Oleh :
Agung Hadi Wibowo
04054821517129
Pembimbing :
drg. Billy Sujatmiko, SpKG
seluruh dentin yang terdemineralisasi diangkat pada saat preparasi kavitas. Hal ini
sebenarnya adalah suatu reaksi pertahanan dari pulpa yang membuktikan pulpa dan
dentin merupakan satu kesatuan organ dan memiliki kemampuan yang sama dalam proses
penyembuhan. Sekali demineralisasi berlanjut dari email menuju dentin dan bakteri
menjadi permanen didalam kavitas, mereka akan menerobos ke dalam dentin yang lebih
dalam dengan sendirinya.
Proses karies akan terus berlanjut, mencapai pulpa dan menimbulkan infeksi
pulpa sehingga terjadi kematian pulpa atau nekrosis dan selanjutnya menjadi abses.
Secara radiografis, gambaran abses gigi permanen akan tampak disekitar periapikal
sedangkan pada gigi susu, abses kronik berupa kerusakan inter-radikular, terutama
terlihat di daerah bifurkasi.
3. Innervasi Gigi
Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus kranial ke-V atau
nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain
saraf trigeminal meliputi saraf kranial lainnya, seperti saraf kranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.
a. Nervus Maksila (V.2)
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum,
dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan
bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini
kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior,
nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus
alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus
alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I
bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi
molar I bagian distal serta molar II dan molar III.
b. Nervus Mandibula (V.3)
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus
alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi
molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan
sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang
membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan
mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini
juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di
area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus
sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki
cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid,
terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan
memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa
individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament
periodontal.
4. Karies email
Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit, tetapi hanya ada pewarnaan hitam
atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju proses demineralisasi dengan
remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal akan runtuh akibat dari pelarutan
apatie yang sudah melemah sehingga menghasilkan kavitas.
Keluhan subjektif:
- Terdapat bintik putih pada gigi (tanpa cavitas)
- Gigi terasa ngilu (dengan cavitas)
Pemeriksaan Objektif (tanpa cavitas):
- Ekstra oral: tidak ada kelainan
- Intra oral: kavitas (-), lesi putih (+)
Terapi: pembersihan gigi, diulas dengan flour, edukasi pasien
Pemeriksaan objektif (dengan cavitas):
-
Terapi: penambalan
5. Karies dentin
Karies dentin merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan ruang pulpa. Gigi biasanya
terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
6. Iritasi pulpa
Iritasi
pulpa
adalah
suatu
keadaan
dimana
lapisan
enamel
gigi
Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila sikat gigi
Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan
Pemeriksaan objektif:
-
Terasa lain jika terkena makanan/ minuman manis, asam panas dan dingin.
Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman panas
Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan
Pemeriksaan objektif:
-
Terapi:
-
Bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya, bila mahkota cukup baik.
Bila karies profunda dilakukan pulpa capping, bila mahkotanya baik
irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis.
Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.
-
Simtomatik: rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan,
minuman dan udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila
penyebabnya ditiadakan.
Asimtomatik: dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali
setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
Gejala pulpitis irreversible pada tingkat awal yaitu suatu paroksisme (serangan hebat)
rasa sakit dengan gambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau
menyentak-nyentak, yang dapat disebabkan oleh :
-
9. Nekrose pulpa
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung
pada seluruh atau sebagian yang terlibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi.
Keluhan subjektif :
-
Pemeriksaan objektif :
-
liquifaktif.
Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi, palpasi dan sondenasi
sakit.
10. Periodontitis
Peradangan
atau
infeksi
pada
jaringan
penyangga
gigi
(=
jaringan
periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang
membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis
jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai
media peredam antara gigi dan tulang).
Kadang pasien tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala lainnya. Biasanya tandatanda yang dapat diperhatikan adalah :
-
gusi dan melihat apakah ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan. Hubungan antara
gigi-gigi rahang atas dan bawah saat menggigit juga akan diperiksa. Kemudian dokter
gigi akan melakukan pemeriksaan yang disebut periodontal probing, yaitu teknik yang
digunakan untuk mengukur kedalaman poket (kantong yang terbentuk di antara gusi dan
gigi). Kedalaman poket ini dapat menjadi salah satu petunjuk seberapa jauh kerusakan
yang terjadi.
11. Trepanasi
Trepanasi merupakan bentuk tindakan bedah sebagai terapi
abses periodontal untuk mengeluarkan nanah dan gas gangren yang
terbentuk. Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui
saluran akar atau melalui tulang untuk mengalirkan sekret luka serta
untuk mnegurangi rasa sakit. Jika timbul abses alveolar akut berarti
infeksi telah meluas dari saluran akar melalui periodontal apikalis
sampai ke dalam tulang periapeks. Perasaan sangat nyeri terutama
bila ditekan pada keadaan ini untuk menghilangkannya perlu segera
dilakukan drainase atau trepanasi.
12. Daftar penyakit gigi di ICD 10
Chapter XI
Diseases of the digestive system
(K00-K93)
Diseases of oral cavity, salivary glands and jaws
(K00-K14)
Concrescence
Fusion
of teeth
Gemination
Dens:
evaginatus
in dente
invaginatus
Enamel pearls
Macrodontia
Microdontia
Peg-shaped [conical] teeth
Taurodontism
Tuberculum paramolare
Excl.: tuberculum Carabelli, which is regarded as a normal variation and should not be coded
K00.3 Mottled teeth
Dental fluorosis
Mottling of enamel
Nonfluoride enamel opacities
Excl.: deposits [accretions] on teeth (K03.6)
K00.4 Disturbances in tooth formation
Aplasia and hypoplasia of cementum
Dilaceration of tooth
Enamel hypoplasia (neonatal)(postnatal)(prenatal)
Regional odontodysplasia
Turner tooth
Excl.:
Amelogenesis
Dentinogenesis
Odontogenesis
imperfecta
Dentinal dysplasia
Shell teeth
K00.6 Disturbances in tooth eruption
Dentia praecox
Natal
Neonatal
tooth
Premature:
eruption of tooth
An impacted tooth is a tooth that has failed to erupt because of obstruction by another tooth.
Wear:
approximal
occlusal
of teeth
Abrasion:
dentifrice
habitual
occupational
ritual
traditional
Wedge defect NOS
K03.2 Erosion of teeth
Erosion of teeth:
NOS
due to:
o
diet
persistent vomiting
idiopathic
occupational
of teeth
Dental calculus:
subgingival
supragingival
betel
black
green
materia alba
orange
tobacco
Staining of teeth:
NOS
extrinsic NOS
NOS
acute
chronic (hyperplastic)(ulcerative)
irreversible
reversible
calcifications
stones
Dental
Dentoalveolar
Dental
Dentoalveolar
Periapical
abscess NOS
apical (periodontal)
periapical
residual radicular
Excl.: lateral periodontal cyst (K09.0)
NOS
desquamative
hyperplastic
simple marginal
ulcerative
NOS
complex
simplex
K05.4 Periodontosis
Juvenile periodontosis
K05.5 Other periodontal diseases
K05.6 Periodontal disease, unspecified
NOS (K05.1)
acute (K05.0)
chronic (K05.1)
Gingival fibromatosis
K06.2 Gingival and edentulous alveolar ridge lesions associated with trauma
Irritative hyperplasia of edentulous ridge [denture hyperplasia]
Use additional external cause code (Chapter XX), if desired, to identify cause.
K06.8 Other specified disorders of gingiva and edentulous alveolar ridge
Fibrous epulis
Flabby ridge
Giant cell epulis
Peripheral giant cell granuloma
Pyogenic granuloma of gingiva
K06.9 Disorder of gingiva and edentulous alveolar ridge, unspecified
mandibular
maxillary
Macrognathism (mandibular)(maxillary)
Micrognathism (mandibular)(maxillary)
Excl.: acromegaly (E22.0)
Robin syndrome (Q87.0)
K07.1 Anomalies of jaw-cranial base relationship
Asymmetry of jaw
Prognathism (mandibular)(maxillary)
Retrognathism (mandibular)(maxillary)
K07.2 Anomalies of dental arch relationship
Crossbite (anterior)(posterior)
Disto-occlusion
Mesio-occlusion
Midline deviation of dental arch
Openbite (anterior)(posterior)
Overbite (excessive):
deep
horizontal
vertical
Overjet
Posterior lingual occlusion of mandibular teeth
K07.3 Anomalies of tooth position
Crowding
Diastema
Displacement
Rotation
Spacing, abnormal
Transposition
of tooth or teeth
Impacted or embedded teeth with abnormal position of such teeth or adjacent teeth
Excl.: embedded and impacted teeth without abnormal position (K01.-)
K07.4 Malocclusion, unspecified
K07.5 Dentofacial functional abnormalities
Abnormal jaw closure
Malocclusion due to:
abnormal swallowing
mouth breathing
dislocation (S03.0)
strain (S03.4)