Dosen Pembimbing :
Drg. Herlinawati, M. Kes
Drg. Kirana P. Sihombing, M. Biomed
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
L. Theresia Laimora
P07525021019
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas
dentino enamel junction (persimpangan dentino enamel).
1. Mempunyai karies
2. Jika diperiksa dengan sonde tidak sakit
3. Pemeriksaan diperkusi juga tidak sakit
4. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin
5. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin
Etiologi pulpitis yang utama adalah akibat infeksi bakteri yang masuk ke pulpa dari lesi karies.
Beberapa dekade yang lalu, peneliti percaya bahwa karies disebabkan oleh infeksi tunggal
bakteri Streptococcus mutans. Namun, beberapa penelitian terbaru memberikan fakta bahwa
karies disebabkan oleh populasi mikrobiota yang lebih kompleks.
Patofisiologi pulpitis, atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar pulpa.
Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi produknya sudah
mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi. Inflamasi yang terjadi kemudian direspon
oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan maupun adaptif.
1. Rasa ngilu
2. Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
3. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu dingin, manis,
asam dan panas dan bila terkena sikat gigi) dijauhkan dari gigi atau mulut
Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
4. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu dingin, manis,
asam dan panas dan bila terkena sikat gigi) dijauhkan dari gigi atau mulut
5. Linu bila terkena rangsangan, rasa linu hilang bila rangsangan dihilangkan
Hiperemi pulpa didiagnosis melalui gejalanya dan pemeriksaan klinis. Rasa sakit tajam dan
berdurasi pendek, berlangsung beberapa detik sampai kira-kira 1 menit, umumnya hilang jika
rangsangan disingkirkan. Pulpa yang hiperemi, peka terhadap perubahan temperatur, terutama
rangsangan dingin. Rasa manis umumnya juga menyebabkan rasa sakit.Pemeriksaan visual dan
riwayat sakit pada gigi tersebut harus diperhatikan, misalnya apakah terdapat karies, gigi pernah
ditumpat, terdapat fraktur pada mahkota gigi, atauoklusi traumatik. Pada pemeriksaan perkusi,
gigi tidak peka walaupun kadangkadangada respons ringan. Hal ini disebabkan oleh vasodilatasi
kapiler di dalam pulpa.
• Trauma, seperti oklusi traumatik, syok termal sewaktu preparasi kavitas, dehidrasi akibat
penggunaan alkohol, iritasi terhadap dentin terbuka di sekitar servikal
• Kimiawi, seperti makanan asam atau manis, iritasi terhadap bahan tumpatan akrilik atau
bahan sterilisasi dentin (alkohol, H2O2)
• Bakteri yang dapat menyebar melalui lesi karies atau tubulus dentin ke pulpaGejala klinis
:·Rasa sakit yang tajam dan berdurasi pendek, umumnya hilang jika rangsangan
Patofisiologi
Akibat masuknya toxin kedalam kamar pulpa melalui saluran dentin maka pulpa memberikan
reaksi berupa pelebaran pembuluh darah pada pulpa bertambah.
1. Udara dingin
2. Makanan dan minuman dingin akan menimbulkan rasa ngilu
1. Petugas melakukan anamnesa. Hasil anamnesa berupa sakit menetap kurang dari
satu menit bila terkena rangsangan dingin1manis dan asam
Bersihkan kavitas dan lakukan pembuangan jaringan karies dengan hati hati
intruksi pasien apabila tidak terasa sakit untuk kembali setelah 1 minggu namun
apabila sakit dapat kembali se-waktu-waktu
PULPITIS
Pengertian Pulpitis
Pulpitis adalah inflamasi yang terjadi pada jaringan pulpa. Pulpitis terjadi ketika karies gigi
berkembang dan mengekspos pulpa, menyebabkan infeksi. Gejala awal dan dominan pada pulpitis
akut adalah sakit gigi yang diinduksi oleh perubahan suhu, terutama minuman dingin.biasanya
pulpitis akut ini sakit tidak lebih dari 7 hari
1. Nyeri: tajam tetapi dengan waktu yang singkat, berhenti ketika iritan dihilangkan
2. Pemeriksaan klinis: mungkin menunjukkan adanya karies, trauma oklusi dan fraktur yang tidak
terlihat
3. Radiografi: menunjukkan PDL dan lamina dura yang normal. Kedalaman karies terlihat jelas
Etiologi pulpitis yang utama adalah akibat infeksi bakteri yang masuk ke pulpa dari lesi karies.
Beberapa dekade yang lalu, peneliti percaya bahwa karies disebabkan oleh infeksi tunggal bakteri
Streptococcus mutans. Namun, beberapa penelitian terbaru memberikan fakta bahwa karies
disebabkan oleh populasi mikrobiota yang lebih kompleks.
Patofisiologi pulpitis, atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar pulpa.
Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi produknya sudah
mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi. Inflamasi yang terjadi kemudian direspon
oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan maupun adaptif.
Pulpitis dapat dibedakan menjadi pulpitis reversibel dan ireversibel. Pulpitis reversibel terjadi
ketika karies telah mencapai kamar pulpa, namun inflamasi masih ringan dan pulpa dapat
diselamatkan.
Gejala Pulpitis
• Pembedahan
• Pengobatan saluran akar
• Cabut gigi
• Pengisian saraf gigi
• Obat penghilang nyeri
• Obat anti radang
Pulpitis Kronis
Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan
pembuluh darah) dan jaringan periradikular yang mengelilingi akar gigi. Kondisi ini dapat
berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa
diobati.
Pulpitis kronis dibagi menjadi dua:
Termis sakit
Perkusi
Etiologi :
Pulpitis kronis terjadi ketika lapisan enamel dan dentin pelindung pulpa rusak. Ketika lapisan
yang melindungi ini rusak, bakteri dapat masuk dengan mudah dan menyebabkan pembengkakan.
Pulpitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga bisa terjadi akibat trauma atau cedera pada
gigi atau rahang yang membuka rongga pulpa dan mengakibatkan bakteri masuk.
Beberapa penyebab pulpitis adalah sebagai berikut:
1. Infeksi bakteri
2. Cedera saat operasi gigi dan mulut
3. Trauma pada gigi, misalnya akibat abrasi gigi atau bruxism
4. Kecacatan bentuk gigi
Patofisiologi ;
Patofisiologi pulpitis kronis , atau peradangan pulpa gigi, dimulai ketika bakteri menginvasi kamar
pulpa. Seringkali, meskipun karies belum mencapai kamar pulpa atau tanduk pulpa, tapi
produknya(toxin dan asam) sudah mencapai pulpa dan menginisiasi terjadinya inflamasi.
Inflamasi yang terjadi kemudian direspon oleh tubuh melalui mekanisme imunologi bawaan
maupun adaptif.
Gejala klinis
Gejala-gejala umum dari pulpitis kronis adalah:
1. Rasa sakit yang menusuk tajam dan intens
2. Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu manis atau
panas) dijauhkan dari gigi atau mulut
3. Sakit yang berdenyut
4. Nyeri berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam
5. Nyeri bisa muncul tiba-tiba atau karena mengonsumsi makanan panas atau dingin
6. Nyeri bisa muncul atau tambah parah dalam posisi tubuh tertentu, misalnya saat merunduk
7. Pada tahap lanjut, ligamen periodontal terpengaruh dan nyeri biasanya muncul disatu
tempat saja
8. Nyeri biasanya tambah parah pada malam hari
Beberapa perawatan dan pengobatan untuk pulpitis yang dapat diambil, yaitu:
Perawatan: mengangkat karies yang ada, meletakkan pelindung pulpa yang cocok, dan
restorasi permanen dilakukan.
Perawatan untuk radang pulpa gigi serius: melibatkan perawatan saluran akar atau operasi
cabut gigi.
Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan
pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yangrusak menjadi
semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpayang rusak tersebut akan
mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup.
Etiologi
Nekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, pada umumnya disebabkan
keadaan radang pulpitis yang ireversibel tanpa penanganan atau dapat terjadi secara tiba-tiba
akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis
dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam
pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.
Potofisiologi
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast; memiliki kemampuan untuk
melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untuk mengadakan pemulihan jika terjadi
peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan
proses lanjut dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis pulpa.
Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan
pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya. Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi
diawali karena adanya infeksi bakteria pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak
antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct
pulpal exposure, hal ini memudahkan infeksi bacteria ke jaringan pulpa yang menyebabkan
radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan
bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya
menyebabkan nekrosis pulpa.
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan
demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan
Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak
memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi
tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau
makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang
menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.
Periodontitis
Pengertian Periodontitis
Periodontitis adalah “suatu penyakit inflamasi pada jaringan penyokong gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik, mengakibatkan kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan tulang
alveolar dengan pembentukan poket, resesi atau keduanya.” Penampakan klinis yang membedakan
periodontitis dengan gingivitis adalah keberadaan kehilangan perlekatan yang dapat dideteksi. Hal
ini sering disertai dengan pembentukan poket periodontal dan perubahan densitas serta ketinggian
tulang alveolar di bawahnya. Pada beberapa kasus, resesi gingiva marginal dapat menyertai
attachment loss, yang menyembunyikan perkembangan penyakit apabila hanya dilakukan
pengukuran kedalaman poket tanpa dilakukan pengukuran tingkat perlekatan klinis
• Etiologi utama periodontitis adalah plak gigi. Namun, sejatinya etiologi periodontitis
adalah multifaktorial.
• Secara umum, periodontitis umumnya melibatkan bakteri Porphyromonas
gingivalis, Tannerella forsythia, Actinobacillus actinomycetemcomitans, dan Treponema
denticola. Bakteri-bakteri yang menyebabkan periodontitis tersebut umumnya adalah gram
negatif, bakteri anaerob, dan bakteri mikroaerofilik yang hidup di area subgingiva dan
menyebabkan akumulasi prostaglandin proinflamasi dan sitokin yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan jaringan periodontal.
• Selain etiologi utama yang menyebabkan periodontitis tersebut, juga terdapat faktor lokal
yang memperberat periodontitis, yaitu akumulasi plak dan kalkulus, adanya impaksi
ataupun retensi makanan yang diakibatkan oleh malposisi gigi, restorasi gigi yang kurang
baik, serta adanya karies di bagian proksimal gigi.
Gejala klinis
Gejala klinis inflamasi periodontitis seperti perubahan warna, kontur dan konsistensi serta
pendarahan pada saat probing, tidak selalu menjadi indikator positif terjadinya attachment loss.
Namun, timbulnya pendarahan yang berkelanjutan pada saat probing dalam pemeriksaan yang
berulang telah menjadi suatu indikator yang terpercaya terhadap adanya inflamasi dan potensi
terjadinya attachment loss pada daerah yang berdarah.
Asuhan Keperawatan
Pada periodontitis yang belum parah, metode pengobatan yang dilakukan dokter adalah:
• Scaling, untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian
bawah gusi Root planing, untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan
karang gigi lebih lanjut, serta untuk menghaluskan permukaan akar Pemberian antibiotik
(bisa dalam bentuk minum, obat kumur atau gel), untuk menghilangkan bakteri penyebab
infeksi Pencabutan gigi yang terdampak, agar tidak semakin parah dan menyerang gigi di
sekitarnya
• Untuk periodontitis yang sudah parah, dokter akan melakukan prosedur operasi, seperti:
Flap surgery, untuk mengurangi kantong atau celah gusi Soft tissue grafts atau operasi
cangkok jaringan lunak, untuk mengganti jaringan yang rusak akibat periodontitis Bone
grafting atau operasi cangkok tulang, untuk memperbaiki tulang-tulang di sekitar akar gigi
yang telah hancur Guided tissue regeneration, untuk merangsang pertumbuhan tulang baru
guna mengganti tulang yang hancur akibat infeksi Tissue-stimulating proteins, untuk
merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang baru.
GANGRENE PULPA + ABSES
PENGETIAN
Gangren Pulpa Merupakan suatu gangren yang terdapat pada pulpa gigi, didahului oleh suatu
peradangan pada pulpa yang merupakan kelanjutan dari proses karies. Sedangkan abses adalah
timbulnya kantong/benjolan/gelembung yang berisi nanah pada area gusi atau akar gigi yang
awalnya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Gangrene pulpa dengan abses adalah kematian
pulpa yang disertai dengan pembengkakan pada gusi.
DIAGNOSA
Diagnosis gangren pulpa Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif ( extra
oral dan intraoral )
1. anamnesa
- sebelumnya pernah menderita sakit gigi yang hebat dengan nyeri terus-menerus dan dapat
disertai demam ( pulpitis akut totalis )
- Bila vakum dentis terbuka maka ada bau mulut
- Jika tertutup keluhan lebih hebat ( tambalan ) terutama saat makan atau mengunyah
2. objective
Karies profunda(x)
Pemeriksaan sonde(-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali
ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.
Pemeriksaan perkusi(-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-
ketuk kedalam gigi yang sakit. Hasilnya (-). Pasien tidak Merasakan sakit.
Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada
gigi yang sakit kemudian cium kapasnya,hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari pasien.
Pemeriksaan radiologis, terlihat suatu karies yang besar dan dalam,dan terlihat juga rongga
pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodetium memperlihatkan penebalan
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam
keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan
atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi
tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin
Dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa
sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian
gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang
masih vital.
Gejala Abses Gigi
Gejala utama dari abses gigi adalah munculnya rasa sakit yang bisa datang tiba-tiba dan
bisa semakin buruk di gigi atau gusi. Beberapa gejala lain yang bisa dirasakan oleh
penderita abses gigi adalah:
Demam.
Gusi bengkak.
Rasa sakit saat mengunyah dan mengigit.
Sakit gigi yang menyebar ke telinga, rahang, dan leher.
Gigi berubah warna.
Sensitif pada makanan panas atau dingin.
Bau mulut.
Kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau bawah rahang.
Sesak napas.
PENGOBATAN
PENGOBATAN ABSES GIGI
Untuk menghilangkan infeksi dan nanah, dokter gigi akan merekomendasikan beberapa
tindakan berikut ini:
1. PENGELUARAN NANAH
Dokter akan membuat sayatan kecil pada benjolan abses dan mengeluarkan nanah. Setelah
nanah dialirkan dan area gigi dibersihkan dengan air garam, diharapkan bengkak akan
berkurang.
4. PENCABUTAN GIGI
Jika gigi yang terkena abses tidak bisa diselamatkan, dokter akan mencabut gigi tersebut.
Setelah itu, nanah akan dikeluarkan untuk menghilangkan infeksi.
Selama masih dalam tahap penyembuhan, pasien akan dianjurkan untuk menjalani
perawatan di rumah untuk meringankan sakit, yaitu dengan berkumur menggunakan air
garam dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
1. OBAT-OBATAN
Dokter dapat memberikan antibiotik melalui infus atau dalam bentuk obat minum untuk
mengangani gangrene yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain itu, dokter juga dapat
memberikan obat pereda nyeri untuk meredakan rasa nyeri atau tidak nyaman yang
mungkin pasien alami.
2. OPERASI
Prosedur operasi dilakukan berdasarkan jenis gangrene dan tingkat keparahannya. Pasien
dapat menjalani lebih dari satu operasi jika gangrene sudah semakin parah. Beberapa
operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
Debridement
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat jaringan yang mati, sehingga penyebaran
gangrene bisa dicegah serta memungkingkan jaringan sehat di sekitarnya dapat pulih.
Operasi ini juga dapat memperbaiki pembuluh darah agar alirah darah ke area yang
terserang gangrene menjadi lancar.
Pencangkokan kulit (operasi rekonstruksi)
Operasi ini dilakukan untuk memperbaiki kulit yang rusak dengan kulit yang sehat. Kulit
yang sehat akan diambil dari area lain, kemudian dipasang atau dicangkok ke area yang
terserang gangrene. Operasi ini hanya bisa dilakukan jika aliran darah di area yang
mengalami gangrene telah kembali lancar.
Amputasi
Operasi ini dilakukan pada kasus gangrene yang sudah parah. Amputasi dilakukan dengan
cara mengangkat bagian tubuh yang terserang gangrene.
3. TERAPI
Selain obat-obatan dan operasi, dokter juga dapat menganjurkan terapi oksigen hiperbarik
untuk penanganan gangrene, terutama bagi pasien yang menderita gangrene basah.
Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah oksigen di dalam darah. Pada prosesnya,
pasien akan ditempatkan di dalam suatu ruangan seperti tabung yang terdapat gas oksigen
bertekanan tinggi.
Tekanan oksigen yang kuat akan membuat darah membawa lebih banyak oksigen,
sehingga memperlambat perkembangan bakteri dan membantu luka untuk cepat pulih.