentin primer atau sekunder yang berhubungan dengan lesi tersebut.
Pembentukan dentin tertier tergantung pada odontoblas yang terlibat dalam proses injuri.
Untuk dentin tersier terbagi lagi menjadi reaksioner,reparatif dan sklerotik. Untuk dentin
reaksioner : terjadi apabila lesi masih berada di enamel atau dentin kemudian terhentuk
dentin baru di predentin oleh odontoblas layer. Lalu untuk dentinr reparatif : terjadi
apabila lesi sudah menyebabkan terekspos nya pulpa yaitu dengan cara menggantikan sel
odontoblas yang hilang dengan jaringan mesenkim/stem cell.
Untuk dentin sklerotik : terjadi apabila kerusakan di dentin dan odontoblas tertarik ke
tubuli yg kosong kemudian diisi dengan mineral.

PULPA
Fungsi utama pulpa gigi adalah fungsi formatif, yaitu berperan dalam membentuk
odontoblas yang akan membentuk dentin.Fungsi lainnya adalah :
1. Induktif, menginduksi pembentukkan email dengan mengembangkan sel odontoblas
yang dapat membentuk dentin.
2. Nutritif, menyediakan nutrisi yang diperlukan bagi pembentukkan dentin.
3. Defensif, membentuk pertahanan dari invasi bakteri atau benda asing yang masuk
melalui tubuli dentin.
4. Sensatif, memberikan rasa atau sensasi sebagai respons terhadap berbagai
rangsangan.

3. Buat diagnosa dan diagnosa banding kasus berdasarkan tanda dan gejala klinis serta
gambaran radiography?
Jawaban
Diagnosis:
Pulpitis irreversible ( simtomatik)

4. Kerusakan mahkota yang luas menimbulkan keluhan nyeri, jelaskan proses munculnya
nyeri serta rencana perawatan untuk mengurangi keluhan!
Jawaban
Pulpitis reversible → terjadi inflamasi terus menerus → bakteri masuk sampai pulpa →
mengenai saraf C fiber → pulpitis irreversible

Nyeri dengan stimulasi


Stimulus (panas, dingin, manis, mekanis, kimia) → Dentin terexpose dan tubuli dentin
terbuka → Tubular plugs dan smear layer hilang → Perbedaan tekanan osmotic →
Pergerakan cairan dentin (dingin,manis =cairan tertarik keluar) (panas = cairan terdorong
kedalam) → Merangsang saraf a-delta → terbentuk potensial listrik → ganglion
trigeminus →pons → Turun ke traktus trigeminus → Thalamus → diproyeksikan ke
cortex cerebri → Rasa nyeri (brm 321 baru tau itu nyeri ,brm 45 persepsi nyeri tajam) →
Nyeri dapat terasa apabila telah mengenai atau dentin telah terbuka ,apabila lesinya masih
berada dipermukaan enamel pasien belum merasakan nyeri apapun.

Nyeri tanpa stimulasi


Pulpitis reversible → pulpitis irreversible → meningkatnya inflamasi di pulpa →
mengenai C fiber (sakit berdenyut, spontan) → serabut saraf proprioseptik perioradikuler
terinflamasi (mengakibatkan tes perkusi sakit) → vasodilatasi pembuluh darah →
keluarnya mediator inflamasi akibat pergerakan cairan di pembuluh darah → pergerakan
dari limfatik tidak diimbangi filtrasi cairan dari kapiler → terbentuk eksudat mediator
prostaglandin, bradykinin keluar → keluar venula dia are teriritasi pulpa → sel inflamasi
membuat tekanan pada akson sensorik (A dan C fiber) → menyenai saraf neuropeptide
dan SSP sehingga menimbulkan nyeri.

Gigi 36
Karies hingga ke pulpa → iritasi pulpa → respon inflamasi (pengeluaran mediator
inflamasi seperti limfosit, makrofag dan sel plasma) → vasodilatasi → kerusakan
odontoblast → eksudasi cairan inflamasi → peningkatan tekanan intrapulpa → terus
menerus → nekrosis pulpa → inflamasi menuju foramen apikalis → inflamasi
periodontal → periodontitis apikalis.
Pulpitis ini merupakan sutu proses inflamasi yang terjadi akibat Bakteri yang masuk
kedalam pulpa karena terjadi proses demin oleh bakteri terlebih dahulu dan terjadilah
infalamsi.

5. susun rencana perawatan dan tatalaksana kasus dengan lengkap !


Jawaban
Apeksogenesis gigi 36 dengan menggunakan kalsium hidroksida Ca(OH)2.

Pengertian Apeksogenesis :
Suatu perawatan pulpa vital pada gigi yang akarnya belum tumbuh sempurna, untuk
memberikan kesempatan pada akar gigi melanjutkan pertumbuhan dan menutup apeks.2
Perawatan yang dapat dilakukan adalah secara pulpotomi. Pulpotomi berarti mengangkat
jaringan pulpa sampai atau dibawah garis servikal gigi. Pulpotomi dangkal
memungkinkan jaringan keras bagian akar untuk tumbuh lebih kuat.

Indikasi apeksogenesis :
Untuk gigi tetap muda vital, peradangan ringan, gigi-gigi dengan apeks terbuka dan akar
belum terbentuk sempurna disertai kerusakan pulpa pada bagian korona tetapi
diperkirakan pulpa pada akar masih sehat. Mahkota harus cukup utuh dan dapat
direstorasi.

Kontraindikasi apeksogenesis :
Pada gigi yang mengalami avulsi dan replantasi atau sangat goyang, gigi dengan fraktur
akar horizontal yang tidak baik yaitu dekat dengan margin gingiva, pembengkakan akibat
peradangan, fraktur mahkota yang berat sehingga memerlukan tumpatan dengan retensi
intraradikuler, dan karies yang tidak dapat ditumpat lagi.

Tatalaksana :
• pemeriksaan radiografi untuk memastikan keadaan gigi baik secara fisiologis dan
patologis
• anestesi lokal terlebih dahulu karena keadaan pulpa yang masih vital
• pemasangan isolator karet dan desinfektan pada area kerja dengan antiseptic
• Buat arah masuk ke kamar pulpa dengan bur steril dengan pendingin air secara
terus menerus, dimana semua atap pulpa dibuang tidak boleh ada dentin yang
menggantung ataupun tanduk pulpa yang tertinggal
• Bagian koronal pulpa lunak di ambil dengan ekskavator yang besar, tajam, dan
steril atau bisa juga dengan menggunakan kuret periodontal
• irigasi secara perlahan dengan air steril untuk membersihkan sisa dentin yang
tertinggal
• pendarahan yang terjadi dapat dikendalikan dengan meletakan kapas basah steril
diatas potongan pulpa. Ketika pendarahan berhenti, kamar pulpa disterilkan
• Sediakan kalsium hidroksida dalam bentuk pasta yang dibuat dengan air atau
pasta komersial yang terdiri dari kalsium hidroksida dan methyl cellulose (pulpdent)
kemudian aplikasikan pada pulpa yang telah di amputasi.
• Padatkan dan tekan pada pulpa dengan menggunakan gulungan kapas steril.
• Pengisian dengan kalsium hidroksida pada pulpa paling tidak 1 sampai 2 mm, lalu
aplikasikan suatu bahan dasar semen (seng-oksida-eugenol atau seng fosfat)
• tutup dengan restorasi sementara atau restorasi akhir bisa dengan bahan resin
komposit atau GIC
• Evaluasi dari hasil perawatan apeksogenesis dapat dilakukan melalui dua cara.
Pertama : setelah dilakukan perawatan dan akar tertutup sempurna, pulpa vital tetap dapat
terjaga dan pulpotomi dengan bahan Ca(OH)2 masih dapat dipertahankan dengan syarat
pasien rajin melakukan kontrol secara berkala setiap 3 atau 6 bulan sekali.
Kedua : jika setelah perawatan dan akar telah tertutup sempurna, maka pulpotomi dengan
bahan Ca(OH)2 dapat dibongkar dan digantikan dengan teknik pulpektomi dengan bahan
gutta perca.

Dalam apektogenesis ada beberapa tindakan, yaitu :


 Protective liner
 Indirect pulp trestment
 Direct pulp cap
 Partial pulpotomy for carious exposure
 Partial pulpotomy for traumatic exposure

Tindakan yang termasuk kedalam kasus yaitu indirect pulp treatment


Indirect pulp treatment dapat dilakukan dengan indikasi gigi permanen dengan diagnosa
pulpa normal atau pulpitis tanpa keluhan atau dengan diagnosa pulpitis reversibel.
Penegakan diagnosanya dilakukan dengan pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan klinis
dan prognosis gigi dapat sembuh dari gangguan karies. Tujuannya yaitu restorasi akhir
harus dapat menjaga bagian interna gigi termasuk dentin dari kontaminasi lingkungan
oral. Kevitalan gigi harus dipertahankan. Tidak ada gambaran resorpsi interna atau
eksterna atau perubahan patologis lainnya. Gigi dengan akar yang belum sempurna akan
melanjutkan perkembangan akarnya dan apeksogenesis. Sedangkan direct pulp cap
diindikasi pada gigi dengan lesi karies kecil atau terpapar karena tindakan mekanis
dengan pulpa yang normal. Tujuannya agar vitalitas gigi dapat dipertahankan.

6. sebutkan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk perawatan sesuai kasus, uraikan
dengan rinci mekanisme kerja bahan, keuntungan dan kerugiannya!
Jawaban
Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida adalah bahan yang diaplikasikan pada bagian terdalam suatu kavitas
untuk memicuter bentuknya dentin reparatif dan membantu remineralisasi pada dentin
yang mengalami karies.

Kalsium hidroksida adalah garam dasar putih, berkristal,mudah larut yang terpisah
menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan dan kandungan alkali yang tinggi
(pH 11). Bahan ini digunakan dalam bentuk Setting dan Nonsetting pada kedokteran
gigi. Codman ialah yang pertama menggunakan kalsium hidroksida karena sifat
antimikrobanya dan kemampuannya merangsang pembentukan jaringan keras.

Isi bahan Kalsium hidroksida adalah basa kuat diperoleh melalui kalsinasi (pemanasan)
kalsiumkarbonat sampai tranformasi ke dalam oksida kalsium. Kalsium hidroksida
diperoleh melaluihidrasi kalsium oksida dan reaksi kimia antara kalsium hidroksida dan
karbondioksida bentuk kalsium karbonat. Ini adalah bubuk putih dengan pH tinggi (12,6)
dan sedikit larut dalam air (kelarutan 1,2 g/L, pada suhu 25°C)

Kelebihan & kekurangan Kalsium hidroksida [Ca(OH)2]


>>merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatanresorbsi dan perforasi akar.
Kelebihan pasta kalsium hidroksida yang berhubungan dengankerapatan penutupan apeks
adalah mudahnya cara penggunaan dan baik adaptasinya.Menurut Goldberg, penggunaan
pasta dengan bahan dasar kalsium hidroksida dapat beradaptasi dengan baik pada dentin
maupun permukaan guttap point.Kemudian Sleder menyatakan bahwa kalsium
hidroksida dapat merangsang penutupan biologis pada daerah apikal sehingga
menghasilkan penutupan apeks yang lebih rapat danmeningkatkan keberhasilan
perawatan. Kelebihan lain dari kalsium hidroksida adalah dapatmerangsang pembentukan
jaringan keras.Menurut penelitian Holland et al, penggunaan bahan kalsium hidroksida
dalam proses pengisian saluran akar dapat mengurangi kebocoran foramen apikal. Karena
pHnya yangtinggi dapat meningkatkan aktifitas alkali fosfatase yang meningkatkan
mineralisasi selain itu juga karena dapat membunuh mikroba yang merusak jaringan
apikal sehingga mempermudah pembentukancemen.

Ada tiga mekanisme kalsium hidroksida merangsang lisis bakteri, ion hidroksil
menghancurkan phospholipids sehingga membran sel dihancurkan, adanya kadar alkali
yang tinggi merusak ikatan ion sehingga protein bakteri dirubah, dan ion hidroksil
bereaksi dengan DNA bakteri, menghambat replikasi.
Kalsium hidroksida diindikasikan untuk gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa
dengan apeks akar yang belum terbentuk sempurna. Gigi posterior dengan apeks terbuka
yang memiliki pembukaan karies kecil yang asimtomatik, dapat digunakan kalsium
hidroksidatum reparatif. Lingkungan alkali akan menghambat aktivitas osteokla sehingga
proses reabsorbsi akan dihambat dan proses perbaikan jaringan akan terus berjalan.

7. Jelaskan strategi perawatan lanjutan jika perawatan awal tidak berhasil, dan apa saja
kondisi yang menjelaskan perawatan dinilai tidak berhasil !
Jawaban
Tanda kegagalan, antara lain :
 Adanya kontaminasi bakteri
 Tidak ada penutupan apical
 Gejala sakit , sensitif terhadap tekanan
 Pembengkakan, kerusakan probing, radiolusen periapical

8. Jelaskan penanganan kasus dan kegagalan perawatan sesuai konsep KIE !


Jawaban
Upaya preventif adalah suatu usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadiNya
sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya preventif dalam kasus :
• Menyikat gigi dengan teknik yang benar dan melakukan flossing interdental gigi
• Pengaplikasian TAF
• Fissure Sealants yang merupakan upaya perlindungan khusus terhadap karies di
daerah gigi yg rawan karies (pit&fissure)

Upaya promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan.
kesehatan yang lebih mementingkan atau mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
Upaya promotif dalam kasus :
• Mengedukasi pasien etiologi dari kasus, etiologi pulpitis irreversible dan
periodontitis, dan mengedukasi cara menanganinya
• Edukasi pasien untuk menjaga OH
• Edukasi pasien cara menyikat gigi dan flossing yang benar (frekuensi, Teknik,
durasi, alat dan bahan)

Prognosis :
Baik, karena tidak ada mobilitas gigi, sisa jaringan keras gigi masih cukup untuk
dilakukan restorasi, kebersihan mulut baik, dan pasien kooperatif.

Komplikasi :
Periodontitis apikalis kronis, Granuloma, kista.

Anda mungkin juga menyukai