Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PATOFISIOLOGI

PENYAKIT MATA, KULIT, DAN TELINGA

MATA KULIAH: PRAKTIKUM BOTANI FARMASI


DOSEN PENGAMPU: Apt.Dra. Syilfia Hasti, M.Farm

DI SUSUN OLEH:
NAMA: PUTRI AYUNI
NIM: 2001164
KELAS: S1-3D

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Tidak lupa, penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah dari
mata kuliah patofisiologi ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 24 September 2021

Putri Ayuni
NIM. 2001164
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................
1.3 TUJUAN MASALAH........................................................................................................................
BAB II............................................................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................................................
1. PENYAKIT PADA MATA...........................................................................................................
2. Penyakit pada telinga.....................................................................................................................
3. Penyakit pada kulit.......................................................................................................................
BAB III........................................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan fisiologi


yang diakibatkan oleh proses patologis. Gangguan dalam proses seluler
normal mengakibatkan perubahan adaptif atau letal. Sel merupakan unit
organisasi terkecil dasar kehidupan dalam artibiologis. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itu, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Mata merupakan salah satu dari panca indera manusia yang sangat
penting kegunaannya. Jika pada mata/ sistem penglihatan terjadi gangguan
fungsi, maka akibatnya akan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari. Ada
berbagai macam gangguan penglihatan, mulai dari yang ringan sampai yang
sangat parah yaitu hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyakit pada mata?


2. Apa saja penyakit pada telinga?
3. Apa saja penyakit pada kulit?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui apa saja penyakit pada mata


2. Mengetahui apa saja penyakit pada telinga
3. Mengetahui apa saja penyakit pada kulit
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENYAKIT PADA MATA


1. Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit
konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah
penyakit katarak dan glaukoma, khusus konjungtivitis penyebarannya
sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan
mata berair sampai berat dengan sekret purulen kental. Konjungtivitis atau
radang konjungtiva adalah radang selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak dan bola mata yang dibedakan kedalam bentuk akut dan kronis.
Konjungtivitis (pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva
(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh
mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi dari
bahan-bahan kimia seperti terkena serpihan kaca yang debunya
beterbangan sehingga mengenai mata kita dan menyebabkan iritasi
sedangkan konjungtivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme (terutama
virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan
udara (Ilyas, 2015).

Konjungtivitis paling sering menyerang anak-anak, karena penyakit mata


ini bisa menyebar dengan cepat di sekolah dan tempat penitipan anak.
Namun, konjungtivitis jarang berakibat serius, apalagi bila ditemukan dan
diobati dengan cepat. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang
mengalami konjungtivitis, antara lain:

 Menggunakan lensa kontak.


 Paparan dari seseorang yang terinfeksi virus atau bakteri
konjungtivitis.
 Terpapar sesuatu yang membuat kamu alergi (konjungtivitis
alergi).

Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab di balik konjungtivitis, antara
lain:

 Infeksi oleh virus atau bakteri.


 Reaksi alergi terhadap hal-hal, seperti serbuk sari, debu, atau asap.
 Alergi khusus yang memengaruhi orang yang mengenakan lensa kontak.
 Reaksi terhadap obat tetes mata.
 Iritan terhadap shampoo, kotoran, asap, dan klorin.

Gejala konjungtivitis beragam tergantung dengan jenis dan penyebabnya.


Secara umum, gejala-gejala konjungtivitis adalah:
 Mata merah di satu atau kedua mata.
 Mata juga sering terasa gatal dan seperti ada pasir.
 Mata dapat mengeluarkan cairan kental yang membentuk kerak
pada malam hari, sehingga menyulitkan kamu membuka mata di
pagi hari.
 Dapat juga ditemukan pembesaran kelenjar getah bening.

2. Glaukoma

Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada


bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan
pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat
merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga
sakit kepala.

Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous humour)
ke dalam pembuluh darah. Aqueous humour itu sendiri adalah cairan alami
yang berfungsi menjaga bentuk mata, memasok nutrisi, dan membersihkan
kotoran pada mata. Ketika terjadi gangguan pada sistem aliran cairan ini
akan menyebabkan penimbunan cairan aqueous humour dan
meningkatkan tekanan pada bola mata (hipertensi okular). Meningkatnya
tekanan pada bola mata kemudian dapat merusak saraf optik.

Berdasarkan gangguan yang terjadi pada sistem aliran cairan mata,


glaukoma terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

 Glaukoma sudut terbuka. Glaukoma jenis ini merupakan kondisi


yang paling banyak terjadi. Pada glaukoma sudut terbuka, saluran
pengalir cairan aqueous humour hanya terhambat sebagian karena
trabecular meshwork mengalami gangguan. Trabecular meshwork
adalah organ berupa jaring yang terletak di saluran pengalir cairan
aqueous humour.
 Glaukoma sudut tertutup. Pada tipe ini, saluran pengalir cairan
aqueous humour tertutup sepenuhnya. Glaukoma sudut tertutup akut
atau yang terjadi secara tiba-tiba merupakan kondisi darurat dan
membutuhkan penanganan dengan segera.
Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah
katarak. Data yang dihimpun WHO pada 2010 menunjukan, 39 juta orang
di dunia menderita kebutaan dan 3,2 juta di antaranya disebabkan oleh
glaukoma. Glaukoma dapat terjadi pada orang dewasa dan juga pada bayi.
Glaukoma yang terjadi pada bayi baru lahir ini disebut glaukoma
kongenital.

Meskipun glaukoma bukanlah kondisi yang dapat dicegah, tapi gejalanya


akan lebih mudah diredakan jika kondisi tersebut dapat dideteksi dan
ditangani lebih awal.

Gejala Glaukoma

Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma.


Akan tetapi penderita glaukoma umumnya mengalami gangguan
penglihatan. Beberapa gangguan penglihatan yang muncul dapat berupa:

 Penglihatan kabur
 Terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah cahaya
terang
 Memiliki sudut buta (blind spot)
 Kelainan pada pupil mata, seperti ukuran pupil mata tidak sama.

Penyebab Glaukoma

Diduga kelainan gen merupakan faktor utama terjadinya glaukoma.


Ditambah lagi ada beberapa faktor sekunder yang menjadi penyebab
glaukoma seperti:

 Cedera akibat paparan zat kimia


 Infeksi
 Peradangan
 Penyumbatan pembuluh darah
2. Penyakit pada telinga

1. Otitis Ekterna
Otitis eksterna adalah infeksi pada saluran telinga luar. Kondisi ini
biasanya terjadi akibat masuknya air ke dalam telinga saat mandi atau
berenang dan air tidak bisa keluar, sehingga kondisi liang telinga menjadi
lembab dan memicu pertumbuhan bakteri.

Otitis eksterna menyerang saluran telinga luar, yaitu bagian antara lubang
telinga dan gendang telinga. Infeksi ini lebih sering terjadi pada perenang.
Oleh sebab itu, penyakit ini juga dikenal dengan istilah swimmer’s ear.

Otitis eksterna umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus


aureus atau Pseudomonas aeruginosa. Bakteri tersebut dapat berkembang
di dalam telinga akibat:

 Kondisi lubang telinga yang terlalu lembap, baik akibat keringat


berlebih, cuaca lembap, maupun air yang terjebak di dalam telinga
 Liang telinga tergores atau lecet, misalnya akibat menggaruk liang
telinga dengan jari, membersihkan telinga dengan cotton bud,
menggunakan earbuds, atau menggunakan alat bantu dengar
 Iritasi atau reaksi alergi, misalnya akibat penggunaan produk perawatan
rambut atau sampo yang tidak sengaja masuk ke liang telinga
 Penyakit kulit yang dapat menyerang liang telinga, seperti dermatitis
dan psoriasis

Otitis eksterna sebenarnya juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur. Hanya
saja, kasusnya jarang ditemui.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
otitis eksterna adalah:
 Berenang, terutama di tempat yang banyak mengandung bakteri,
seperti di danau
 Memiliki bentuk saluran telinga yang sempit, sehingga bisa
membuat air terjebak di dalam telinga
 Membersihkan telinga terlalu sering atau terlalu keras, sehingga
menyebabkan bagian dalam telinga tergores
 Menggunakan alat bantu dengar atau earbuds
 Menderita alergi atau iritasi kulit
 Gejala Otitis Eksterna
 Penderita otisis eksterna biasanya merasakan gejala ringan di awal,
seperti:
 Gatal dan kemerahan di liang telinga
 Keluar cairan bening yang tidak berbau atau nanah dari dalam
telinga
 Nyeri saat tonjolan di depan lubang telinga (tragus) ditekan atau saat
daun telinga ditarik
 Liang telinga terasa penuh dan agak tersumbat akibat pembengkakan
atau cairan dan kotoran telinga yang terlalu banyak
 Penurunan kemampuan mendengar
 Gatal yang makin memburuk
 Daun telinga kemerahan dan membengkak
 Nyeri di telinga menjalar ke wajah, leher, dan kepala
 Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
 Liang telinga tersumbat total
 Demam

2. Otitis media

Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian tengah, tepatnya pada
rongga di belakang gendang telinga. Infeksi telinga bagian tengah ini,
sering kali timbul akibat batuk pilek, flu, atau alergi sebelumnya.

Semua orang bisa mengalami otitis media, namun kondisi ini lebih sering
terjadi pada anak-anak. Berdasarkan penelitian, kebanyakan kasus otitis
media menyerang anak-anak yang berusia di bawah tiga tahun. Penyakit
ini merupakan penyakit infeksi telinga pada bayi yang paling sering
terjadi.

Otitis media bisa disebabkan oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri.
Infeksi tersebut sering kali dipicu oleh batuk pilek atau flu sebelumnya. Di
samping itu, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan
terserang otitis media, yaitu:

 Paparan asap rokok


 Kebiasaan minum susu dari botol sambil berbaring
 Anak yang sehari-hari dititipkan di tempat penitipan anak
3. Penyakit pada kulit

1. Herpes

Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada


manusia. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka
lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus (HSV) dan
varicella- zoster virus adalah dua jenis virus herpes yang cukup sering
menyerang manusia.

Virus ini dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan
penderita infeksi virus ini dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang
sedang lemah adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang
terinfeksi virus herpes.

Secara keseluruhan, virus herpes terbagi ke dalam tiga kelompok.


Pembagian kelompok virus herpes adalah sebagai berikut:

Alfa herpesvirus

Kelompok virus ini memiliki siklus berkembang biak yang cepat, memiliki
fase infeksi laten (tersembunyi tanpa gejala), dan bisa kambuh. Contoh
alfa herpesvirus adalah HSV tipe 1 dan 2, serta varicella-zoster virus.

Beta herpesvirus
Kelompok virus ini memiliki siklus berkembang biak yang panjang. Sel
yang terinfeksi sering kali membengkak dan virus dapat tersembunyi di
dalam tubuh. Beberapa sel yang sering terinfeksi virus ini adalah sel darah
merah, ginjal, dan kelenjar sekretori. Contoh beta herpesvirus adalah
cytomegalovirus, herpesvirus 6, dan herpesvirus 7.

Gamma herpesvirus

Kelompok virus ini khusus menyerang bagian sel atau limfosit T atau B
pada tubuh manusia. Contoh gamma herpesvirus adalah Epstein-Barr
virus dan human herpesvirus 8.

Terdapat delapan jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, yaitu
herpes simplex virus type 1 (HSV 1), herpes simplex virus type 2 (HSV 2),
varicella-zoster virus (VZV), Epstein-Barr virus (EBV), cytomegalovirus
(CMV), herpesvirus 6 (HBLV), herpesvirus 7, dan herpesvirus 8 sarkoma
kaposi.

Kali ini kita akan fokus membahas kelompok alfa herpesvirus yang paling
sering menyebabkan infeksi, yaitu:

Herpes simplex virus type 1 (HSV 1)

HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral
(mulut) atau herpes labial (bibir). Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar
dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin
(genital) pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral.

HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke


orang yang sehat. Contohnya adalah lewat berciuman, berbagi pakai
peralatan makan, atau berbagi kosmetik bibir, seperti lipstik.

HSV 1 juga dapat ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak mengalami
gejala. Faktanya, sebagian besar penderita HSV 1 tertular oleh penderita
yang tidak mengalami gejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi
jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat
HSV 1.

Herpes simplex virus type 2 (HSV 2)

HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus


ini bisa kambuh, frekuensi kekambuhannya akan bervariasi pada tiap
penderitanya.

Virus HSV 2 menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang


dimiliki penderita herpes, misalnya saat hubungan seksual. Selain itu, HSV
2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan.
Varicella-zoster virus (VZV)

VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air (varicella) dan
cacar ular (herpes zoster). Cacar air terjadi ketika varicella-zoster virus
menginfeksi seorang untuk pertama kali.

Sedangkan, herpes zoster atau dikenal juga dengan herpes kulit terjadi saat
virus VZV yang mengalami fase laten kambuh kembali atau saat seseorang
terinfeksi virus ini dari seseorang yang sedang menderita herpes zoster.

VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar


air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang
berisi cairan (vesikel). VZV juga dapat menular melalui kontak langsung
dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar
saat penderita bersin atau batuk.

Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari
sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat
menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum
munculnya ruam.

Herpes dapat diderita oleh siapa saja dalam semua golongan usia. Akan
tetapi, infeksi virus herpes ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang
sering kontak dengan penderita virus ini, seperti petugas medis atau
anggota keluarga yang merawat penderita herpes.

Untuk jenis virus herpes simplex tipe 2, beberapa faktor berikut dapat
meningkatkan risiko terinfeksi virus ini:

 Berjenis kelamin perempuan


 Bergonta-ganti pasangan seksual
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
 Menderita penyakit menular seksual
 Melakukan hubungan seksual di usia muda

Untuk infeksi virus VZV, beberapa faktor yang membuat seseorang lebih
berisiko terinfeksi adalah:

 Berusia di bawah 12 tahun


 Pernah kontak langsung dengan penderita cacar air
 Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak,
terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit
maupun obat-obatan
 Tinggal bersama anak-anak yang mengalami cacar air
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ada berbagai macam penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia. Diantaranya yang
menyerang mata, telinga dan kulit. Penyakit yang menyerang mata beberapa diantaranya
gluokoma dan konjungtivitis. Penyakit yang menyerang telinga contohnya otitis ekterna
dan otitis media. Dan yang terakhir penyakit yang menyerang kulit contohnya herpes.
Daftar Pustaka

http://scholar.unand.ac.id/22205/2/BAB%20I.pdf
https://www.scribd.com/doc/118722207/Makalah-Katarak-Kel-9
http://eprints.polsri.ac.id/185/2/bab%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai