Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Karies dan cedera akibat trauma pada gigi masih sangat umum
ditemukan pada anak dan perawatan kerusakan luas yang ditimbulkannya
masih merupakan bagian utama dari praktik kedokteran gigi anak.Tujuan
utama perawatan operatif pada anak ialah mencegah meluasnya penyekit
gigi dan memperbaiki gigi yang rusak sehingga dapat berfungsi secara
sehat, sehingga integritas lengkung geligi dan kesehatan jaringan mulut
dapat dipertahankan.Untuk mencapai tujuan ini, telah dikembangkan
beberapa perawatan endodontik konservatif sebagai perawatan alternatif
selain pencabutan, pada gigi sulung dan gigi permanen muda dengan karies
atau cedera yang membahayakan pulpa (Whitworth & Nunn,1997)
Perawatan endodontik pada anak sangat penting untuk menjaga dan
mempertahankan gigi sulung sebelum waktunya tanggal. Hal ini untuk
mempertahankan ruang pada rahang yg nantinya akan ditempati oleh gigi
permanen.
Pencabutan gigi tidak direncanakan pada periode geligi sulung dan
geligi bercampur dapat menimbulkan kerugian yaitu kehilangan ruang yang
dapat menimbulkan maloklusi, menurunnya fungsi pengunyahan (terutama
gigi posterior), gangguan perkembangan bicara (terutama gigi anterior), dan
dapat menimbulkan trauma akibat pemberian anastesi dan tindakan bedah
(Whitworth & Nunn,1997).
Terdapat beberapa jenis perawatan pulpa yang berbeda yang dapat
diklasifikasikan pada gigi sulung. Perawatan tersebut dapat diklasifikasikan
dalam dua golongan yaitu perawatan konservatif, yang bertujuan untuk
mempertahankan vitalitas pulpa, dan perawatan pulpa radikal.termasuk
perawatan pulpa konservatif ialah perlindungan pulpa indirek, perawatan
pulpa direk, dan pulpotomi, sedangkan perawatan pulpa radikal ialah
pulpektomi diikuti dengan pengisian saluran akar (Fuks,1994)
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 1

Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah ini kami akan membahas


tentang perawatan pulpa konservatif khususnya Pulp Capping Indirect,
dimana perawatan ini dianjurkan pada gigi sulung vital dengan lesi karies
yang luas dan hampir mendekati pulpa, tanpa ada gejala degenerasi pulpa
(Fuks,1994 ; Camp dkk,2002) atau penyakit periapikal.
1.2

Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5

Apa anamnesis, gejala klinis, dan diagnosis pada skenario?


Jelaskan etiologi rasa ngilu pada gigi !
Jelaskan mekanisme rasa ngilu pada gigi !
Perawatan apa yang tepat pada skenario ?
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan

perawatan !
1.2.6 Jelaskan indikasi dan kontra indikasi perawatan !
1.2.7 Jelaskan instrumen yang digunakan pada perawatan !
1.2.8 Jelaskan bahan sementasi yang digunakan pada perawatan !
1.2.9 Jelaskan bahan restorasi yang digunakan pada perawatan !
1.2.10 Jelaskan prosedur perawatan pada skenario !
1.2.11 Bagaimana evaluasi keberhasilan pada perawatan ?
1.3

Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1

Untuk mengetahui anamnesis, gejala klinis, dan diagnosis pada

1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5

skenario.
Untuk mengetahui etiologi rasa ngilu pada gigi.
Untuk mengetahui mekanisme rasa ngilu pada gigi.
Untuk mengetahui perawatan apa yang tepat pada skenario.
Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan sebelum

1.3.6
1.3.7
1.3.8

melakukan perawatan.
Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi perawatan.
Untuk mengetahui instrumen yang digunakan pada perawatan.
Untuk mengetahui bahan sementasi yang digunakan pada

perawatan.
1.3.9 Untuk mengetahui bahan restorasi yang digunakan pada perawatan.
1.3.10 Untuk mengetahui prosedur perawatan pada skenario.
1.3.11 Untuk mengetahui evaluasi keberhasilan pada perawatan.
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 2

1.4

Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh,yaitu:
1.4.1
1.4.2
1.4.3

Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya.


Dapat menambah wawasan pembaca, terutama bagi penulis.
Dapat menambah jumlah inventaris makalah diperpustakaan
kampus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Anamnesis , Pemeriksaan Klinis, dan Diagnosis


2.1.1

Anamnesis dan pemeriksaan klinis


A. Anamnesis
1. Jenis kelelamin
: Perempuan
2. Usia
: 6 tahun
3. Keluhan Utama
rasa ngilu pada gigi belakang bawah
masuk makanan pada lubang giginya
4. Gejala klinis
Adanya kavitas yang dalam pada gigi molar kiri
bawah

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 3

Ditandai sering disebabkan makan makanan /


minuman yang dingin daripada panas / udara.
Tidak timbul secara spontan dan berlanjut selama
penyebabnya telah di tiadakan
B. Pemeriksaan Klinis
1. Ekstra Oral : 2. Intra Oral :
Ditemukan adanya kavitas yang dalam pada gigi
molar bagian kiri bawah
2.1.2

Diagnosis pada kasus


Dalam menegakkan diagnosis pada kasus jaringan keras gigi
yang mengalami karies yang dalam, maka hal awal yang harus
diperhatikan yakni dengan melihat klasifikasi karies berdasarkan
kedalamannya.
Karies dentin (Karies Media) merupakan lesi karies yang
telah sampai pada dentin. Pasien yang menderita karies ini akan
merasakan ngilu bila lubang kemasukan makanan yang agak keras
ataupun ransangan dingin seperti es. Pada kasus inipun cara
pengobatannya ditumpat seperti karies email. Dentin ini bisa
merangsang karena di dalam dentin telah terdapat saluran-saluran
kecil ( tak terlihat oleh kasat mata ) yang berisi saraf, darah dan
limfe.
Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis yang terdapat pada
anak perempuan usia 6 tahun tersebut maka di diagnosa pada status
vitalitas pulpa mengalami penyakit pulpitis reversible.
Pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang tidak parah.
Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan
pulpa kembali normal. Stimulus ringan atau sebentar seperti karies
insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prodesur

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 4

operatif kuratase periodontium yang dalam, dan fraktur email yang


mrnyrbabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor-faktor yang
dapat mrngakibatkan pulpitis reversible.
Pulpitis reversible dapat disebabkan oleh:
a. Trauma (pukulan atau hubungan oklusal terganggu)
b. Syok termal sewaktu melakukan preparasi kavitas dengan bur
tumpul dalam waktu lama sehingga menimbulkan panas
berlebih
c. Stimulus kimiawi, misalnya dari bahan makanan manis,
asam, iritasi tumpatan silikat atau bakteri.
Gejala pulpitis reversible biasanya asimtomatik (tanpa
gejala). Akan tetapi, jika muncul gejala biasanya berbentuk pola
yang khusus. Apabila stimulus seperti cairan dingin atau panas atau
bahkan udara dapat akan segera terasa ; intensitas nyerinya
cenderung menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Respon
dari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar
disebabkan oleh perubahan dalam tekanan intrapulpa.
Berdasarkan gejala pulpitis ireversible tersebut, dimana
gejalanya berbentuk pola yang khusus dan apabila stimulus seperti
panas, dingin, maupun tekanan udara akan segera terasa. Sama
halnya dengan yang terjadi pada kasus, dimana jika stimulus
misalnya makanan masuk pada lubang giginya, maka akan terjadi
rangsangan berupa ngilu.
2.2

Etiologi Rasa Ngilu pada Gigi


Dentin hipersensitive masih merupakan objek yang sangat menarik
dan telah bayak diteliti oleh para pakar, baik etiologi, gejala maupun
mekanisme terjadinya. Dalam terjadinya hipersensivitas dentin ini tentunya
memerlukan syarat bahwa dentin harus terbuka.
Terbukanya dentin ini dapat disebabkan oleh berbagai hal , misalnya
karena resesi gingiva, perawatan bedah periodontal , sikat gigi yang salah,
kebiasaan buruk / bruxism dan erosi serta abrasi.
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 5

Namun, hilangnya email atau terbukanya dentin ini umumnya


multifaktor dan jarang disebabkan oleh satu sebab ( krauser , 1986: addy,
1990 ). Hubungan semen dan email pada leher gigi , juga memunginkan
terjadinya hipersensivitas dentin.
Tetapi kenyataan membuktikan tidak semua individu yang dentinnya
terbuka akan menderita hipersensivitas dentin. Misalnya, pada para usia
lanjut, meskipun resesi gingiva dan dentin terbuka, tetapi karena diameter
tubulusnya kecil atau mengecil dan dentin sekunder juga cukup besar atau
tebal. Maka, akan menjadi kurang sensitive. Terdapat tiga penyebab utama
dari rasa ngilu pada gigi, yaitu :
1.

Karies
Penyebab utama karies adalah mikroorganisme, beserta

produknya reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin. Dengan
berlanjutnya proses karies , walaupun pulpa belum terkena, sel-sel
peradangan akan mengadakan penetrasi ke pulpa melalui tubulus
dentin yang terbuka sehingga jika karies sudah meluas mengenai
pulpa, itu berarti telah terjadi peradangan kronis.
1.

Mekanis
Cedera pulpa karena atrisi, abrasi ataupun trauma. Trauma

dapat terjadi karena pukulan pada wajah dengan atau tanpa disertai
fraktur, jika pulpa terbuka , kuman akan mengadakan penetrasi
kedalam dan menyebabkan peradangan pulpa.
Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas dapat
menyebabkan cedera pulpa , terutama pada pemakaian bur pada
tekanan tinggi. Salah satu faktor yang memegang peranan peting
dalam cedera pulpa adalah ketebalan dentin , dimana makin dalam
kavitas , iritasi akan semakin besar , tetapi dengan pendinginan /
semprotan air, kerusakan pulpa dapat d hindari
Kerusakan pulpa dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang
bersifat asam ataupun uap. Reaksi pulpa biasanya terjadi pada
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 6

restorasi yang berkontak langsung dengan dasar kavitas. Bila


kavitas dangkal, biasanya akan terbentuk dentin reparatif tetapi bila
kavitas cukup dalam cenderung menyebabka peradangan pulpa.
Adapun penyebab yang berhubungan dengan prosedur dentistry , yaitu :
1. Thermal
Faktor thermal dapat terjadi kecuali apabila gigi memperoleh
pendinginan yang cukup dari semprotan air. Pemakaian bur intan
bisanya lebih panas dibandingkan bur karbid. Transmisi panas dapat
terjadi sewaktu memoles restorasi logam yang mempunyai reaksi
eksotermis, terutama pada kavitas yang dalam.

2. Elektrik
Adanya tumpatan logam dengan bahan berbeda, misalnya emas dan
amalgam dapat menyebabkan aliran listrik yang disebut dengan syok
galvanis dimana bahan tumpatan yang berbeda ini dapat berkontak
terus menerus jika letaknya berdampingan.
2.3

Mekanisme terjadinya rasa ngilu pada gigi


Dalam jaringan pulpa terdapat berbagai macam sel, dari sel-sel
mesenkim yang belum terdiferensiasi sampai dengan sel-sel khusus seperti
odontoblast. Dalam jaringan pulpa yang Vital dan sehat, sel-sel yang ada
selalu siap sedia untuk memberikan respon terhadap semua ransang baik
yang dikenakan pada dentin maupun yang dikenakan pada jaringan pulpa.
Dentin yang terdiri atas tubulus-tubulus dan berisi cairan intersel dari
jaringan pulpa lanjutan odontoblast dan akhiran syaraf yang bisa merasakan
sakit / ngilu. Berbagai ransang seperti thermal , tekanan dan lain-lain akan
dirasakan sakit.
Mengenai terjadinya rasa sakit ini timbul berbagai teori , yaitu
persyarafan dentin, teori odontoblast sebagai reseptor , teori hidrodinamik
dan teori perlukaan odontoblast. Dari bebeprapa teori ini, Teori

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 7

Hidrodinamik adalah yang paling diterima diperkenalkan oleh kramer pada


pertengahan abad ini yang kemudian dikebangkan oleh Brannstrom dengan
penelitian-peneliiannya sehingga teori ini lebih mantap dan diakui dalam
dunia kedokteran gigi. ( Rosenthal, 1990 ).
Teori Hidrodinamik menerangkan bahwa rasa ngilu pada dentin di
sebabkan oleh pergerakan cairan pada tubulus dentin. Semua ransang yang
mengenai dentin, yang tubulus-tubulusnya bersifat seperti pembuluh kapiler,
akan menggerakkan tubulus keluar atau ke arah pulpa. Karena pergerakan
ini syaraf yang ada di dalam akan terangsang dan timbul rasa ngilu atau
nyeri. Rangsangan yang dapat menyebabkan pergerakan isi tubulus ini dapat
berupa ransang thermal, ransang taktil, hembusan, udara atau dari cairan
yang bertekanan osmotik tinggi.
Secara normal, semua sel tubuh memperlihatkan potensial membrane
yaitu pemisahan muatan positif dan negative di kedua sisi membrane. Pada
saat adanya rangsangan (bisa Karen aperubahan temperature, tekanan
osmotic atau tekanann yang terjadi di gigi) menimbulkan perubahan tekanan
di dalam dentin. Karena perubahan tekanan ini, sehingga ion-ion cairan di
dalam tubulus dentin menjadi kacau (depolarisasi). Pergerakan cairan
(hidrodinamik) inilah yang mengaktifkan serabut saraf tipe A atau C yang
ada di sekeliling odontoblast atau syaraf

di dalam tubulus dentin dan

direspon sebagai rasa nyeri.


Adapun perjalanan stimulus hingga ke SSP tersebut sebagai berikut:
1.
Gigi Rahang Atas diinervasi oleh Plexus Dentalis Superior
Rr. Alveolares Superiores Posteriorer, Medii, dan Anteriores
Nn. Alveolaris Superiores N. Infraorbitalis N. Maxillaris
2.

(V/2) Ganglion Trigeminale N. Trigeminus (V) SSP


Gigi Rahang Bawah diinervasi ole Plexus Dentalis Inferior N.
Alveolare Inferior N. Mandibularis (V/3) Ganglion
Trigeminale N. Trigeminus (V) SSP

Adapun karakteristik nyeri berdasarkan jenis serat aferennya sebagai


berikut :

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 8

NYERI CEPAT
Terjadi

pada

stimulasi

NYERI LAMBAT
Terjadi pada stimulasi nosiseptis

nosiseptor mekanis dan

polimodal

suhu
Disalurkan oleh serat A

Disalurkan oleh serat C halus tak

halus bermielin
Menimbulkan

bermielin
sensasi

Menimbulkan

sensasi

tumpul,

tajam menusuk
Mudah
diketahui

panas, pegal
Lokalisasinya tidak jelas

lokasinya
Muncul pertama kali

Muncul berikutnya; menetap lebih


lama; lebih tidak menyenangkan

2.4

Jenis Perawatan yang dapat dilakukan pada Kasus.


Secara umum, perawatan pulpa pada anak untuk gigi sulung dan gigi
permanen muda memerlukan perawatan yakni :
1. Teknik Pulp Capping
a) Indirek Pulp Capping
b) Direk Pulp Capping
2. Teknik Pulpotomi
3. Teknik Pulpektomi
Dari metode pertama sampai ketiga merupakan teknik vital yang
memerlukan penanangan hati-hati serta teliti. Dari jaringan pulpa yang
terinflamasi dengan memelihara pulpa vital yang tersisa.
Berdasarkan hasil diagnosis pasa kasus, maka perawatan yang dapat
dilakukan adalah Indirek Pulp Capping.
Indirek pulp capping merupakan Teknik untuk mencegah terbukamya
pulpa selama dilakukan perawatan pada gigi dengan lesi karies yang dalam
dan tidak terdapat tanda klinis berupa degenerasi pulpa atau penyakit
periapikal.
Tujuan utama perawatan ini adalah menghentikan proses karies
dengan pembentukan dentin sklerotik dan merangsang dentin reparative

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 9

dengan mengadakan remineralisasi dentin yang terkena karies untuk


mempertahankan vitalisat pulpa , yaitu dengan cara :
1. Menghentikan proses karies
2. Meningkatkan sklerosis dentin atau mengurangi permeabilitas
3. Merangsang pembentukan dentin reparative
4. Meremineralisasi dentin yang karies
Perawatan endodontik untuk mempertahankan vitalitas pulpa beberapa
kondisi yang menguntungkan sebelum ada pertimbangan direk atau indierk
pulp capping diantaranya yaitu :
1. Gigi vital dan tidak ada riwayat sakit spontan
2. Jika dilakukan tes vitalitas dengan ransang panas dan dingin reaksi
yang muncul tidak berlanjut setelah ransang dihentikan.
3. Gambaran radiografi tidak terdapat lesi periradikuler yang bersumber
dari pulpa pada restorasi permanen bakteri harus dapat dikelurakan
dari kavitas
Jika kondisi-kondisi tersebut ditemui maka prosedur perawatan
indirek pulp capping lebih baik dilakukan di banding prosedur perawatan
direk pulp capping.
2.5

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Perawatan


Sebelum melakukan perawatan karies yang dalam pada gigi dengan
pulpa sehat ada baiknya memperhatikan terlebih dahulu acuan untuk
menggunakannya. Dimana perawatan untuk penyakit pulpa tergantung pada
sebagian besar hasil pemeriksaan yang akurat dari kondisinya. Salah satu
keputusan apakah karies yang dalam harus dihilangkan seluruhnya atau
tidak. Suatu hal yang telah mantap bagaiakan aturan yang tidak dapatb
diganggu gugat bahwa semua karies yang dangkal harus di hilangkan. Pada
suatu saat lalu merupakan pendapat umym khususnya di Amerika bahwa
semua karies yang dalam harus dihilangkan bahkan walaupun tiindakan ini
akan mengakibatkan pulpa menjadi terbuka.
Dengan didukung oleh hasil beberapa penelitian ( Jordan & Suzuki ,
1971) untuk membiarkan sejumlah kecil dentin karies yang dalam, yakni
dimana apabila penghilangan karies ini di anggap dapat mengakibatkan
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 10

pembukaan pulpa, asalkan bahwa yan terpenting - pulpa diperkrakan dapat


kembali ke keadaan sehat. Teknik ini di kenal sebagai Pulp Capping
Indireks juga telah jelas dimengerti bahwa tidak boleh ada karies dangkal
yang tertinggal / dibiarkan tersisa , dan kecuali selapis tipis dentin lunak
yang dalam. Bagian kavitas yang dalam harus dilapisi dengan kalsium
hidrokside atau ZOE dan gigi di restorasi segera maupun pada kunjungan
berikutnya.
Acuan untuk menggunakan teknik pulp capping indierek, sebagai berikut :
a) Semua karies yang dangkal harus dihilangkan
b) Semua karies yang dalam dan yang sangat lunak harus di
hilangkan
c) Memperhitungkan pulpa apakah sehat atau mampu kembali
ke keadaan sehat
d) Tidak boleh terlihat pulpa yang seluruhnya terbuka
e) Pasien harus segera diberitahu agar segera dating ke dokter
gigi bila timbul keluhan
f) Serta pemeriksaan radiografis satu tahun kemudian sangat di
anjurkan.
2.5.1

Beberapa kondisi yang menguntungkan yang harus ada sebelum

mempertimbangkan perawatan pulp capping:


1. Gigi vital dan tidak ada riwayat sakit spontan
2. Jika dilakukan tes kavitas dengan rangsangan panas dan dingin maka
reaksi yang muncul tidak berlanjut setelah rangsangan dihentikan
3. Gambaran radiograf menunjukkan tidak terdapat lesi periradikuler
yang bersumber dari pulpa
4. Pada restorasi permanen, bakteri harus dapat dikeluarkan dari kavitas
2.5.2
Keadaan pasien yang harus diperhatikan dalam pemilihan
perawatan endodontik
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 11

1.

Umur
Pasien anak masih mempunyai masalah tingkah laku, tetapi jika pada
indikasi perawatan endodontik ada kerjasama yang baik maka

2.

perawatan ini dapat berhasil


Kesehatan umum pasien
Dalam literatur sering ditemukan kesehatan yang buruk yang menjadi
kontaindikasi perawatan endodontik. Akan tetapi pada kenyataannya
perawatan saluran akar lebih sering dipilih dibandingkan pencabutan
untuk pasien seperti ini. Pada beberapa penyakit tertentu memang
diragikan keberhasilan perawatan. Misalnya, diabetes melitus, TBC,
dan lain-lain. Penyakit infeksi dan penyakit sistemik dalam hal ini

3.

perawatan lebih baik dilakukan jika penyakit terkontrol.


Keadaan ekonomi
Perawatan saluran akar membutuhkan biaya yang lebih besar shingga
harus mendapat perhatian. Apalagi restorasi setelah perawatan juga
membutuhkan biaya besar sehingga diperlukan penerangan kepada

orangtua pasien.
2.5.3
Keadaan lokal pasien
1. Infeksi
- Dibawah karies yang dalam
- Adanya karies dibawah tambalan atau karies sekunder
- Berhubungan dengan adanya trauma
2. Trauma
1) Trauma mekanik
- Mengenai tubulus dentin
- Enamel retak
- Gigi fraktur
- Ekpose pulpa
2) Trauma karena bahan kimia
- Penggunaan bahan antiseptik yang keras dan mengiritasi
- Produk-produk bakteri yang menyebabkan infeksi
3) Trauma karena panas
- Bur kecepatan tinggi tanpa pendinginan
- Restorasi metal yang meluas tanpa perlindungan pulpa yang baik
3. Riwayat sakit
4. Tanda-tanda hilangnya vitalitas gigi
- Perubahan warna gigi
- Gigi peka terhadap perkusi
- Pembengkakan jaringan lunak
- Pembesaran kelenjar limfe

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 12

2.6

Indikasi dan Kontra-Indikasi Perawatan


2.6.1 Indikasi
Kondisi yang harus diperhatikan dalam prosedur perawatan
indirek pulp capping harus mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1.

History ( Riwayat )
a)

Rasa sakit yang kurang / ringan terhadap bahan

kimiawi dan stimulus termal


b)

Tidak adanya rasa sakit yang spontan dimana tidak

pengaruhi oleh ransangan


2.

3.

Clinical Examination / Pemeriksaan Klinis


a)

Lasi karies yang besar

b)

Tidak terdapat penyakit limfe

c)

Terdapat gejalan yang normal dari sekitas gingival

d)

Terlihat warna gigi yang normal

Radiography Examination / Pemeriksaan Radiografi


a)

Karies yang besar sampai menutupi proksimal ke

pulpa
b)

Keadaan lamina dura yang normal

c)

Keadaan yang normal dari Ligamentum Periodontal

d)

Tidak terdapat Radiolusensi pada Periapikal

2.6.2 Kontra-Indikasi
1.

History / Riwayat
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 13

a)

Rasa sakit/ngilu yang tiba-tiba , rasa sakit/ngilu yang

tajam keras dan menusuk terus bertahan tanpa adanya


stimulus
b)

Rasa sakit spontan ( tanpa ransangan ) yang sangat

lama, khususnya pada malam hari.


2.

3.

Clinical Examination / Pemeriksaan Klinis


a)

Mobilitas gigi yang berlebihan

b)

Diskolorisasi gigi

c)

Tidak responsive terhadap teknik vitalitas pulpa

Radiography Examination / Pemeriksaan Radiografi


a)

Lesi karies yang besar dengan pembukaan yang jelas

pada pulpa
b)
c)

Terdapatnya kerusakan lamina dura


Terdapatnya pelebaran celah antara ligamentum

periodontal
d)

Terdapatnya radiolusensi pada ujung akar atau area

furkasi.
Jika indikasi merupakan hal yang sesuai untuk pulp capping , maka
pemilihan perawatan dapat digunakan sebagai teknik dua kali kunjungan
dalam perawatan atau hanya menggunakan satu kali kunjungan dalam
perawatan.
2.7

Instrumen yang digunakan pada perawatan


2.6.1

Instrument untuk pemeriksaan mulut dan gigi


KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 14

kaca mulut (mirror)


Kaca mulut teridiri atas tipe refleksi permukaan depan dan tipe
refleksi permukaan belakang. Kaca mulut refleksi depan akan
menghasilkan bayangan lebih jelas, terutama jika menyudut
sehingga sekarang lebih banyak digunakan. Akan tetapi jenis
ini mudah tergores sehingga harus diperlakukan hati-hati
terutama ketika membersihkan dan mensterilkannya.

Sonde
Telah banyak jenis sonde dibuat, tetapi sebagian besar
dirancang

untuk

memungkinkan

operator

menyonde

permukaan gigi dengan kasar untuk melihat ada atau tidaknya


-

karies.
Skeler
Skeler digunakan untuk membuang kalkulus subgingiva dan
deposit lain dari gigi.

2.6.2

Instrumen untuk memotong jaringan gigi dan membuang karies


-

ekskavator
Instrument ini dipakai untuk membuang dentin lunak dan
tumpatan sementara .

Pahat, hatchet, dan hoe


Pahat lurus dan bengkook dipakai untuk memotong email yang
tak terdukung. Hatcet dan hoe serupa dengan pahat yakni
mempunyai

ujung

pemotong

lurus

dan

berbevel

dan

kegunaannya sama.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 15

2.6.3

Instrumen untuk meletakkan dan memampatkan bahan restorasi


-

instrument plastis
Instrument plastis datar umumnya terbuat dari baja tahan karat
tetapi untuk peletakan dan pembentukan bahan restorasi
komposit lebih baik dipakai instrument yang dilapisi Teflon
atau terbuat dari titanium nitrit, agar komposit tidak melekat.

Pemampat
Instrument ini dipakai untuk memampatkan dan membentuk
bahan tambal terutama amalgam.
Instrument pengukir dan pengakhir
Bahan instrument ini tajam atau agak tajam dan bentuknya
bervariasi serta digunakan untuk mengukir bahan dengan jalan

2.6.4

memotong dan mengerok.


Instrument rotatif
- Airotor (turbin udara)
Kecepatannya berkisar 250000-500000 rpm. Kecepatan yang
sangat tinggi ini diperoleh dari rotor henpis dan berputar
-

dengannya.
Henpis kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berupa henpis lurus atau
menyudut (contra angel). Henpis menyudut dipakai untuk
merapikan mahkota sementara atau melaksanakan prosedur

yang dilakukan diluar mulut.


Bur dan Batu
Instumen ini merupakan pemotong rotatif yang dipasang pada

henpis.
Bur airotor
Bur airotor digunakan untuk memotong email dab\n dentin

sehat serta membuang restorasi lama.


Bur kecepatan rendah
Batu
Bur ini dapat dipakai pada tahap akhir preparasi untuk
menghaluskan permukaan, tetapi lebih sering untuk member

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 16

bentuk, menghaluskan, dab melakukan penyelesaian logam


tuang dan restorasi porselen di luar mulut.
2.6.5

Instrument pengakhir
- bur dan point
Sebagai tambahan pada bur untuk preparasi dasar restorasi,
terdapat seperangkat alat untuk penyelesaian preparasi dan
restorasi. Alat ini terbuat dari baja untuk dipakai pada
amalgam) atau partikel intan yang sangat halus, atau karbida
-

tungsten.
Disk
Tersedia disk fleksibel dan rigid dengan bahan abrasive dari
berbagai derajat kekasaran yang diaplikasikan pada satu

2.8

permukaan (atau ada kalanya keduanya).


Lembaran abrasive

Bahan-bahan sementasi yang digunakan pada perawatan


Bahan-bahan umum yang digunakan pada prosedur Pulp Capping Indirect
adalah kalsium hidroksida Ca(OH)2 dan zinc oxide eugenol (ZOE).
Kalsium hidroksida adalah obat yang dapat memacu penyembuhan biologis
dan pembentukan barier jaringan keras diatas pulpa radikuler yang telah
diamputasi. Sedangkan zinc oxide eugenol sering digunakan sebagai obat
pelindung pulpa, bahan ini tidak dianjurkan untuk bahan pelindung pulpa
dalam perawatan pulpa direct.

2.9

Bahan restorasi yang digunakan pada perawatan


2.9.1 Pengertian SSC
Stainless Steel Crown adalah mahkota logam yang dibuat
oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai bentuk anatomis
sesuai gigi asli. Materialnya mengandung 18% chromium dan 8%
nikel. Adanya

chromium

mengurangi

korosi

logam.

Sejak

diperkenalkan oleh Humphrey (1950) dalam bidang kedokteran gigi


anak, disamping sebagai retainer pada beberapa kasus, SSC menjadi
bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung dengan
kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 17

gigi dan membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih tahan
lama dibandingkan restorasi lainnya.
2.9.2 Macam-macam SSC
Ada dua macam SSC :
2.8.2.1 Festooned : dengan merek Ni-Chro primary crown,
keluaran ion 3M (USA) adalah metal crown yang sudah dibentuk
menurut anatomis gigi, baik kontour oklusal, bukal / lingual,
proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC jenis
festooned ini tinggal membentuk / menggunting permukaan servikal
mahkota tersebut.
2.8.2.2 Unfestooned : dengan merek Sun Platinum, keluaran
Sankin, Jepang adalah metal crown yang telah dibentuk permukaan
oklusal saja sedangkan bagian bukal / lingual dan servikal harus
dibentuk dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus
dimanipulasi agar tetap baik marginalnya.

a : Bentuk unfestooned, tepi servikal mahkota belum digunting.


b : Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting dan dibentuk
cembung.
c : Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting sesuai dengan
servikal gigi
2.9.3 Indikasi
SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak anak
karena banyak keuntungannya SSC merupakan suatu bahan restorasi
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 18

yang ideal untuk mencegah kehilangan gigi susu secara prematur.


Kerusakan yang meluas pada gigi susu. Finn (1973) menyatakan
pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatan karies rampan atau
frekwensi kariesnya tinggi, dimana gigi sudah banyak kehilangan
struktur mahkota, sehingga tidak dapat ditambal dengan bahan
tambalan biasa. SSC merupakan restorasi mahota penuh, menutupi
gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya sekunder
karies menjadi kecil.
Gigi

yang

mengalami

gangguan

pertumbuhan

dan

perkembangan. Kelainan hipoplastik akan merusak permukaan


oklusal dari gigi molar satu susu jika dijumpai adanya gangguan
sistemik. Misalnya pada kasus amelogenesis imperfekta dan
dentinogenesis imperfekta akan merubah morfologi gigi. Pemakaian
gigi yang berlebihan merupakan faktor predisposisi terjadinya abrasi
pada bagian oklusal. Kelainan ini menyebabkan gigimudah terkena
karies, oleh karena permukaan oklusal menjadi kasar yang dapat
merupakan retensi dari plak. Lokasi dan perluasan dari kerusakan
hipoplastik

tidak memungkinkan

dibuat

tambalan

amalgam,

pemakaian SSC perlu dipertimbangkan.


Gigi sesudah perawatan saluran akar. Hilangnya struktur gigi
sesudah perawatan endodontik yang meluas sampai di bawah
perlekatan epitel, maka SSC merupakan indikasi.
Pada gigi molar sulung setelah pulpotomi dan perawatan
saluran akar, yang terbaik adalah dibuatkan restorasi dengan
mahkota logam. Hal ini disebabkan karena tidak hanya struktur
jaringan gigi yang umunya sudah rusak, tetapi dentin pada gigi yang
non vital lebih rapuh dan dapat menjadi fraktur oleh karena tekanan
oklusal dari kekuatan pengunyahan. Untuk mencegah kegagalan
perawatan sebaiknya digunakan restorasi mahkota logam. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya gigi sulung dengan indikasi
perawatan pulpa kemungkinan besar telah memerlukan mahkota
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 19

sebagai restorasi. Sebagai pegangan dari space maintainer atau


protesa. SSC digunakan sebagai pegangan untuk space maintainer
akar jika gigi pegangan itu merupakan indikasi untuk pembuatan
SSC. Misalnya pada kasus : G
igi molar dua susu (m2) yang
berbentuk konus. G
igi molar satu permanen (M1) pada umur
muda, dimana selanjutnya akan diganti dengan gold crown oleh
karena pada umur tesebut morfologi pulpa dan panjang mahkota gigi
secara klinis mungkin menghalangi penggunaan gold crown.
Pada kasus kasus bruxism yang berat. Gigi mungkin
mengalami abrasi sehingga SSC dibutuhkan untuk mengembalikan
vertikal dimensi dan mencegah kerusakan pulpa akibat trauma.
Untuk mengoreksi single crossbite anterior pada gigi susu. Untuk
perawatan CBA, mahkota dipasangkan terbalik pada gigi anterior
atas 2 minggu sampai maloklusi terkoreksi.

2.9.4 Preparasi gigi posterior


2.9.4.1 Pengukuran materi gigi
Sebelum gigi dipreparasi jarak mesio distal diukur
dengan kaliper. Pengukuran ini bertujuan untuk memilih
besarnya SSC yang akan dipakai, sesuai dengan besarnya
gigi. Pembuangan seluruh jaringan karies Dengan round bur
putaran rendah atau dengan menggunakan ekskavator.
2.9.4.2 Mengurangi permukaan oklusal
Fisur fisur yang dalam pada permukaan oklusal
diambil sampai kedalaman 1 1,5 mm dengan tapered
diamond bur.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 20

Mengurangi permukaan proksimal


Sebelum

melakukan

preparasi,

gigi

tetangga

dilindungi dengan prositektor atau suatu steel matrik band.


Tempatkan tapered diamond bur berkontrak dengan gigi
pada embrasur bukal atau lingual dengan posisi sudut kirakira 20dari vertikal dan ujungnya pada margin gingiva.
Preparasi dilakukan dengan suatu gerakkan bukolingual
mengikuti kontour proksimal gigi. Untuk mengurangi resiko
kerusakan pada gigi tetangga akibat posisi bur yang miring,
maka slicing dilakukan lebih dahulu dari lingual ke arah
bukal atau sebaliknya, baru kemudian dari oklusal ke
gingival.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 21

Mengurangi permukaan bukal dan lingual


Dengan tapered diamond bur permukaan bukal dan
lingual dikurangi sedikit sampai ke gingival margin dengan
kedalaman lebih kurang 1 1,5 mm. Sudut sudut antara
ke-2 permukaan dibulatkan.
2.9.5

Perlindungan pulpa
Pembuangan jaringan karies yang telah mencapai dentin cukup
dalam sebaiknya ditutupi dengan kalsium hidroksida, yang berfungsi
melindungi pulpa terhadap iritasi.

2.9.6 Langkah Langkah Persiapan SSC Sebelum Dipasang


Pemilihan ukuran SSC
SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum Jika
jarak mesio-distal dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat
diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi
tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi. Bila gigi tetangga
tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada
satu rahang. Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar untuk
KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 22

disisipkan diantara gigi di bawah gingival margin dan sedikit bisa


berotasi.
2.9.7 Pemotongan SSC
Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah
dipreparasi. Tekan SSC ke arah gingiva : bila terlalu tinggi atau
rendah maka oklusi tidak baik. bila terlalu besar atau kecil, SSC
tidak dapat memasuki sulkus gingiva. Periksa apakah tepi SSC pada
daerah

aproksimal

sudah

baik.

Memilih

SSC

dengan

mencocokannya pada gigi asli Pemeriksaan adaptasi margin


Tentukan kelebihan SSC, kemudian buang dengan stone bur atau
potong dengan gunting. SSC coba lagi dan perhatikan : oklusi gigi
geligi. jika gingiva terlihat pucat berarti SSC masih kepanjangan
dan perlu pemotongan bagian servikalnya.
2.9.8 Pembentukan SSC
Diperlukan tang tang khusus : Tempatkan tang dengan paruh
cembung sebelah dalam dan paruh cekung sebelah luar mahkota
yang akan dibentuk. Bagian bukal dan lingual serta servikal dibentuk
dengan konfigurasi yang sesuai dengan giginya. Bagian servikal
harus benar menempel pada posisi gigi untuk mendapatkan retensi
yang maksimal. Pemotongan mahkota 1 mm di bawah goresan
Pembentukan SSC dengan tang khusus.
2.9.9

Penghalusan SSC
Penghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC
telah sesuai. Permukaan kasar akan mengiritasi gingiva dan
memudahkan penumpukan plak. Untuk tindakan ini daerah margin
SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnya tidak mengiritasi gingiva,
kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan dengan stone bur atau
rubber whell.

2.9.10 Pemasangan SSC


KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 23

Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi


dikeringkan dan diisolasi dengan gulungan kapas. Saliva ejektor
dipasang agar gigi tetap kering dan bebas dari saliva. Gunakan
adhesif semen misalnya polikarboksilat, diaduk sampai konsistensi
seperti krim dan dialirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga
hampir penuh. Pasang SSC dari lingual ke bukal, tekan dengan jari
sampai posisi yang tepat kemudian pasien disuruh menggigit dengan
wooden blade diletakkan di atas gigi tersebut.
Penghalusan

Pengisian mahkota dengan semen

Perletakan mahkota dari sisi bukal ke lingual


Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan
terutama pada celah gingiva dan daerah interdental papil dengan
menggunakan skeler. Semen yang berlebihan dapat mengakibatkan
inflamasi gingiva dan ketidaknyamanan. Pasien diinstruksikan untuk
diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan untuk

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 24

membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan


dental floss.
2.10 Prosedur perawatan pada skenario
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis diperoleh bahwa pasien
mengalami pulpitis reversibel sehingga perawatan yang tepat ialah indirek
Pulp Capping. Indirek Pulp Capping merupakan tehnik untuk mencegah
terbukanya pulpa selama dilakukan perawatan pada gigi dengan lesi karies
yang dalam dan tidak terdapat tanda klinius berupa degenerasi pulpa atau
penyakit periapikal.
Tujuan utama perawatan ini adalah untuk menghentikan proses karries
dengan pembentukan denti sklerotik dan merangsang pembentukan dentin
reparativ dengan mengadakan remineralisasi dentin yang terkena karies
untuk mempertahankan vitalitas pulpa.
Teknik perawatan
Tehnik ini dapat dilakukan sebagai prosedur satu kali kunjungan atau
dua kali kunjungan. Bagi yang tidak berpengalaman dianjurkan untuk
melakukan dua kali kunjungan, karena dengan membongkar tumpatan
sementara pada gigi yang dirawat pada kunjungan kedua akan dinilai
keberhasilan perawatan, sehingga diperoleh penilaian praopratif yang lebih
tepat. Pada tehnik satu kali kunjungan,penilaian pasca perawatan harus
dilakukan dengan lebih kritis.
Langkah-langkah perawatan Pulp Capping Indirek :
1. Pemberian anastesi lokal, dan isolasi daerah kerja dengan karet isolasi
2. Penembusan kavitas dengan handpiece berkecepatan tinggi
3. Dentin yang lunak, nekrotik dan terinfeksi di angkat dengan round bur
besar dengan handpiece berkecepatan rendah tanpa membuka pulpa
4. Kavitas diirigasi dan dikeringkan dengancotton pellet
5. Dentin yang tersisa dilapisi dengan Kalsium Hidroksida
6. Kavitas yang tersisa diisi dengan semen Glass Ionomer untuk mendapat
perlekatan yang baik
7. Resin komposit, atau mahkota stainless steel digunakan sebagai restorasi
permanen.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 25

2.11 Evaluasi keberhasilan pada perawatan


Evaluasi Keberhasilan Perawatan Indirect Pulp Capping
Kriteria untuk menilai keberhasilan perawatan ialah sebagai berikut:
1. Tidak ada tanda-tanda klinis atau gejala seperti rasa
sakit,pembengkakan,atau mobilitas.
2. Terdapat bukti radiografi terbentuknya dentin sekunder atau
dentin reparatif
3. Terhentinya proses atau lesi karies secara klinis dan
bakteriologis ini semua diperiksa sebeleum restorasi sementara
dibongkar pada kunjungan kedua.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Perawatan pulpa konservatif yang tepat digunakan pada kasus adalah
Pulp Capping Indirect, dimana perawatan ini dianjurkan pada gigi sulung
vital dengan lesi karies yang luas dan hampir mendekati pulpa serta tanpa
ada gejala degenerasi pulpa.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 26

Tujuan utama perawatan ini adalah menghentikan proses karies


dengan pembentukan dentin sklerotik dan merangsang dentin reparative
dengan mengadakan remineralisasi dentin yang terkena karies untuk
mempertahankan vitalisat pulpa , yaitu dengan cara :
1.
2.
3.
4.

Menghentikan proses karies


Meningkatkan sklerosis dentin atau mengurangi permeabilitas
Merangsang pembentukan dentin reparative
Meremineralisasi dentin yang karies
Bahan-bahan umum yang digunakan pada prosedur Pulp Capping

Indirect adalah kalsium hidroksida Ca(OH)2 dan zinc oxide eugenol (ZOE).
Sedangkan bahan tumpatan yang dapat dipilih adalah komposit atau
stainless steel crown (SSC).

3.2

Saran
3.2.1

Diharapkan kepada mahasiswa agar tidak hanya sekedar


mengetahui materi tentang perawatan indirek pulp capping
pada lesi jaringan keras gigi tetapi juga mampu
menjelaskan diagnosis, definisi, etiologi, mekanisme,
penanganan dan tahap-tahap perawatan, dan dampaknya
apabila tidak dilakukan perawatan.

3.2.2

Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan


pemahaman dengan mencari tahu hal-hal yang belum
dideskripsikan dalam makalah ini.

3.2.3

Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan


kerja sama yang lebih baik dalam pelaksanaan dan
pembuatan makalah selanjutnya.

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 27

DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad, H.2010. Karies dan Perawatan Pulpa pada Anak Secara
Komprehensif. Makassar: Penerbit Bimer
2. Bjondal, Lars. 2008. Journal Endo.Indirect Pulp Capping and Stepwise
Excavation. Denmark : AAPD of Endodontic
3. Budiyanti, Arlia. 2005. Perawatan Endodontik pada Anak. Jakarta : EGC
4. Cameron, AC. Widmer, RP. 2003. Handbook of Pediatric Dentistry. 2nd
edition. Sidney : Mosby
5. Casamassimo. Fields. Mctigue. Nowak. 2013. Pediatric Dentistry Infancy
Through Adolescense.5th edition. Cina: Elsevier
6. Ecsles,JD. Green, R. 1994. Konservasi Gigi. Jakarta : Hipokrates
7. Fuks, Anna. 2008. Journal Endo. Vital Pulp Therapy with New Material
for Primary teeth. Denmark: AAPD of Endodontics
8. Grossman. Oliet. Rio. 1993. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta:
EGC
9. Ingle,I. John. 2009. PDQ Endodontics.2nd edition. Cina: Peoples Medical
Publishing House
10. Kidd. Smith. 2002. Manual Konsevasi Menurut Pickard. Edisi 6. Jakarta:
Hipokrates
11. McDonals. Avery. Dean. 2005. Dentistry for Child and Adolescencet.
USA: Mosby
12. Tarigan, R. 2013. Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik). Jakarta: EGC
13. Welbury, R. Monty. Duggal. Hosey. 2005. Pediatric Dentistry. New York:
Oxford
14. Walton. Torobinejab.2002. Principles and Practice of endodontics. 3th
edition. USA: Saunders

KELOMPOK 1 | GIGI NGILU PADA ANAK 28

Anda mungkin juga menyukai