Anda di halaman 1dari 5

A.

Pulpitis
Respon awal pulpa gigi terhadap adanya luka tidak jauh berbeda dengan
jaringan lainnya. Respon pulpa terhadap stimulasi yang berbahaya merupakan
proses eliminasi mikroorganisme yang menyerang pulpa, menghilangkan sel-sel
debris, dan meminimalkan kerusakan jaringan. Namun reaksi inflamasi tersebut
juga dapat menyebabakan peningkatan kerusakan pulpa bahkan dapat menyebabkan
kematian pulpa. Beberapa teori menyebutkan bahwa peningkatan tekanan pada
sistem vaskularisasi pulpa dapat menekan aliran darah vena kembali menuju
terjadinya nekrosisi pulpa.
Karies gigi dapat menyebabkan terjadinya pulpitis, namun hal tersebut juga
dapat diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat masuk kedalam pulpa dan
adanya kerusakan pada pulpa akibat trauma yang dapat terjadi pada saat prosedur
perawatan. Terdapat empat etiologi utama yang dapat menimbulkan terjadinya
inflamasi pulpa yaitu:
1. Kerusakan secara fisik. Sumber fisik yang dapat menyebabkan kerusakan adalah
karena adanya trauma, kesalahan prosedur pengobatan, terjadinya atrisi gigi,
abrasi, dan perubahan barometer.
2. Suhu.
3. Iritasi bahan kimia. Kerusakan yang terjadi dapat ditimbulkan akibat adanya
erosi atau tidak tepat dalam menggunakan bahan material yang bersifat asam
yang akan menimbulkan erosi gigi.
4. Aktivitas bakteri. Bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada pulpa dengan
mengeluarkan toksinnya secara langsung setelah adanya perluasan dari karies
atau transportasi melalui pembuluh darah.
Pulpitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Akut atau kronik
2. Seluruh atau sebagian
3. Infeksi atau steril

Klasifikasi yang baik akan membantu dalam menentukan suatu treatment


atau melakukan prosedur perawatan yang tepat. Pulpitis yang bersifat reversible
menunjukan tingkat inflamasi pulpa dimana jaringan yang rusak akan mampu atau
kembali menjadi jaringan yang sehat jika stimulasi yang berbahaya dihilangkan.
Sedangkan pulpitis yang bersifat irreversible mengindikasikan tingkat inflamasi
yang tinggi sudah berkembang dimana pulpa gigi telah mengalami kerusakan parah.
a.

Gambaran klinis
a)

Pulpitis reversible
Ketika terpapar oleh suhu dingin, gigi dengan pulpitis reversible akan
secara tiba-tiba menunjukkan rasa dingin dan dalam waktu singkat akan
menimbulkan rasa sakit. Meskipun suhu panas juga dapat menimbulkan
rasa sakit, stimulasi oleh rasa dingin gigi akan memberikan respon yang
cepat seperti es, air dingin, minuman, dan sebagainya. Kontak dengan
makanan atau minuman yang manis atau asam juga akan menimbulkan rasa
sakit. Rasa sakit ini tidak terjadi tanpa adanya stimulasi dan akan berkurang
setelah stimulus dihilangkan. Jika pulpitis terus berkembang dan stimulasi
yang menimbulkan rasa sakit dengan jangka waktu yang lama maka
pulpitis akan bersifat irreversible.

b)

Pulpitis irreversible
Pasien dengan pulpitis irreversible akan mengalami rasa sakit yang
tajam dan rasa sakit akan tetap berlangsung setelah stimulus dihilangkan.
Terutama rasa dingin yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman walaupun
makanan yang panas, manis, dan asam juga akan menimbulkan rasa sakit.
Rasa sakit dapat terjadi secara spontan atau berlangsung terus menerus dan
akan lebih sakit pada saat pasien berbaring.

Pada stadium awal pulpitis irreversible, rasa sakit sering terjadi secara
local dan mengganggu gigi secara individual dengan ketidaknyamanan
yang

semakin

meningkat.

Bagaimanapun

pasien

tidak

dapat

mengidentifikasi gangguan yang terjadi.


Pada stadium selanjutnya, intensitas rasa sakit akan semakin meningkat
dan terasa berdenyut yang akan membuat pasien tetap terbangun pada
malam hari. Pada keadaan ini panas juga akan meningkatkan rasa sakit.
c)

Chronic hyperplastic pulpitis


Satu pola yang khas dari inflamasi pulpa adalah chronic hyperplastic
pulp (pulp polyp). Terjadi pada anak-anak dan remaja dimana terjadi
pemaparan yang luas pada pulpa dimana seluruh permukaan dentin
biasanya akan hilang. Frekuensi terbanyak terjadi pada gigi molar decidui
atau gigi molar tetap yang mempunyai ruang pulpa yang luas. Iritasi
mekanis dan adanya invasi dari bakteri akan menimbulkan inflamasi kronis.
Saluran ujung akar akan terbuka dan mengurangi kesempatan terjadinya
nekrosis pulpa sekunder. Pada umumnya gigi tidak mempunyai gejala
kecuali pada saat panggunaan untuk mastikasi

b.

Gambaran histopatologi
Pada dasarnya histopatology merupakan perhatian utama untuk tujuan
pembelajaran dan tidak selalu mempengaruhi suatu perawatan secara
signifikan. Pada pasien dengan pulpitis reversible, pada pulpa biasanya akan
menunjukan adanya hyperemia, edema, dan beberapa sel inflamasi pada daerah
tubulus dentin.
Pulpitis

irreversible

menunjukan

kepadatan

dari

venula

yang

akan

mengakibatkan terjadinya fokal nekrosis. Area nekrosis tersebut mengandung

sel PMN, monosit, dan leukosit. Pada sekeliling jaringan pulpa akan
menunjukkan fibrosis dan campuran sel plasma, limfosit dan monosit.
c.

Terapi dan prognosis


Pulpitis yang bersifat reversible dapat menggunakan terapi dengan cara
menghilangkan daerah iritasi. Pemberian analgesic kadang-kadang juga
diperlukan. Prognosis dari pulpitis reversible akan baik jika dilakukan sejak
awal. Dapat dilakukan dengan cara menguji untuk mengetahui gigi vital atau
tidak setelah gejala berkurang untuk memastikan kerusakan irreversible tidak
terjadi.
Irreversible dan chronic hyperplastic pulpitis dapat dilakukan dengan cara
ekstraksi gigi atau perawatan saluran akar.

B. Secondary and Tertiary Dentin

C. Pulpal Calcification
Pengerasan pada pulpa tidak jarang terjadi tetapi frekuensi yang terjadi sulit
untuk ditentukan. Tiga tipe dari pengerasan pulpa yaitu:
1. Denticles
2. Pulp stones
3. Diffuse linear calcification
Denticle dan pulp stone dapat dilihat dengan gambaran secara radiologi dengan
menggunakan radiologi intra oral. Dalam gambar radigrafi tersebut akan terlihat
gambaran radiopak yang meluas. Namun diffuse calcification tidak dapat
diperlihatkan dalam gambaran radiografi.

a.

Gambaran radiografi

b.

Gambaran histopatologi
Denticle terdiri dari tubular dentin yang melapisi pusat epithelium.
Epithelium akan mengalami degenerasi dan tubular dentin mengalami sclerosis
yang akan membuat sulit untuk terdeteksi. Kebanyakan denticle akan melekat.

c.

Treatment
Tidak ada treatment yang diperlukan. Kebanyakan pulpa calcification
tidak berhubungan dengan perubahan klinis yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai