Anda di halaman 1dari 6

Nama :Annisa Mutiara (20008)

Tingkat :1 (satu)

Mata Kuliah :Penyakit gigi dan mulut

Dosen pengampuh : Kol Ckm (K) Dr (C) Drg Vera Dumonda S, MARS, MH

1. Karies gigi
A. Definisi Karies atau gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan
lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang disebabkan oleh aktifitas
bakteri di dalam mulut. Gigi berlubang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor gigi,
mikroorganisme, substrat, dan waktu.
B. Etiologi utama dari karies gigi adalah bakteri yang memiliki sifat asidogenik dan
memfermentasi gula. Terdapat dua jenis bakteri yang paling sering menjadi agen utama dalam
terjadinya karies gigi, yaitu Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus. Karies
dinyatakan sebagai penyakit multifaktoral, yaitu adanya beberapa faktor memegang peranan,
yaitu:Host, Agen (mikroorganisme), Diet (substrat)
C. Patogenesis Karies Gigi Proses terjadinya karies diawali adanya proses demineralisasi pada
email, bagian terkeras dari gigi. Sisa makanan (termasuk karbohidrat) akan menempel pada
permukaan email dan berakumulasi memebentuk plak, yaitu media pertumbuhan yang
menguntungkan bagi mikroorganisme. Mikroorganisme yang menempel pada permukaan
tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses
demineralisasi. Demineralisasi mengakibatkan proses awal karies pada email, yang ditandai
dengan bercak putih (white spot). Apabila proses ini sudah terjadi maka progresivitas tidak
akan dapat berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan
penambalan pada permukaan gigi yang terkena karies atau dilakukan pencabutan apabila
tidak dapat ditambal lagi.
D. Radiografi karies gigi Pemeriksaan Radiografi Radiografi merupakan pemeriksaan
penunjang klinis dalam mendeteksi karies gigi. Radiografi kedokteran gigi merupakan alat
yang berguna dan penting dalam membantu menegakkan diagnosis dan perawatan penyakit
mulut seperti karies, penyakit periodontal dan patologi rongga mulut.

Gambaran radiografik

Klasifikasi karies
a) Karies Kelas 1
 Karies yang terdapat pada bagianoklusal( ceruk dan fissure ) darigigi premolar dan
molar
b) Karies Kelas 2
 Karies yang terdapat pada bagianproksimalgigi-gigi molar dan premolar, yang
umumnyameluassampaikebagianoklusal

c) Karies Kelas 3
 Karies yang terdapat pada bagian aprosikmal gigi bagian gigi depan, tetapi belum
mencapai seperti gainsisal gigi

d) Karies Kelas 4
 Karies yang terdapat pada permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai
sudut insisal

e) Karies Kelas 5
 Karies yang terdapat pada sepertiga gingival permukaanbukal dan lingual semuagigi
A. Gambar AnatomiGigi Molar

B. Tindakan/terapi yang dilakukan


 Pembersihan gigi, diulas dengan flour
 Edukasi pasien/ Dental Health Education
 Dengan penambalan
 Dengan perawatan saluran akar

 Cabut gigi

 Pemberian obat antibiotik

2. Penyakit pulpa
A. Reversible pulpitis 
Definisi : merupakan peradangan ringan pada saraf gigi (pulpa) yang menyebabkan
rasa sakit atau tidak nyaman saat gigi terpapar makanan manis maupun dingin dan
kemudian rasa sakit akan segera menghilang apabila sudah tidak terpapar oleh hal-hal
tersebut.

Faktor penyebab: ; trauma, syok termal, dapat juga karena saat preparasi gigi
menggunakan bur tumpul. Bur yang terlalu lama berkontak dengan gigi, memoles
tumpatan pada gigi terlalu lama. Dapat juga disebabkan oleh dehidrasi kavitas karena
alkohol yang berlebihan, rangsangan pada leher gigi dengan dentin yang terbuka, dan
bakteri pada karies

Gejala- gejala: Pulpitis Reversibel biasanya asimtomatik (tanpa gejala). Akan tetapi,

jika muncul, gejala biasanya berbentuk pola yang khusus. Aplikasi stimulus seperti

cairan dingin atau panas atau bahkan udara, dapat menyebabkan sakit sementara yang

tajam. Jika stimulus ini yang secara normal tidak menimbulkan nyeri atau

ketidaknyamanan, dihilangkan, nyeri akan segera reda. Rangsangan panas dan dingin

menimbulkan respons nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Ketika panas

diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respons awal yang
langsung terjadi (tertunda); intensitas nyeri akan meningkat bersamaan dengan

naiknya temperatur. Sebaliknya, respons nyeri terhadap dingin pada pulpa normal

akan segera terasa; intensitas nyerinya cenderung menurun jika stimulus dingin

dipertahankan.

Tindakan/ terapi: pengobatan yang dilakukan akan menyesuaikan dengan penyebab

terjadinya peradangan pulpa. Misalnya dengan melakukan penambalan pada gigi

yang berlubang sehingga proses penyembuhan dapat terjadi dan pulpa dapat

berangsur-angsur normal kembali.

Gambaran radiografik:

B. Irreversible pulpitis 
Definisi: Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel.
Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak dapat pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan. Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat
simtomatik dan asimtomatik. Karakteristik dari pulpitis irreversibel simtomatik yaitu
memiliki rasa sakit yang tajam pada stimulus termal, nyeri berlangsung lama, dan
rasa sakit bersifat spontan. Nyeri spontan dapat ditekankan oleh perubahan posisi
tubuh seperti berbaring atau membungkuk, bahkan penggunaan analgesik biasanya
tidak efektif. Gigi dengan pulpitis irreversibel simtomatik mungkin sulit untuk
didiagnosis karena peradangan belum mencapai jaringan periapikal, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit pada saat di perkusi. Sedangkan pulpitis irreversibel
asimtomatik merupakan tipe lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi
dengan cepat dihilangkan. Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang
biasanya disebabkan oleh paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya
yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.

Faktor penyebab: inflamasi jaringan keras. Dan Kerusakan pulpa yang parah terjadi
ketika pembersihan jaringan karies dentin yang luas selama prosedur operatif,
sehingga terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi
dalam perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel

Gejala-gejala: nyeri tumpul, nyeri karena panas atau dingin (walaupun dingin
sebenarnya memberikan bantuan), nyeri masih tersisa setelah stimulus dihilangkan,
rasa sakit spontan, atau nyeri alih.

Tindakan/terapi: perawatan saraf (pulpektomi).


Gambaran radiografik:

C. nekrosis pulpa 
definisi: Nekrosis pulpa atau kematian jaringan pulpa adalah kondisi yang ditandai
dengan dekstruksi jaringan pulpa. Nekrosis pulpa dapat terjadi secara parsial maupun
total. Etiologi primer dari nekrosis pulpa adalah iritan akibat infeksi bakteri. Luasnya
proses nekrosis berkaitan langsung dengan besarnya invasi bakteri.

Faktor Penyebab: bakteri, trauma, iritasi terhadap bahan restorasi silikat dan akrilik,
atau radang pulpa yang berlanjut. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi pada aplikasi
bahan devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid.

Gejala-gejala: perubahan warna gigi dan gigi tidak peka terhadap preparasi kavitas
yang dilakukan sampai ke kamar pulpa. Kadang-kadang gigi terasa sakit jika ada
rangsangan panas karena terjadi perubahan gas yang akan menekan ujung saraf
jaringan vital yang ada disekitarnya.

Tindakan/terapi:

1. Perawatan saluran akar (PSA)

2. Ekstrasi (apabila gigi sudah tidak bisa direstorasi).

Gambaran radiografik:

Gingivitis dan Periodontis

A. Definisi :
 Gingivitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan gusi yang
disebabkan oleh kelebihan plak pada gigi.
 Periodontitis adalah jenis penyakit periodontal yang lebih parah disebabkan oleh gingivitis
yang semakin berkembang.

B. Perbedaan
Gingivitis dan Periodontitis adalah jenis dari penyakit periodontal. Perbedaan utama
adalah bahwa gingivitis bersifat reversibel, sedangkan periodontitis tidak. Ini karena
periodontitis melibatkan proses keroposnya tulang, yang tidak dapat dipulihkan.
Gingivitis biasanya mendahului periodontitis. Tetapi tidak semua gingivitis berlanjut ke
periodontitis. Pada keadaan awal dari gingivitis, bakteri-bakteri dalam plak terbentuk,
menyebabkan gusi-gusi meradang (merah dan bengkak) dan seringkali dengan mudah
berdarah sewaktu menyikat gigi. Meskipun gusi-gusi mungkin teriritasi, gigi-gigi masih
dengan kuat tertanam dalam rongga-rongga mereka. Tidak ada kerusakan tulang atau jaringan
lain yang tidak dapat dikembalikan telah terjadi pada stadium ini.
Jika gingivitis dibiarkan tidak dirawat, ia dapat berlanjut ke periodontitis. Pada orang
dengan periodontitis, lapisan bagian dalam dari gusi dan tulang menjauh dari gigi-gigi dan
membentuk kantong-kantong (pockets). Ruang-ruang kecil ini antara gigi-gigi dan gusi-gusi
mengumpulkan puing-puing (kotoran) dan dapat menjadi terinfeksi. Sistem imun tubuh
melawan bakteri-bakteri ketika plak menyebar dan tumbuh di bawah garis gusi.
Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri dalam plak serta enzim-enzim
tubuh yang baik yang terlibat dalam memerangi infeksi-infeksi mulai mengurai tulang dan
jaringan penghubung yang memegang gigi-gigi pada tempatnya. Ketika penyakitnya
berlanjut, kantong-kantong mendalam dan lebih banyak jaringan gusi dan tulang yang
dirusak. Ketika ini terjadi, gigi-gigi tidak lagi tertanam pada tempatnya, mereka menjadi lebih
kendur, dan kehilangan gigi terjadi. Penyakit gusi, nyatanya, adalah penyebab utama yang
memimpin terjadinya kehilangan gigi pada kaum dewasa.

C. Gejala :
 Gingivitis: gusi yang mudah berdarah saat disikat atau di-floss, gusi bengkak, atau gusi
merah.
 Periodontitis: rasa sakit ketika mengunyah, luka di bagian dalam mulut, gusi menyusut
sehingga akar gigi terlihat, atau kehilangan gigi.

D. Tindakan :
 Gingivitis; jika gusi berdarah saat menyikat gigi atau menggunakan benang floss, penting
untuk mengunjungi dokter gigi dan mendiskusikan apa yang sedang terjadi. Dokter gigi dan
ahli kesehatan akan bekerja sama untuk mengevaluasi rejimen kebersihan mulut dan
mengembalikan gusi ke status yang sehat. Serta dokter juga akan melakukan penambalan atau
penggantian gigi yang berlubang atau rusak.
 Periodontitis; scaling, untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi
atau bagian bawah gusi. Root planing, untuk membersihkan dan mencegah penumpukan
bakteri dan karang gigi lebih lanjut, serta untuk menghaluskan permukaan akar.

E. Pencegahan :
Berikut pencegahan gingivitis dan periodontitis;
1) Rajin sikat gigi. Dalam kasus ringan, penyakit radang gusi biasanya dapat diobati dengan
lebih rajin menyikat gigi.
2) Flossing. Supaya benar-benar bersih, jangan lupa untuk melakukan flossing.
3) Rutin periksa ke dokter gigi.

Anda mungkin juga menyukai