Anda di halaman 1dari 3

Gangguan perkembangan pada rahang

1. Agnasia
Agnasia merupakan kesalahan dalam pembentukan lengkung mandibula
yang digambarkan dengan adanya anomali fusi telinga luar pada daerah garis tengah
yang pada keadaan normal ditempati oleh mandibula sehingga telinga bertemu
dengan garis tengah. Masih diragukan apakah agenesis mandibula dapat terjadi,
meskipun ukurannya dapat begitu kecil. Lidah akan mengalami pengurangan
ukuran. Agnasia sering disebabkan oleh gangguan vaskularisasi.(sudiono,2003)
2. Mikrognasia
Mikrognasia merupakan pengecilan ukuran yang terjadi pada rahang baik
maksila maupun mandibula yang disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan di
kepala sendi. Mikrognasia pada mandibula dapat digambarkan dengan dagu yang
sangat retrusif atau tidak ada sama sekali sehingga hidung dan bibir atas menjadi
menonjol sehingga profil wajah tampak seperti burung. Mikrognasia dapat
merupakan suatu kelainan congenital maupun kelainan yang didapat setelah lahir
sebagai akibat adanya trauma saat lahir atau adanya infeksi.
Cedera pada kepala sendi oleh trauma pada saat lahir atau infeksi pada
telinga dapat menyerang pusat pertumbuhan kepala sendi yang pada umunya terjadi
secara unilateral. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan bedah.
Perkembangan rahang yang tidak sesuai dapat menyebabkan maloklusi dan gigi
crowding yang dapat mengganggu sistem pengunyahan dan estetik.
Mikrognasia dapat ditemukan pada ras mongoloid, penderita sindrom down
yang mempunyai ciri khas rahang atas yang kecil, kraniofasial disostosis, sindrom
akrosefalosindaktilia yang karakteristiknya dijumpai pada oksisefalik, sindaktili
tangan dan kaki, dan sindrom apert yang memiliki rahang atas dan hidung yang
kecil sehingga akan terlihat seperti muka yang masuk kedalam. (sudiono,2008)
3. Makrognasia
Makrognasia merupakan pertumbuhan rahang yang membesar. Dapat terjadi
pada mandibula dan maksila. Makrognasia dapat disebabkan oleh kelainan

kongenital dan dapat bersifat dapatan. Makrognasia pada mandibula akan


mengakibatkan maloklusi kelas III angle dengan dagu protusif. Upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan tindakan pembedahan atau upaya menghentikan
pertumbuhan dengan alat khusus. Pada penderita akromegali, penderita mempunyai
tumor kelenjar hipofisis yang akan mendorong pertumbuhan mandibula secara
terus-menerus. (sudiono,2008)
4. Torus
Torus adalah pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut
yang tidak berbahaya serta dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang.
Torus dapat disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan dan
faktor genetic. Pada umumnya torus akan terlihat pada saat pubertas dan pada
umumnya tidak disadari oleh penderita. Secara radiografi torus mempunyai
gambaran radiopak yang jelas. Pada gambaran mikroskopis akan tampak korteks
tulang yang padat dan kompak, dengan daerah sentral tulang lebih spongiosa, dan
kadang ditemukan lemak dalam sumsum tulang. Pada umumya tidak perlu
dilakukan perawatan. Namun jika mengganggu pada saat pemakaian gigi palsu atau
gangguan bicara dapat dilakukan pembedahan.(sudiono,2003)
4.1. Torus palatinus
Merupakan pembengkakan pada daerah palatum durum di daerah sutura
midpalatal, berbentuk konveks, datar, nodular, atau lobular. Insidensi torus
palatinus lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria. Torus palatinus
dapat menimbulkan ulkus yang harus selalu dipantau sampai sembuh. Jika
tidak kunjung sembuh maka iritan kronis harus dihilangkan.(langlais,2000)
4.2. Torus mandibularis
Gambaran makroskopis merupakan eksostosis pada sisi lingual mandibula.
Mempunyai bentuk yang bervariasi, dapat lobus atau multiple, unilateral atau
bilateral, torus tumbuh langsung diatas garis mylohioid, dan meluas dari
caninus sampai molar pertama.(sudiono,2003)
Sumber :
Sudiono, Janti. 2003.ilmu patologi. Jakarta: EGC.

Langlais, robert. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates.
Sudiono, Janti. 2008. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai