Oleh:
Penguji I Penguji II
Penguji III
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul
Telah disetujui dan di sahkan pada Hari …. Tanggal …. Bulan …. Tahun 2016
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Bandung
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan
dikejar, untuk sebuah pengharapan yang akan dijemput dan
diperjuangkan.
Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi. Never give up!
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”
Hanya sebuah Karya Tulis Ilmiah dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kedua orangtuaku, adikku, sahabatku Intan, dan
teman teman seperjuangan JKG 19 yang selama ini memberiku sejuta
pengalaman berharga, terimakasih atas dukungan dan doanya.
ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA TN. D DENGAN
KASUS KALKULUS DI PUSKESMAS CIUMBULEUIT BANDUNG
ABSTRAK
Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah salah satu upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di bidang peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pengobatan penyakit
sederhana (kuratif sederhana) dilaksanakan secara terencana, menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan ditujukan pada kelompok atau individu tertentu yang
dapat diikuti dalam satu kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan kesehatan
gigi dan mulut optimal. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memperoleh
gambaran kasus, memperoleh gambaran tindakan perawatan, dan memperoleh
gambaran analisa teoritis pada Tn. D dengan kasus Kalkulus di Puskesmas
Ciumbuleuit Bandung. Lingkup studi kasus ini sebatas mengetahui
penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut pada Tn. D dengan Kasus
Kalkulus Subgingival di Puskesmas Ciumbuleuit Bandung yang dilaksanakan
sesuai dengan standar operasional prosedur tindakan perawatan skaling yang ada
dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian di puskesmas
Ciumbuleuit Bandung. Kesimpulan dari hasil evaluasi asuhan keperawatan gigi
dan mulut dengan kasus kalkulus, berlangsung sesuai harapan dan perencanaan.
Keberhasilan dari hasil perawatan adanya perubahan kondisi gusi yang membaik
secara bertahap dalam dua kali kunjungan dan pasien merasa nyaman dengan
kondisi gigi yang bersih dari kalkulus.
ABSTRACT
The service of oral and dental nursing is one of the efforts of healthcare with an
approach of maintaining oral health in areas of health improvement (promotion),
disease prevention (preventive), and treatment of simple diseases (curative
simple) implemented in a planned, comprehensive, integrated and
continuous addressed to groups or individuals that can be followed within a
certain period of time to achieve optimal oral health. The purpose of this case
study is to obtain a status of the case, obtain a status of care measures, and obtain
a theoretical analysis on the treatment of Mr. D with a case of Calculus in the
clinic at Ciumbuleuit Bandung. The scope of this case study is to know the extent
of the execution of Oral and Dental Nursing at Mr. D's Case of Subgingival
Calculus in the clinic at Ciumbuleuit Bandung and is conducted in accordance
with an existing standard operating procedures of scaling care measures starting
from the preparation, implementation and completion in the clinic at Ciumbuleuit
Bandung. Conclusions from the evaluation of nursing care of teeth and mouth
with a case of calculus, proceeds according to expectations and planning. The
success in the treatment results in a change of the gum condition that improved
gradually in two visits and the patient feels comfortable with a dental conditions
that is clean of calculus.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas anugrah dan
Judul “Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada Tn. D dengan Kasus
Ilmiah ini. Namun berkat kasih sayang dan karunia-Nya serta bimbingan,
pengarahan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
1. Allah SWT yang memberikan segala bentuk nikmat dan karunia-Nya serta
berkat izin dan ridho-Nya Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.
2. Bapak Oesman Syarif. Dr., Ir., MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
3. Ibu Hetty Anggrawati K., drg., M. Kes., AIFO selaku Ketua Jurusan
4. Ibu Hetty Anggrawati K., drg., M. Kes., AIFO selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan saran, gagasan, dan pengarahan kepada penulis dalam
6. Ibu Neneng Nurjanah, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang telah
7. Bapak Deru Marah Laut, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik yang
8. Seluruh dosen pengajar dan staf tata usaha yang telah memberikan ilmu
dalam mencari sumber referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
penelitian,
11. Kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan nasihat, doa, motivasi,
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa JKG angkatan 2013 yang saling membantu
13. Semua pihak yang telah memberikan gagasan dan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang belum tersampaikan. Tiada hal yang
lebih baik selain kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya-
sempurna untuk itu segala bentuk kritikan dan saran yang bersifat
Bandung,………….2016
Penulis
Annisa Syahrul M
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
DAFTAR LAMPIRAN………………………….……………..…………….….vi
A. Kalkulus ................................................................................................ 5
B. Pengkajian ........................................................................................... 20
G. Evaluasi ............................................................................................... 34
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………...………...…………….40
BAB 5 PENUTUP…………………….…….………….…...…………...…………….49
A. Kesimpulan ......................................................................................... 49
B. Saran .................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi.
Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan
mulut sebesar 23,5%. Masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat pada daerah
penyangga gigi, dan salah satu penyebab dari penyakit daerah penyangga gigi
kalkulus pada usia 18-64 tahun mencapai 84 %. Dan menurut data The Oral
umur 16-24 tahun individu yang memiliki kalkulus mencapai 61% (Oral
Health Status of US , cit Aulia, 2011). Selain itu menurut Survey National
masalah kesehatan gigi dan mulut cukup tinggi terutama pada angka kejadian
berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat
kalkulus dapat terbentuk berawal dari gigi yang jarang dibersihkan, lama –
kelamaan sisa-sisa makanan bersama bahan – bahan yang ada dalam ludah
akan bersatu menjadi keras dan melekat erat pada permukaan gigi. Bila
penyakit periodontitis.
hidup atau kebiasaan minum kopi sehari dua kali, merokok setiap hari, jarang
mengonsumsi buah – buahan dan sayuran berserat dan berair, selain itu
menurut kebiasaan responden hanya menyikat gigi satu kali sehari pagi saat
mandi, dan kebiasaan ini sudah dilakukan selama 30 tahun. Selain itu,
keadaan sosial ekonomi menjadi salah satu alasan responden tidak pernah
memeriksakan gigi ke klinik gigi. Responden memiliki kelainan posisi gigi
yang menjadi salah satu faktor mudah terjadinya penumpukan plak dan
kalkulus, sehingga timbulah keluhan pada rongga mulut Tn. D yaitu gigi
terasa kasar bila disentuh oleh lidah dan merasa bau mulut. Menurut Pratiwi
menjadi infeksi, mudah berdarah, bau mulut sampai terjadi kegoyangan gigi.
asuhan keperawatan gigi dan mulut pada kasus kalkulus subgingival dengan
“Bagaimanakah asuhan keperawatan gigi dan mulut pada Tn. D dengan kasus
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran kasus pada Tn. D dengan Kasus Kalkulus
D. BATASAN MASALAH
Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut pada Tn. D dengan Kasus Kalkulus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kalkulus
1. Pengertian Kalkulus
pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi.
asam, sisa makanan, dan air liur dalam mulut membentuk suatu
3. Jenis Kalkulus
a. Kalkulus Supragingival
Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada
permukaan gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat
sekelompok gigi atau pada seluruh gigi. Banyak terdapat pada bagian
b. Kalkulus Subgingival
batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak
Kalkulus subgingival lebih teratur meluas pada gigi geligi dari pada
(Saini, 2014)
berada pada saku gusi dan kadang tidak terlihat pada waktu
dapat dilihat dalam beberapa jam setelah deposisi plak meski umumnya
tidak stabil dari kalsium fosfat. Karena tegangan CO2 akan keluar
larut.
pengendapan fosfat
pasta gigi yang tepat, dapat memotivasi untuk menyikat gigi secara
teratur. Selain itu pemilihan bulu sikat yang halus perlu dilakukan
kurangnya setiap tiga bulan sekali yang dengan tujuan bulu sikat
0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur – kumur yang lebih
dengan teratur dan benar. (Pratiwi, 2007). Selain itu pada kasus
3) Sektan
kanan atas, sektan anterior atas, sektan kiri atas, sektan kiri
dkk, 2013)
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
4) Gigi Indeks
76 1 1 67
6 1 6
15 tahun ke bawah 6 1 6 0,1,2
6 1 6
yang paling parah dicatat sebagai skor sektan. (Putri dkk, 2013)
0 Sehat
2013) Berikut relasi skor tertinggi dengan KKP, tenaga dan tipe
pelayanan :
Skor Kondisi KKP Tipe Tenaga
Periodontal Pelayanan
0 Sehat - 0 -
Keterangan :
SK = Skaling
PK = Perawatan Kompleks
a. Skaling
b. Root planning
Root planning adalah proses membuang sisa – sisa kalkulus
periodontal.
a. Alat :
1) Dental Unit
8) Taplak meja
b. Bahan :
1) Larutan disklosing
2) Sikat gigi
3) Pasta gigi
4) Bristle brush
5) bur Veneer
7) Larutan betadine 10 %
2. Prosedur Skaling
a. Persiapan
ergonomis.
b. Pelaksanaan
skaling
2) Atur posisi pasien dan posisi operator pada tiap tahap skaling
8) Pilih alat skaler yang tepat untuk tiap letak / regio kalkulus.
tahap.
10) Lakukan pemolesan gigi pasca skaling dengan alat, bahan dan
lanjut.
c. Penyelesaian
1) Menutup rangkaian pelaksanaan skaling. Selesai perawatan
tempat kerja.
tertentu yang dapat diikuti dalam satu kurun waktu tertentu untuk
mencapai tujuan kesehatan gigi dan mulut optimal (UU RI No. 36,
2009)
a. Pengkajian
(Dahlan, 2008)
b. Diagnosa
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
(Dahlan, 2008)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Uraian Kasus
Kasus yang disajikan bahan tulisan adalah kasus kalkulus yang terdapat
pada gigi 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 36, 35, 34, 33, 32,
31, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 dimana pasien merasa tidak nyaman karena
giginya terasa kasar bila disentuh oleh lidah dan merasa bau mulut. Pasien
gigi. Secara klinis pada gigi 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 24, 25, 26, 27,
36, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 terlihat penumpukan plak dan
kalkulus serta terlihat pula gusi lunak dan berwarna merah terang. Selain itu
kalkulus menumpuk.
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
B. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Gol. Darah :O
2. a. Keluhan Utama :
Pasien Tn. D datang dengan keluhan seluruh giginya terasa kasar bila
disentuh oleh lidah dan terasa bau mulut sejak tiga tahun yang lalu
Pasien juga mengeluh gigi kiri bawah terasa tajam bila disentuh oleh
3. Pemeriksaan Awal
Pasien merasa sehat, dalam enam tahun terakhir ini tidak pernah
mengetahui teknik menyikat gigi yang benar dan cermat, serta pasien
dan berair. Pasien juga mempunyai kebiasaan minum kopi setiap hari,
1) Muka : Simetris
17 11 27
46 31 36
Debris index :
2 1 2 10/6= Kriteria :
2 1 2 1,66 Sedang
Kalkulus index :
2 1 2 16/6=
3 3 3 2,66
KMA : Gigi 37
DMF-T :
D =5
M =1
F =0
DMF-T = 6
e. Kalkulus / Kalkulus
16, 15, 14 dibagian bukal, gigi 13, 12, 11,21,22, 31, 32, 41, 42 di bagian
labial dan, gigi 24, 25, 26, 27, 36, 35, 34 di bagian bukal, dan gigi 36,
35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 terdapat kalkulus di bagian
lingual.
bibir dan palatum, namun kelainan ditemukan pada gusi yaitu gingivitis
ditemui di seluruh gigi yaitu pada gigi 17, 16, 15, 14, 26, 27 dibagian
bukal, gigi 13, 12, 11,21, 22, 31, 41 di bagian labial dan palatal, gigi 37,
36, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 terdapat gingivitis di
Needs)
17 X 11 21 X 27
X 46 41 31 36 X
2 X 2 2 X 2
X 3 3 3 2 X
3
(poket dangkal)
Mulut dan dilakukan skaling oleh perawat gigi atau dokter gigi.
giginya, namun kelainan ditemukan pada posisi gigi pasien yaitu di gigi
13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 32, 45, 44, 43 terlihat gigi rotasi dan gigi 47
linguoversi.
Terdapat stain ekstrinsik pada gigi 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24 di
bagian palatal, gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43 di bagian lingual gigi
C. Analisa Data
13, 12, 11, 21, 22, apabila tersentuh posisi gigi dari umur 15 tahun
24, 25, 26, 27, 36, oleh lidah dan yang memudahkan plak
responden mengonsumsi
3. Responden memiliki
tahun.
mengetahui pentingnya
tahun.
Gigi 16, 18, 26, 28 Makanan sering 1. Responden sejak kecil senang
tahun.
Gigi 17, 16, 15, 14, Pada saat 1. Responden memiliki kelainan
13, 12, 11 21, 22, 26, menggosok gigi posisi gigi yang memudahkan
27, 37, 36, 35, 34, kadang-kadang plak dan kalkulus menumpuk
tahun.
Gigi 13, 12, 11, 21, Merasa kurang 1. Adanya faktor keturunan,
22, 23, 24, 32, 45, percaya diri responden memiliki ukuran
44, 43 terlihat gigi giginya ada yang rahang yang kecil dan gigi
linguoversi
Gigi 13, 12, 11, 21, Kurang percaya 1. Responden senang dan sering
22, 23, 24, 34, 33, 32, diri giginya mengonsumsi minuman kopi
31, 41, 42, 43 stain kurang bersih dua kali sehari pada saat pagi
ekstrinsik terdapat warna hari dan malam hari,
batang rokok
4. Responden memiliki
tahun.
mengetahui pentingnya
D. Diagnosa keperawatan
13, 12, 11, 21, 22, apabila tersentuh posisi gigi dari umur 15 tahun
24, 25, 26, 27, 36, oleh lidah dan yang memudahkan plak
kadang responden
dan pepaya.
2. Responden memiliki
kebiasaan menyikat gigi satu
tahun.
gigi
E. Perencanaan Perawatan
22, 24, 25, 26, 27, tentang pengertian dengan teknik (13 Mei 2016)
phantom gigi
22, 24, 25, 26, 27, responden dengan teknik (1 Juni 2016)
mengandung
vitamin c
22, 24, 25, 26, 27, responden dengan teknik (15 Juni 2016)
mengandung
vitamin c
F. Implementasi Perawatan
dengan keluhan utama yang dirasakan pasien Tn. D yaitu gigi terasa kasar bila
disentuh oleh lidah. Tindakan yang dilakukan terhadap Tn. D yaitu skaling,
root planning dan pemeriksaan jaringan periodontal dengan CPITN, berikut
1. Kunjungan ke – 1
lidah dan terasa bau mulut sejak tiga tahun yang lalu sebelum pasien
17 X 11 21 X 27
X 46 41 31 36 X
2 X 2 2 X 2
X 3 3 3 2 X
dokter gigi.
c. Gusi Tn. D yang diperiksa yaitu pada gigi indeks 17, 11, 21, 27, 36,
dan bukal gigi 36 mendapatkan skor 2 yaitu terdapat karang gigi, pada
Mulut) dan dilakukan skaling oleh perawat gigi atau dokter gigi.
menyikat gigi yang tepat dan cermat serta cara pemeliharaan kesehatan
1. Kunjungan ke – 2
keadaan gigi dan kondisi gusi yang sudah dilakukan skaling pada
kunjungan pertama.
17 X 11 21 X 27
X 46 41 31 36 X
1 X 1 1 X 1
X 1 1 1 1 X
gigi bersih dari kalkulus akan tetapi kondisi gusi masih terdapat
2. Kunjungan ke – 3
17 X 11 21 X 27
X 46 41 31 36 X
X 1 1 1 0 X
1
(perdarahan)
4) Rencana perawatan yang dibutuhkan jaringan periodontal
permukaan gigi indeks yang diperiksa yaitu pada gigi 17, 27, dan 36
gusi mulai membaik dan berwarna merah muda. Pada gigi 11, 21, 31,
41, dan 46 gusi masih berwarna merah terang pada saat dilakukan
G. Evaluasi
nyaman karena giginya sudah tidak kasar lagi dan lebih percaya diri
skor dan perubahan kriteria menjadi lebih baik yang menandakan adanya
BAB 4
PEMBAHASAN
sakit gigi akhir – akhir ini, tetapi sekitar 5 tahun yang lalu gigi geraham kiri
rahang atas pernah terasa sakit, responden mengeluh bau mulut serta
permukaan gigi terasa kasar bila disentuh oleh lidah dan setelah dilakukan
ini dilihat dari hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut Tn. D, yang
sebelumnya dilakukan penetesan disklosing menunjukan kriteria buruk. Selain
itu juga Tn. D memiliki kebiasaan yang sudah dilakukan selama 30 tahun
yaitu, menggosok gigi satu kali sehari, dilakukan pada pagi hari saat mandi
dan kurang mengetahui bagaimana cara menyikat gigi yang tepat dan cermat.
Hal ini terlihat pada saat Tn. D menyikat gigi di puskesmas Ciumbuleuit
menggunakan teknik maju mundur, selain itu, Tn. D menyikat gigi dengan
waktu yang kurang tepat sehingga plak tidak terbersihkan kemudian terjadilah
kalkulus.
bukal gigi posterior rahang kanan dan rahang kiri atas. Timbulnya kasus
sayuran berserat dan berair sehingga tidak adanya self cleansing pada
permukaan gigi. Selain itu, adapun kasus kalkulus subgingival pada Tn. D
interdental gigi anterior rahang bawah. Hal ini dikarenakan Tn. D hanya
menyikat gigi satu kali sehari pada pagi hari saat mandi dan kurang
mengetahui teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat, lebih tepatnya
plak tidak terbersihkan pada bagian interdental gigi anterior rahang bawah,
selain itu hasil pemeriksaan klinis responden, pada permukaan labial gigi
anterior terdapat resesi gusi yang menjadi salah satu faktor penyebab
tidak terbersihkan oleh sikat gigi, diperparah adanya bakteri yang berkembang
biak pada jaringan tersebut dan dalam kurun waktu tertentu timbulah kalkulus
subgingival.
mekanisme dimana kebutuhan dasar manusia yaitu terbebas dari rasa sakit dan
nyeri tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena Tn. D mengalami kalkulus
– hari misalnya, pada saat berbicara responden kurang percaya diri karena
merasakan bau mulut, selain itu pada saat menggosok gigi gusinya sering
rasa tidak nyaman pada Tn. D karena permukaan giginya terasa kasar bila
disentuh oleh lidah dan gusi sering berdarah saat menggosok gigi. Dari data
teknik menggosok gigi yang tepat dan cermat serta waktu menyikat gigi yang
benar.
pada Tn. D
diagnostik, alat skaler manual (sickle, hoe dan curret), dan persiapan bahan
seperti larutan disklosing, sikat gigi, pasta gigi, bur veneer, brush, larutan
antiseptik 10 %, kartu status, dan informed consent. Selain persiapan alat dan
responden nyaman saat dilakukan perawatan. Pada tahap persiapan alat skaler,
pelaksanaan skaling, hal ini tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
tahap skaling agar saat perawatan lebih nyaman. Untuk melihat kebersihan
gigi dan mulut responden, peneliti melakukan penetesan disklosing dan
gigi yang masih kotor. Pada awal tindakan skaling batas terbawah kalkulus
dengan melihat warna, letak dan kekerasannya, hal ini sesuai dengan teori
keras seperti batu tanah liat yang mudah dilepaskan dengan skeler. Sedangkan
kekerasannya seperti korek api dan melekat erat. Setelah dilakukan skaling,
kalkulus subgingival yang masih terdapat pada bagian mesial dan distal gigi
terbersihkan sehingga gigi responden Tn. D terbebas dari kalkulus. Hal ini
didukung oleh teori Hermawan (2010) kalkulus melekat keras dan tidak hilang
pada responden Tn. D yaitu tidak boleh makan dan minum yang panas dahulu,
gusi yang sudah diskaling tidak boleh dimainkan oleh lidah, perbanyak
gigi dengan teknik yang tepat dan waktu yang benar, serta diintruksikan
perawatan kalkulus, teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat serta cara
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Peneliti juga memberikan saran dan
diberikan berupa cara menggosok gigi yang tepat dan cermat serta waktu
C. Analisa Teoritis
bawah pada Tn. D berawal dari penumpukan plak, hal ini didukung oleh teori
pada permukaan gigi. Menurut teori Putri dkk (2013) penyebab terjadinya
anaerob serta adanya aliran saliva yang kurang pada saat seseorang tidur
sehingga amonik terbentuk dari urea saliva yang dapat menaikkan pH dalam
studi pendahuluan yang dilakukan, Tn. D menyikat gigi hanya satu kali sehari
saat mandi pagi dan tidak menyikat gigi di malam hari sebelum tidur yang
menyebabkan plak menumpuk dan tidak terbersihkan saat tidur. Proses ini
Perawatan skaling yang dilakukan oleh peneliti berjalan lancar sesuai dengan
Gigi, akan tetapi terdapat keterbatasan dan kesulitan pada saat proses
dokter gigi di puskesmas Ciumbuleuit untuk dilakukan root planning, hal ini
Juni 2016 . Dari hasil pemeriksaan CPITN dalam jangka waktu dua minggu
dari setiap kunjungan didapatkan adanya perubahan pada gusi responden yang
berangsur membaik. Hal ini sesuai dengan teori Hermawan (2010) setelah
Needs (CPITN) oleh peneliti, pasca tindakan perawatan skaling yang harus
dengan teknik yang tepat dan waktu yang benar, perbanyak mengkonsumsi
pada Tn. D akan berhasil apabila tindakan perawatan yang sesuai dengan
sesuai harapan yaitu pasien merasa nyaman dan giginya sudah tidak terasa
kasar lagi bila disentuh oleh lidah. Adapun keberhasilan dari perawatan yang
antara lain :
mampu kooperatif pada saat tindakan perawatan dilakukan, selain itu Tn.
kontribusi yang positif saat proses perawatan skaling dan root planning
melihat keadaan permukaan gigi apakah sudah benar – benar bersih dari
nyaman karena giginya sudah tidak kasar lagi. Selain itu meningkatnya
kebersihan gigi dan mulutnya menjadi lebih baik serta Tn. D dapat
menerapkan teknik menyikat gigi yang tepat dan cermat serta waktu
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kasus yang diderita Tn. D adalah kalkulus atau karang gigi, kalkulus
banyak terdapat di bagian lingual gigi anterior rahang bawah. Hal ini
tindakan skaling sesuai dan dirujuk untuk dilakukan root planning. Serta
tindakan, keadaan permukaan gigi Tn. D bersih dari kalkulus dan adanya
perubahan skor CPITN menjadi lebih baik dan sesuai hasil evaaluasi,
responden sudah merasa nyaman karena giginya tidak terasa kasar lagi.
B. SARAN
timbul kembali.
untuk melakukan sikat gigi dua kali sehari dengan waktu menyikat gigi
untuk membersikan sela – sela gigi yang sulit dibersihkan oleh sikat gigi
serta Tn. D dianjurkan untuk memeriksakan gigi secara rutin setiap enam
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeteksi adanya kalkulus dan stain di rongga mulut,
mampu mengenal kelainan gusi yang mengalami radang akibat adanya plak,
kalkulus, dan stain dan mampu melakukan skeling dan pemolesan stain dengan
prosedur yang benar.
2. RUANG LINGKUP
Penerapan standar prosedur praktikum ini dikerjakan oleh mahasiswa di
semester 4 (preklinik) dan pada semester 5 dan 6 yaitu pada kegiatan pelayanan
asuhan.
3. ACUAN
3.1 Buku petunjuk Praktikum untuk mahasiswa JKG Poltekkes Bandung
3.2 Anna Matsuishi Pattison & Gordon L. Pattison, 1992, Periodontal
Instrumentation, 2nd ed, Prentice-Hall International Inc, California
3.3 Esther M. Wilkins, 2005, Clinical Practice Of the Dental Hygienist, 9 th
ed, Lippincot Williams & Wilkins.
3.4 Ireland, R. 2006. Clinical Textbook Of Dental Hygienist and Therapy.
Blak Munksgaard, UK
4. URAIAN UMUM
4.1 Kalkulus adalah penumpukan plak yang menjadi keras karena mengalami
mineralisasi atau pengendapan garam-garam mineral. Penumpukan plak
tersebut akan terus berlangsung pada permukaan gigi yang kasar termasuk
stain.
4.2 Skeling adalah upaya menghilangkan kalkulus dengan skaler . ada dua
jenis skaler yaitu makro skaler dan mikro skaler.
4.3 Pekerjaan skeling di awali dengan deteksi kalkulus dengan eksplorer,
memilih alat skaleryang tepat sesuai jenis dan letak kalkulus, melakukan
skeling dengan tumpuan dan tata cara yang benar dan diakhiri dengan
memoles gigi yang telah di skeling. Gusi disekitar gigi yang di skeling
diberi antiseptik.
4.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan skeling adalah : posisi
pasien dan operator, tumpuan, iluminasi (pencahayaan), retraksi pipi,
pemilihan skaler dan bahan poles, pemberian antiseptik pada jaringan
lunak pasca skeling dan intruksi sesuai kasus.
5. PROSEDUR (procedure)
5.1 Persiapan
5.1.1 Persiapan alat diagnostik dan bahan penunjang
5.1.2 Persiapan alat tulis dan kartu status, pa dan informed consent
5.1.3 Persiapan kebersihan pribadi terdiri dari : cuci tangan sebelum
pemeriksaan, memakai sarung tangan dan masker, jas praktikum
dan sepatu bersih dan rapi.
5.1.4 Persiapan kebersihan dan kerapihan lingkungan kerja, yaitu daerah
sekitar kerja bersih dan rapi, dipersiapkan secara ergonomik.
5.2 Pelaksanaan
5.2.1 Lakukan persiapan alat, bahan dan operator pada pengerjaan
skeling
5.2.2 Atur posisi pasien dan posisi operator pada tiap tahap skeling
5.2.3 Teteskan larutan disklosing dengan benar
5.2.4 Bimbing pasien untuk menyikat gigi
5.2.5 Tunjukkan pada pasien bagian gigi / mulut yang masih kotor
5.2.6 Raba batas terbawah kalkulus dengan eksplorer sebagai acuan
meletakkan sisi potong (cutting edge) skaler
5.2.7 Bedakan kalkulus supra dan subgingival dengan melihat warna
letak dan kekerasannya.
5.2.8 Pilih alat skaler yang tepat untuk tiap letak / regio kalkulus.
5.2.9 Lakukan teknik skeling dengan benar dengan memperhatikan
prinsip : cara tumpuan, gerakan menarik, retraksi pipi, tahap per
tahap.
5.2.10 Lakukan pemolesan gigi pasca skeling dengan alat bur veneer
untuk menghilangkan stain dengan bahan dan teknik yang benar
5.2.11 Aplikasikan larutan antiseptik pada jaringan lunak
5.2.12 Lakukan intruksi sesuai kasus yang ditemukan pada pasien
5.2.13 Lakukan rujukan pada kasus-kasus gingivitis / periodontitis lanjut.
5.3 Penyelesaian
5.3.1 Menutup rangkaian pelaksanaan skeling. Selesai perawatan
lakukanlah pemberian intruksi pada pasien.
5.3.2 Membereskan kembali peralatan skeling dan merapihkan daerah
tempat kerja.
6. ALAT DAN BAHAN YANG DI PAKAI
6.1 Alat
1. Dental Unit
2. Alat diagnostik (sonde, pinset, kacamulut, ekskavator)
3. Skaler : Sickle, wing shape kiri-kanan, currete, hoe
4. Baki instrumen alumunium
5. Dappen disk (2 buah)
6. Tempat cotton roll, cotton pellet dan tampon
7. Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, jas lab)
8. Taplak meja
9. Papan nama dental unit
6.2 Bahan
1. Larutan disklosing
2. Sikat gigi
3. Pasta gigi
4. Bristle brush
5. Vineer bundar, fissure
6. Cotton pellet, cotton roll, tampon
7. Larutan betadine 10%
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1 Kartu Status
7.2 Performance Assessment (PA)
7.3 Lembar Informed Consent
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Nama : Tn. D
Umur : 44 tahun
prosedur, dan manfaat dari penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gigi
Oleh karena itu dengan rasa kesadaran, tanpa adanya paksaan dan
dalam penelitian ini dan bersedia untuk melaksanakan prosedur penelitian yang
Bandung, 2016
Peneliti Responden
(Annisa Syahrul M) ( )
Lampiran 4: Gambar Keadaan Gigi Responden Sebelum Dilakukan Skaling