Anda di halaman 1dari 59

Oleh:

Drg. Ayu Kurniasih, SpKGA


KASUS-KASUS GAWAT DARURAT YANG SERING
DIJUMPAI
DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI

ANATOMI GIGI
Gigi terdiri dari tiga
lapisan:
email
dentin
pulpa

Struktur Pendukung gigi:
Jaringan periodontal
Tulang alveolar

DENTAL PAIN
Penyebab dental
peyebab lain diluar gigi (non-dental), misalnya:
peradangan myofacial
migraine
sakit kepala
sinusitis maksilaris,
infeksi pada hidung, telinga
TMJ
Saraf

KARIES
Penyakit jaringan keras gigi demineralisasi
email dan dentin oleh asam yang merupakan
hasil fermentasi karbohidrat oleh bakteri di
rongga mulut (S. mutans)
Inisial karies daerah berwarna opak pada
permukaan email
pada kasus yang lebih lanjut berwarna
kecoklatan
Karies pada awalnya tidak menimbulkan gejala
sakit kecuali jika prosesnya berlanjut mencapai
pulpa dan terjadi peradangan pulpa





PULPITIS
1. Pulpitis reversibel : peradangan ringan
pada pulpa gigi yang disebabkan oleh
proses karies yang mencapai pulpa
Rasa sakit dipicu oleh rangsang panas,
dingin dan manis
rasa sakit bertahan beberapa detik dan
akan hilang dengan sendirinya
Terapi : membuang jaringan karies dan
melakukan filling

2. Pulpitis ireversibel
Rasa sakitnya lebih parah
spontan
bertahan lebih lama
kadang-kadang rasa sakit menyebar
Terapi: PSA atau ekstraksi
Untuk menghilangkan rasa sakit dapat
diberikan analgetik


Pulpitis dapat dibedakan menjadi:
1. Pulpitis akut : peradangan akut pada jaringan
pulpa gigi
tanda-tanda : rasa sakit spontan dan kontinyu
pada gigi yang terlibat, gigi semakin sakit bila
pasien dalam posisi berbaring atau tidur
gigi sensitif
sangat sakit bila terkena rangsang dingin,
rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk
dapat mengakibatkan pembengkakan gusi atau
wajah



Pulpitis akut ada 2 macam,:
Purulent acute pulpitis dimana keseluruhan
pulpa mengalami peradangan
Gangrenous acute pulpitis, pada pulpitis
jenis ini pulpa mulai mati dan mulai
terbentuk abses.
2. Pulpitis kronis: rasa sakit tumpul, menetap,
rasa sakit dipicu oleh rangsang panas atau
dingin
Indikasi telah terjadi kerusakan pulpa gigi atau
infeksi pada pulpa sehingga perlu dilakukan
perawatan endodontik, yaitu:
Rasa sakit saat menggigit atau saat gigi
berkontak dengan gigi antagonisnya
Gigi sensitif terhadap panas
Rasa sakit saat makan sesuatu yang dingin
dan rasa sakit tersebut bertahan lebih dari 2
detik
Pembengkakan disekitar gigi
Gigi terasa sakit jika disentuh atau ditekan
Perubahan warna gigi, terdapat fraktur gigi

PERIODONTITIS APIKALIS
Peradangan pulpa lanjut mengakibatkan
nekrosis pulpa, kemudian berlanjut menjadi
periodontitis apikalis, yaitu peradangan disekitar
akar gigi
Rasa sakit yang ditimbulkan spontan dan
menetap
Rasa sakit terlokalisir pada gigi yang terlibat
Gigi sensitif terhadap perkusi, dapat terjadi
limfadenopati regional
Terapi : PSA atau ekstraksi

ABSES APIKALIS
Abses apikalis terlokalisir bentuk purulen dari
periodontitis apikalis
Klinis : pembengkakan pada mukosa bukal atau
palatal, fluktuatif, dengan atau tanpa adanya
fistula
Terjadi pula limfadenopati regional
Jika telah terjadi drainase pus rasa sakit
berkurang
Terapi : PSA atau ekstraksi , insisi pada abses yang
fluktuatif , antibiotik, analgetik dan anti inflamasi


SELULITIS
Selulitis : proses lanjut dari periodontitis apikalis
yang menyebar ke jaringan lunak disekitarnya
Klinis : peradangan diffuse, konsistensi keras,
terasa sakit pada daerah yang terlibat.
Terjadi limfadenopati regional dan demam
Infeksi dapat menyebar ke ruang fasial kepala dan
leher dapat terjadi gangguan jalan nafas
Infeksi pada RA dapat menyebar ke daerah peri-
orbita, komplikasi : kehilangan penglihatan,
cavernosus sinus thrombosis dan keterlibatan
sistem saraf pusat

Terapi : anti-streptococcal antibiotik,misalnya
penisilin oral 500mg, 3 kali sehari (dosis dewasa)
atau 50mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis pada
anak-anak.
Pada pasien yang alergi penisilin dapat diberikan
eritromisin atau klindamisin.
Pada gigi yang merupakan fokus infeksi : PSA atau
ekstraksi
Jika infeksi telah menyebar ke ruang spasial daerah
kepala dan leher pasien harus segera dirujuk ke
rumah sakit

PERIODONTAL ORIGIN
Penyakit periodontal : kerusakan pada ligamen
periodontal dan tulang alveolar
Penyebab utama : plak gigi
Pada penyakit periodontal lanjut bakteri yang
berperan menyebabkan kelainan periodontal
adalah bakteri gram negatif
Pasien dengan penyakit periodontal kronis,
impaksi makanan, benda asing pada sulkus gusi
periodontal abses akut

Gejala: throbbing pain, kemerahan dan
pembengkakan pada jaringan yang terlibat, gigi
sensitif terhadap perkusi, kegoyangan gigi
Jika dibiarkan tanpa dirawat abses pecah atau
infeksi berlanjut menjadi selulitis
Terapi : drainase abses, debridement jaringan
yang terinfeksi, antibiotik, analgetik


PERICORONITIS
Pericoronitis : peradangan
pada jaringan lunak disekitar
mahkota gigi yang erupsi
sebagian
Paling sering gigi M3
Peradangan terjadi jika
bakteri plak dan food debris
terakumulasi di bawah
jaringan lunak yang
menutupi gigi yang erupsi
sebagian

Oedem peradangan diperparah oleh trauma dari
gigi antagonis
Dapat terjadi limfadenopati, selulitis dan trismus
Pada keadaan yang parah gangguan jalan nafas.
Terapi : kumur-kumur air garam hangat dan irigasi
dibawah jaringan lunak yang menutupi sebagian
gigi
Bila terjadi penyebaran infeksi : antibiotik,
analgetik, anti inflamasi
Pada keadaan tertentu diperlukan tindakan eksisi
jaringan yang menutupi gigi tersebut


DENTAL TRAUMA
anak usia < 5 tahun mengalami trauma
pada gigi sulung dan anak usia 12 tahun
mengalami trauma pada gigi permanen
Trauma pada gigi dan jaringan
pendukungnya dapat diklasifikasikan
sebagai fraktur, luksasi lateral, ekstrusi,
intrusi, dan avulsi
Mekanisme terjadinya trauma dan waktu
terjadinya trauma menentukan resiko
trauma dan pilihan perawatan
Pemeriksaan : jaringan lunak, kegoyangan
gigi, displacement, fraktur, gangguan saat
oklusi, tanda-tanda adanya fraktur tulang
alveolar
Diperlukan pemeriksaan radiografik
diagnosis lengkap
Pasien yang mengalami trauma gigi perlu
melakukan kontrol periodik
Komplikasi lanjut dari trauma gigi :
Nekrosis
resopsi akar
Displacement
gangguan pada gigi permanen
penggantinya

FRAKTUR
Fraktur gigi : mahkota, akar,
atau keduanya, dengan atau
tanpa melibatkan terbukanya
pulpa
Fraktur pada email tidak
membutuhkan perawatan
segera
Fraktur yang menyebabkan
terbukanya pula sering
menimbulkan rasa sakit dan
memerlukan perawatan segera
Terapi pada fraktur yang
mengenai pulpa : PSA atau
ekstraksi


Fraktur akar foto
rontgen
Perawatan gigi yang
mengalami fraktur
akar : PSA, ekstraksi,
splinting tergantung
pada kondisi gigi
tersebut


LUKSASI
Pada gigi sulung: gigi yang
trauma mengalami
kegoyangan yang parah atau
jika gigi tersebut
mengganggu oklusi normal
ekstraksi
Pada gigi permanen :
reposisi, splinting atau PSA
pada kontrol berikutnya
Gigi luksasi yang menganggu
oklusi normal memerlukan
perawatan segera untuk
menghindari rasa sakit dan
komplikasi selanjutnya

INTRUSI
Pada gigi yang mengalami
intrusi gigi dapat masuk
kedalam tulang alveolar
sehingga tidak terlihat
secara klinis
Pada gigi sulung yang intrusi
: dilakukan observasi
Pada gigi permanen
dilakukan perawatan
orthodonsi atau
pembedahan untuk
mendorong gigi erupsi
kembali di rongga mulut,
sering pula diikuti dengan
PSA

EKSTRUSI
Gigi bergeser dari
soketnya
Gigi terpisah dari
ligament periodontal
kehilangan
perlekatan, goyang,
displacement gigi
Klinis : gigi terlihat
memanjang

Gigi goyang
Sensitif terhadap perkusi
Radiografik : ruang periodontal melebar
Terapi : reposisi, stabilisasi dengan splint
selama 2 minggu, obat kumur
(Chlorhexidine 0,1%)
Anjuran : diet lunak, kontrol periodik 2
minggu, 4 minggu, 6-8 minggu, 6 bulan, 1
tahun
AVULSI
Merupakan kasus
gawat darurat yang
sebenarnya
Waktu antara
terjadinya trauma
sampai pasien
mendapatkan
perawatan sangat
mempengaruhi
keberhasilan
perawatan

Pada gigi sulung tidak dilakukan reimplantasi
Pada gigi permanen reimplantasi
Sebelum dilakukan reimplantasi : gigi
dibersihkan dibawah air mengalir, jangan
menyentuh, menggosok atau membersihkan
bagian akar karena dapat menghilangkan
serabut ligamentum periodontal dan
mengurangi keberhasilan reimplantasi
Selanjutnya dilakukan splinting dan diberikan
profilaksis antibiotik
Jika reimplantasi segera tidak memungkinkan
untuk dilakukan : gigi yang avulsi disimpan
dalam susu atau larutan salin sampai pasien
datang ke dokter gigi
Sebelum melakukan reimplantasi bekuan
darah yang ada dalam soket gigi harus
dibersihkan
Diagnosis Definisi Presentasi Komplikasi Treatment
Pulpitis Reversibel Peradangan pulpa
ringan
Rasa sakit dipicu
oleh rangsang
panas, dingin,
manis
Abses periapikal,
Selulitis
Filling
Pulpitis Ireversibel Peradangan pulpa
lanjut
Spontan, rasa
sakit menyebar
Abses periapikal,
Selulitis
PSA atau
ekstraksi
Abses Infeksi bakteri
yang terlokalisasi
Rasa sakit dan
pembengkakan
setempat
Selulitis Insisi, drainase,
PSA atau
ekstraksi
Selulitis Infeksi bakteri
pada jaringan
lunak yang diffuse
Rasa sakit,
kemerahan,
pembengkakan
Penyebaran
infeksi ke ruang
spasial daerah
kepala dan leher
Antibiotika,
analgetika, anti-
inflamasi, PSA
atau ekstraksi
Pericoronitis Peradangan pada
gingiva yang
menutupi gigi
yang erupsi
sebagian
Rasa sakit,
kemerahan dan
pembengkakan
Selulitis Irigasi, antibiotika
Fraktur Gigi Gigi patah Pemeriksaan
klinis dan
radiografik
Pulpitis Filling, PSA atau
ekstraksi
Luksasi Gigi goyang Pemeriksaan
klinis dan
radiografik
Aspirasi, pulpitis Splinting, PSA
atau ekstraksi
Avulsi Gigi Gigi terlepas dari
soketnya
Pemeriksaan
klinis
Ankylosis,
resorbsi akar
Reimplantasi,
splinting
OBAT-OBATAN YANG SERING
DIGUNAKAN DALAM BIDANG
KEDOKTERAN GIGI
1. Antibiotika
2. Analgetika
3. Anti-inflamasi
Amoxcycillin
Turunan penisilin semisintetik yang stabil dalam
suasana asam
Kerja bakterisida
Diabsorbsi dengan cepat dan baik dalam saluran
pencernaan
Tidak tergantung adanya makanan dalam lambung
Eksresi melalui ginjal
Efektif terhadap organisme gram (+) dan gram (-)

Dosis :
anak-anak <6 Kg: 25-30mg, 3x sehari, 6-8Kg: 50-
100 mg, 3x sehari, 9-19Kg : 7-13mg/kgBB, 3x
sehari
Dewasa dan anak-anak >20Kg: 250-500mg, 3x
sehari
Kontraindikasi : sensitif terhadap penisilin
Perhatian :
Hati-hati pemberian pada wanita hamil
Penggunaan jangka panjang harus disertai
pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan darah
ES :
Reaksi alergi (kulit gatal, kemerahan, mata
bengkak)
Shock anafilaksis
Gangguan saluran cerna : mual, muntah,
diare


Asam Klavulanat
Suatu betalaktam dengan struktur seperti
penisilin, mampu menon-aktifkan enzim
betalaktamase yang biasanya ditemukan pada
mikroorganisme yang kebal terhadap penisilin
Cara kerjanya dengan memperluas spektrum
antibiotika amoxcycillin meningkatkan potensi
dalam membunuh bakteri
Stabil dalam asam lambung, diserap dengan baik
di saluran cerna
Dosis :
Dewasa dan anak-anak > 12 tahun
Infeksi berat : 500mg, 3x sehari
Infeksi ringan-sedang : 250mg, 3x sehari
Anak-anak 7-12 tahun : 2 sdt, 3x sehari; 2-7 tahun
: 1 sdt, 3x sehari; 9 bulan-2 tahun: sdt, 3x sehari
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap penisilin
Bayi yang dilahirkan ibu yang peka terhadap
penisilin
ES :
Reaksi hipersensitivitas
Penderita dengan gangguan fungsi
ginjal sedang dan berat dosis harus
disesuaikan
Clindamycin
Menghambat sintesa protein bakteri
Indikasi: infeksi berat yang disebabkan oleh
bakteri anaerob yang sensitif: streptokokus,
pneumokokus, stafilokokus
Dosis :
Dewasa : 150-300mg, tiap 6 jam
Anak-anak : 8-16mg/KgBB per hari, dalam
3-4 dosis
Untuk menghindari iritasi esofagus, obat harus
ditelan dengan segelas air penuh
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap Clindamycin
ES :
Gangguan saluran cerna
Reaksi hipersensitif : makulopapular rash,
urtikaria, ruam kulit morbiliform ringan-sedang,
EM, Steven Johnson Syndrome
Hati : penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan
fungsi hati
Hematopoitic : neutropenia, eosinofilia
Muskuloskeletal : poliartritis
Pemakaian jangka panjang : dapat
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan
dari ragi super infeksi
Lincomycin
Indikasi : infeksi gram (+), streptokokus,
pneumokokus, stafilokokus
Dosis:
Dewasa : 3-4 x 500mg
Anak-anak : > 1 bulan30-60mg/KgBB per
hari, dalam 3-4 dosis
KI : hipersensitivitas terhadap Lincomycin
Perhatian: gangguan hati dan ginjal
ES :
Gangguan saluran cerna
abnormalitas pengecapan
colitis pseudomembran
agranulositosis
lekopenia

Metronidazole
Mampu membunuh trikomonas dan amuba secara
langsung dan berdaya bakterisid untuk beberapa
mikroorganisme anaerob termasuk bacteroides
species
Indikasi :
Trikomoniasis pada saluran kemih
Amubiasis
Pencegahan dan pengobatan infeksi oleh bakteri
anaerob
Dosis:
Dewasa : 500mg, 3x sehari selama 7 hari
Anak-anak : 7,5mg/KgBB, 3x sehari
Eritromycin
I : infeksi oleh kuman stafilokokus,
pneumokokus, enterokokus,
korinebakterium, H. influenza, klostridium,
B. pertussis, T. pallidum dan klamidia
trakomatis
Cara kerja : menghambat sintesis protein
tanpa menghambat sintesis as. Nukleat
Penggunaan oral cepat diabsorpsi
terutama bila perut dalam keadaan kosong
Dosis :
Dewasa dan anak > 20 Kg: 1-2gram/hari,
dosis terbagi tiap 6 jam
Anak-anak sampai 20 Kg: 30-
50mg/KgBB/hari, diberikan tiap 6 jam
KI : hipersensitif thd eritromisin
Hati-hati pada wanita hamil dan penderita
gamgguan fungsi hati

ES :
gangguan saluran cerna (mual,
muntah, diare)
Urtikaria, skin rash, anafilaksis
Penggunaan jangka panjang super
infeksi
Analgetik
Parasetamol
Mempunyai efek pereda nyeri dan demam
Diserap dengan cepat tanpa menimbulkan iritasi saluran
cerna
Dosis :
Dewasa : 500mg, 1-2 tab 3-4x/hari
Anak-anak : 6-12 tahun, 250-500mg/hari, 1-5 tahun
120-250mg/hari, 0-1 tahun 60-120mg/hari
Jangan diberikan pada pasien dengan penyakit hati dan
ginjal
Asam Mefenamat
Mempunyai efek analgetik, antipiretik, anti-
inflamasi
Dosis :
Dewasa dan anak > 14 tahun : 500mg tiap 6 jam
Anak-anak : 3-6,5mg/KgBB tiap 6 jam
Diberikan sesudah makan
KI : radang atau tukak saluran cerna
ES : iritasi saluran cerna konstipasi, diare
Tramadol
Mempunyai efek analgetik kuat
Indikasi : nyeri akut dan kronis, nyeri pasca bedah
Dosis : dewasa 3-4x 100mg, maksimum 400mg/hari
KI : Intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotik,
analgetik, psikotropik
ES : Berkeringat, pusing, muntah, mulut kering,
sakit kepala, konstipasi, lelah
Natrium Diklofenak
Mempunyai efek analgetik, anti piretik, anti-
inflamasi
Cara kerja : menghambat sintesa prostaglandin
Dosis :
Dewasa : 50mg, 2-3x sehari
Anak-anak > 1 tahun : 0,5-3mg/KgBB perhari
dalam dosis terbagi
KI : tukak lambung
Sebaiknya tidak diberikan pada kehamilan
trimester pertama
Hati-hati pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal dan hati
Tidak dianjurkan pemberian bersama aspirin
ES : gangguan saluran cerna, sakit kepala
Nutriflam
Kandungan obat : serratiopeptidase,
pankreatin, lecithin
Mempunyai efek anti-inflamasi tanpa efek
samping NSAID
Dosis : 3x 1 kapsul sehari
Ibuprofen
Mempunyai efek analgetik, anti piretik, anti-inflamasi
I : demam, nyeri ringan-sedang, nyeri pasca ops, nyeri otot
Dosis :
Dewasa : 1,2-1,6 gram sehari
Anak-anak : 20mg/KgBB sehari. Anak < 30 Kg maksimum
500mg sehari
KI : pasien dengan gangguan gastrointestinal
Obat diberikan sesudah makan
ES : gangguan saluran cerna, ruam kulit, bronkospasme,
trombositopenia, penglihatan kabur
IO: warfarin, furosemid, tiazid, asetosal
Arcoxia
Komp : Etoricoxib
I : meredakan nyeri akut yang berhubungan dengan ops gigi
D: 120mg, 1x sehari
Hati-hati pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, hati,
pasien hipertensi, gagal jantung,perforasi dan tukak
lambung, pasien > 65 tahun
ES: rasa lelah, pusing, edema ekstremitas bawah,
hipertensi, dispepsia, rasa mual pada ulu hati, mual, sakit
kepala
IO : warfarin, rifampin, aspirin, litium, kontrasepsi oral,
metotreksat, ACE inhibitor

Anda mungkin juga menyukai