Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN SALURAN AKAR GANDA

OLEH :

PUTU TAMARA GEZARY


1906129010053

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
PERAWATAN SALURAN AKAR

Perawatan saluran akar adalah suatu usaha menyelamatkan gigi dengan tindakan
pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi yang bertujuan
untuk merestorasi jaringan gigi yang hilang dan mempertahankan sisa jaringan,
sehingga gigi tersebut dapat bertahan selama mungkin di dalam mulut.
Indikasi :
1. Gigi karies yang mencapai pulpa dengan tanda dan gejala pulpitis
irreversible / nekrosis pulpa / kelainan periapikal
2. Perawatan pulp capping atau pulpotomi yang gagal
3. Gigi yang masih dapat di restorasi
4. Foramen apikal sudah tertutup
Kontra Indikasi :
1. Gigi dengan mobilitas lebih dari 2-3 mm
2. Gigi dengan fraktur akar vertikal
3. Sisa jaringan gigi yang tidak dapat di restorasi
4. Gigi permanen muda dengan pertumbuhan akar yang belum sempurna
5. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar

DIAGNOSA PULPA
1. Pulpitis Reversible
Inflamasi pulpa pada tingkat ringan sampai sedang yang disebabkan oleh suatu
rangsangan dimana sistem pertahanan jaringan pulpa masih mampu mengatasi dan
mampu sembuh kembali apabila rangsagan dihilangkan.
Anamnesa :
- Biasanya nyeri bila minum panas,dingin, asam dan asin
- Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus
- Rasa nyeri hilang setelah rangsangan dihilangkan
Pemeriksaan Objektif
 Ekstra Oral : Tidak ada pembengkakan
 Intra Oral :
 Perkusi (-)
 Karies mengenai dentin / karies profunda
 Pulpa belum terbuka
 Sondase (+)
 Ce (+)
Perawatan : penumpatan (restorasi)

2. Pulpitis Irreversible
Inflamasi pulpa yang parah yang tidak akan sembuh meskipun penyebab
dihilangkan, sehingga cepat/lambat jaringan pulpa akan menjadi nekrosis.
Pulpitis Irreversibel terbagi :
a. Pulpitis Irreversibel Akut
Peradangan pulpa baru ditandai dengan rasa nyeri akut yang hebat
Anamnesa
- Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar hingga
kebelakang telinga
- Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif
 Ekstra oral : Tidak ada kelainan
 Intra oral :
 Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan
 Pulpa terbuka bisa juga tidak
 Sondase (+)
 Ce (+)
 Perkusi bisa (+) bisa (-)
b. Pulpitis Irreversibel Kronis
Peradangan pulpa yang telah berlangsung lama
Anamnesa :
- Gigi sebelumnya pernah sakit
- Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan
- Nyeri tajam menyengat, bila ada rangsangan seperti panas, dingin,
asam, manis
- Penderita masih bisa menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif
 Ekstra oral : tidak ada pembengkakan
 Intra oral :
 Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak
 Sondase (+)
 Perkusi (-)

Perawatan : Pulp capping, pulpotomi, pulpektomi.

3. Nekrosis Pulpa
Kematian pulpa yang disebabkan oleh kuman maupun tanpa invasi kuman
Nekrosis pulpa parsialis : tes termis – bereaksi atau tidak bereaksi
tes jarum miller – bereaksi
pemeriksaan Ro – terlihat adanya perforasi

Nekrosis pulpa totalis : tes termis, tes pulpa elektrik, tes kavitas – tidak bereaksi
pemeriksaan
Ro – kavitas atau tumpatan besar, jalan terbuka ke
saluran akar, penebalan ligament periodontal. Dapat
juga disebabkan oleh trauma
Keluhan subjektif :

1. Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas

2. Bau mulut (halitosis)

3. Gigi berubah warna.


Pemeriksaan objektif :

1. Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman

2. Terdapat lubang gigi yang dalam

3. Sondasi,perkusi dan palpasi (-)

4. Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi, palpasi,


sondase (+)

Perawatan : Endo Intracanal

Macam Perawatan Saluran Akar


1. PSA Vital (Pulpektomi)
- Memerlukan anestesi karena gigi masih vital
- Pembuangan jaringan pulpa dengan ekstirpasi
2. PSA Non Vital (Endo Intrakanal)
- Tidak perlu anestesi karena gigi non vital
- Pembuangan jaringan pulpa cukup dengan irigasi karena jaringan
pulpa sudah hancur pada gigi yang nekrosis
Triad Perawatan Saluran Akar
1. Preparasi saluran akar
2. Sterilisasi saluran akar
3. Pengisian saluran akar (obturasi)

PROSEDUR PENATALAKSANAAN PERAWATAN SALURA AKAR


1. ANESTESI (Gigi Vital)
Pada gigi vital, lakukan anestesi gigi (infiltrasi/mandibular anestesi, bila masih
belum cukup lakukan anestesi intrapulpa) untuk menghilangkan rasa sakit pada
saat perawatan)
2. CAVITY ENTRANCE
1) Pembutan cavity entrance menggunakan round bur atau tapered fissure
diamond bur pada tengah fossa di bagian oklusal.
2) Setelah kedalaman preparasi mencapai dentin, preparasi dilanjutkan
menggunakan fissure diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.
3) Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang
paling besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai
letak orifice.
4) Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan
gerakan menarik keluar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik
dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.

3. PENGUKURAN PANJANG KERJA (DWF)


- Panjang Kerja: Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar
pada waktu melakukan preparasi saluran akar.
- Cara melakukan DWP (Diagnostic Wire Photo)
o Masukkan jarum miller atau file nomor kecil yang diberi stopper dengan
guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata (lihat table
ingle/grossman) lalu dilakukan foto Rö.
o Perhitungan dengan rumus

Pj Gigi Sebenarnya = Pj.Mahkota sebenarnya x Pj.Gigi Ro


Pj.Mahkota Ro
Panjang Kerja = Panjang Gigi Sebenarnya – (0,5-1mm)
o Panjang kerja harus ditentukan untuk menghindari rusaknya apical
constriction (penyempitan saluran akar di apikal) dan perforasi ke apikal

4. PREPARASI SALURAN AKAR


Teknik preparasi yang digunakan adalah teknik preparasi step back.
Teknik step-back, yaitu teknik preparasi saluran akar pada saluran akar bengkok
dan sempit pada daerah 1/3 apikal. Pada teknik ini tidak dapat digunakan jarum
reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi saluran akar harus dengan
pull and push motion, tidak dapat dengan gerakan memutar. Tujuan preparasi
saluran akar dengan teknik step-back adalah untuk mencegah terjadinya salah arah
serta untuk mempertahankan bentuk apikal.
Tahap preparasi saluran akar teknik step back :
1. File dimasukkan ke saluran akar sesuai panjang kerja kemudian dilakukan
gerakan pull and push motion. Preparasi dimulai dari ukuran terkecil
sampai nomer 25 sesuai panjang kerja. File nomer 25 disebut dengan
master apical file (MAF).
2. Preparasi dilanjutkan dengan file nomer 30 dengan panjang kerja dikurangi
1mm dari MAF.
3. Preparasi dilanjutkan lagi dengan file nomer 35 dengan panjang kerja
dikurangi 2mm dari MAF.
4. File berikutnya nomer 40 dengan panjang kerja dikurangi 3mm dari MAF,
demikian pula untuk file berikutnya nomer 45 sampai 60 atau 80.
5. Setiap pergantian file, perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja semula
dengan menggunakan file nomer 25. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyumbatan saluran akar oleh serbuk dentin yang terasah.
6. Selama preparasi dan setiap pengeluaran file dari saluran akar perlu
dilakukan irigasi dengan NaOCl dan aquadest yang dimasukkan dalam
syringe untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin
yang terasah.
7. Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan pelumas/pelunak dentin
untuk mengatasi penyumbatan saluran akar (EDTA).
8. Tahapan preparasi selesai, jika jaringan dentin telah bersih dan halus (dapat
dilihat dari bersihnya jarum preparasi setelah dikeluarkan dari dalam
saluran akar). Setelah preparasi selesai, keringkan dengan papper point
yang telah disterilkan.
Irigasi

Irigasi kavitas dengan menggunakan spuit berukuran (27G/30G) x 1¼ yang ujungnya


dibengkokan dan dengan bahan irigasi. Jarum dimasukan ke dalam saluran akar 1/3
apikal sampai tertahan, kemudian tarik ±2mm agar tidak menyumbat.Bahan irigasi
digunakan untuk menghilangkan sisa jarigan nekrotik, serbuk dentin, pelumas selama
preparasi saluran akar.

Bahan Normal
No NaOCl H2O2 EDTA Chlorhexidine
irigasi saline
1 Konsentrasi 0,9% 0,25-5,25% 3% 15% 2%
2 pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7
3 Mekanisme Pembilasan Bakterisidal Bakterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik
aksi fisik emulsifikasi, pada konsentrasi
dan rendah.
menghilangka Bakterisidal
n smear layer pada konsentrasi
tinggi
4 Keuntunga Tidak ada Memiliki Memiliki Melarutkan Efektif pada
n efek sifat sifat dentin/debris abses,
samping melarutkan disinfectant anorganik, antimicrobial
debris dan sebagai luas gram + dan
organik, antibakteri pelumas, -
pelumas, membuat
menghentika manipulasi
n canal menjadi
perdarahan, lebih mudah
dan
antibakteri
5 Kerugian Tidak Dapat Tidak Tidak dapat
memiliki menyebabka memiliki sifat melarutkan sisa
sifat n cidera antibakteri jaringan
antibakteri jaringan jika nekrotik
keluar ke
periapikal

5. COBA GUTTAP dan TRIAL FOTO


- Mencoba guttap percha, pilih guttap nomer 25 sesuai dengan MAF, beri tanda
sesuai panjang kerja kemudian masukkan ke dalam saluran akar. Di cek apakah
initial fitnya sudah baik.
- Lakukan rontgen foto untuk foto trial.

6. STERILISASI SALURAN AKAR


Sterilisasi dengan menggunakan Ca(OH)2 + gliserin lalu kontrol setiap 1 minggu
(5-7hari)

7. PERBENIHAN
Menggunakan media glukosa bouillon
Cara pembenihan :
-siapkan media perbenihan (tabung tertutup rapat)
-beri label ( indentitas pasien : nama, jenis kelamain, tanggal perbenihan )
-irigasi dengan naocl + aquades dan keringkan
-flamming paper point dilewati diatas api Bunsen
-paper point dimasukan kedalam saluran akar ± 1menit
-masukan paper point kedalam tabung
-inkubasi di inkubator 24 jam

8. OBTURASI (PENGISIAN SALURAN AKAR)


Tahapan yang dilakukan setelah preparasi saluran akar untuk menutup seluruh sistem
saluran akar secara hermetis hingga kedap cairan (tight fluid seal). Tujuan pengisian
saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun kuman dari jaringan
periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang.
Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar, antara lain;
- Tidak ada keluhan penderita
- Tidak ada gejala klinik
- Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering dan tidak berbau)
- Tumpatan sementara baik
- Hasil perbenihan negatif
Teknik pengisian saluran akar kondensasi lateral
dengan menggunakan satu guttap percha utama, kemudian ditambahkan guttap
percha tambahan di sekelilingnya. Untuk pengisian ini diperlukan alat spreader.
Biasanya di indikasikan pada saluran akar berbentuk lonjong atau saluran akar
yang dipreparasi dengan teknik step back.
Pasta pengisian yang digunakan adalah kalsium hidroksida + epoxy (AH Plus)
Tahap pengisian saluran akar kondensasi lateral :
 Bongkar tumpatan sementara dengan bur dan ekskavator - Irigasi saluran
akar dengan NaOCl
 Rekapitulasi saluran akar
 Irigasi saluran akar dengan NaOCl
 Lakukan pencampuran pasta saluran akar sesuai petunjuk pabrik
 Ulasi dinding saluran akar dengan pasta saluran akar menggunakan jarum
lentulo.
 Guttap percha utama yang telah diolesi pasta saluran akar dimasukkan ke
dalam saluran akar sampai menunjukkan initial fit yang baik di daerah
apikal.
 Spreader dimasukkan sampai 2mm dari panjang kerja, disela dinding
saluran akar dan guttap percha, ditekan kearah lateral untuk memberikan
tempat bagi guttap percha tambahan.
 Selanjutnya guttap percha tambahan dimasukkan dan ditekan lagi kearah
lateral dengan menggunakan spreader tadi sampai saluran akar penuh dan
padat.
 Guttap percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa (sebatas
orifice) dengan ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan diatas api
bunsen brander sampai membara. Pilih diameter ekskavator yang dapat
dengan mudah masuk kedalam kavitas ruang pulpa.
 Tekan guttap percha dengan plugger sampai ± 1 mm di bawah orifice

9. FOTO PENGISIAN
10. FOTO KONTROL
1 minggu setelah pengisian - proses penyembuhan diharapkan maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto Soeprapto. 2017. Pedoman dan tatalaksana praktik kedokteran gigi. Edited

by E. Wijaya. Yogyakarta: STPI bina insan mulia


Grossman L.I., Seymour O., Carlos E., 2013. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 11th.,

Jakarta: EGC, pp : 196, 264-269.

Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai