Anda di halaman 1dari 36

ENDODONTIK

INSISIVUS 4

Adinda Rizki Amalia N H


Nabilla Ramadhanty
Andina Anggraini
Muhammad Ayarel D
Mona Marhamah
Khalisha Salsabila
Syahrina Suhdi
Puan Maharani M P
Elga Handayani
Nabilla Dayuning H
” Gigi Amel Nyut-Nyutan”
• Amel, 23 tahun datang ke praktek drg. Shinta untuk merawat gigi depn
atas yang sakit sejak 2 hari lalu dan sakit ketika digunakan saat menggigit
makanan. Saat anamnesa Amel menyatakan bahwa gigi depan atas kiri
sudah berlubang sejak 6 tahun yang lalu, namun tidak pernah ke dokter
gigi. Sebelumnya Amel hanya merasakan ngilu saat minum dingin dan
makan manis, tetapi sejak 2 hari yang lalu Amel merasakan sakit
berdenyut yang tiba-tiba walaupun tidak mengonsumsi apapun. Amel juga
sudah membeli obat penghilang sakit di warung dekat rumah, namun gigi
masih terasa sakit. Amel menyatakan tidak pernah ada bengkak pada
gusinya. Amel mengaku tidak rutin menyikat gigi. Pada pemeriksaan klinis
terlihat kavitas site 2 size 3 pada gigi 21 dan site 2 size 1 pada gigi 11. Gigi
11 dan 21 distolabioversi. Tes termal pada gigi 11 dan 21 positif. Tes
perkusi dan tes tekan pada gigi 11 negatif sedangkan pada gigi 21 positif.
Tes palpasi pada gigi 11 dan 21 negatif. Dari radiograf periapikal yang
dibawa Amel terlihat pelebaran ligamen periodontal dan penebalan lamina
dura pada 1/3 apikal gigi 21.
• Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan drg
Shinta menyarankan untuk dilakukan perawatan saluran
akar pada gigi 21 dan restorasi resin komposit pada gigi
11. Drg menjelaskan prosedur yang dilakukan dan
pilihan restorasi akhir yang tepat karena adanya efek
pada gigi yang telah dirawat saluran akar. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pasien, drg menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan agar perawatan yang
dilakukan dapat berhasil dengan baik. Pada kunjungan
pertama drg melakukan anastesi infiltrasi, preparasi
akses, ekstirpasi jaringan pulpa, irigasi saluran akar,
preparasi saluran akar, dan aplikasi medikamen
intrakanal. Drg menginstruksikan Amel datang kembali
untuk melanjutkan tindakan selanjutnya.
• Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
1. Apa tujuan endodontik?
Tujuan endodontik
• Mengembalikan gigi ke keadaan semula dan dapat
dipertahankan selama mungkin
• Agar fungsi bisa tercapi
• Untuk membersihkan rongga pulpa di jaringan pulpa yang
terinfeksi dan mempersiapkan saluran akar untuk
menerima saluran akar agar tidak terinfeksi.
2. Indikasi dan kontraindikasi PSA?
Indikasi PSA
• Gigi dengan pulpitis irreversibel
• Nekrosis pulpa
• OH baik
• Gigi sehat untuk pembuatan protesa
• Untuk menghindari cedera jaringan pulpa
• Saluran akar dapat dimasukan instrumen
• Foto rontgen resorbsi akar tidak lebih 1/3 apikal
kontraindikasi PSA
• Gigi yang tidak didukung oleh jaringan periodontal yang
tidak adekuat
• Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat di preparasi
• Gigi dengan resorbsi yang luas
• Fraktur vertikal
• Posisi gigi tidak strategis
• Bila dijumpai kerusakan luas lebih dari 1/3 panjang akar
• Usia lanjut, saluran akar menyempit
3. Apa saja jenis pemeriksaan periodontal gigi?
Jenis pemeriksaan periodontal gigi
• Pemeriksaan subjektif : anamnesa
• Pemeriksaan objektif: ekstra oral, intra oral, dan
penunjang
4. Apa saja macam-macam perawatan endodontik?
Macam-macam perawatan endodontik
• Bedah: kuratase apeks, implan endo, resesi apeks
• Non bedah (konveksional): PSA, Apeksifikasi, pulpotomi,
pulpektomi, pulp cupping
5. Apa saja tahap dasar PSA?
• Diagnosis: pasien dan klinis
• Preparasi: membersihkan saluran akar
• Pengisian: menutup saluran akar

6. Alat yang digunakan untuk PSA?


• K File: melebarkan dan menghaluskan saluran akar
• K Reamer: melebarkan dinding saluran akar dan
meletakan semen
• Barbed broach (jarum ekstirpasi): mengambil kapas dan
papper point dan mengambil jaringan pulpa
• Smooth broach (jarum miller): diagnosa pulpa,
menentukan lokasi orifis dan panjang saluran akar
• Jarum lentulo: untuk meletakan sealer pada dinding
saluran akar
• Finger sprider: menekan gutta percha
• Root canal pluger: menekan gutta percha
• Endometer: untuk mengukur panjang alat yang digunakan
• Syiringe: menyemprotkan bahan irigasi
7. Bahan yang digunakan untuk PSA?
• Kalsium hidroksida
• NaoCL: menghilangkan sisa debris membunuh kuman
• Irigasi saluran akar
• Antibiotik
• Bahan sterilisasi
• Bahan defisifikasi
• Golongan padat: gutta perca. Silver poinT
• Golongan pasta: tidak mengeras pada saluran akar: zink
okside, Ca(OH)2
• Golongan plastis: amalgam,guta perca
• Golongan semen

8. Tujuan aplikasi medikamen intrakanal?


• Membantu prognosis
• Meningkatkan prognosis
• Membunuh bakteri
• Desinfeksi saluran akar
• Mengurangi peradangan
9. Bagaimana efek pasca PSA?
Gigi menjadi lebih sensitif

10. Apa saja faktor-faktor kegagalan PSA?


• Fase praoperatif: salah diagnosis,seleksi kasus tidak tepat
• Fase operatif: akss tidak selesai, tanduk pulpa tidak
terbuka, perluasan kavitas berlebih
• Fase pascaoperatif: kurang penutupan korona, tidak
hermitis
• Kebocoran
• Salah perawatan
• Keadaan patologis
• Terdapat fraktur akar
• Bahan perekat mengakibatkan bakteri kembali

11. Bagaimana penatalaksanaan pasca PSA?


• Gigi infeksi kembali: dibersihkan kembali
• Apikoetomi: mengurangi peradangan berkelanjutan
SKEMA
1. Indikasi dan kontraindikasi PSA
Perawatan saluran akar merupakan perawatan yang
bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa
dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang
sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini
berarti bahwa tidak terdapat lagi gejala, dapat berfungsi dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Perawatan saluran akar terdiri
dari tiga tahap (triad endodontik), yaitu preparasi biomekanis meliputi
pembersihan dan pembentukan, sterilisasi yang meliputi irigasi dan
disinfeksi serta pengisian saluran akar.
Indikasi perawatan saluran akar
• 1) email yang tidak di dukung oleh dentin;
• 2) gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada
gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital
• 3) kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apeks;
• 4) mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk
keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan);
• 5) gigi tidak goyang dan periodonsium normal;
• 6) foto ronsen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal, tidak
ada granuloma;
• 7) kondisi pasien baik;
• 8) pasien ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya;
• 9) keadaan ekonomi pasien memungkinkan.

• Kontraindikasi perawatan saluran akar


• 1) fraktur akar gigi yang vertical;
• 2) tidak dapat lagi dilakukan restorasi;
• 3) kerusakan jaringan periapikal melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar
gigi;
• 4) resorbsi tulang alveolar melibatkan setengah dari permukaan akar
gigi;
• 5) kondisi sistemik pasien, seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol.
2. Pemeriksaan Klinis dan Diagnosis
Pemeriksaan Intraoral – Pemeriksaan Gigi
Pemeriksaan intra oral dilakukan dalam mulut pasien untuk mengetahui kondisi
rongga mulut pasien baik jaringan keras maupun lunak. Beberapa pemeriksaan yang
dilakukan pada gigi diantaranya adalah :
• Perkusi
Hal yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam pemeriksaan perkusi adalah : nyeri
terhadap pukulan (tenderness to percussion) dan bunyi (redup/dull dan nyaring/solid metalic)
Perkusi dilakukan dengan cara :
cara memberi pukulan cepat tetapi tidak keras dengan menggunakan ujung
jari,atau bisa juga dengan menggunakan ujung instrumen. Gigi yang dipukul bukan hanya
satu tetapi gigi dengan jenis yang sama pada regio sebelahnya. Ketika melakukan tes perkusi
dokter juga harus memperhatikan gerakan pasien saat merasa sakit (Grossman, dkk, 1995).
Bunyi perkusi terhadap gigi juga akan menghasilkan bunyi yang berbeda terhadap
gigi yang sehat.
- Gigi yang ankilosis : nyaring (Solid metalic sound)
- Gigi yang nekrosis : nyaring
- Gigi yang abses periapikal : redup (dull sound)
- Gigi Multiroad : solid (daripada yang berakar tunggal)

Sondasi
Sondasi merupakan pemeriksaan menggunakan sonde dengan cara
menggerakkan sonde pada area oklusal atau insisal untuk mengecek apakah ada suatu
kavitas atau tidak.

Probing
Probing bertujuan untuk mengukur kedalaman jaringan periodontal dengan
menggunakan alat berupa probe.

Tes mobilitas – depresibilitas


Tes mobilitas dilakukan untuk mengetahui integritas apparatus-aparatus pengikat di
sekeliling gigi, mengetahui apakah gigi terikat kuat atau longgar pada alveolusnya.
Hasil tes mobilitas dapat berupa tiga klasifikasi derajat kegoyangan.
- Derajat-1 : gerakan gigi yang nyata dalam soketnya
- Derajat-2 : gerakan gigi dalam jarak 1 mm bahkan bisa bergerak dengan sentuhan lidah
- Derajat-3 : gerakan lebih besar dari 1 mm atau bergerak ke segala arah
Tes depresibilitas dilakukan dengan menggerakkan gigi ke arah vertikal dalam
soketnya menggunakan jari atau instrumen (Burns dan Cohen, 1994).

Tes vitalitas
Tes vitalitas merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
suatu gigi masih bisa dipertahankan atau tidak. Tes vitalitas terdiri dari empat pemeriksaan,
yaitu tes termal, tes kavitas, tes jarum miller dan tes elektris.
• Tes termal, merupakan tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas dan dingin pada
gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal (Grossman, dkk, 1995).
• Tes dingin, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu etil klorida,
salju karbon dioksida (es kering) dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes dingin dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
– Mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan menggunakan cotton roll maupun rubber
da
– Mengeringkan gigi yang akan dites.
– Apabila menggunakan etil klorida maupun refrigerant dapat dilakukan dengan
menyemprotkan etil klorida pada cotton pellet.
– Mengoleskan cotton pellet pada sepertiga servikal gigi.
– Mencatat respon pasien.
- Tes panas, pemeriksaan ini jarang digunakan karena dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah apabila stimulus yang diberikan terlalu berlebih.
- Tes kavitas, bertujuan untuk mengetahui vitalitas gigi dengan cara melubangi gigi.
- Tes jarum miller, diindikasikan pada gigi yang terdapat perforasi akibat karies atau tes
kavitas.
- Tes elektris, merupakan tes yang dilakukan untuk mengetes vitalitas gigi dengan listrik,
untuk stimulasi saraf ke tubuh

Tahapan penegakan diagnosis :


• Mengumpulkan semua keterangan dari hasil keluhan pasien, riwayat medis dan riwayat
gigi pasien, diagnostic test, dan investigasi.
• Analisis semua data yang telah kita dapatkan
• Buat diagnosis pembanding dari semua kemungkinan yang konsisten dengan tanda,
gejala, dan hasil pemeriksaa.
• Pilih diagnosis yang paling memungkinkan
• (Ingle’s Endodontic)
3. Instrumen dan bahan endodontik
ALAT :
- kaca mulut,
- periodontal probe,
- double-ended sonde No. 5 (lurus),
- Glick No. 1,
- dan pinset.
KLASIFIKASI ALAT
Kalsifikasi alat yang digunakan untuk perawatan endodontic berdasarkan ISO
adalah :
1. Hand operated
• File dan reamer
• Broaches
• adalah alat yang berbahan stainless steel dengan pegangan plastic.

• Lentulo spiral drills


Digunakan untuk memasukkan pasta, sealer, semen atau kasium
hiroksida ke dalam kanal pulpa
2. Engine-driven.
Beberapa teknik preparasi membubtuhkan instrument berputar yang
low sped untuk mendapatkan preparasi sesuai dengan syarat. Alat-alat yang
termasuk ke dalam hand instrument juga dipasarkan dalam bentuk instrument
berputar, tetapi yang biasa digunakan adalah Gaten-Glidden drills dan Peeso
reamer untuk menghasilkan straight-line access preparation.

Kiri, Gates-Glidden drill. Kanan, Peeso reamer.


• Gates-Glidden Drills
Bur berbentuk flame yang biasa digunakan untuk membuka orifis
• Peeso reamer
Fungsinya sama dengan Gates-Glidden drills tetapi tidak lebih fleksibel
3. Ultrasonic dan sonic. Alat ini dapat bergetar ketika
digunakan
4. Nickel-titanium. banyak alat hand operated maupun
engine driven yang dibuat dari nickel-titanium

Alat yang digunakan intracanal:


a. Hand instruments
• Smooh broaches atau jarum miller
Digunakan untuk mencari orifis saluran akar.
• Barbed broaches atau jarum ekstirpasi
Untuk menghilangkan jaringan pada pulpa dibutuhkkan
broach yang tidak mudah terpelintir karena akan berpotensi
menimbulkan patahan dan cukup besar untuk menjerat jaringan

• Reamers and files


• Reamer dan file merupakan dua alat yang biasa digunakan untuk
preparasi saluran akar.

A. Kawat. B. ujung file. C. ujung reamer


Alat yang digunakan untuk obturasi adalah spreader atau
pluggers, Glick No, 1 untuk heat transfer dan penekanan bahan pengisi,
pinset, dan 5/7 plugger untuk kondensasi secara vertical.
• Kondensasi lateral
Alat yang digunakan untuk kondensari lateral adalah spreaders
dan pluggers kecil. Alat ini dugunakan untuk kondensasi dan
mengadaptasikan gutta percha

Perbedaan instrument handled dan finger :


Finger spreader dan finger plugger.
Spreader ujungnya tajam sedangkan plugger ujungnya datar
• Kondensasi vertical
Bahan pengisi telah dipanaskan lalu
dikondensasikan dengan pluggers. Alatnya dibagi
menjadi dua, yaitu alat untuk melunakkan gutta
percha (heat transfer) dan plugger itu sendiri.
Bahan untuk perawatan emdodontik
1. Bahan sterilisasi saluran akar
Tujuan bahan sterilisasi :
• Membunuh mikroba pada pulpa dan jaringan periapikal
• Membersihkan sisa-sisa preparasi di saluran akar
• Mampu menimbulkan regnerasi jaringan peiapikal
A. Sodium hipoklorit (NaOCl)
Merupakan bahan irigasi yang seing digunakan. Keuntungan dari
pemakaian bahan ini adalah membersihkan debris dari saluran akar, melarutkan
jaringan nekrotik, dan membunuh mikroba
B. Klorheksidin
Klorheksidin merupakan bahan antimikroba yang emmpunya spectrum yang luas
dan toksisitasnya rendah.
C. EDTA (Ethylenediamine tetraacetic acid)
Biasa digunakan untuk menghilangkan smear layer yang timbul karena preparasi
D. MTAD (Mixture of Tetracycline isomer, Acid, and Detergent)
Digunakan untuk menghilangkan smear layer.
2. Intramedikamen
Merupakan bahan yang bersifat mengurangi rasa sakit diantara kunjungan,
mengurangi jumlah bakteri dan mencegah pertumbuhan bakteri.
a. Phenolics
• Eugenol, Parachlorophenol, Cresol, Creosote , Camphorated monoparachlorophenol,
Camphorated parachlorophenol, Cresatin
Thymol
• Aldehid, Formocresol, Glutaraldehyde
Obat golongan ini bersifat toksik dan dapat menyebar ke sirkulasi sistemik jika ditempatkan
di radicular space. Kurang efektif.
b. Halide
• NaOCl
• Idone-potassium iodide
c. Steroid
Merupakan bahan antiinflmasi yang dapat menurunkan rasa sakit. Tetapi kurang
efektif pada rasa sakit yang hebat. Dapat digunakan untuk pasien dengan periodontitis
apikalis akut atau pulpitis irreversible.
d. Kalsium hidoksida
• Bahan yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba pada saluran akar dan melarutkan
jaringan nekrotik serta bakteri dan produknya. Efektif untuk menghilangkan rasa sakit.
Direkomendasikan untuk gigi dengan pulpa yang nekrotik, dan kurang efektif untuk gigi
yang masih vital.
3. Bahan pengisi saluran akar
a. Bahan padat
Bahan padat lebih menguntungkan karena operator dapat dengan mudah
mengatur panjang bahan yang digunakan, mudah beradaptasi dan menghasilkan
seal yang adekuat.
• Gutta percha
Bahan ini meupakn golden standard dari bahan pengisi saluran akar,
akrena gutta percha mudah beradaprasi dengan dinding peparasi, mudah
manipulasi, mudah diambil dari saluran akar dan toksisitasnya kecil, serta bakteri
tidak akan tumbuh jika ada gutta percha karena bersifat self-sterilizing.
• Synthetic resin based polymer
Mengandung polycaprolatone dengan filler,
digunakan dengan Bis-GMA sealer dan etsa.

• Silver point (Ag point)


Adaptasinya kurang baik dan toksisitas tinggi jika
terjadi korosi. Sulit diambil dari kanal.
b. Bahan semi padat (pasta)
Diaplikasikan menggunakan jarum lentulo. Bisa terjadi
overfill atau underfillatauh bahkan microleakage.
• ZnOE
• Mempunyai sifat antimokroba dan efek terapeutik tetapi bersifat
agak toksik
• Plastics
• Contohnya adalah AH26 dan Diaket

c. Sealer
• ZnOE
• Kalsium hidroksida
• Glass Ionomer
• Merupakan sealer yang baik karena dapat berikata dengan dentin
4. Prosedur endodontik
1)Tahap diagnosis
Diagnosis adalah langkah pertama untuk perawatan yang
benar. Diagnosis meliputi pemeriksaan pasien dan pemeriksaan
klinis.
2)Tahap preparasi
Preparasi saluran akar meliputi pembersihan dan
pembentukan (biomekanis), disinfeksi. Preparasi saluran akar
bertujuan untuk membersihkan dan membentuk saluran akar dalam
mempersiapkan pengisian yang hermetis dengan bahan dan teknik
pengisian yang sesuai. Tindakan preparasi yang kurang memadai
akan menjadi penyebab kegagalan p
1. Pengukuran panjang kerja Estmasi
Dilakukan degan berpedoman pada radiograf preoperatif.
Panjang kerja merupakan jarak titik referensi ( bagian mahkot gigi
yang paling kuat) sampai kontriksi apikal (sekita 1 mm dari ujung
apeks)
2. Preparasi akses
• buat outline pada email. Buang jaringan karies dan email yang tidak di dukung
dentin serta tumpatan yang tidak bagus.
• membuka kamar pulpa dengan round diamond bur
• hilangkan seluruh atap kamar pulpa dengan diamendo bur, kemudian dinding
kamar pulpa di haluskan
• buang isi kamar pulpa dengan long shank round bur atau dengan ekskavator
• mencari orifis dengan jarum miller atau sonde lurus
• keluarkan jaringan pulpa pada salura akar dengan jarum ekstirpasi
• irigasi dengan natrium hipoklorit
3. Mengukur panjang kerja definitif
• masukkan K-file sesuai dengan panjang kerja estimasi yang telah di pasang
rubber stop ke dalam saluran akar
• lakukan pengambilan radiograf periapikal dengam K-file berada dalam saluran
akar
• hasil gambar radiograf di ukur dengan penggaris
• catat panjang kerja defenitif
4. Preparasi saluran akar ( bagian apikal)
• tentikam Initial apical file (IAF) : file yang bisa masuk pertama kali dalam saluran akar
• perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar seperempat putaran searah jarum jam dan putar
dengan arah berlawanan lalu tarik ke luar dengan menggunakan file IAF. Sampai file terasa
longgar.
• preparasi apikal dilakukan minimal 3 nomor lebih besar dari IAF dan sampai white dentin ( bisa di
cek dengan menampung larutan irigasi yang keluar dari saluran akar menggunakan cotton roll)
• lakukan rekapitulasi dengan ukuran file sebelumnya sepanjang kerja
• ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi saluran apikal disebut MAF ( Master Apikal
File). Ukuran MAF akan sama dengan MAC ( Master Apical Cone= cone gutta percha utama).
MAC ditandai dengan adanya tug back.
• lakukan irigasi pada saluran akar setiap pergantian ukuran file.
5. Preparasi badan saluran akar
• preparasi dimulai dengan file satu ukuran lebih besar dari MAF dan panjang pekerjaan dikurangi 1
mm dari panjang kerja
• lakukan preparasi dengan gerakan yang sama pada preparasi apikal salura akar sampai file terasa
longgar.
• preparasi saluran akar minimal 3 nomor lebih besar dari MAF
• ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dan panjang kerja di kurangi 1 mm dari panjang kerja
sebelumnya.
• lakukan rekapitulasi dengan menggunakan MAF sepanjang kerja
• setiap pergantian file dilakukan irgasi
• haluskan dinding saluran akar dengan file MAF dengan gerakan circumferential filling.
6. Sterilisasi saluran akar
• keringkan saluran akar dengan paper point
• basahi cotton pellet dengan medikamen intrakanal
(ChKM), kemudian dikeringkan dengan cotton roll.
• lettakkan cotton pellet tersebut dalam kamar pulpa, lalu
tutup dengan kapas kering dan lakukan tumpatan
sementara
• penggantian medikamen intrakanal di lakukan jika
masih terdapat keluhan subjektif dan hasil pemeriksaan
klinis menunjukkan belum ada penyembuhan
3) Tahap pengisian (Obturasi)
Tujuan pengisian saluran akar yaitu menutup
saluran akar secara tiga dimensi dengan bahan yang
kompatibel, dari kamar pulpa sampai ke apeks
(Tarigan, 2004). Saluran akar dapat dilakukan
obturasi apabila telah memenuhi syarat seperti : gigi
asimtomatik, saluran akar cukup kering, tes bakteri
negatif, dan fistula telah menutup. Bahan pengisi
saluran akar dibagi menjadi 3 yaitu, bahan
semipadat, bahan padat, dan guta perca. Teknik
pengisian saluran akar dapat dilakukan dengan
kondensasi lateral dan kondensasi vertikal
5. Kegagalan endodontik
Banyak kegagalan perawatan saluran akar yang disebabkan oleh
kesalahan-kesalahan dalam prosedur perawatan, kesalahan dapat
terjadi pada saat pembukaan kamar pulpa, saat melakukan preparasi
saluran akar dan saat pengisian saluran akar.
- Kesalahan Pembukaan Kamar Pulpa
1. Perforasi Permukaan akar
2. Perusakan dasar kamar pulpa
3. Preparasi saluran melalui tanduk pulpa
4. Membuat pembukaan proksimal
5. Membuat pembukaan yang terlalu kecil
6. Preparasi pembukaan melebar ke arah dasar kamar pulpa
- Kesalahan Selama Preparasi Saluran Akar
• 1. Instrumentasi berlebih (over instrumentasi)
• 2. Instrumentasi kurang (underinstrumentasi)
• 3. Preparasi berlebihan
• 4. Preparasi yang kurang
• 5. Terbentuknya birai (ledge) dan perforasi
• 6. Instrumen patah dalam saluran akar
• 7. Kesalahan pada waktu irigasi saluran akar
• 8. Kesalahan dalam sterilisasi saluran akar
- Kesalahan Saat Pengisian Saluran Akar
• 1. Pengisian yang tidak sempurna
• 2. Pengisian saluran akar dilakukan pada saat yang tidak tepat.
• 3. Pengisian saluran akar dilakukan pada keadaan tidak steril.
Faktor Penyebab Kegagalan Pasca Perawatan
1. Restorasi yang kurang baik atau desain restorasi yang buruk.
2. Trauma dan fraktur
3. Terkenanya jaringan periodontal
6. Penanggulangan endodontik
Penanggulangan kegagalan perawatan saluran akar dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu perawatan ulang secara
konvensional atau ortograd dan bedah atau retrograd. Perawatan
ulang saluran akar dilakukan dengan mengulang perawatan melalui
akses mahkota dengan tujuan untuk membuang iritan pada saluran
akar yang sebagian besar terdiri atas mikroorganisme yang tinggal
atau berkembang setelah perawatan. Penanggulangan dengan bedah
apeks (retrograd) dimaksudkan untuk menutup rapat saluran akar
pada apeksnya. Meninggalkan debris dan mikroorganisme dalam
saluran akar berlawanan dengan prinsip biologis, oleh karena itu
bedah apeks merupakan pilihan kedua jika akses mahkota pada
perawatan ulang saluran akar tidak dapat dilakukan.
• DAFTAR PUSTAKA
• http://jurnal.pdgi.or.id/index.php/jpdgi/article/view/145/136
• https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/pemeriksaan-
intraoral-pemeriksaan-gigi/
• https://www.coursehero.com/file/44587871/330311106-Alat-
Dan-Bahan-Yang-Digunakan-Dalam-Perawatan-
Endodontikpdf/
• http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/178
10/Bab%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y
• Torabinejad, Mahmoud. Walton, Richard E. 2008.
Endodontics Principles and Practice. Missouri : Saunders
Elvesier
• http://staff.ui.ac.id/system/files/users/endang.suprastiwi/publ
ication/kppretreatment.pdf

Anda mungkin juga menyukai