Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan terhadap Tuhan yang Maha Esa telah memberikan rahmat serta

hidaya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “kebutaan karena
glaukoma”, tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah instrumen laboratorium

optik.Terima kasih kepada Bapak Dr.zaldi Z,SpM selaku dosen mata kuliah

patologi mata. Terima kasih kepada teman-teman yang telah bekerja sama

dalam pembuatan makalah dan menyelesaikannya tepat waktu.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Oleh karena itu, kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah

ini lebih baik lagi. Semoga makalah dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 7 juni 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ..................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

2.1 Kebutaan karena


glaukoma…………………………………………………………………………………………………………….3
2.2 penyebab kebuta karena
glaukoma……………………………………………………………………………………………………………………… 3
2.3 gejala kebutaan pada glaucoma……………………………………………………………………………………………3
2.4 mencegah kebutaan pada
glaucoma…………………………………………………………………………………………………..3
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14

1.4 Kesimpulan ............................................................................................................................... 14

1.5 Saran .......................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutaan dan gangguan penglihatan masih merupakan masalah

kesehatan di dunia.1 Berdasarkan Global Data on Visual Impairment 2010,

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah orang dengan

gangguan penglihatan di seluruh dunia pada tahun 2010 adalah 285 juta

orang atau 4,24% populasi, sebesar 0,58% atau 39 juta orang menderita

kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision.1,2

Kebutaan dan gangguan penglihatan masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan survey Rapid Assesment of

Avoidable Blindness (RAAB) tahun 1982-2014, yang dilakukan di beberapa

provinsi di Indonesia, Prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 2,2 %.2

Kebutaan dapat terjadi oleh karena beberapa sebab, salah satu

penyebabnya adalah glaukoma.

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan


terbesar kedua setelah katarak.2,3 Berdasarkan survey Kesehatan Indera

tahun 1993-1996, sebanyak 0,20% penduduk Indonesia mengalami

kebutaan akibat glaukoma. Prevalensi glaukoma menurut hasil survey

Jakarta Urban Eye Health Study tahun 2008 adalah glaukoma primer sudut

tertutup sebesar 1,89%, glaukoma primer sudut terbuka sebesar 0,48%

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makala
ini adalah"penyebab kebutaan karena glaukoma di dalam masyarakat

1.3 Tujuan penulisan makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
patologi Penglihatan tema yang berkaitan dengan kelainan pada mata yaitu glaukoma atau kebutaan
karena glaukoma yang dapat kita uraikan dalam makalah ini

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat supaya pengetahuan dan
wawasan pembaca umumnya dan khususnya bagi kami sendiri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutaan karena galukoma

Gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi masalah kes ehatan di Indonesia. Glaukoma
merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia termasuk Indonesia. Seiring dengan meningkat nya usia
harapan hidup jumlah kasus glaukoma diduga akan terus bertambah. Glaukoma adalah peningkatan
tekanan in tra okuler yang dapat menye babkan degenerasi saraf optik atau kelainan dalam lapang
pandang yang umumnya ditemukan pada usia di atas 40 tahun.

Kebutaan akibat glaukoma merupak an kebutaan yang sifatnya ireversi bel. Apabila seseorang telah
men derita kebutaan akibat glaukoma, tidak ada lagi penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk
mengemba likan penglihatan orang tersebut.

De teksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah terjadinya kebutaan permanen pada
penderita glaukoma. Sekarang pemeriksaan dini glau- koma dapat dilakukan melalui posy andu usia
lanjut, puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehat an lainnya seperti Balai Kesehatan Mata
Masyarakat.

Hari Glaukoma Sedunia dideklarasi kan oleh Organisasi Glaukoma Sedu nia pada tanggal 6 Maret 2008.
Se luruh negara di dunia diminta untuk melaksanakan kegiatan yang bertu juan untuk meningkatkan
kesada ran masyarakat tentang glaukoma, dengan harapan akan membantu masyarakat yang
mempunyai faktor risiko untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

Hari Glaukoma Sedunia ini ke mudian ditetapkan setiap tang gal 12 Maret. Tahun ini meru pakan
peringatan yang ketiga kali. Kegiatannya dilaksanakan selama sepekan sehingga dise but juga World
Glaucoma Week. Organisasi Profesi Perdami bekerjasama dengan Kemenkes melaksanakan peringatan
hari glaukoma sedunia. Kegiatan utama berupa seminar, di buka oleh Kepala Badan Lit bangkes Prof. dr.
Agus Purwadianto

Dalam seminar yang dihadiri 150 peserta ini dibahas materi mengenai Anatomi Pemeriksaan Mata oleh
dr. Syukri Mustafa, Sp.M, Apakah Glau koma Itu dan Bagaimana Penanga- nannya oleh Prof. dr. Edi S.
Affandi, Sp.M serta Testimoni oleh Penderita Glaukoma. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan mata
khususnya de teksi dini glaukoma dan penyuluhan bagi pegawai di lingkungan Kement erian Kesehatan.

2.2 Penyebab kebutaan karena glaucoma

Kerusakan saraf mata akibat glaukoma bersifat permanen sehingga apabila penderita sudah
sampai tahap kebutaan, maka kebutaan tersebut akan menetap.Glaukoma bersifat kronik
progresif, artinya kerusakan saraf mata terjadi dalam waktu yang lama dan semakin lama
semakin berat. Kerusakan saraf mata akibat glaukoma menyebabkan hilangnya lapangan
penglihatan.

Pada glaukoma kerusakan lapangan penglihatan berawal dari bagian tepi atau perifer.
Lapangan penglihatan menjadi sempit dan lama kelamaan pandangan seperti melihat dari
suatu lubang yang kecil. Pada tahap lanjut dapat menyebabkan ketidakmampuan melihat sama
sekali atau kebutaan.
Ada 2 tipe glaukoma, yaitu glaukoma sudut tertutup, dikenal dengan glaukoma yang bergejala
dan glaukoma sudut terbuka dikenal dengan glaukoma yang tidak bergejala. Jenis glaukoma
sudut terbuka adalah yang paling banyak dialami dibandingkan dengan sudut tertutup.
2.3 Gejala kebutaan karena glaukoma
Umumnya glaukoma tidak memiliki keluhan, sehingga penderita seringkali tidak menyadari
bahwa dia telah mengalami kerusakan saraf mata akibat glaukoma dan mengalami kebutaan.
Sehingga glaukoma dikenal dengan “si pencuri penglihatan”.
Gejala yang bisa terjadi adalah berkurangnya penglihatan secara perlahan-lahan, biasanya
diikuti kedua mata. Jika sudah sampai tahap lebih lanjut maka penglihatan seperti melihat ke
dalam terowongan atau disebut juga tunnel vision.
Hanya sebagian kecil kasus glaukoma yang dapat menimbulkan gejala, yaitu berupa mata
merah, penglihatan berkabut, sakit di sekitar bola mata, mual, melihat lingkaran pelangi di
sekitar lampu, dan penglihatan menjadi buram mendadak.

Kerusakan mata yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat disembuhkan kembali, tapi kamu
bisa melakukan beberapa pencegahan dan pengobatan untuk mengurangi peningkatan
penyakit glaukoma semakin parah.

2.4 Cara mencegah kebutaan karena glaukoma


adalah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mata pada dokter.Penyakit glaukoma yang
tidak segera ditangani akan menjadi penyebab kehilangan penglihatan secara permanen atau
kebutaan total
BAB III

KESIMPULAN
1.4 kesimpulan

Sebagian besar (55,14%) pasien baru glaukoma datang dalam kondisi salah satu atau kedua
mata telah buta. Didapatkan hubungan yang bermakna antara kebutaan pada pasien baru
glaukoma dengan tekanan intraokular, jenis glaukoma, pengobatan sebelumnya dan interaksi
antara jenis
glaukoma dan pengobatan sebelumnya serta kan. Umur dengan data kontinyu tidak didapatkan
hubungan yang bermakna secara statistik, namun didapatkan pada usia >74 tahun, prevalensi
kebutaan sangat
tinggi.
1.5 Saran
Meningkatkan promosi kesehatan pencegahan kebutaan termasuk tentang glaukoma kepada
masyarakat maupun petugas kesehatan. Meningkatkan sosialisasi informasi tentang gejala dan
tanda glaukoma kepada petugas kesehatan maupun masyarakat. Terus melakukan
upaya peningkatan faktor sosial ekonomi terutama pendidikan karena berpengaruh terhadap
keberhasilan upaya
kesehatan masyarakat. Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang risiko kebutaan pada penderita
glaukoma barusudut tertutup dibandingkan sudut terbuka dan tentangpenyebab mengapa
pada pasien yang mendapatkanpengobatan sebelumnya justru mempunyai risiko lebihbesar
mengalami kebutaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai