Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA JAMBI

DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI


UPTD PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN
Jl. Arif Rahman Hakim No. 45 Kel. Simpang IV Sipin
Kec.Telanai Pura Kota Jambi
Kode pos 36124

A. DEFINISI

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa
adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh darah.
Pulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi dengan gambaran
klinik yang akut. Merupakan penyakit lanjut karena didahului oleh terjadinya karies,
hyperemia pulpa baru setelah itu menjadi Pulpitis, yaitu ketika radang sudah
mengenai kavum pulpa.
Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-
tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis
(Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis disebabkan oleh karies gigi
yang berpenetrasi melewati email dan dentin, kemudian mencapai pulpa. Selain itu,
pulpitis akut juga bisa disebabkan oleh trauma, baik trauma mekanis ataupun termal
(Kakehashi dkk., 1965; Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009; Tarigan, 2002).
Pulpitis akut dapat berlanjut menjadi pulpitis kronis (Cawson and Odell, 2008).
Pulpitis akut memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan
biasanya terjadi selama beberapa menit (10-15 menit). Asal nyeri susah dicari bahkan
nyeri dapat menyebar jauh dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat terjadi karena
rangsang panas, dingin dan stimulus manis (Coulthard, 2003).
Pulpitis akut adalah kondisi gawat darurat karena rasa sakitnya yang teramat
sangat. Gigi yang terkena pulpitis akut akan terasa nyeri tajam yang kontinu saat
diberikan stimulus atau tidak. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien akan merasa
sangat kesakitan dan emosional (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pasien
biasanya tidak bisa menunjukkan gigi mana yang terasa sakit akibat sakitnya yang
menyebar hampir keseluruh gigi tetangga dari gigi yang terkena pulpitis akut
(Torabinejad and Walton, 2008). Menurut Rajendran dan Sivapathasundharam
(2009), rasa sakit pulpitis akut biasanya berlangsung 10-15 menit atau lebih dan rasa
sakitnya dapat bertambah-tambah sesuai dengan ambang toleransi sakit pasien.
Pasien yang menderita pulpitis akut akan merasa tidak nyaman dan membutuhkan
perawatan segera dari dokter gigi.

B. PENYEBAB
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah pembusukan gigi,
penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga
tidak memiliki ruang yang cukup untuk membengkak ketika terjadi peradangan. Yang
terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi.
Peradangan yang ringan, jika berhasil diatasi, tidak akan menimbulkan
kerusakan gigi yang permanen. Peradangan yang berat bisa mematikan pulpa.
Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar,
sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di sekitarnya.

1. Pulpitis akut
Ditandai oleh rasa nyeri terus-menerus, kadang hilang kemudian timbul
lagi. Nyeri timbul karena perubahan suhu, terutama dingin, atau jenis makan
yang asam atau manis yang masuk dalam kavitas gigi. Sifat nyerinya tajam,
spontan, dan menetap, Rasa nyeri bertambahjika pasien berbaring. Penjalaran
nyeri ke arah pelipis, sinus maksilaris, dan telinga.

2. Putpitis kronik
Ada dua jenis pulpitis kronik. yaitu pulpitis kronik ulseratif dan pulpitis
kronik hiperplastik. Pulpitis kronik ulseratif. Terdapat ulkus di permukaan
jaringan pulpa pada daerah pulpa yang terbuka, hal ini terjadi apabila kamar
pulpa terbuka lebar dan drainase produk radangnya lancar. Rasa sakit yang
timbul pada keadaan ini tidak begitu tajam dan biasanya hanya timbul jika ulkus
terdesak oleh makanan yang masuk dalam kavitas.
Pulpitis kronik hiperplastik. Disebut juga pulpitis granulomatosa/polip
pulpa/pupitis hipertrofi. Ditandai oleh tonjolan jaringan granulomatosa keluar
dari kamar pulma. Jaringan ini adalah produk radang pulpa yang berasal dari
pertambahan jumlah sel atau pembesaran sel-sel pulpa serta disebabkan oleh
rangsangan kecil dan yang berlangsung lama serta didukung oleh vaskularisasi
jaringan pulpa yang baik. Biasanya terjadi pada gigi sulung atau gigi dewasa
muda, misalnya gigi M l Polip berwarna merah memenuhi kavitas dan
menempati seluruh permukaan oklusal gigi, permukaannya berbenjol-benjol dan
mudah berdarah. Tidak ada rasa nyeri kecuali jika tertekan oleh makanan.

C. KLASIFIKASI
1. Menurut waktunya :
a. Pulpitis akup
b. Pulpitis kronis
2. Menurut kantorowics
a. Pulpitis (radang pulpa)
b. Pulpitis Clausa (pulpa tertutup)
1) Hyperemia Pulpa
2) Pulpitis Simplex
3) PUlpitis Purulent
c. Pulpitis Aperta (pulpa terbuka)
1) Pulpitis Ulserosa
2) Pulpitis Granulomatosa
3. Menurut Prof. Knap (pembagian baru), Pulpitis Akut
a. Pulpitis akut totalis
b. Pulpitis akut partialis
D. GEJALA
Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena
oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angina pun sakit. Rasa
sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.
a. Sondasi (+)
b. Perkusi (-)
c. Reaksi dingin, manis dan asam (+)
d. Pembesaran kelenjar (-)
e. Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari
f. Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.
g. Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke
kepala dan telinga kadang ke punggung

E. PENGOBATAN
Peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada
stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf
bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan
kemudian diganti dengan tambalan permanen.
Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya
cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui
pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi.
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi
akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah
luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika tidak diobati oleh
seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya menyebabkan gigi
tanggal. Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi:
1. Pembusukan permukaan yang licin/rata.
Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki,
tumbuhnya paling lambat. Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana
bakteri melarutkan kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai
terjadi pada usia 20-30 tahun.
2. Pembusukan lubang dan lekukan.
Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan
tumbuhnya cepat. Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang
sempit pada permukaan gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang
berhadapan dengan pipi. daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih
sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
3. Pembusukan akar gigi.
Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus
permukaan akar (sementum). Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir.
Pembusukan ini sering terjadi karena penderita mengalami kesulitan dalam
membersihkan daerah akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula.
Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
4. Pembusukan dalam email.
Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh
secara perlahan. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak),
pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan waktu
2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke pulpa
hanya memerlukan waktu 1 tahun. karena itu pembusukan akar yang berasal dari
dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.
F. PERAWATAN
Membuat pasien nyaman sesegera mungkin merupakan hal yang penting.
Perawatan pasien dengan antibiotik dan analgesik tanpa membuat diagnosis yang
benar dan efektif untuk mengobati penyebab rasa sakit sangat tidak dianjurkan.
Bahkan dalam situasi darurat, di mana penyebab masalah tampak jelas, diagnosis
yang akurat harus dibentuk sebelum perlakuan apapun dilakukan. Hal ini hanya dapat
dicapai dengan anamnesis riwayat penyakit dan melakukan pemeriksaan klinis
menyeluruh, diikuti dengan pemeriksaan radiografi yang tepat dan tes khusus. Jika
dokter gigi tidak tahu persis apa yang menyebabkan rasa sakit pada akhir
pemeriksaan awal, pengobatan aktif harus ditunda karena mungkin tidak benar dan
berbahaya bagi pasien. Pasien harus diberi penjelasan dan analgesik dapat diberikan
sampai terjadi perubahan gejala dan diagnosis menjadi jelas. Jika diagnosis sudah
jelas, perawatan kegawatdaruratan endodontik yang dapat dilakukan diantaranya:
menghilangkan penyebab rasa sakit, menyediakan drainase jika cairan terdapat
eksudat, meresepkan analgesik jika diperlukan, menyesuaikan oklusi terdapat indikasi
(Ford, 2004).
Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut adalah
pulpektomi vital dengan membuang seluruh jaringan pulpa apabila keadaan saluran
akar memungkinkan untuk dilakukan preparasi saluran akar dan tersedia waktu yang
mencukupi. Setelah pembuangan jaringan pulpa, gulungan kapas kecil yang berisi
Ca(OH)2 yang merupakan obat pilihan dimasukkan ke dalam ruang pulpa sebelum
kavitas ditutup dengan oksida seng eugenol. Tahap pekerjaan yang dilakukan dalam
merawat pulpitis akut ini secara umum adalah: (1) pembuatan foto rontgen, (2)
anestesi lokal, isolasi lapangan kerja, pembukaan atap pulpa, (3) ekstirpasi jaringan
pulpa, (4) irigasi dengan larutan perhidrol 3%, aquadest, dan NaCl 2%, (5)
penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil pada ruang pulpa, (6) Tumpatan
sementara minimal dengan semen seng fosfat. Setelah keadaan darurat mereda,
dilakukan perawatan endodontik biasa. (Tarigan, 2002).

Read more: Asuhan Keperawatan


Pulpitis http://nandarnurse.blogspot.com/2011/11/pulpitis.html#ixzz4uW2RK3oK
Under Creative Commons License: Attribution
Follow us: nHandar on Facebook

Anda mungkin juga menyukai