Anda di halaman 1dari 20

DIAGNOSA PENYAKIT DAN KELAINAN

JARINGAN KERAS DAN LUNAK

Dosen Pembimbing :
Drg. Herlinawati, M. Kes
Drg. Kirana P. Sihombing, M. Biomed

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

L. Theresia Laimora
P07525021019

JURUSAN KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TAHUN AJARAN 2020
Pengertian Iritasi Pulpa

Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas
dentino enamel junction (persimpangan dentino enamel).

Diagnosis melalui beberapa cara berikut:

1. Mempunyai karies
2. Jika diperiksa dengan sonde tidak sakit
3. Pemeriksaan diperkusi juga tidak sakit
4. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin
5. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin

Etiologi dan Patofisiologi Iritasi Pulpa

Etiologi pulpitis yang utama adalah akibat infeksi bakteri yang masuk ke pulpa dari lesi karies.
Beberapa dekade yang lalu, peneliti percaya bahwa karies disebabkan oleh infeksi tunggal
bakteri Streptococcus mutans. Namun, beberapa penelitian terbaru memberikan fakta bahwa
karies disebabkan oleh populasi mikrobiota yang lebih kompleks.

Patofisiologi pulpitis, atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar pulpa.
Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi produknya sudah
mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi. Inflamasi yang terjadi kemudian direspon
oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan maupun adaptif.

Gejala-gejala umum Iritasi Pulpa

1. Rasa ngilu
2. Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
3. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu dingin, manis,
asam dan panas dan bila terkena sikat gigi) dijauhkan dari gigi atau mulut
Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
4. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu dingin, manis,
asam dan panas dan bila terkena sikat gigi) dijauhkan dari gigi atau mulut
5. Linu bila terkena rangsangan, rasa linu hilang bila rangsangan dihilangkan

Pengobatan Iritasi Pulpa:

1. Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin


2. Tingkatkan kebersihan mulut dengan menyikat gigi setelah makan
3. Jangan menggosok gigi terlalu keras
4. Menjaga pola makan sehat dengan kadar karbohidrat yang cukup
Perawatan Iritasi Pulpa

Melakukan tumpatan, sesuai indikasi


Perawatan: mengangkat karies yang ada, meletakkan pelindung pulpa yang cocok, dan restorasi
permanen dilakukan.

Pengertian Hiperemi Pulpa


Hiperemi pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada pulpa, yang disebabkan oleh
kongesti vaskular. Jadi, hiperemi pulpa merupakan penanda bahwa pulpa tidak bisa dibebani iritasi
lagi untuk dapat bertahan sebagai suatu pulpa sehat.

Diagnosa Keperawatan Gigi

Hiperemi pulpa didiagnosis melalui gejalanya dan pemeriksaan klinis. Rasa sakit tajam dan
berdurasi pendek, berlangsung beberapa detik sampai kira-kira 1 menit, umumnya hilang jika
rangsangan disingkirkan. Pulpa yang hiperemi, peka terhadap perubahan temperatur, terutama
rangsangan dingin. Rasa manis umumnya juga menyebabkan rasa sakit.Pemeriksaan visual dan
riwayat sakit pada gigi tersebut harus diperhatikan, misalnya apakah terdapat karies, gigi pernah
ditumpat, terdapat fraktur pada mahkota gigi, atauoklusi traumatik. Pada pemeriksaan perkusi,
gigi tidak peka walaupun kadangkadangada respons ringan. Hal ini disebabkan oleh vasodilatasi
kapiler di dalam pulpa.

Etiologi Penyakit dan Patofisiologi

• Trauma, seperti oklusi traumatik, syok termal sewaktu preparasi kavitas, dehidrasi akibat
penggunaan alkohol, iritasi terhadap dentin terbuka di sekitar servikal

• Kimiawi, seperti makanan asam atau manis, iritasi terhadap bahan tumpatan akrilik atau
bahan sterilisasi dentin (alkohol, H2O2)

• Bakteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau tubulus dentin ke pulpaGejala klinis
:·Rasa sakit yang tajam dan berdurasi pendek, umumnya hilang jika rangsangan

Patofisiologi

Akibat masuknya toxin kedalam kamar pulpa melalui saluran dentin maka pulpa memberikan
reaksi berupa pelebaran pembuluh darah pada pulpa bertambah.

Gejala-gejala Hiperemi Pulpa

1. Udara dingin
2. Makanan dan minuman dingin akan menimbulkan rasa ngilu

Pengobatan dan Perawatan Hiperemi Pulpa

1. Petugas melakukan anamnesa. Hasil anamnesa berupa sakit menetap kurang dari
satu menit bila terkena rangsangan dingin1manis dan asam

2. Petugas melakukan pemeriksaan klinis.

3. Petugas menegakkan diagnosa yaitu hiperemi pulpa


4. Petugas menentukan rencana perawatan terapi yaitu :Penambalan pada gigi jika alat dan
bahan tersediaa

 Bersihkan kavitas dan lakukan pembuangan jaringan karies dengan hati hati

 Aplikasi bahan pulpa kaping eugenol fletcher

 intruksi pasien apabila tidak terasa sakit untuk kembali setelah 1 minggu namun
apabila sakit dapat kembali se-waktu-waktu

 Pada kunjungan berikutnya bila tidak ada keluhan lakukan


prosedur penumpatan permanen sesuai bahan tumpatan yang dipilih atau diindikasikan

5. Petugas melakukan pera-atan sesuai prosedur tindakan kedokteran gigi

PULPITIS
Pengertian Pulpitis

Pulpitis adalah inflamasi yang terjadi pada jaringan pulpa. Pulpitis terjadi ketika karies gigi
berkembang dan mengekspos pulpa, menyebabkan infeksi. Gejala awal dan dominan pada pulpitis
akut adalah sakit gigi yang diinduksi oleh perubahan suhu, terutama minuman dingin.biasanya
pulpitis akut ini sakit tidak lebih dari 7 hari

Diagnosis Pada Pulpitis

1. Nyeri: tajam tetapi dengan waktu yang singkat, berhenti ketika iritan dihilangkan

2. Pemeriksaan klinis: mungkin menunjukkan adanya karies, trauma oklusi dan fraktur yang tidak
terlihat

3. Radiografi: menunjukkan PDL dan lamina dura yang normal. Kedalaman karies terlihat jelas

4. Tes perkusi: menunjukkan respon negatif

5. Tes vitalitas: pulpa merespon adanya stimulus dingin

Etiologi pulpitis yang utama adalah akibat infeksi bakteri yang masuk ke pulpa dari lesi karies.
Beberapa dekade yang lalu, peneliti percaya bahwa karies disebabkan oleh infeksi tunggal bakteri
Streptococcus mutans. Namun, beberapa penelitian terbaru memberikan fakta bahwa karies
disebabkan oleh populasi mikrobiota yang lebih kompleks.

Patofisiologi pulpitis, atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar pulpa.
Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi produknya sudah
mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi. Inflamasi yang terjadi kemudian direspon
oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan maupun adaptif.

Pulpitis dapat dibedakan menjadi pulpitis reversibel dan ireversibel. Pulpitis reversibel terjadi
ketika karies telah mencapai kamar pulpa, namun inflamasi masih ringan dan pulpa dapat
diselamatkan.

Gejala Pulpitis

• Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens


• Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu manis atau
panas) dijauhkan dari gigi atau mulut
• Nyeri berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam
• Nyeri bisa muncul tiba-tiba atau karena mengonsumsi makanan panas atau dingin
• Nyeri bisa muncul atau tambah parah dalam posisi tubuh tertentu, misalnya saat merunduk
• Pada tahap lanjut, ligamen periodontal terpengaruh dan nyeri biasanya muncul di satu
tempat saja
• Nyeri biasanya tambah parah pada malam hari
Pengobatan Pulpitis

• Pembedahan
• Pengobatan saluran akar
• Cabut gigi
• Pengisian saraf gigi
• Obat penghilang nyeri
• Obat anti radang

Pulpitis Kronis

Pengertian Pulpitis Kronis

Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan
pembuluh darah) dan jaringan periradikular yang mengelilingi akar gigi. Kondisi ini dapat
berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa
diobati.
Pulpitis kronis dibagi menjadi dua:

• Pulpitis kronis ulseratif


Ditandai dengan adanya sulkus pada pulpa yang terbuka, umumnya terjadi pada pulpa yang
mampu menahan nfeksi subklinis. Gejala Pulpitis kronis ulseratif rasa sakit tidak begitu
hebat, bahkan tidak ada rasa sakit sama sekali kecuali ada sisa makanan yang masuk
kavitas.

• Pulpitis kronis hiperplastik


Peradangan pulpa terbuka ditandai dengan adanya granulasi karena adanya iritasi ringan
dalam waktu yang lama. Jika iritasi yang diterima besar, maka epitel akan membesar dan
menjadi polip pulpa. Gejala respon terhadap suhu lemah kecuali menggunakan rangsangan
dingin yang ekstrem misalnya chlorethyl. Terkadang sakit jika ada tekanan saat
memngunyah dan kavita kemasukan makanan.

Diagnosa Pulpitis Kronis

Inspeksi ada lubang gigi

Sondasi terdapat karies profunda sakit

Termis sakit

Perkusi

Etiologi Penyakit dan Patologi

Etiologi :
Pulpitis kronis terjadi ketika lapisan enamel dan dentin pelindung pulpa rusak. Ketika lapisan
yang melindungi ini rusak, bakteri dapat masuk dengan mudah dan menyebabkan pembengkakan.
Pulpitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga bisa terjadi akibat trauma atau cedera pada
gigi atau rahang yang membuka rongga pulpa dan mengakibatkan bakteri masuk.
Beberapa penyebab pulpitis adalah sebagai berikut:
1. Infeksi bakteri
2. Cedera saat operasi gigi dan mulut
3. Trauma pada gigi, misalnya akibat abrasi gigi atau bruxism
4. Kecacatan bentuk gigi

Patofisiologi ;
Patofisiologi pulpitis kronis , atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar
pulpa. Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi
produknya(toxin dan asam) sudah mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi.
Inflamasi yang terjadi kemudian direspon oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan
maupun adaptif.

Gejala klinis
Gejala-gejala umum dari pulpitis kronis adalah:
1. Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
2. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu manis atau
panas) dijauhkan dari gigi atau mulut
3. Sakit yang berdenyut
4. Nyeri berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam
5. Nyeri bisa muncul tiba-tiba atau karena mengonsumsi makanan panas atau dingin
6. Nyeri bisa muncul atau tambah parah dalam posisi tubuh tertentu, misalnya saat merunduk
7. Pada tahap lanjut, ligamen periodontal terpengaruh dan nyeri biasanya muncul disatu
tempat saja
8. Nyeri biasanya tambah parah pada malam hari

Perawatan Pulpitis Kronis

Beberapa perawatan dan pengobatan untuk pulpitis yang dapat diambil, yaitu:
Perawatan: mengangkat karies yang ada, meletakkan pelindung pulpa yang cocok, dan
restorasi permanen dilakukan.
Perawatan untuk radang pulpa gigi serius: melibatkan perawatan saluran akar atau operasi
cabut gigi.

Memberi obat tergantung penyebab dan gejala


Gejala sakit - anti sakit analgetik
Peradangan -anti inflamasi
Bakteri - anti bakteri, anti biotik
Gangren Pulpa

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan
pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yangrusak menjadi
semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpayang rusak tersebut akan
mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup.

Diagnosa Gangren Pulpa

1. Karies profunda (+)


2. Pemeriksaan sonde (-) Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali
kedalamkaries, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit
3. 3.Pemeriksaan perkusi (-) Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-
ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit
4. 4.Pemeriksaan penciuman Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada
gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut
pasien.
5. Pemeriksaan foto rontgen Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga
rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.
Etiologi dan Potofisiologi

Etiologi

Nekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, pada umumnya disebabkan
keadaan radang pulpitis yang ireversibel tanpa penanganan atau dapat terjadi secara tiba-tiba
akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis
dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam
pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.

Potofisiologi

Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast; memiliki kemampuan untuk
melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untuk mengadakan pemulihan jika terjadi
peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan
proses lanjut dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis pulpa.
Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan
pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya. Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi
diawali karena adanya infeksi bakteria pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak
antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct
pulpal exposure, hal ini memudahkan infeksi bacteria ke jaringan pulpa yang menyebabkan
radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan
bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya
menyebabkan nekrosis pulpa.

Gejala Gangren Pulpa

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan
demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan
Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak
memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi
tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau
makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang
menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.
Periodontitis

Pengertian Periodontitis

Periodontitis adalah “suatu penyakit inflamasi pada jaringan penyokong gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik, mengakibatkan kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan tulang
alveolar dengan pembentukan poket, resesi atau keduanya.” Penampakan klinis yang membedakan
periodontitis dengan gingivitis adalah keberadaan kehilangan perlekatan yang dapat dideteksi. Hal
ini sering disertai dengan pembentukan poket periodontal dan perubahan densitas serta ketinggian
tulang alveolar di bawahnya. Pada beberapa kasus, resesi gingiva marginal dapat menyertai
attachment loss, yang menyembunyikan perkembangan penyakit apabila hanya dilakukan
pengukuran kedalaman poket tanpa dilakukan pengukuran tingkat perlekatan klinis

Diagnosa Keperawatan Gigi

Diagnosis periodontitis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan intraoral, dan


pemeriksaan penunjang.
• Ketika di inspeksi gigi terdapat lubang, pada pemeriksaan sondasi terasa sakit (karies
profunda), pada pemeriksaan termis terasa sakit, ketika di perkusi positif sakit.
• Pada pemeriksaan fisik, periodontitis dapat menunjukkan peningkatan probing depth
sulkus gingiva, perdarahan saat probing (bleeding on probing), hilangnya perlekatan
gingiva (attachment loss), serta resorbsi tulang alveolar baik secara vertikal maupun
horizontal.
• Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis periodontitis.
Pemeriksaan penunjang yang sering kali digunakan adalah pemeriksaan radiografi
panoramik dan periapikal.
• Pemeriksaan rontgen panoramik dilakukan untuk melihat apakah ada struktur tulang
alveolar yang mengalami resorbsi. Pemeriksaan rontgen periapikal biasanya dilakukan
untuk menegakkan diagnosis pada periodontitis lokalisata karena jangkauan rontgen
periapikal yang tidak luas seperti rontgen panoramik.

Etiologi dan Patofisiologis Periodontitis

• Etiologi utama periodontitis adalah plak gigi. Namun, sejatinya etiologi periodontitis
adalah multifaktorial.
• Secara umum, periodontitis umumnya melibatkan bakteri Porphyromonas
gingivalis, Tannerella forsythia, Actinobacillus actinomycetemcomitans, dan Treponema
denticola. Bakteri-bakteri yang menyebabkan periodontitis tersebut umumnya adalah gram
negatif, bakteri anaerob, dan bakteri mikroaerofilik yang hidup di area subgingiva dan
menyebabkan akumulasi prostaglandin proinflamasi dan sitokin yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan jaringan periodontal.
• Selain etiologi utama yang menyebabkan periodontitis tersebut, juga terdapat faktor lokal
yang memperberat periodontitis, yaitu akumulasi plak dan kalkulus, adanya impaksi
ataupun retensi makanan yang diakibatkan oleh malposisi gigi, restorasi gigi yang kurang
baik, serta adanya karies di bagian proksimal gigi.

❖ Patofisiologi periodontitis tidak dapat dipisahkan dari peran bakteri dalam


jumlah masif yang meresorbsi puncak tulang alveolar. Namun, periodontitis
memiliki etiologi dan patogenesis yang multifaktorial. Selain faktor bakteri
patogen, juga terdapat faktor lain yang ikut andil dalam penyakit
periodontitis seperti adanya penyakit penyerta dan kebiasaan merokok.
❖ Bakteri yang hidup di plak gigi, yaitu Porphyromonas
gingivalis, Tannerella forsythia, Actinobacillus actinomycetemcomitans,
dan Treponema denticola, merupakan penyebab utama periodontitis.
Bakteri-bakteri ini akan mengeluarkan produk toksin yang memengaruhi
metabolisme, sehingga mampu untuk mereduksi pertumbuhan dan
perkembangan jaringan sel host.
❖ Produk toksin ini juga melibatkan respon inflamasi host. Respon inflamasi
akan menghasilkan bahan toksik prooksidatif yang mengakibatkan
kerusakan jaringan. Contoh bahan-bahan toksik prooksidatif tersebut adalah
radikal bebas dan enzim hidrolitik maupun proteolitik. Meskipun bahan ini
bertujuan untuk mengoksidasi molekul bakterial agar lisis dan mati, namun
bahan-bahan ini juga merusak jaringan host.

Gejala klinis

Gejala klinis inflamasi periodontitis seperti perubahan warna, kontur dan konsistensi serta
pendarahan pada saat probing, tidak selalu menjadi indikator positif terjadinya attachment loss.
Namun, timbulnya pendarahan yang berkelanjutan pada saat probing dalam pemeriksaan yang
berulang telah menjadi suatu indikator yang terpercaya terhadap adanya inflamasi dan potensi
terjadinya attachment loss pada daerah yang berdarah.

Asuhan Keperawatan

Pada periodontitis yang belum parah, metode pengobatan yang dilakukan dokter adalah:

• Scaling, untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian
bawah gusi Root planing, untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan
karang gigi lebih lanjut, serta untuk menghaluskan permukaan akar Pemberian antibiotik
(bisa dalam bentuk minum, obat kumur atau gel), untuk menghilangkan bakteri penyebab
infeksi Pencabutan gigi yang terdampak, agar tidak semakin parah dan menyerang gigi di
sekitarnya
• Untuk periodontitis yang sudah parah, dokter akan melakukan prosedur operasi, seperti:
Flap surgery, untuk mengurangi kantong atau celah gusi Soft tissue grafts atau operasi
cangkok jaringan lunak, untuk mengganti jaringan yang rusak akibat periodontitis Bone
grafting atau operasi cangkok tulang, untuk memperbaiki tulang-tulang di sekitar akar gigi
yang telah hancur Guided tissue regeneration, untuk merangsang pertumbuhan tulang baru
guna mengganti tulang yang hancur akibat infeksi Tissue-stimulating proteins, untuk
merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang baru.
GANGRENE PULPA + ABSES

PENGETIAN
Gangren Pulpa Merupakan suatu gangren yang terdapat pada pulpa gigi, didahului oleh suatu
peradangan pada pulpa yang merupakan kelanjutan dari proses karies. Sedangkan abses adalah
timbulnya kantong/benjolan/gelembung yang berisi nanah pada area gusi atau akar gigi yang
awalnya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Gangrene pulpa dengan abses adalah kematian
pulpa yang disertai dengan pembengkakan pada gusi.

DIAGNOSA
Diagnosis gangren pulpa Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif ( extra
oral dan intraoral )

1. anamnesa
- sebelumnya pernah menderita sakit gigi yang hebat dengan nyeri terus-menerus dan dapat
disertai demam ( pulpitis akut totalis )
- Bila vakum dentis terbuka maka ada bau mulut
- Jika tertutup keluhan lebih hebat ( tambalan ) terutama saat makan atau mengunyah

2. objective
Karies profunda(x)
Pemeriksaan sonde(-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali
ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.
Pemeriksaan perkusi(-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-
ketuk kedalam gigi yang sakit. Hasilnya (-). Pasien tidak Merasakan sakit.

Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada
gigi yang sakit kemudian cium kapasnya,hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari pasien.

Pemeriksaan radiologis, terlihat suatu karies yang besar dan dalam,dan terlihat juga rongga
pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodetium memperlihatkan penebalan

Diagnosis Abses Gigi


Untuk mendiagnosis abses gigi, dokter gigi akan melakukan tanya jawab seputar keluhan
yang dirasakan dan riwayat kesehatan pasien. Misalnya seperti telah mengalami cedera,
mengidap kondisi medis tertentu, atau sedang menjalani pengobatan tertentu. Setelah itu,
dokter akan melakukan tindakan berikut untuk mendiagnosis abses gigi:
* Ketuk gigi. Gigi yang mengalami abses pada akarnya umumnya lebih sensitif terhadap
sentuhan atau tekanan.
* Radiografi Panoramik. Sinar-X gigi panoramik atau radiografi panoramik adalah
tindakan pemindaian rahang atas dan bawah untuk memberi gambaran gigi dalam dua
dimensi. Dokter biasanya akan merekomendasikan Sinar-X panoramik untuk
mengidentifikasi abses dan mencari tahu apakah infeksi telah menyebar ke area lainnya.
* Computed Tomography Scan (CT scan). Jika infeksi telah menyebar ke area lain di dalam
leher, dokter perlu melakukan CT scan untuk menilai tingkat infeksi.

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI


GEJALA KLINIS

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam
keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan
atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi
tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin
Dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa
sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian
gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang
masih vital.
Gejala Abses Gigi
Gejala utama dari abses gigi adalah munculnya rasa sakit yang bisa datang tiba-tiba dan
bisa semakin buruk di gigi atau gusi. Beberapa gejala lain yang bisa dirasakan oleh
penderita abses gigi adalah:

Demam.
Gusi bengkak.
Rasa sakit saat mengunyah dan mengigit.
Sakit gigi yang menyebar ke telinga, rahang, dan leher.
Gigi berubah warna.
Sensitif pada makanan panas atau dingin.
Bau mulut.
Kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau bawah rahang.
Sesak napas.

PENGOBATAN
PENGOBATAN ABSES GIGI

Untuk menghilangkan infeksi dan nanah, dokter gigi akan merekomendasikan beberapa
tindakan berikut ini:

1. PENGELUARAN NANAH
Dokter akan membuat sayatan kecil pada benjolan abses dan mengeluarkan nanah. Setelah
nanah dialirkan dan area gigi dibersihkan dengan air garam, diharapkan bengkak akan
berkurang.

2. PEMBERIAN OBAT ANTIBIOTIK


Antibiotik sebenarnya tidak diperlukan bila sudah dilakukan tindakan pengeluaran nanah.
Obat antibiotik baru diberikan bila infeksi telah menyebar.

3. PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI


Perawatan akar gigi dapat membantu menghilangkan infeksi. Dokter akan mengebor gigi
sampai ke bagian bawah untuk mengangkat jaringan lunak yang menjadi pusat infeksi dan
mengalirkan nanah. Setelah itu, gigi yang telah dilubangi ini akan dipasang crown gigi.

4. PENCABUTAN GIGI
Jika gigi yang terkena abses tidak bisa diselamatkan, dokter akan mencabut gigi tersebut.
Setelah itu, nanah akan dikeluarkan untuk menghilangkan infeksi.

Selama masih dalam tahap penyembuhan, pasien akan dianjurkan untuk menjalani
perawatan di rumah untuk meringankan sakit, yaitu dengan berkumur menggunakan air
garam dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.

PENGOBATAN GENGRENE PULPA

Pengobatan gangrene umumnya dilakukan dengan mengangkat jaringan mati untuk


mencegah gangrene dan infeksi berkembang semakin meluas. Dokter akan memberikan
pengobatan berdasarkan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa
pengobatan yang dapat diberikan adalah:

1. OBAT-OBATAN
Dokter dapat memberikan antibiotik melalui infus atau dalam bentuk obat minum untuk
mengangani gangrene yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, dokter juga dapat
memberikan obat pereda nyeri untuk meredakan rasa nyeri atau tidak nyaman yang
mungkin pasien alami.

2. OPERASI
Prosedur operasi dilakukan berdasarkan jenis gangrene dan tingkat keparahannya. Pasien
dapat menjalani lebih dari satu operasi jika gangrene sudah semakin parah. Beberapa
operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
Debridement
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat jaringan yang mati, sehingga penyebaran
gangrene bisa dicegah serta memungkingkan jaringan sehat di sekitarnya dapat pulih.
Operasi ini juga dapat memperbaiki pembuluh darah agar alirah darah ke area yang
terserang gangrene menjadi lancar.
Pencangkokan kulit (operasi rekonstruksi)
Operasi ini dilakukan untuk memperbaiki kulit yang rusak dengan kulit yang sehat. Kulit
yang sehat akan diambil dari area lain, kemudian dipasang atau dicangkok ke area yang
terserang gangrene. Operasi ini hanya bisa dilakukan jika aliran darah di area yang
mengalami gangrene telah kembali lancar.
Amputasi
Operasi ini dilakukan pada kasus gangrene yang sudah parah. Amputasi dilakukan dengan
cara mengangkat bagian tubuh yang terserang gangrene.

3. TERAPI
Selain obat-obatan dan operasi, dokter juga dapat menganjurkan terapi oksigen hiperbarik
untuk penanganan gangrene, terutama bagi pasien yang menderita gangrene basah.
Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah oksigen di dalam darah. Pada prosesnya,
pasien akan ditempatkan di dalam suatu ruangan seperti tabung yang terdapat gas oksigen
bertekanan tinggi.
Tekanan oksigen yang kuat akan membuat darah membawa lebih banyak oksigen,
sehingga memperlambat perkembangan bakteri dan membantu luka untuk cepat pulih.

Anda mungkin juga menyukai