Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KONJUNGTIVITIS DENGAN GANGGUAN


SYSTEM PRESEPSI SENSORI”

DOSEN PEMBIMBING

Siti Nurhasinah, S.Kep.Ns.M. Tr.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 20/ 5A

1. Herlin Febrianti (1130020024)


2. Givania Syafilla Azzahra (1130020035)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN PELAJAR 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Konjungtivitis Dengan Gangguan System Persepsi Sensoris.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karuni paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Demikianlah yang
dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu
memberikan manfaat kepada setia pembacanya.

Surabaya, 13 September 2022

(Kelompok 12)

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………...…………………………..5

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………....5


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...6
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….6
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………....6
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………………………...6
1.4 Manfaat.......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………....7
2.1 Definisi Konjungtivitis…………………………………………………...7
2.2 Etiologi Konjungtiviti................................................................................7
2.3 Manifestasi Klinis Konjungtiviti................................................................7
2.4 Patofisiologi Konjungtiviti.........................................................................8
2.5 WOC Konjungtivitis..................................................................................9
2.6 Komplikasi Konjungtivitis.........................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................9
2.8 Penatalaksaan............................................................................................11
2.9 Pencegahan Penyakit Konjungtiviti..........................................................12
2.10 EBN Dalam Jurnal.................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………………………13
3.1 Asuhan Keperawatan Teori Konjungtivitis............................................13
3.2 Asuhan Keperawatan Kasus Konjungtivitis..........................................16
1. Pengkajian Dasar Keperawatan........................................................17
2. Analisa Data.....................................................................................31
3. Prioritas Diagnosa............................................................................34
4. Rencana Tindakan ...........................................................................36
5. Catatan Perkembangan.....................................................................41
BAB IV PEMBAHASAN KASUS...................................................................44
BAB V PENUTUP.............................................................................................46
5.1 Kesimpulan..............................................................................................46
5.2 Saran.........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......47
LEATLEF KONJUNGTIVITIS.......................................................................48

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis


ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma, khusus
konjungtivitis penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan
dengan mata berair sampai berat dengan sekret purulen kental. Konjungtivitis atau radang
konjungtiva adalahradang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata
yangdibedakan kedalam bentuk akut dan kronis.
Konjungtivitis (pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan
lapisan dalam kelopak mata)yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur,
chlamidia), alergi,iritasi dari bahan-bahan kimia seperti terkena serpihan kaca yang debunya
beterbangan sehingga mengenai mata kita dan menyebabkan iritasi sedangkankonjungtivitis
yang disebabkan oleh mikroorganisme (terutama virus dan kumanatau campuran keduanya)
ditularkan melalui kontak dan udara.
Konjungtivitis keberadaannya dirasa cukup mengganggu karena penderitaakan
mengalami beberapa gejala umum seperti mata terasa perih, berair, terasaada yang mengganjal
disertai dengan adanya sekret atau kotoran pada mata(Wijana, 2009). Penyebab umumnya
eksogen tetapi bisa juga penyebab endogen(Vaughan,2010). Penyebab paling umum adalah 2
Streptococcus pneumonia padaiklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim panas.
Dampak konjungtivitis apabila tidak diobati dalam 12 sampai 48 jamsetelah infeksi di
mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Perawatan mata juga termasuk dalam personal hygiene
yang perlu diperhatikan dalam masyarakat. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses,
perforasi mata bahkan kebutaandan katarak. Untuk mencegah dan menghindari komplikasi dan
dampak dari konjungtivitis, maka masyarakat perlu mempunyai pengetahuan tentang bagaimana
penatalaksanaan konjungtivitis dengan baik, karena saat ini masih banyak orang yang
mempersepsikan konjungtivitis dengan pemahaman yang kurang tepat terutama dalam
pengobatannya.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memaparkan pengertian dari gangguan
konjungtivitis dan beberapa faktor yang berpengaruh bisa menyebabkan terjadinya
konjungtivitis, cara pencegahannya dan cara pengobatannya.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien
Konjungtivitis dengan Gangguan Persepsi Sensoris.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari Konjungtivitis
2. Mahasiswa mampu memahami Etiologi dari penyakit Konjungtivitis
3. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis penyakit Konjungtivitis
4. Mahasiswa mampu memahami Patofisiologi penyakit Konjungtivitis
5. Mahasiswa mampu memahami WOC penyakit Konjungtivitis
6. Mahasiswa mampu memahami Komplikasi penyakit Konjungtivitis
7. Mahasiswa mampu memahami Pemeriksaan Penunjang Konjungtivitis
8. Mahasiswa mampu memahami Penatalaksanaan Konjungtivitis
9. Mahasiswa mampu memahami Pencegahan Konjungtivitis
10. Mahasiswa mampu memahami Asuhan keperawatan teori Konjungtivitis
11. Mahasiswa mampu memahami Asuhan keperawatan kasus Konjungtivitis

1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai Asuhan keperawatan pada pasien Konjungtivitis
Manfaat Praktis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami
dan diaplikasikan dalam praktik keperawata

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Konjungtivitis


Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan
eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehinggasering disebut mata merah. (Vaughan,
2010) Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau mata merah atau pink eye.
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luarmata dan lapisan
dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), alergi, dan
iritasi bahan-bahan kimia. (Vaughan, 2010)

2.2 Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifatinfeksius seperti :
1. Bakteri
2. Klamidia
3. Virus
4. Jamur
5. Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
6. Maupun imunologi (pada reaksi alergi).
Kebanyakan konjungtivitis bersifat bilateral. Bila hanya unilateral, penyebabnya adalah
toksik atau kimia. Organisme penyebab tersering adalahstafilokokus, streptokokus,
pneumokokus, dan hemofilius. Adanya infeksi atauvirus. Juga dapat disebabkan oleh butir-butir
debu dan serbuk sari, kontaklangsung dengan kosmetika yang mengandung klorin, atau benda
asing yang masuk kedalam mata.

2.3 Manifestasi Klinis


Gejala subjektif meliputi rasa gatal, kasr (ngeres/tercakar ) atau terasa ada benda asing.
Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva, terbentuknya hipertrofi papilaris, dan folikel
yang mengakibatkan perasaan adanya benda asing didalam mata. Gejala objektif meliputi
hyperemia konjungtiva, epifora (keluar airmata berlebihan), pseudoptosis (kelopak mata atas
seperti akan menutup), tampaksemacam membrane atau pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
Adapun smanifestasi sesuai klasifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Konjungtivitis Alergi
2. Konjungtivitis Bakteri
3. Konjungtivitis Viral
4. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
5. Konjungtivitis Blenore

6
2.4 Patofisiologi

Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga kemungkinan terinfeksi dengan
mikroorganisme sangat besar. Apabila ada mikroorganisme yang dapat menembus pertahanan
konjungtiva berupa tear film yang juga berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran dan bahan-
bahan toksik melaluimeatus nasi inferior maka dapat terjadi konjungtivitis. Konjungtivitis
merupakan penyakit mata eksternal yang diderita olehmasyarakat, ada yang bersifat akut atau kronis.
Gejala yang muncul tergantung dari factor penyebab konjungtivitis dan factor berat ringannya
penyakit yangdiderita oleh pasien. Pada konjungtivitis yang akut dan ringan akan sembuhsendiri
dalam waktu 2 minggu tanpa pengobatan.

Namun ada juga yang berlanjutmenjadi kronis, dan bila tidak mendapat penanganan yang
adekuat akan menimbulkan kerusakan pada kornea mata atau komplikasi lain yang Konjungtiva
karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan factor lingkungan lain yang
mengganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air
mata, unsure berairnya mengencerkan materi infeksi, mucus menangkap debris dan kerja memompa
dari pelpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air matamengandung
substansi antimikroba termasul lisozim. Adanya agen perusak,menyebabkan cedera pada epitel
konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematiansel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma.
Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi lapis limfoid
stroma(pembentukan folikel). Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melaluiepitel
kepermukaan. Sel-sel kemudian bergabung dengan fibrin dan mucus darisel goblet, embentuk
eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada sifatnya local atau sistemik pada konjungtiva ini menyebabkan
dilatasi pembuluh- pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hoperemi yang tampak
palingnyata pada forniks dan mengurang kearah limbus. Pada hiperemi konjungtiva ini biasanya
didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papilla yang sering disertaisensasi benda asing dan sensasi
tergores, panas, atau gatal. Sensai ini merangsangsekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari
pembuluh darah yanghyperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada
irisatau badan siliare berarti kornea terkena.

2.5 WOC Penyakit Konjungtivitis

7
2.6 Komplikasi Konjungtivitis

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisamenyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis
yang tidak tertangani diantaranya :

1. Glaucoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh
akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di korneayang dapat mengganggu penglihatan,
lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
7. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratiki dapat mengganggu
penglihatan.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Mata
a. Pemeriksaan tajam penglihatan2.

8
b. Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan perimeter (sebagaialat
pemeriksaan pandangan).
c. Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efekepitel
kornea).
d. Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanyakebocoran
kornea).
e. Pemeriksaan oftalmoskop
f. Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda
menjadi lebih besar disbanding ukuran normalnya).
2. Theraphy Medik
Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpessimplek
virus).
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahantersebut
dibuat sediaan yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapatdijumpai sel-sel radang
polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkanalergi pada pengecatan dengan
giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

2.8 Penatalaksanaan

Secara umum pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakansulfonamide (sulfacetamide


15%) atau antibiotic (gentamycin 0,3%),chloramphenicol 0,5%. Konjungtivitis akibat alergi dapat
diobati dengan antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%) atau dengan
kortikosteroid(dexametasone 0,1%). Umumnya konjungtivitis dapat sembuh tanpa pengobatandalam
waktu 10-14 hari, dan dengan pengobatan, sembuh dalam waktu 1-3 hari. Adapun penatalaksanaan
konjungtivitis sesuai dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Konjungtivitis Bakteri

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikanantibiotic tunggal, seperti


gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari.kemudian bila tidak memberikan hasil yang
baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan
langsung, diberikantetes mata disertai antibiotic spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk
tiduratau salep mata 4-5 kali sehari.

2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut


a. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topicaldan
sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersihatau dengan garam
fisiologik setiap ¼ jam.
b. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam

9
c. Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi,medika
menstosa
d. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G10.000-
20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit
e. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep
penisilin setiap 1 jam selama 3 hari
f. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.
g. Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuatsetiap hari
menghasilkan 3 kali berturut-turut negative
3. Konjungtivitis Alergi

Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan penyebab pencetus


penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau bahan vasokonstkiktor dan pemberian
astringen, sodium kromolin, steroid topicaldosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan
membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram
fisiologi).Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena
akanmemberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.

4. Konjungtivitis Viral

Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian antihistamin/dekongestan


topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.

2.9 Pencegahan Konjungtivitis

1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudahmembersihkan atau


mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani matayang sakit
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama dengan penghuni rumah lain
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya
5. Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari
6. Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
7. Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluantertentu), dan hindari
mengucek-ngucek mata
8. Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atausejenisnya setelah
membersihkan kotoran mata.

2.10 EBN Dalam Jurnal

10
Rencana keperawatan yang disusun merupakan rencana keperawatan untuk mengatasi
diagnosis utama sebagai fokus studi dalam penyusunan laporan kasus yaitu nyeri berhubungan
dengan peradangan konjungtiva.

Kriteria hasil dari tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan konjungtivitis
disusun sesuai dengan NOC (Nursing outcome classificatiosss yaitu dengan tujuan Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x8 jam nyeri pada pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1) Nyeri
berkurang atau terkontrol;2) Skala nyeri 0-1; 3) Pasien tampak ceria; 4) Pasien dapat beradaptasi
dengan keadaan sekarang; 5) Mengungkapkan peningkatan kenyamanan didaerah mata; 6)
Berkurangnya lecet karena garukan; 7) Penyembuhan area mata yang telah mengalami iritasi; 8)
Berkurangnya kemerahan.

Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien Nn.K sesuai dengan NIC (Nursing
Interventions Classification) dalam Amin & Kusuma, 2021. yaitu :1) Kaji karakteristik nyeri, tingkat
nyeri yang dialami oleh pasien; 2) Ajarkan pasien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam
dan teratur; 3) Melakukan irigasi pada mata sebelah kanan yang terdapat sekreT; 4) Usap eksudat
secara perlahandengan kapas yang sudah dibasahi salin dan setiap pengusap hanya dipakai satu kali;
5) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik dan analgetik.Hasil penelitian ditemukan intervensi yang
dilakukan disesuaikan dengan diagnosa keperatan. Semua intervensi secara teori dilakan pada hasil
penelitian, sehingga tidak terdapat perbedaan.

11
BAB III

APLIKASI TEORI

3.1 Asuhan Keperawatan Teori Konjungtivitis

I. Pengkajian
a. Biodata
Tanggal wawancara, tanggal MRS, Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat.
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Nyeri
2. Sifat Keluhan : Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan,
nyeri daerah meradang menjalar ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada
siangmalam, tidur tentu keluhan timbul.
3. Keluhan Yang Menyertai : Apakah pandangan menjadi kabur
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Tidak Ada
d. Riwayat Kesehatan Keluarga.Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular
(konjungtivitis)
1. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda
konjungtivitisyang meliputi :
a) Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan
megurang kearah limbus
b) Kemungkinan adanya sekret:
- Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang
menyebabkankelopak mata lengket saat bangun tidur.
- Berair/encer pada infeksi virus
c) Edema konjungtiva
d) Blefarospasme
e) Lakrimasi
f) Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema
daninfiltrasi)
g) Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat
ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang-
kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil-kecil baik di
konjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan
pneumokok atau virus.

12
h) Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer
klienkarena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat
menimbulkan kemunduran visus.

Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Nyeri Akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Definisi : Definisi : Definisi :
Pengalaman sensorik atau Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
emosional yang berkaitan emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
dengan keruskan jaringan dengan keruskan jaringan sensorik atau emosional yang
aktual tau fungsional, dengan aktual atau fungsional berkaitan dnegan kerusakan
onset mendadak atau lambat dengan onset mendadak atau jaringan atau fungsional
dan berintensitas ringan lambat dan berintensitas dengan onset mendadak atau
hingga berat dan konstan, ringan hingga berat dan lambat dan berintensitas
yang berlangsung lebih dari 3 konstan. ringan hingga berat dan
bulan. Ekspektasi : Menurun konstan.
Penyebab : Kriteria Hasil : Tindakan
1. Kemampuan Observasi :
1. Kondisi
menuntaskan aktivitas 1. Identifikasi lokasi,
muskuloskeletal
meningkat karakteristik, durasi,
kronis
2. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas,

Gejala dan Tanda Mayor menurun intensitas nyeri

Objektif: 3. Meringis menurun 2. Identifikasi skala


4. Sikap protektif nyeri
1. Mengeluh nyeri menurun 3. Identifikasi faktor
5. Gelisah menurun yang memperberat
Subjektif :
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI dan memperingan

1. Tampak meringis 2019) nyeri

2. Gelisah g 4. Monitor keberhasilan

3. Tidak mampu terapi komplementer

menuntaskan aktivitas yang sudah diberikan


Terapeutik :
Gejala dan Tanda Minor 1. Berikan teknik
Objektif : - nonfarmakologis
Subjektif : untuk mengurangi
nyeri (kompres

13
hangat)
1. Bersikap protektif
2. Kontrol lingkungan
(mis. posisi
yang memperberat
menghindari nyeri)
rasa nyeri (suhu

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI


ruangan)

2017) Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untukl mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI
2018)
Risiko Infeksi ( D.0142) Tingkat Infeksi (L.09097) Pencegahan Infeksi
Definisi : Definisi : (I.014539)
Berisiko mengalami Derajat infeksi berdasarkan Definisi :
peningkatan terserang observasi atau sumber Mengidentifikasi dan
organisme patogenik. informasi. menurunkan resiko terserang
Faktor Risiko : Ekspektasi : menurun organisme patogenik.
1. Penyakit Kronis Kriteria hasil : Tindakan
2. Efek prosedur invasif 1. Demam menurun Observasi
3. Malnutrisi 2. Kemerahan menurun 1. Monitor tanda dan
4. Peningkatan paparan 3. Nyeri menurun gejala infeksi local
organisme pathogen 4. Bengkak mnurun dan sistemik
lingkungan 5. Kadar sel darah putih Terapeutik
5. Ketidakadekuatan membaik 1. Batasi jumlah
pertahanan tubuh pengunjung
primer 2. Berikan perawatan
6. Ketidakadekuatan kulit pada area edema
pertahanan tubuh 3. Cuci tangan sebelum

14
sekunder. dan sesudah kontak
Kondisi klinis terkait : dengan pasien dan
1. Aids lingkungan pasien.
2. Luka bakar 4. Pertahankan teknik
3. PPOK aseptic pada pasien
4. Diabet mellitus beresiko tinggi
5. Tindakan invasive Edukasi
6. Kondisi penggunaan 1. Jelaskan tanda dan
terapi steroid gejala infeksi
7. Penyalahgunaan obat 2. Ajarkan cara mencuci
8. Ketuban pecah tangan dengan benar
sebelum waktunya 3. Ajarkan etika batuk
9. Kanker 4. Ajarkan cara
10. Gagal ginjal memeriksa kondisi
11. Imunosupresi luka
12. Lymphedema 5. Anjurkan
13. Leukositopenia meningkatkan asupan
14. Gangguan fungsi hati nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu

15
3.2 Asuhan Keperawatan Kasus Konjungtivitis

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Kelompok 12 Tanggal Pengkajian : Selasa, 20 Sepetember


2022
NIM : 1130020024 Jam pengkajian : 10.00 WIB
1130020035
Tempat Praktik : RSI A.Yani

Biodata :
Pasien : Penanggung Jawab :
Nama : Nn.A Nama : Tn.A
Umur : 20 tahun Umur : 50 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Mahasiswi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : - Pekerjaan : Karyawan
Swasta
Status Pernikahan : Belum Menikah Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Wonokromo Alamat : Wonokromo
Diagnosa Medis : Konjungtvitis Hubungan dengan klien : Ayah Pasien
No. RM : 123xxx
Tgl. Masuk : 20 Sept 2022

1. Status kesehatan Saat Ini


a. Keluhan utama : nyeri pada mata bagian konjungtiva
b. Lama keluhan : sejak 2 hari yang lalu
c. Kualitas keluhan : seperti ditusuk-tusuk jarum
d. Faktor pencetus : mata kemasukan benda seperti pasir dan batu
e. Faktor pemberat : dikucek-kucek
f. Upaya yg. telah dilakukan : tidak ada

16
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Nn.A datang ke poli dengan keluhan nyeri pada kedua matanya. Pasien mengatakan
awalnya saat berkendara matanya kemasukan benda seperti pasir dan batuan kecil. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan mata klien tampak hiperemia, berair dan kotor. Klien
mengatakan saat bangun tidur matanya lengket dan pandangan klien sedikit kabur.
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelaakan (jenis & waktu) : tidak pernah
b. Pernah dirawat : tidak pernah
c. Operasi (jenis & waktu) : tidak pernah
d. Penyakit:
- Kronis : tidak ada
- Akut : tidak ada.
e. Terakhir masuki RS
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll): tidak ada
3) Imunisasi
(√) BCG (√) Hepatitis
(√) Polio (√) Campak
(√) DPT ( )…………………………
4) Kebiasaan :
jenis Frekuensi Jumlah/Lamanya
Merokok - - -
Kopi - - -
Alkohol - - -
5) Obat-obatan
Jenis Lamanya Dosis
............................................ ............................................... ..................................................
............................................ ............................................... ..................................................
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
d. genogram :

: Perempuan

: Laki-Laki

17
Pasien

3. Basic Promoting physiology of Health


1. Aktivitas dan latihan
Kemampuan ambulasi dan ADL
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 0
Mandi 0 0
Berpakaian/berdandan 0 0
Toileting 0 0
Mobilitas di tempat 0 0
tidur
Berpindah 0 0
Berjalan 0 0
Naik tangga 0 0
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan 0 0
Olah raga rutin 0 0
Alat Bantu jalan 0 0
Kemampuan melakukan 0 0
ROM

2. Tidur dan istirahat


a. Lama tidur : ………… Tidur siang: Ya / Tidak
b. Kesulitan tidur di RS : Ya / Tidak
c. Alasan : nyeri hilang timbul
d. Kesulitan tidur : [ √ ] menjelang tidur
[ ] mudah/sering terbangun
[ ] merasa tidak segar saat bangun

3. Kenyamanan dan nyeri


Nyeri : Palliative/Profokatif :nyeri akibat aktivitas yang berlebihan
Quality : seperti ditusuk-tusuk
Region :

18
√ Depan Belakang
Scale :5
Time :20-30 menit √ hilang timbul terus menerus
4. Nutrisi
a. Frekuensi makan: 3x sehari
b. Berat Badan / Tinggi Badan :65kg/155cm
c. IMT & BBR :
d. BB dalam 1 bulan terakhir : [√ ] tetap
[ ] meningkat:…Kg, alasan…………
[ ] menurun:….Kg, alasan………….
e. Jenis makanan : nasi, lauk, sayur
f. Makanan yang disukai : ikan
g. Makanan pantang : daging kambing Alergi: tidak ada
h. Nafsu makan : [ √ ] baik
[ ] kurang, alasan……
i. Masalah pencernaan : [ ] mual
[ ] muntah
[ ] kesulitan menelan
[ ] sariawan
j. Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: tidak pernah
k. Diit RS :…………… [ ] habis
[√ ] ½ porsi
[ ] ¾ porsi
[ ] tidak habis, alasan……
l. Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

5. Cairan, elektrolit dan asam basa


a. Frekuensi minum : 8 gelas Konsumsi air/hari: 2liter/hari
b. Turgor kulit : normal
c. Support IV Line : Ya / Tidak, Jenis: RL Dosis 14tpm

6. Oksigenasi
a. Sesak nafas : [√ ] tidak
[ ] ya
1) Frekuensi :…………………
2) Kapan terjadinya :…………………

19
3) Kemungkinan factor pencetus :…………………
4) Factor yang memperberat :…………………
5) Factor yang meringankan :…………………
b. Batuk : Ya / Tidak
c. Sputum : Ya / Tidak
d. Nyeri dada : Ya / Tidak
e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada:…………
f. Riwayat penyakit : [ ] Asma
[ ] TB
[ ] Batuk darah
[ ] Chest Surgery / Trauma dada
[ ] Paparan dg penderita TB
g. Riwayat merokok : Pasif / Aktif………………………………

7. Eliminasi fekal/bowel
a. Frekuensi :1x sehari Penggunaan pencahar:tidak
b. Waktu : pagi / siang / sore / malam
c. Warna : coklat Darah: tidak konsistensi: lembek
d. Ggn. Eliminasi bowel : [ ] Konstipasi
[ ] Diare
[ ] Inkontinensia bowel
e. Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan

8. Eliminasi urin
a. Frekuensi :5x sehari Penggunaan pencahar: tidak
b. Warna : kuning Darah: tidak
c. Ggn. Eliminasi bladder: [ ] nyeri saat BAK
[ ] burning sensation
[ ] bladder terasa penuh setelah BAK
[ ] inkontinensia bladder
d. Riwayat dahulu : [ ] penyakit ginjal
[ ] batu ginjal
[ ] injury / trauma
e. Penggunaan kateter : Ya / Tidak
f. Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan
g. Warna :[ √ ] normal [ ]hematuria [ ]seperti teh
h. Keluhan : [ ]nokturia [ ] retensi urine [ ] inkontinensia urine

20
9. Sensori, persepsi dan kognitif
a. Ggn. Penglihatan : Ya / Tidak
b. Ggn. Pendengaran : Ya / Tidak
c. Ggn. Penciuman : Ya / Tidak
d. Ggn. Sensasi taktil : Ya / Tidak
e. Ggn. Pengecapan : Ya / Tidak
f. Riwayat penyakit: [ ] eye surgery
[ ] otitis media
[ ] luka sulit sembuh
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
Kesadaran : [ √] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma
GCS : 456
Vital Sign : TD :120/80mmHg
Nadi : Frekuensi :88x/mnt
Irama : [ √] reguler [ ] ireguler
Kekuatan/isi : [ √] kuat [ ]sedang [ ] lemah
Respirasi : Frekuensi :20x/mnt
Irama : [ √] reguler [ ] ireguler
Suhu :37.oC
b. Kepala :
Kulit : [ √]Normal [ ] Hematoma [ ] Lesi [ ]kotor
[ ]Rambut : [ √ ]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam
Muka : [ √ ]Normal [ ] bells palsy [ ] hematom [ ]lesi
Mata : konjungtiva : [ √ ] Normal [ ] Anemis [ ] Hiperemis
Sclera : [ √ ] Normal [ ] ikterik
Pupil : [ √ ]isokor [ ] anisokor
Palpebra : [√ ]normal [ ] hordeolum [ ] oedema
Lensa : [√ ]normal [ ] keruh
Visus : [ √ ]normal ka/ki [ ]miopi ka/ki
[ ] hipermetropi ka/ki [ ] astigmatisme ka/ki
[ ] Kebutaan ka/ki
Hidung : [ √ ]normal [ ]septum defiasi [ ] polip [ ]epistaksis
[ ] Gangguan indra penghidu [ ] sekret
Mulut : gigi :[ √ ] normal [ ]caries dentis, di :…………
[ ] Gisi palsu, di:………..
Bibir : [√ ]normal [ ] kering [ ]stomatitis [ ] sianosis
Telinga : [ ] simetris/asimetris, [ ] bersih/kotor, [ ] gangguan pendengaran ada/tidak

21
c. Leher : [ √] Normal [ ] Pembesaran thyroid [ ] Pelebaran JVP
[ ] kaku kuduk [ ] Hematom [ ] Lesi
d. Tenggorokan : [ √] Normal [ ] Nyeri telan [ ] Hiperemis
[ ]Pembesaran tonsil
e. Dada : Bentuk : [ √ ] Normal [ ] Barrel chest [ ] Funnel chest [ ] Pigeon chest
Pulmo : Inspeksi :.....................................................
Palpasi : Fremitus taktil ka/ki :…………….
Perkusi : ka/ki :………………………………
Auskultasi : [ ] vesikuler ka/ki [ ]whezing [ ] ronkhi
Cor : Inspeksi : ..............................................................
Palpasi : Ictus cordis :……………………………
Perkusi : batas jantung :…………………………...
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI):……………………..
Bunyi jantung II (SII) :……………………
Bunyi jantung III (SIII):…………………..
Murmur :…………………………….
f. Abdomen : Inspeksi : [√ ] normal [ ] ascites
Palpasi : [√ ]normal [ ] hepatomegali [ ]splenomegali
[ ] Tumor
Perkusi : [ √ ] normal [ ] Hypertimpani [ ] pekak
Auskultasi : Peristaltik :15x/mnt
g. Genetalia : Pria : [ ] Normal [ ] Hypospadia [ ] Epispadia
[ ] hernia [ ] Hydrocell [ ] Tumor
Perempuan : [√ ]normal [ ]kondiloma [ ] prolapsus uteri
[ ] Perdarahan [ ] keputihan
h. Rectum : [√ ]Normal [ ] Hemoroid [ ] Prolaps [ ] Tumor
i. Ektremitas : atas : kekuatan otot ka/ki : normal
ROM ka/ki : normal
capilary refile :…………………………..
bawah : kekuatan otot ka/ki :lemah
ROM ka/ki :lemah
Capillary refile :………………………….

5. Psiko sosio budaya Dan Spiritual


Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah : klien tampak gelisah
Cara mengatasi perasaan tersebut : minta keluarga pasien untuk membantu mengurangi rasa
nyeri dnegan kompres hangat

22
Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah: tidak melakukan aktivitas scr berlebihan
Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :optimis untuk sembuh
pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada : hanya tau tentang penyebab timbulnya
penyakit
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah : mengikuti kegiatan pkk
kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah : tidak ada
cara mengatasinya : -
pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya : klien memiliki relasi yang luas dan
baik
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya: indonesia
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: tidak ada
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari: sholat
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : pengajian
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : tetap
istiqomah bahwa bisa sembuh
6. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG, EEG dll)
-Sp02: 98%
-Hb: 12,8%
-GDS: 270 mg/dl
7. Terapi Medis :
Cairan IV :
Range laktat 14tpm
Obat peroral :
Paracetamo 500mg
Obat parenteral :-
Obat Topikal :-

23
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

ANALISA DATA

Nama klien : Nn.A No. Register : 123xxx

Umur :20 Tahun Diagnosa Medis : Konjungtivitis

Ruang Rawat : R. Mawar Alamat : Wonokromo

TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

13 September DS : Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut (D.0077)

2022/ 14.00 (trauma)


Pasien mengeluh nyeri pada bagian Kategori : Psikologis
WIB
konjungtiva karena kemasukan kotoran,
Sub Kategori : Nyeri
nyeri yang dirasakannya seperti ditusuk
dan Kenyamanan
jarum, skala nyeri px 3, nyeri terasa
Definisi : Pengalaman
lebih parah jika dipaksa melihat, dan
sensorik atau
nyeri terus menerus
emosional yang
DO :
berkaitan dengan

TTV : keruskan jaringan


S : 36,5 C aktual tau fungsional,
TD : 120/60 mmHg
dengan onset
N : 110x/m
mendadak atau lambat
Rr : 30x/m
dan berintensitas

1. Mengeluh nyeri ringan hingga berat

2. Tampak meringis dan konstan, yang

3. Gelisah berlangsung kurang

4. Tidak mampu menuntaskan aktivitas dari 3 bulan.

5. Bersikap protektif (posisi

24
menghindari nyeri)

25
PRIORITAS DIAGNOSA :

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (trauma) d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah,
tidak mampu menuntaskan aktivitas, dan bersikap protektif (posisi menghindari nyeri)

26
RENCANA TINDAKAN

Nama Klien : Ny. A No. Register : 123xxx


Umur : 20 tahun Diagnosa Medis : Konjungtivitis
Ruang Rawat : R. Mawar Alamat : Wonokromo

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Na Nama/TTD

Manajemen Nyeri (I.08238)


Tingkat Nyeri (L.08066)
Nyeri akut b.d agen Tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
penncedera fisik (trauma) Observasi :
selama 2x24 jam diharapkan nyeri yang
d.d mengeluh nyeri, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dialami pasien menurun dengan kriteria
1 tampak meringis, gelisah, intensitas nyeri
hasil :
tidak mampu 2. Identifikasi skala nyeri
Ekspektasi : Menurun
menuntaskan aktivitas, 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Pe Kelompok 12
Kriteria Hasil :
dan bersikap protektif Terapeutik :
1. Kemampuan menuntaskan
(posisi menghindari nyeri) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
aktivitas dari 2 (cukup menurun)
(kompres hangat)
menjadi 5 (meningkat)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (pencahayaan)
2. Keluhan nyeri dari 2 (cukup
3. Lakukan pemberian irigasi mata
meningkat) menjadi 5 (menurun)
Edukasi :
3. Meringis dari 2 (cukup

27
meningkat) menjadi 5 (menurun) 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
4. Sikap protektif dari 2 (cukup 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
meningkat) menjadi 5 (menurun) 3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untukl mengurangi rasa nyeri.
5. Gelisah dari 2 (cukup meningkat) Kolaborasi :
menjadi 5 (menurun) 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

28
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn.A No. Register : 123xxx


Umur : 20 tahun Diagnosa Medis : Konjungtivitis
Ruang Rawat : R.Mawar Alamat : Wonokromo

No Dx Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD


D.0078 1 20 September 2022 10.10 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S S : pasien mengatakan nyeri hanya sedikit
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas berkurang
nyeri O:
r/ O : Pengkajian PQRST :
-P : nyeri pada konjungtiva -P : Mata masih nyeri saat dipaksa
-Q : seperti tertusuk-tusuk jarum melihat.
-R : mata dan tidak menyebar -Q : seperti tertusuk-tusuk jarum
-S : skala 5 -R : mata dan tidak menyebar
-T : nyeri terus menerus -S : skala 5
2. Mengidentifikasi skala nyeri -T : nyeri terus menerus
10.30
r/ Skala nyeri 5 2) Kemampuan menuntaskan aktivitas
3. Mengidentifikasi faktor yang dari 2 (cukup menurun) menjadi 3
10.40
memperberat dan memperingan nyeri (sedang)
r/ 3) Keluhan nyeri dari 2 (cukup
-Faktor memperberat : jika dipaksa meningkat) menjadi 3 (sedang)

29
melihat. 4) Meringis dari 2 (cukup meningkat)
-Faktor memperingan : istirahat menjadi 3 (sedang)
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan 5) Sikap protektif dari 2 (cukup
10.45 pemicu nyeri meningkat) menjadi 3 (sedang)
r/ pasien kooperatif 6) Gelisah dari 2 (cukup meningkat)
5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri menjadi 3 (sedang)
10.50 (teknik relaksasi) A : Masalah belum teratasi
r/ pasien kooperatif P : Intervensi nomor 2,4,6, 7,8 dilanjutkan
6. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
11.00 untuk mengurangi rasa nyeri (kompresS
hangat)
r/ pasien kooperatif
7. Mengkolaborasi pemberian analgetik
11.10
r/ pasien kooperatif

1. Mengidentifikasi skala nyeri S : pasien mengatakan nyeri sudah banyak


1 21 September 2022, 07.00 berkurang
r/ Skala nyeri 3
Rabu O : O : Pengkajian PQRST :
2. Memonitor keberhasilan terapi
07.05
pemberian irigasi mata yang sudah -P : nyeri pada konjungtiva

diberikan. -Q : seperti tertusuk-tusuk jarum


r/ pasien kooperatif -R : mata dan tidak menyebar
3. Menjelaskan strategi meredakan -S : skala 1

30
07.10 nyeri (teknik relaksasi) -T : dari terus-menerus jadi
r/ pasien kooperatif 2) Kemampuan menuntaskan aktivitas
4. Mengajarkan teknik dari 2 (cukup menurun) menjadi 5
nonfarmakologis untuk mengurangi (meningkat)
07.15 rasa nyeri (kompres hangat) 3) Keluhan nyeri dari 2 (cukup
r/ pasien kooperatif meningkat) menjadi 5 (meningkat)
5. Mengkolaborasi pemberian 4) Meringis dari 2 (cukup meningkat)
07.20 analgetik menjadi 5 (meningkat)
r/ pasien kooperatif 5) Sikap protektif dari 2 (cukup
meningkat) menjadi 5 (meningkat)
6) Gelisah dari 2 (cukup meningkat)
menjadi 5 (meningkat)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

31
32
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

4.1 Deskripsi Kasus

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan dari tanggal 22-23 September 2022 di RSI
Surabaya, Pada bab ini penulis akan menjabarkan tahapan asuhan keperawatan dari
pengkajian,diagnose,intervensi,implementasi, dan evaluasi.

 Pengkajian : Instrumen pengumpulan data menggunakan format pengkajian asuhan


keperawatan,menggunakan number rating scale,metode wawancara,observasi,dan
pemeriksaan fisik.
Didapatkan data subjektif sebagai berikut : Nn. A mengatakan nyeri pada kedua
matanya seperti ada pasir dan batuan kecil. Saat bangun tidur matanya lengket dan
pandangan klien sedikit kabur.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan mata Nn.A tampak hyperemia,berair,dan
kotor.
 Diagnosa : Dari hasil analisa data, penulis menemukan diagnosa utama nyeri akut
berhubungan dengan kondisi gangguan persepsi sensori.
 Intervensi : intervensi yang diberikan kepada Nn.A adalah identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri, identifikasi skala
nyeri,identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri,fasilitasi istirahat
dan tidur,ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat)
,kolaborasi pemberian analgetik,periksa status sensori dan kenyamanan,batasi
stimulus lingkungan,monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik,serta jelaskan
tanda dan gejala infeksi.
 Implementasi : semua intervensi harus dilakukan pada tahapan implementasi, respon
klien saat dilakukan tindakan sangat kooperatif.
 Evaluasi : saat dilakukan evaluasi pada tanggal 23 September 2022, nyeri pada kedua
mata sudah tidak terasa dari skala 5 menjadi skala 1,mata tidak tampak
hyperemia,mata tidak berair dan bersih serta pandangan kembali jernih.

33
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan


dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehinggasering disebut mata merah.
(Vaughan, 2010) Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau mata merah
atau pink eye. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat
bersifatinfeksius seperti : Bakteri,Klamidia,Virus,Jamur,Parasit (oleh bahan iritatif =>
kimia, suhu, radiasi),Maupun imunologi (pada reaksi alergi). Gejala subjektif meliputi
rasa gatal, kasr (ngeres/tercakar ) atau terasa ada benda asing. Penyebab keluhan ini
adalah edema konjungtiva, terbentuknya hipertrofi papilaris, dan folikel yang
mengakibatkan perasaan adanya benda asing didalam mata. Gejala objektif meliputi
hyperemia konjungtiva, epifora (keluar airmata berlebihan).
Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga kemungkinan
terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar. Apabila ada mikroorganisme yang dapat
menembus pertahanan konjungtiva berupa tear film yang juga berfungsi untuk melarutkan
kotoran-kotoran dan bahan-bahan toksik melaluimeatus nasi inferior maka dapat terjadi
konjungtivitis. Konjungtivitis merupakan penyakit mata eksternal yang diderita
olehmasyarakat, ada yang bersifat akut atau kronis. Gejala yang muncul tergantung dari
factor penyebab konjungtivitis dan factor berat ringannya penyakit yangdiderita oleh
pasien. Pada konjungtivitis yang akut dan ringan akan sembuhsendiri dalam waktu 2
minggu tanpa pengobatan.

5.2 Saran

Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan dapat memberikan asuhan


keperawatan yang tepat dan baik karena telah mengetahui penyebabnya serta cara
pencegahan maupun pengobatannya terhadap klien dengan konjungtivitis dengan gangguan
persepsi sensori.

34
DAFTAR PUSTAKA

(JURIAH, 2019) ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM KONJUNGTIVITIS
https://www.academia.edu/40374395/Juriah_konjungtiva

(Zurimi, Volume 9 Nomor 4, November 2019) Pengaruh Pemberian Irigasi Mata


dalam Mengatasi Kebutuhan Rasa Nyeri pada Pasien Konjungtivitis
file:///C:/Users/user/Downloads/348-966-1-PB.pdf

35
Leatlef Konjungtivitis

36
37

Anda mungkin juga menyukai