Anda di halaman 1dari 17

MODUL 10

CASE REPORT KEGAWAT DARURATAN MEDIS

“PENANGGULANGAN KORBAN KERACUNAN”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 10

Oleh:
MUJI NOVIAN
191007073608040149

Dosen Pembimbing :
drg. Suci Auliya

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PA D A N G
2021
MODUL 10

CASE REPORT
(KEGAWAT DARURATAN MEDIS)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan makalah Kegawat Daruratan Medis yang berjudul

“Penanggulangan Korban Keracunan” guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik

Pada Modul 10.

Padang, Maret 2021


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

drg. Suci Auliya


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kegawat Daruratan Medis yang

berjudul ”Penanggulangan Korban Keracunan” untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan kepanitraan klinik modul 10 dapat diselesaikan.

Dalam penulisan makalah penulis menyadari, bahwa semua proses yang telah dilalui

tidak lepas dari bimbingan drg. Suci Auliya. Selaku dosen pembimbing, bantuan, dan

dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana

mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan saran

sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita

semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Padang, Maret 2021

PENULIS
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………. i

Halaman Pengesahan……………………………………………………………... ii

Daftar ini……………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………... 3

2.1 Definisi Keracunan……………………………………………………………… 3

2.2. Etiologi Keracunan………………………………………………………………3

2.3 Tanda dan Gejala Keracunan……………………………………………………. 4

2.4 Patofisiologi Keracunan…………………………………………………………. 5

2.5 Macam-macam Keracunan………………………………………………………. 5

2.6 Penatalaksanaan Secara Umum………………………………………………….. 7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. 8

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 8

Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 9
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan kegawatdaruratan yang sering di temui sehari hari dan masih mudah cara

penanganannya namun masyarakat masih sering salah dalam penanganannya salah satuanya

adalah keracunan. Tindakan yang salah akan menimbulkan angka kesakitan bagi penderita

bahkan mungkin kematian apabila tidak di tangani secara tepat dan cepat. Kejadian gawat

darurat dapat dapat di artikan sebagai keadaan dimana seorang membutuhkan pertolongan

segera karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka dapat mengancam

jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen ( Cecily, 2009 ).

Paparan terhadap racun dapat terjadi ketika bekerja, karena lingkungan, berekreasi.

Keracunan dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu pernafasan, pencernaan, suntikan atau

gigitan , dan kontak dengan kulit. Kebanyakan keracunan terjadi secara tidak sengajaan,

relatif ringan dan tidak memerlukan penanganan gawat darurat ( Kisanti, 2012 )

Menurut American Association of Poison Control Center, ada lima zat yang bisa

menyebabkan keracunan yaitu makanan, analgesik atau zat pereda nyeri, kosmetik, zat

pembersih rumah tangga, benda asing seperti mainan dari plastik. Pada umumnya semua

bahan kimia merupakan racun, termasuk obat-obatan. Bahan kimia beracun didalam rumah

setiap saat dapat mengancam keselamatan kita terutama anak-anak. Bahan kimia tersebut

dapat berupa oli, bensin, air aki di garasi, cuka dan minyak tanah di dapur, racun serangga

dikamar, obat-obatan di lemari obat. Seringkali terjadi keracunan pada anak-anak akibat

kecerobohan dalam menyimpan bahan akan berakibat fatal karena keingintahuan anak-anak

untuk mengambil dan mencicipi atau menelan. Kecerobohan ini tidka hanya terjadi pada

waktu penyimpanan, tetapi juga karena menggunakan wadah yang seharusnya tidak

digunakan sebagai wadah bahan kimia beracun. Banyak sekali terjadi keracunan akibat
minum bahan kimia beracun secara tidak sengaja yang ditempatkan di dalam wadah atau

botol sirup, teh botol dan lain sebagainya ( Emergency Nurses Assocation, 2018 )

Kasus keracunan bahan kimia beracun ini ssering menimpa anak-anak, karena

nalurinya untuk meminum dan makan sesuatu cairan atau benda dan belum mengerti untuk

membedakan mana yang beracun dan mana yang tidak beracun. Disamping pada umur-umur

tersebut, anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang ada di

sekelilingnya ( Hidayat, 2008 ).

Kadangkala keracunan disebabkan oleh label yang kurang jelas atau label dengan

bahasa asing yang tidak semua orang dapat mengerti maksudnya apalagi anak-anak. Maka

dari itu perlu berhati-hati dalam menyimpan maupun menggunakan bahan kimia yang biasa

digunakan atau disimpan di rumah tangga. Jenis jenis bahan kimia yang biasa disimpan

dalam rumah tangga adalah sprirtus, asam cuka, air aki, aseton (penghapus cat kuku), kapur

serangga, bensin, pestisida, deterjen, kamper kaporit, karbol, oli, obat-obatan, dan lain lain

( Hidayat, 2008)

Kebanyakan pasien yang mengalami keracunan tidak mempunyai masalah yang

serius, namun keracunan bisa menimbulkan angka kesakitan pada korban. Sangat penting

untuk dapat mengenali orang-orang yang berisiko mengalami komplikasi keracunan berupa

sakit serius bahkan kematian. Orang yang mempunyai risiko mengalami komplikasi adalah :

usia semakin tua, perubahan status secara mendadak di IGD, orang yang meracuni diri

sendiri, pasien yang mengkonsumsi obat dalam jumlah banyak ( Santono, 2002 ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik
melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa
yang
menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh
beberapa hal,
seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan
merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Dari
data
statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia secara umum
adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan
beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan
beberapa
tanaman beracun lainnya. Kematian karena keracunan pada anak telah menurun
secara
dramatis pada dua decade terakhir, terutama untuk anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik
melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa
yang
menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh
beberapa hal,
seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan
merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Dari
data
statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia secara umum
adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan
beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan
beberapa
tanaman beracun lainnya. Kematian karena keracunan pada anak telah menurun
secara
dramatis pada dua decade terakhir, terutama untuk anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik
melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa
yang
menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh
beberapa hal,
seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan
merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Dari
data
statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia secara umum
adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan
beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan
beberapa
tanaman beracun lainnya. Kematian karena keracunan pada anak telah menurun
secara
dramatis pada dua decade terakhir, terutama untuk anak yang berumur kurang dari 5 tahun.
1.1 Definisi Keracunan

Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik

melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang

menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal,

seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan

merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Dari data

statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia secara umum

adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan

beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa

tanaman beracun lainnya ( Berman, 2009 )

Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :

1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan

2. Gas, misalnya CO

3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia Seseorang dapat

mengalami keracunan dengan cara :

1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman

2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO

3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

2.1 Etiologi Keracunan

Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain :
1. Bahan kimia umum (Chemical toxicants) yang terdiri dari berbagai golongan seperti

pestisida (organoklorin, organofosfat, karbamat), golongan gas (nitrogen, metana,

karbon monoksida, klor), golongan logam (timbal, posfor, air raksa, arsen), golongan

bahan organik (akrilamida, anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol), dan alcohol.

2. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup (Biological toxicants) mis : sengatan

serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll.

3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri (Bacterial toxicants) mis : Bacillus cereus,

Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll.

4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan (Botanical toxicants) mis : jamur

amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll.

2.3 Tanda dan Gejala Keracunan

Banyak sekali gejala dan tanda tanda keracunan yang mirip dengan gejala atau tanda

dari suatu penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin. Seseorang yang telah

mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan adanya gejala keracunan. Gejala-gejala

keracunan tersebut secara umum dapat berupa gejala non-spesifik dan spesifik, namun

kadang kadang sulit untuk menentukan adanya keracunan hanya dengan melihat gejala gejala

saja. Perlu dilakukan tindakan untuk memastikan telah terjadi keracunan dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan melalui

pemeriksaan periodik urin, tinja, darah, kuku, rambut dan lain-lain ( Kisanti, 2012 ).

Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada anak saat keracunan adalah sebagai

berikut:

a) Anak merasa ingin muntah, dimana anak muntah tanpa sebab yang jelas.

b) Ada luka bakar di bibir atau mulut anak

c) Anak susah untuk dibangunkan.

d) Anak mengalami kesulitan pernafasan.


e) Anak mengalami sakit perut.

f) Anak menalami serangan sakit yang mendadak

2.4 Patofisiologi Keracunan

Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor bahan kimia,

mikroba, toksin, dan lain-lain. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik

sehingga terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan

menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi

darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia). Gejala dan tanda

keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk

melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi pada saluran pencernaan.

Bila masuk melalui jalan nafas maka yang terganggu adalah pernafasannya dan bila melalui

kulit akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai

dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh. Mual dan muntah terjadi disebabkan karena

adanya iritasi pada lambung sehingga asam lambung meningkat ( Kisanti, 2012 ).

2.5 Macam – Macam Keracunan


1. Keracunan Hidrokarbon
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah minyak tanah,bensin,
minyak cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api.
Gejala klinik : terutama terjadi sebagai akibat dari iritasi pulmonal dan depressi susunan saraf
pusat.
 Irritasi pulmonal : Batuk, sesak, retraksi, tachipneu, cyanosis, batuk darah dan udema
paru. Pada pemeriksaan foto thorak bisa didapatkan adanya infiltrat di kedua
lapangan paru, effusi pleura atau udema paru.
 Depressi CNS : Terjadi penurunan kesadaran mulai dari patis sampai

koma,kadangkadang disertai kejang.

 Gejala-gejala GI Tract : Mual, muntah, nyeri perut dan diare.


2. Keracunan Makanan

a. Keracunan Jamur

Keracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja terjadi. Ada jamur

yang mengandung racun amanitin dan muskarin.

- Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan:

 Rasa mual

 Muntah

 Sakit perut

 Mengeluarkan banyak ludah dan keringat

 Miosis

 Diplopia

 Bradikardi sampai konvulsif

 Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal

3. Keracunan Obat – Obatan

a. Salisilat

Merupakan keracunan obat-obatan yang paling sering dijumpai pada anak. Faktor-faktor

yang mempermudah terjadinya keracunan salisilat adalah:

 Kemasan salisilat yang dibuat dengan bentuk yang menarik dengan rasa yang disukai

anak-anak ditambah dengan gencarnya usaha promosi melalui media massa.

 Penggunaan obatt-obatan yang mengandung salisilat secara berlebihan oleh orang tua

yang tidak mengetahui bahaya salisilat.

 Obat-obatan salisilat bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang murah.
b. Asetaminofen

Manifestasi klinis, terjadi dalam empat tahap:

 Periode awal (2 – 4 jam setelah tertelan) : mual, muntah, berkeringat, pucat.

 Periode laten (24 – 36 jam) : pasien membaik.

 Keterlibatan hepatik (dapat berakhir sampai 7 hari dan permanen): nyeri di kuadran

kanan atas, ikterik, konfusi, stupor, abnormalitas koagulasi.

 Pasien tidak meninggal pada tahap hepatik dan akan membaik secara bertahap.

c. Aspirin

Manifestasi klinis :

 Keracunan akut : mual, disorientasi, muntah, dehidrasi, diaforesis, hiperpnea,

hiperpireksia, oliguria, tinitus, koma, kejang.

 Keracunan kronis : sama dengan diatas tetapi awaitan samar (sering dikaburkan

dengan penyakit yang sedang diobati), dehidrasi, koma, dan kejang dapat lebih hebat,

kecenderungan perdarahan.

4. Keracunan Bahan Kimia

 Keracunan Asam Basa


Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti KOH, NaOH

banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, seperti pembersih

porselen, bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga, maupun unutk memasak seperti

cuka bibit.

o Gejala : zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa dan disebut bahan

korosif. Bahan ini akan membuat nekrosis di bagian tubuh yang terkena, seperti kulit

dan mata jika tersiram, saluran pernafasan jika terhirup , saluran pencernaan seperti

kulit mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.

o Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan granulasi yang

akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga menimbulkan kesukaran menelan.

Untuk menghindarkan kejadian ini maka pada keracunan demikiantindakan cepat dan

tepat sangat penting.

5. Keracunan Intektisida

Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam

serangga seperti kecoa dan sebagainya. Bahan-bahan demikian dapat pula membunuh

manusia. Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di tempat yang aman dan jauh

dari jangkauan anak-anak, maka kejadian keracuan baik melalui kontak maupun inhalasi dan

minum tidak dapat dihindarkan. Untuk menanggulangi kejadian keracunan insektisida tidak

mudahkarena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap produsen tidak sama.

o Gejala : yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:

 Tremor

 Kejang

 Koma

 Paralisis

o Tindakan
 Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap

 Beri luminal atau diazepam

 Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan selanjutnya

2.6 Penatalaksanaan korban keracunan

1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun

a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan) 

 Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu dan norit.

 Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara

dimuntahkan dan bilas lambung.

b. Racun melalui melalui kulit atau mata

 Pakaian yang terkena racun dilepas.

 Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir

(asam cuka / bicnat encer).

 Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.

c. Racun melalui inhalasi

 Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.

 Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap,

jangan menggunakan metode mouth to mouth

d. Racun melalui suntikan


 Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian

distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit.

 Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.

 Beri kompres dingin di tempat suntikan.

2. Mengeluarkan racun yang telah diserap

 Diuretic : lasix, manitol

 Dialisa

 Transfusi exchange

3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala

 Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP.

 Gangguan sistem susunan saraf pusat:

• Kejang : beri diazepam atau fenobarbital

• Odem otak : beri manitol atau dexametason


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik

melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang

menimbulkan timbul gejala klinis. Seseorang dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal,

seperti produk-produk pembersih, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan

merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Dari data

statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia secara umum

adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan

beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa

tanaman beracun lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Berman, Audrey. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawtan Klinis Kozier & Erb. Jakarta:EGC
Cecily, Lynn Betz. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:EGC
Emergency Nurses Associaton, (2018). Keperawatan Gawat Darurat Dan Bencana Sheehy . Elsevier
Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2 cetakan 3 jilid 2. Jakarta :
Salemba Medika.
Kisanti, Annia. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama pada Darurat Klinis.
Yogyakarta: Araska.
Katzung, BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salwmba Medika.
National Safety Council. 2006. Pertolongna Pertama dan RJP pada Anak. Jakarta:Arcan.
Pudjiadi, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Ed.4. Jakarta. Gaya Baru.
Sartono. 2002. Racun dan Keracunan cetakan 1. Jakarta : Widya Medika.
Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai