Anda di halaman 1dari 22

CASE BASED DISCUSION

(Konservasi)

Nama : Muji Novian


NPM : 1910707360804149

Pembimbing : drg. Darmawangsa, M.kes


Pendahuluan

Perawatan saluran akar merupakan pilihan perawatan untuk penyakit

pulpa pada saluran akar dengan menghilangkan bakteri dan produk

metabolismenya dari sistem saluran akar. Tujuan perawatan saluran akar

yaitu membersihkan dan mendisinfeksi sistem saluran akar sehingga

mengurangi munculnya bakteri, menghilangkan jaringan nekrotik, dan

membantu proses penyembuhan periapikal.


Tinjauan Pustaka
Definisi Perawatan Saluran Akar

 Perawatan saluran akar merupakan bagian dari perawatan endodontik yang
bertujuan untuk mempertahankan gigi selama mungkin didalam rongga mulut,
walaupun jaringan pulpanya telah mengalami infeksi atau non vital.

Tujuan Perawatan Saluran Akar



 Tujuan perawatan adalah untuk membersihkan kavitas pulpa yang terinfeksi dan
kotoran toksik serta untuk membentuk saluran akar agar dapat menerima bahan
pengisi yang akan menutup seluruh sistem saluran akar dari jaringan periodontal
dalam rongga mulut
Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar

Indikasi Perawatan Saluran Akar adalah :


1. Karies yang luas.
2. Email yang tidak di dukung oleh dentin.
3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik
pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
4. Saluran akar yang dapat dimasukkan instrumen.
5. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang
dari sepertiga apeks.

Kontraindikasi dari perawatan saluran akar


adalah
6. kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari
sepertiga panjang akar.
7. saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusen terhalang
oleh akar berkurva/bengkok, akar berliku-liku, dentin sekunder,
kanal yang mengapur atau sebagian mengapur, gigi malposisi, atau
suatu instrumen yang patah.
8. Bila apeks akar mengalami fraktur
 LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 19 tahun datang ke RSGM
Baiturrahmah dengan keluhan ingin memperbaiki gigi depan
atas yang berlubang dan telah berubah warna sejak waktu
remaja. Sebelumnya pasien pernah mengeluhkan rasa sakit pada
giginya, pernah bengkak dan sudah berapa lama ini gigi tidak
pernah sakit lagi. Pemeriksaan Ekstra Oral TMJ normal dan bibir
simetris, dan pemeriksaan intra oral menunjukan perubahan
warna pada gigi 21, test Clorethil (-), perkusi (+), palpasi (-),
mobility (-), dan cavity test (-). Pasien memiliki oral hygiene
yang baik. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukan adanya
gambaran radiolusen berbatas difus pada apeks gigi. Pasien tidak
memiliki alergi obat dan penyakit sistemik. Diagnosa yang
didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan adalah nekrosis pulpa
yang disertai abses periapikal, rencana perawatan yang
dilakukan adalah perawatan saluran akar dan prognosanya baik.
 TAHAP PERAWATAN
1. Diagnosis
2. Preparasi Akses Intrakoronal
3. Eksplorasi dan Ekstirpasi
4. Penentuan Panjang Kerja
5. Preparasi Saluran Akar
6. Sterilisasi Saluran Akar
7. Pengisian Saluran Akar
8. Evaluasi
 Diagnosis
 Pemeriksaan Subjektif
 Pemeriksaan Objektif
 Pemeriksaaan Radiografi

Dilakukan sebelum perawatan saluran akar untuk


mengetahui bentuk dan panjang saluran akar serta
pengukuran panjang kerja
Preparasi Akses Intrakoronal
 Alat yang digunakan : round bur dan diamendo bur
 Tujuan :
- Memperoleh akses yang lurus
- Membuka atap pulpa
 Prinsip preparasi :
- Outline form  membentuk akses yang tepat
- Convenience form
- Toilet of cavity  semua debris, karies, dan jaringan
nektrotik harus bersih dari gigi yang akan dilakukan PSA
 Eksplorasi : mencari jalan masuk ke orifice dengan
menggunakan eksplorer atau smooth broach

 Ekstirpasi : pengambilan jaringan pulpa menggunakan


barbed broach, dengan cara dimasukkan sedalam 2/3
panjang saluran akar diputar 180° searah jarum jam dan
ditarik keluar
Penentuan Panjang Kerja
Metode Radiograf

1. Ukur perkiraan panjang gigi pada radiograf preoperatif = dari titik


referensi sampai foramen apikal (X)
2. Perkiraan panjang kerja (PK) dikurangi 1 mm (distorsi)
(PK= X-1mm)
3. Ukur file yang akan digunakan untuk mengukur panjang kerja dan diberi
stopper sesuai dengan PK yang telah diukur
4. Masukkan file ke dalam saluran akar, rubber stop berada pada titik
referensi
5. Buat radiograf
6. Evaluasi radiograf , apabila tampak over instrumen/under instrumen,
dikurangi/ditambah panjang kerjanya.
Preparasi Saluran Akar

Teknik Step Back


 Preparasi Apikal
 Menentukan initial file (file terbesar yg dapat masuk
saluran akar sesuai PK)
 File digerakkan secara watch winding ¼ putaran bolak
balik dua tiga kali.
 Preparasi apikal diakhiri sampai white dentin (minimal 3
nomer file diatas initial file sepanjang PK, rekapitulasi
no file sebelumnya). File terakhir merupakan MAF
(Master Apical File)
 Preparasi Badan Saluran
 Menggunakan 3 atau 4 nomer file diatas MAF
 Tiap penambahan nomer file diatasnya PK dikurangi 1 mm,
rekapitulasi nomer MAF

Finishing
Menggunakan headstrom file 1 nomer diatas nomer file terakhir
dan PK terakhir
Untuk menghaluskan dinding saluran akar dengan K-file ukuran
MAF gerakan circumferential

Setiap pergantian file diirigasi menggunakan NaCl 2,5% atau saline isotonic,
atau klorheksidin glukonat 0,2-2%
• Sterilisasi Saluran Akar
Bahan sterilisasi saluran akar:
Ca(OH)2 , CHKM, Cresophene, Formokresol, CMCP

Tujuan dressing:
 Memperoleh aktivitas antimikroba di pulpa dan periapeks
 Menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar
 Mengontrol dan mencegah nyeri pasca rawat

 Menggunakan Ca(OH)2
 Diaplikasikan menggunakan lentulo  dari orifice sampai ujung
saluran akar  kontrol setelah 1 minggu  mengeluarkan
Ca(OH)2 dengan mengirigasi saluran akar dengan NaOCl
Pengisian Saluran Akar (OBTURASI
 Tujuan : Menciptakan kerapatan yg sempurna dari
korona sampai ujung apeks.
 Bahan : Gutta percha dan Sealer
 Aplikasi sealer menggunakan lentulo
 Teknik obturasi:
Single cone method
Lateral condensation method
Vertical condensation method
Inverted cone method
Kunjungan II
Try in sendok cetak
fisiologis

Yg diperiksa mencakup Muscle trimming


semua batas anatomis .
Pd daerah free end 2mm di
Alat :lampu spritus, wadah berisi
atas forniks
air dan lekron
Bahan: green stik compound

Caranya : Panaskan green stik


kompound pd api spritus teteskan
pada tepi sendok cetak lalu
rendam dalam air . Gerakkan
pipi,lidah,bibir pasien untk
mendapatkan batas anatomis
Cetak Fisiologis
Alat : sendok cetak perorangan, glas plate, semen spatel,
rubbel bowl, spatel.
Bahan : polivinil siloxane, alginat

Persiapan pasien dan op


Pasien :
RA setinggi siku op
RB : setinggi dada op
Operator :
RA : jam 11
RB : jam 8

1. One step
2. Two step
Cor cetakan

Alat : rubber bowl dan spatel


Bahan : gips tipe 4, gips tipe 2, wax
Cor hasil cetakan dengan gips tipe 4
sebelumnya dilakukan beading dan boxing

Desain gigi tiruan

Surveyor
Desain cangkolan dan pembuatan cangkolan
dengan kawat 0,8
Pembuatan basis sementara dengan self curing
Try in basis

Penyusunan gigi:
tepat diatas ridge
Kunjungan Pembuatan bite
rim dan try in
alveolar dan
mengikuti
III bite rim

lengkung rahang

Pemilihan warna gigi :


berdasarkan warna kulit ,
jenis kelamin, dan umur
Kunjungan IV
Try in penyusunan gigi

Esktra oral: dilihan penampilan


Intra oral: retensi, pasien dalam keadaan mulut
stabilisai, dan estetis tertutup tanpa oklusi, rest posisi.
Dukungan pipi, bibir, traumatik
okklusi

Laboratorium
Bahan : cms, heat curing, dan gips tipe 2
: wax counturing
Flasking
Packing
Prossesing
Deflasking
polish
Kunjungan V
Insersi
Diluar rongga mulut, fitting surface dilihat tepi basis masih ada yang tajam atau
tidak. Polishing suface dilihat apakah permukaan basis sudah mengkilat, tidak
ada gips, dan tidak poreus.
Adaptasi GT didalam rongga mulut dengan melihat adanya basis yang menekan
mukosa

Retensi: ada mekanis dari cangkolan, dan fisiologis dari basis GT


Stabilisasi: dilihat dengan menekan basis kiri dan kanan

Oklusi : menggunakan artikulating paper, melihat ada TO atau tidak

Estetis:dilihat dari bentuk, ukuran, dan posisi gigi


Komunikasi , informasi dan edukasi pasien

Berikan edukasi ke pasien


Kunjungan VI
Kontrol
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki
kesalahan yang mungkin terjadi pada tindakan yang
perlu dilakukan, kontrol pertama setelah di buat gigi
tiruan 24 jam setelahnya apakah ada alergi atau
tidak , selanjutnya baru kontol berkala.

Pemeriksaan subjektif Pemeriksaan objektif

Pasien ditanya apa ada Melihat keadaan mulut dan


keluhan rasa sakit atau rasa jaringan mulut, melihat keadaan gigi
mengganjal saat pemakaian gigi tiruan dan memperhatikan oklusi,
tiruan tersebut. retensi, dan stabilisasi gigi tiruan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai