Anda di halaman 1dari 9

REFERAT BEDAH MULUT

NEOPLASMA
”PANORAMIC RADIOGRAPH ANALYSIS OF COMPLEX
ODONTOMA : A CASE REPORT”

Disusun oleh :

NAMA : HANNA SARI

NIM : 1931111320065

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN GIGI
BANJARMASIN
2021
1. Definisi Odontoma
Odontoma adalah tumor odontogenik campuran di mana kedua
komponen epitel dan mesenchymal mengalami diferensiasi fungsional dan
membentuk enamel dan dentin.Merupakan lesi hamartomatous bukan
neoplasma sejati.
Odontoma adalah malformasi atau lesi perkembangan hamartoma
non-agresif yang berasal dari odontogenik, terdiri dari email, dentin,
sementum dan jaringan pulpa (oleh karena itu disebut juga campuran yang
terdiri dari multiple atau lebih dari satu tipe). Odontoma dibedakan dengan
ameloblastik odontoma dengan tidak adanya jaringan ameloblastik. Bukan
lesi yang statis tetapi merupakan produk akhir dari suatu kelainan, yaitu
tumor odontogenik campur dimana sel-sel berdiferensiasi lebih tinggi dan
membentuk struktur kalsifikasi yang banyak.

2. Etiologi Odontoma
Etiologi odontoma tidak diketahui. Ada beberapa teori yang sudah
diajukan,seperti trauma lokal, infeksi, riwayat keluarga dan mutasi
genetik, ada pula yang menambahkan bahwa odontoma diwariskan
kemungkinan dari gen mutant post natal dengan kontrol genetik
perkembangan gigi.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelainan
pertumbuhan odontoma. Faktor ini antara lain tidak berhasilnya atau
perubahan interaksi ectomesenchymal pada fase awal pertumbuhan benih
gigi dan/atau membuat berbeda pada fase subsekuen pada perkembangan
jaringan ini. Diasumsikan pula bahwa yang membuat berbeda pada
mekanisme mineralisasi dengan modifikasi komponen mineral pada email
dapat menyebabkan maturasi inkomplet.

3. Epidemiologi Odontoma
Odontoma memiliki prevalensi 21% sampai 67% dari semua tumor
odontogenik. Odontoma adalah lesi yang mempengaruhi anak-anak dan
dewasa muda, terutama dalam dekade kedua kehidupan, tanpa
kecenderungan gender yang signifikan. Odontoma kompleks lebih jarang
terjadi daripada odontoma compound dan biasanya terjadi pada penderita
usia yang lebih tua. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa lokasi yang
sering terjadi dari odontoma compound pada rahang atas anterior,
sedangkan odontoma kompleks sering berkembang pada mandibula di
berbagai lokasi. Gigi permanen dipengaruhi jauh lebih sering daripada gigi
desidui.

4. Klasifikasi Odontoma
Berdasarkan klasifikasi terbaru dari WHO tahun 2005, odontoma dibagi
menjadi 2 jenis yaitu :
a. Compound Odontoma Compound odontoma mengandung struktur
seperti gigi yang kecil dan banyak. Mempunyai struktur yang mirip
dengan gigi kecil atau denticle, diskrit, terbungkus di dalam
fibrous connective tissue stroma (stroma jaringan ikat berserabut).
b. Complex Odontoma Odontoma complex terdiri dari campuran atau
massa tak teratur dari jaringan keras dan lunak odontogenik yang
matang dan berdiferensiasi secara buruk sebagai email, dentin atau
sementum sehingga tidak memiliki kemiripan dengan gigi

5. Manifestasi Klinis Odontoma


Tanda klinisnya adalah absennya satu atau beberapa gigi,
seringkali mencegah erupsi normal dan terjadi perubahan pada lengkung
gigi normal. Kebanyakan odontoma asimtomatik. Namun, terkadang
terdapat pembengkakan, nyeri, bernanah, ekspansi tulang,erupsi tertunda
dan perpindahan gigi.
Pada umumnya mereka tidak menunjukkan gejala, memiliki
tingkat pertumbuhan yang lambat dan jarang melebihi ukuran gigi. Tetapi
ketika mereka yang besar dalam ukuran, mereka dapat menyebabkan
perluasan tulang kortikal. Kelainan ini sering ditemukan secara kebetulan
dengan pemeriksaan radiografi rutin dimana odontoma biasanya tampak
sebagai massa radiopaque yang padat. Tetapi kadangkadang lesi ini dapat
ditemukan secara tidak kebetulan apabila ciri-ciri klinisnya sudah terlihat
ekspansi tulang, nyeri dan pergeseran gigi atau gigi normal yang tidak
erupsi.
Odontoma complex jarang terjadi dibandingkan odontoma
compound. Sering ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya
sering terjadi pada region molar pertama dan molar kedua rahang bawah.
Lesi kecil, jarang menjadi besar, namun bisa menjadi besar sampai 6 cm
sehingga menyebabkan ekpansi rahang. Tampak lunak, berlobus, atau
berbentuk tidak teratur. Kadang-kadang terbentuk sekitar mahkota gigi
yang berkembang normal tetapi tidak bererupsi, terutama jika terbentuk
dari bagian mahkota folikel gigi. Odontoma compound paling banyak
terjadi di maksila, khususnya di anterior rahang atas (region incisive
caninus), tumor ini biasanya kecil dan tidak agresif.

6. Patogenesis Odontoma
Karena proliferasi neoplastik sel-sel odontogenik benih gigi
dimana sel-sel epitel dan mesenkim berdiferensiasi ke tingkat ameloblastik
dan odontogenik tetapi tidak berhasil mencapai keadaan normal, jadi
substansi gigi terbentuk secara abnormal.
Sel-sel epitel dan mesenkim berdiferensiasi membentuk email,
dentin, dan sementum yang tersusun dalam susunan jaringan yang
abnormal yaitu dalam bentuk dentikel, Kemudian jaringan stroma berhenti
aktivitasnya membentuk kapsul, Kadang-kadang membagi tumor dalam
septa-septa.
Pada pertumbuhan gigi yang normal setelah pembentukan jaringan
keras biasanya akan terjadi degenerasi lamina dental, dan odontoma
kompleks berhubungan dengan hal itu. Odontoma kompleks sedikit sekali
mengalami morfodiferensiasi sehingga tidak mirip bentuk gigi normal.
Sedangkan odontoma compound derajat morfodiferensiasi dan
histodiferensiasinya tinggi, sehingga akan dijumpai kalsifikasi yang
memberikan gambaran yang mirip anatomi gigi normal.

7. Diagnosa Odontoma
Radiografi seringkali merupakan langkah pertama dalam diagnosis
tumor odontogenik, screening secara radiografi dilakukan dan dievaluasi.
Radiografi juga dapat merupakan langkah terakhir sebelum membuat
diagnosis kerja, setelah anamnesis lengkap diambil serta pemeriksaan fisik
dan laboratorium dilakukan.
Gambaran Radiografis
Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada
struktur gigi yang dikelilingi garis radiolusen tipis. Massa gabungan
tunggal seperti material dan tak ada kemiripan anatomi gigi apapun.
Muncul sebagai massa yang buram dikelilingi oleh tepi sempit lucent.
Odontoma compound terlihat sebagai gigi yang mengalami
malformasi atau menyerupai gigi yang dikelilingi oleh zona radiolusen
yang tipis. Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang
mirip gigi dengan ukuran dan bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen
yang tipis. Memiliki massa gigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil dengan
struktur cacat serta berhubungan dengan gigi yang erupsi.

Dalam jurnal ini membahas mengenai menganalisis gambaran


radiograf panoramik pada kompleks odontoma yang berhubungan dengan
impaksi gigi permanen molar mandibular.
Pasien perempuan berusia 24 tahun datang ke klinik Bedah Mulut
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan keluhan pembengkakan pada
rahang bawah kiri. Pembengkakan tidak disertai rasa sakit. Hasil
pemeriksaan intra oral ditemukan impaksi pada molar tiga rahang atas dan
rahang bawah regio kiri dan kanan disertai impaksi gigi molar dua rahang
bawah kiri. Palpasi pada area pembengkakan keras. pada pemeriksaan
ekstra oral terlihat asimetri wajah di area angulus mandibula, dimana regio
mandibula kiri lebih besar daripada regio kanan. Pasien kemudian
disarankan untuk melakukan pemeriksaan radiograf panoramik.
Hasil radiograf panoramik menunjukkan lesi radioopak homogen
dikelilingi halo radiolucent pada area posterior mandibula kiri. Kelainan
bersifat lokal, single lesion, dengan pusat lesi berada di atas canalis
alveolaris inferior.

Struktur internal lesi adalah radioopak berbentuk oval (circular)


dari distal gigi molar pertama yang meluas ke posterior hingga mencapai
ramus mandibula, irregular, berbatas jelas (well-defined border).
Gambaran halo radiolusen tipis yang merupakan kapsul jaringan lunak
(soft tissue capsule) terlihat mengelilingi gambaran lesi radioopak dan
mahkota gigi 37 dan 38. Batas kortikasi (corticated border) pada bagian
terluar lesi terlihat sebagai gambaran yang radioopak tipis. Corticated
border ini biasanya menunjukkan pertumbuhan tumor jinak yang lambat
atau kista.
Lesi mendorong gigi molar dua dan molar tiga mandibula ke arah
apikal dan menyebabkan impaksi gigi molar dua dan tiga mandibula kiri
(gigi 37 dan 38). Kanalis alveolaris inferior mandibular kiri terdorong ke
inferior dan masih terlihat tulang kortikal mandibula tipis di sekitar lesi.
Tidak terlihat resorpsi akar pada gigi molar pertama mandibular kiri (gigi
36). Radiograf panoramik tersebut menunjukkan suspek radiodiagnosis
lesi ini adalah kompleks odontoma pada mandibula kiri yang berhubungan
dengan impaksi gigi 37 dan 38.
Peranovic dan Noffke pada tahun 2016 melakukan penelitian pada
kasus odontoma yang dilihat dari radiograf panoramik. Parameter yang
digunakan adalah ukuran, tipe odontoma, batas, struktur internal dan
struktur disekitar lesi yang terlibat.

8. Penatalaksanaan Odontoma
Odontoma memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas.
Perawatannya adalah dengan enukleasi atau kuretase jika odontoma
merupakan sumber potensial obstruksi pada gigi yang erupsi sebagai fokal
infeksi. Odontoma complex yang besar harus diambil untuk
mengembalikan tulang yang normal dan untuk mencegah fraktur rahang.
Odontoma compound dapat mempredisposisi perubahan kistik dan
menyebabkan destruksi tulang.

9. Diagnosa Banding Odontoma


Diagnosa banding odontoma adalah ossifying fibroma, periapical
osseous dysplasia dan dense bone island. Odontoma lebih sering terjadi
pada usia pasien yang lebih muda daripada ossifying fibroma, odontoma
juga sering berhubungan dengan gigi molar yang tidak erupsi dan
memiliki gambaran yang lebih radioopak daripada ossifying fibroma.
Periapical osseous dysplasia menyerupai lesi complex odontoma tetapi
lesinya multiple dan pusat lesi terletak pada periapikal gigi, akan sulit
dibedakan apabila lesi osseous dysplasia soliter dan lokasinya pada area
edentulous. Tepi dari osseous dysplasia lebih lebar dengan batas sklerotik
yang tidak merata, sedangkan odontoma memiliki batas jelas (well-
defined) dengan adanya soft tissue capsule. Dense bone island merupakan
lesi radioopak tetapi tidak memiliki soft tissue capsule, sehingga dapat
dibedakan dengan odontoma.
Diagnosa banding odontoma lainnya adalah benign
cementoblastoma dan osteoma. Gambaran radiografi benign
cementoblastoma adalah campuran radiolusen dan radioopak, dominan
adalah radioopak dengan batas well-defined yang dikelilingi halo
radiolucent, berbentuk wheel spoke pattern. Benign cementoblastoma
umumnya terjadi pada akar premolar dan molar mandibula dan dapat
mengakibatkan resorpsi akar eksternal, ekspansi mandibula, perforasi
tulang kortikal tanpa disertai reaksi periosteal. Sedangkan gambaran
radiografi osteoma adalah radioopak dengan batas well-defined, terdapat
reaksi tulang sklerotik pada trabekula dan osteoma umumnya terjadi pada
regio posterior sisi lingual mandibula, regio kondilus atau koronoid dan
sinus frontal.

10. Prognosis Odontoma


Odontoma merupakan tumor jinak dan berkapsul sehingga eksisi
dapat dilakukan dengan sempurna sehinggaa mempunyai prognosis yang
baik karena tidak menunjukkan adanya kekambuhan.
11. Komplikasi Odontoma
Bentuk gigi dari odontoma ini seperti gigi normal, cenderung
bererupsi tetapi tidak aktif, kalau bererupsi sebagian, cepat terjadi karies.
Jika tidak cepat ditangani, karies ini akan berkembang dengan cepat dan
dapat menginfeksi jaringan lunak dan menimbulkan neuralgia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Krichen ghassen, et al. Odontoma associated with supernumerary and


impacted teeth. International Dental Journal of Student’s Research.
2013 ; 1 (4).
2. Nasotion F.A, Sitam S. Panoramic radiograph analysis of complex
odontoma. J Ked Gi Unpad. 2018 ; 30 (2) : 102-106.
3. Peranovic V, Noffke CEE. Clinical and radiological feature of 90
odontomas diagnosed in the Oral Health Centre at Sefako Makgatho
Health Science University. S Afr Dent J 2016 ; 71 (10) : 489-92.
4. Prabhakar C, Sheetal H, Satish H. Compound-Complex odontoma-An
important clinicalentity. Journal of International Oral Health. 2012 ; 4
(1).
5. Vyasarayani P, Krishna M, Pratheeth G. Treatment of compound
odontoma causing delayed eruption of maxillary central incisor
assisted by diode laser. RUJODS, Ranchi University. 2012 ; 1 (2).
6. White SC, Pharoah MJ. 2014. Oral radiology: Principles and
interpretation. ed 7. St. Louis: Mosby-Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai