Anda di halaman 1dari 40

DISKUSI

PULPEKTOMI
Kelompok 1
Mutia Nabilla
Hana Sari
Dewi Nurmina Putri
Sophia Remiasa
Struktur Gigi
Perberdaan pulpa gigi desidui dan
permanen
■ Pulpa gigi sulung lebih besar
■ Tanduk pulpa lebih dekat ke permukaan luar
■ Tanduk pulpa mesial lebih tinggi dibandingkan distal
■ Bentuk ruang pulpa mengikuti mahkota
■ Biasanya terdapat tanduk pulpa pada setiap cusp
Karies Gigi
Berdasarkan kedalamannya karies gigi terbagi atas:
■ Karies superficial
Karies yang sudah membentuk kavitas dengan kedalaman email.
Gejala subjektif: Pasien mulai merasa ngilu saat makan dan minum yang dingin atau yang
panas
Gejala objektif: permukaan oklusal mulai terlihat kavitas berwarna kecoklatan, dan saat
dilakukan pengecekan dengan menggunakan sonde atau probe dapat masuk kedalam
kavitas dengan kedalam email.
Tes Vitalitas thermal : +
Perkusi : -
Druk : -
Terapi : Penumpatan
Karies Gigi
■ Karies media
Karies yang kedalamannya belum melebihi setengah dentin. Apabila karies dengan kedalaman enamel
dibiarkan, maka karies akan terus berlanjut mencapai dentino enamel junction dan meyebabkan
terbukanya dentin.
Gejala Subjektif: Pasien mulai mengeluhkan nyeri tajam saat makan makanan yang dingin dan panas,
dan rasa nyeri mulai hilang saat rangsangan dihilangkan
Gejala Objektif: lesi dengan kedalaman dentin dapat terlihat kavitas yang berwarna hitam abu abu
kecoklatan
Tes Vitalitas thermal : +
Perkusi : -
Druk : -
Perawatan : Penumpatan
Karies Gigi

■ Karies Profunda
Karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan mulai menembus pulpa.
Dibagi menjadi 3 stadium, stadium satu yaitu karies dengan kedalaman lebih setengah
dentin, stadium dua yaitu karies dengan kedalaman pada selapis tipis dentin yang
membatasi pulpa, stadium tiga yaitu karies yang dijumpai pada pulpa terbuka. Keadaan
karies profunda akan menyebabkan vasodilatasi pada bagian ruang pulpa dan tekanan
intrapulpa meningkat sehingga pasien yang mengalami karies dengan kedalam pulpa akan
merasakan rasa nyeri spontan. Keadaan yang terjadi pada karies dengan keadaan profunda
jika terus dibiarkan akan mengakibatkan nekrosis pulpa
Karies Gigi
■ Karies profunda
Gejala Subjektif :
Rasa sakit pada yang bisa timbul hilang dan timbul kembali. Keadaan tersebut bisa muncul
karena makanan yang dingin , makanan yang manis atau asam, masuknya makanan
kedalam kavitas.Keadaan nyeri sering menetap sesudah penyebabnya dihilangkan dan
hilang-
Rasa sakit dan berdenyut yang timbul secara spontan
Pernah mengeluhkan rasa sakit saat tidur.(

Gejala Objektif : Terlihat kavitas yang dalam, pada tahap ini kedalam
kavitas mencapai pulpa.
Tes Vitalitas thermal : +
Perkusi : +/-
Druk : +/-
Perawatan : Pulpotomi/ Pulpektomi
Diagnosis Pulpa
Diagnosis Pulpa
Diagnosis Pulpa
Diagnosis Pulpa
Diagnosis Pulpa
Diagnosis Pulpa
Tes Perkusi

■ Tes Perkusi
Tes yang dilakukan dengan cara pengetukan pada gigi untuk mengetahui apakah terdapat
inflamasi jaringan periodontal.
Dilakukan dengan jari atau dengan  ujung instrumen.
Pengetukan dilakukan dengan cepat, mula-mula ringan kemudian intensitasnya ditambah.
Hasil positif nyeri merupakan tanda adanya inflamasi jaringan periodontal, dapat
mengarahkan klinisi pada kemungkinan nekrosis pulpa atau pulpitis irreversible
Tes Palpasi

■ Tes Palpasi
Merupakan pengujian dengan memberikan tekanan ringan pada jaringan sekitar gigi.
Pengujian dilakukan dengan palpasi menggunakan jari untuk menilai konsistensi, fluktuasi,
dan krepitus pada jaringan sekitar gigi.
Palpasi dilakukan secara ekstra oral maupun intra oral. Pada ekstra oral klinisi dapat
memeriksa pembengkakkan limfa nodi.
Tes vitalitas
■ Tes Elektrik
■ Tes Elektrik, dilakukan untuk mengetahui vitalitas pulpa dengan merangsang saraf yang
ada di pulpa dengan arus listrik yang semakin meningkat.
■ Adanya respon nyeri atau positif menunjukkan keadaan vital gigi.
■ Respon negatif dapat mengindikasikan keadaan nekrosis pulpa.
■ Pengujian dilakukan dengan menempelkan elektroda Electric Pulp Tester (EPT) pada
permukan 1/3 ginggibal atau servikal gigi. Sebelum dilakukan pengujian, gigi harus
dipastikan bersih dan kering (isolasi), dan menghindari alat mengenai restorasi atau
ginggiva karena dapat menghasilkan hasil palsu.
Tes Vitalitas

■ Tes Thermal, dapat untuk mengetahui sensitifitas saraf pada perubahan suhu dingin dan
panas.
Tes Panas dapat dilakukan dengan air panas, burniser panas, guta-perca panas atau
kompoun panas, pemanasan instrumen penghantar panas. Pada bahan panas tersebut
ditempelkan pada permukaan 1/3 ginggival gigi atau bagian gigi yang terbuka. Akan tetapi
perlu diperhatikan alat atau bahan yang panas tidak mengenai jaringan lunak sekitar gigi.
Tes Vitalitas
Tes dingin:
Dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu etil klorida,
salju karbon dioksida (es kering) dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes
dingin dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan
menggunakan cotton roll maupun rubber dam
2. Mengeringkan gigi yang akan dites.
3. Apabila menggunakan etil klorida maupun refrigerant dapat
dilakukan dengan menyemprotkan etil klorida pada cotton pellet.
4. Mengoleskan cotton pellet pada sepertiga servikal gigi (Karena
dekat dengan tanduk pulpa)
5. Mencatat respon pasien.
Tes Vitalitas

Tes Kavitas

Tes kavitas dilakukan apabila pengujan lain menunjukkan renspon negatif dengan cara pengeburan dari oklusal
gigi hingga ke CEJ secara perlahan-lahan dengan kecepatan rendah tanpa air pendingin.

Respon nyeri mengindikasikan keadaan pulpa yang masih vital. Apabila pencarian renspon telah dilakukan
hingga menembus pulpa, hal ini mengindikasikan gigi tersebut sudah non vital dan dapat dilakukan perawatan
endodontic berupa perawatan saluran akar (PSA).
Tes Vitalitas

Tes Jarum Miller, dilakukan setelah pengujian tes kavitas dengan menusukkan Jarum Miller steril ke dalam
kavitas yang telah dibuat.
Respon positif nyeri mengindikasikan keadaan gigi yang vital.
Pulpektomi

DEFINISI
• Pulpektomi merupakan perawatan yang mengambil seluruh
jaringan pulpa terinfeksi pada kamar pulpa hingga saluran akar
Indikasi Kontraindikasi
1. Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi 1. Bila kelainan sudah mengenai periapikal
vital atau non vital 2. Resorpsi akar gigi yang meluas
2. Pulpitis irreversible pada gigi molar sulung 3. Kesehatan umum pasien tidak baik
3. Gigi sulung dengan nekrosis pulpa 4. Pasien tidak koperatif
4. Radiograf menunjukkan adanya gambaran radiolusen di 5. Gigi goyang disebabkan keadaan patologis
area furkasi
5. Adanya abses akut atau kronis dimana gigi masih penting
untuk dipertahankan
6. Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal
7. Resorpsi akar kurang dari sepertiga apical
8. Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar
9. Tidak ada granuloma pada gigi-geligi sulung
Alat dan Bahan
Ilustrasi Prosedur Pulpektomi pada Gigi Sulung
Pulpektomi Vital

Definisi
• Pulpektomi vital adalah pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.

Indikasi
• Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis
• Pada molar sulung kedua sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun
• Tidak ada bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3
Prosedur
• Rontgen foto
• Pemberian anestesi lokal dan isolasi daerah kerja
• Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies. Untuk mengangkat sisa–sisa karies dan debris pada ruang pulpa
dipakai bur besar dan bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat
• Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulen
• Jaringan pulpa diangkat dengan file endodontik, mulai dengan file ukuran no.15 dan diakhiri dengan no.35. Pada
gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat jaringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar
• Irigasi saluran akar dengan bahan H2O2 3%. Keringkan dengan gulungan kapas kecil dan paper point. Hindari
mengalirkan udara langsung ke saluran akar
• Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar diisi dengan semen Zinc Oxide
Eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier dan masukkan ke dalam ruang pulpa
• Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk memadatkan semen Zinc Oxide Eugenol
• Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis Zinc Oxide Eugenol pada file atau paper point dan
menempatkannya pada saluran akar. Bentuk campuran tebal Zinc Oxide Eugenol seperti cone dan padatkan pada
saluran akar dengan menggunakan gulungan kapas lembab sebagai kondensor
• Foto ronsen untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan Zinc Oxide Eugenol. Zinc Oxide Eugenol tidak
mencapai apeks gigi karena kalsifikasi saluran akar, tetapi gigi-geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar
permanen pertama erupsi
• Pasien diminta datang lagi dalam satu atau dua minggu untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan. Gigi–geligi yang
menunjukkan gejala bebas penyakit secara klinis dan radiografis dengan eksfolisasi dalam batas–batas waktu normal
dianggap sukses.
Pulpektomi Devital (Mumifikasi)
Definisi
Pulpektomi devital adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih
dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa

Indikasi
• Gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis
• pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi.
• Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi yang mengandung
paraformaldehid seperti toxavit dan lain–lain
Prosedur
1. Rontgen foto dan isolasi daerah kerja
2. Ekskavasi karies atau bur dengan kecepatan rendah
3. Letakkan paraformaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian lakukan penumpatan sementara
4. Kunjungan kedua (setelah 7–10 hari) :
5. Tumpatan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar dengan file Hedstrom. Pemakaian Reamer
tidak dianjurkan
6. Irigasi dengan H2O2 3% keringkan dengan kapas
7. Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan
ditumpat sementara
8. Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari):
9. Buka tumpatan sementara jika tidak ada keluhan rasa sakit dapat dilakukan pengisian saluran akar dengan bahan
seperti Zinc Oxide dan formokresol eugenol (1:1) atau Zinc Oxide formokresol atau pasta Zinc Oxide Eugenol.
PULPEKTOMI NON VITAL

Definisi
• Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan diagnosis gangren pulpa atau nekrosis
pulpa.

Indikasi
• Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik
• Gigi tidak goyang dan periodontal normal
• Belum terlihat adanya fistel
• Rontgen foto: resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi geligi sulung
• Kondisi pasien baik
Prosedur
1. Kunjungan pertama:
2. Rontgen foto dan isolasi daerah kerja
3. Buka atap pulpa menggunakan round bur dan setelah ruang pulpa terbuka, jaringan pulpa
diangkat dengan file Hedstrom. Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan
jika ada pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel
4. Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil. Obat anti bakteri
(formokresol atau CHKM) diletakkan pada kamar pulpa dan diberi tambalan sementara
5. Kunjungan kedua (setelah 2–10 hari) :
6. Buka tambalan sementara
7. Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan Zinc Oxide dan eugenol formokresol (1:1) atau
Zinc Oxide dan formokresol
8. Lakukan penumpatan sementara atau penumpatan tetap
 
Gambaran Radiografi Pulpektomi
Failure Questionable Success
Pelebaran ligament periodontal > 2mm Peningkatan lebar ligament periodontal > 1mm dan Normal, ligament periodontal agak menebal < 1mm
< 2 mm

Kurangnya perbaikan terhadap rarefaction Stationary rarefaction atau sedikit perbaikan tulang Menghilangkan rarefaction
(penurunan kepadatan tulang) atau meningkatnya
rarefaction tulang

Kurangnya lamina dura baru Meningkatnya lamina dura Lamina dura normal seperti gigi didekatnya

Adanya penipisan tulang diarea periradikular yang Adanya resorpsi Tidak ada resorpsi
sebelumnya tidak ada

Terlihat jelas canal tidak terisi Kurang padat Padat, penutupan ruang canal meluas ke CEJ (1mm
dari apek)

Pengisian material melebihi apex gigi dengan Pengisian material berlebih diluar apexanatomi gigi  
resorpsi serta tanda radiografi lain
Gambar . Gambaran radiografi perawatan pulpektomi a) preoperative, (b) 1 bulan follow-up (failure) (c) 3 bulan follow-up
(questionable), and (d) 6 bulan follow-up (success)
Perbedaan pulpektomi pada gigi desidui
dan gigi permanen
Perbedaannya terletak pada bahan pengisinya:
1. Gigi permanen
Bahan pengisinya ada : core material dan root canal sealer
Core material
Gutta perca : gutta percha merupakan bahan yang paling umum digunakan. Ketika
dipanaskan gutta percha
akan melunak dan berubah bentuk menjadi cair ketika temperature melebihi 65derajat.

Siler point : Silver point memiliki keuntungan yaitu mudah untuk dimasukkan, dan memiliki
panjang control
yang mudah. Silver point digunakan untuk saluran akar yang sempit, bulat mengecil dan
bengkok.
Root canal sealer :
ZOE : Merupakan material yang umum digunakan. Kelebihan dari zinc oxide eugenol
antara lain sifat
bahannya dapat masuk ke dalam celah antara dinding saluran akar dan gutta percha dengan
baik,
karena itu juga dapat menutup seluruh celah dengan baik sehingga tidak menyisakan ruang
bagi
bakteri untuk masuk.
■ Gigi desidui
Bahan yang biasa digunakan untuk mengisi kanal adalah: zinc oxide and eugenol, pasta
iodoform dan pasta Ca(OH)2.

Zinc Oxide Eugenol


ZnOE merupakan salah satu bahan pengisi saluran akar yang banyak digunakan
untuk gigi sulung.
Kelebihan:
➢ Mudah didapatkan,
➢ Biaya relatif murah,
➢ Mempunyai efek antimikroba yang baik,
➢ Tidak sitotoksik untuk sel-sel yang berkontak langsung ataupun tidak langsung,
➢ Plastisitasnya baik,
➢ Tidak toksisitas,
➢ Merupakan materi radiopak,
➢ Memiliki anti inflamasi dan analgesik yang baik.
➢ Tidak menyebabkan diskolorisasi pada gigi.15
Kekurangan:
➢ Dapat mengiritasi jaringan periradicular tulang dan menyebabkan nekrosis tulang dan
cementum.
➢ Jika pengisiannya berlebih dapat mengiritasi jaringan sehingga menyebabkan inflamasi.
➢ Tingkat resorpsi lambat, dan mengubah jalan erupsi gigi permanen.16
Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida telah digunakan dalam endodontik sebagai bahan pengisi saluran akar,
obat intra kanal atau sebagai sealer yang dikombinasikan dengan bahan inti padat.
Kelebihan:
➢ Biokompatibel (pH antara 12,5-12,8).
➢ Kelarutan rendah terhadap air, serta tidak dapat larut dalam alcohol
➢ Efektif melawan mikroba anaerob pada pulpa gigi nekrosis.
➢ Kandungan alkaline pada CaOH mampu menghalangi proses inflamasi dengan
berperan sebagai buffer lokal dan dengan mengaktivasi alkaline fosfatase yang
penting dalam pembentukan jaringan keras.
➢ Efektif dalam waktu yang cukup lama.

Kekurangan:
➢ Sulit dikeluarkan dari kanal
BONDING AGENT
Merupakan bahan yang digunakan untuk melekatkan bahan restorasi pada permukaaan
enamel dan dentin, sehingga restorasi memiliki restorasi terhadap permukaan gigi.
Tujuan utama penggunaan bonding agent untuk meningkatkan kekuatan perlekatan antara
resin dan permukaan gigi, meningkatkan retensi bahan restorasi, dan mengurangi terjadinya
kebocoran mikri antara permukaan resin dan dentin.
ETSA ASAM
Larutan monomer pada permukaan dentin yang akan membentuk resin lapisan monomer
untuk meningkatkan ikatan antara komposit dengan struktur permukaan enamel.
Bahan etsa asam terdiri dari Benzalkonium chlohda (BCA) dan Scotchbond etchan yang
mengandung asam posfat

Anda mungkin juga menyukai