Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG GLAUKOMA

DI

OLEH :

Ni Komang Sinta Purnamasari (20010020)

Dosen Pengampuh :

Ns.Indrawan Manitu, M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA MANDIRI POSO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang
saya hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.

Tidak lupa pula saya mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah saya ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah
ini.

Poso, Oktober 2022

Nikomang sinta purnamasari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...........................................................................................iii


B. Rumusan masalah .....................................................................................iv
C. Tujuan penulisan........................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi glaukoma........................................................................................1
B. Etiologi glaukoma........................................................................................2
C. Patofisiologi glaukoma................................................................................2
D. Komplikasi glaukoma..................................................................................3
E. Manifestasi klinis glaukoma........................................................................4
F. Pemeriksaan penunjang glaukoma..............................................................5
G. Penatalaksanaan medis pada klien dengan glaukoma................................6
H. Cara pencegahan dari glaukoma..................................................................7
I. Patoflow ............................................................................................. .......8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan
berkembang lanjut yang memungkinkan analisis cermat tentang bentuk,
intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan obyek. Mata terletak di
dalam struktur tengkorak yang melindunginya, yaitu orbita. Banyak
sekali penyakit yang bisa menyerang pada mata, walaupun mata
berukuran sangat kecil dibandingkan dengan ukuran bagian tubuh
yang lain.
Penyakit mata seperti glaukoma ini sangat mengganggu
penderitanya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. dengan
penglihatan turun mendadak, terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata.Saat kondisi iris terdorong atau
menonjol kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat, keadaan
ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Jika
penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang akan timbul
sangat berat seperti nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur,
haloe, mual, muntah.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi glaukoma?
2. Apasaja etiologi glaukoma?
3. Bagaimanakah patofisiologi glaukoma?.
4. Bagaimanakah anatomi fisiologi glaukoma ?
5. Apasaja komplikasi glaukoma?
6. Apasaja manifestasi klinis glaukoma?
7. apa saja pemeriksaan penunjang glaukoma?
8. bagaimanakah penatalaksanaan medis pada klien dengan glaukoma?
9. bagaimanakah cara pencegahan dari glaukoma?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi glaukoma.
2. Mengetahui etiologi glaukoma.
3. Mengetahui patofisiologi glaukoma.
4. Mengetahui anatomi fisiologi glaukoma.
5. Mengetahui komplikasi dari glaukoma.
6. Mengetahui manifestasi klinis glaukoma.
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang glaukoma .
8. Mengetahui penatalaksanaan medis glaukoma.
9. Mengetahui cara pencegahan glaukoma.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi glaukoma
Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan
di dalam bola mata. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di mata, mata merah,
penglihatan kabur, serta mual dan muntah. Glaukoma perlu segera ditangani
untuk mencegah terjadinya kebutaan.Di bagian dalam mata
terdapat aqueous humour yang mengalir melalui bilik mata depan dan
keluar melalui sistem drainase yang disebut trabecular
meshwork. Aqueous humour sendiri adalah cairan alami yang berfungsi
menjaga bentuk mata, menyuplai nutrisi, dan membersihkan kotoran.
Glaukoma merupakan salah satu penyebab kebutaan tertinggi di
dunia setelah katarak. Berdasarkan data World Health Organization
(WHO) di tahun 2020, ada sekitar 23 juta orang di seluruh dunia yang
menderita glaukoma.Meski glaukoma tidak dapat dicegah, pemeriksaan
lebih awal dan penanganan yang tepat akan membantu mencegah
kebutaan.

2. Etiologi glaukoma
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004)
a. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary.
b. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata
atau dicelah pupil
Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009)
a. Umur
Resiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia.
Terdapat 2 % daripopulasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma.
Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.

3
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma Untuk
glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma.
Resiko terbesar adalah kakak adik kemudian hubungan orang tua
dan anak-anak.
c. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg beresiko tinggi terkena
glaukoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola
mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk
mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata
atau pada dokter spesialis mata.
d. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata
yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat
inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi,
dan pemakai obat secara rutin lainnya.

3. Patofisiologi
Aqueus humor secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel
epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien
pada lensa. Aqueua humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler,
pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem.
Tekana intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmhg
tergantung keseimbangan antara produksi dan pegeluaran (aliran) AqH
di bilik mata depan. Peningaktan TIO akan menekan aliran darah ke
syaraf optik dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik
menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya menyebabkan kesrusakan
jaringan yang dimula dari perifir menuju ke fovea sentralis. Hal ini

4
menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal
atas dan sisa terakhir pada temporal (Sunaryo Joko Waluyo, 2009).

4. Komplikasi
Penderita glaukoma yang tidak mendapatkan perawatan dengan
tepat berisiko menjadi penyandang tunanetra atau mengalami kebutaan.
Kondisi ini berisiko menyebabkan penurunan kualitas hidup
penderitanya, misalnya:
a. Tidak dapat bekerja
b. Sulit berjalan
c. Risiko jatuh atau cedera berat saat beraktivitas

Jika pasien glaukoma mengalami buta sebagian, disarankan untuk


berkonsultasi ke dokter guna mendapatkan layanan atau alat bantu dalam
memperbaiki penglihatan.

5. Manifestasi klinik
Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga
dalam garis vertical atau horizontal memiliki penyakit serupa,
penyakit ini berkembang secara perlahan namun pasti, penampilan
bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak menampakan
kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan klien yang
mincul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek
atau lebih kabur, lapangan pandang menjdi lebih sempit hingga
kebutaan secara permanen. Gejala yang lain adalah : (Harnawartiaj,
2008)

a. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran.

5
b. Kornea suram.
c. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
d. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
e. Nyeri di mata dan sekitarnya.
f. Udema kornea.
g. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
h. Lensa keruh.
Selain itu glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut
(Sidharta Ilyas, 2004)
a. Tekanan bola mata yang tidak normal
b. Rusaknya selaput jala
c. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang
dapat
berakhir dengan kebutaan.

6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan untuk penegakan
diagnosis dan penentuan dari derajat dari glaukoma adalah pemeriksaan
tonometri, funduskopi, kedalaman COA, gonioskopi (untuk melihat sudut
iridokorneal dan kontak iridotrabekular), dan perimetri (untuk melihat
progresivitas penurunan lapang pandang).

7. Pencegahan
Glaukoma tidak selalu dapat dicegah, tetapi bila dideteksi dan
ditangani lebih awal, risiko terjadinya kebutaan dapat dihindari.Pada
orang yang telah terdiagnosis glaukoma, jalani pengobatan sesuai saran
dokter. Selain itu, ada upaya lain yang dapat dilakukan mengontrol
tekanan dan menjaga kesehatan mata, yaitu:

6
 Menjalani pemeriksaan mata rutin setiap 1 tahun sekali, terutama bila ada
keluarga yang menderita glaukoma
 Berkonsultasi dengan dokter terkait jenis olahraga yang sesuai
 Menggunakan pelindung mata saat berkendara, bekerja, atau berolahraga
 Mengonsumsi makanan bernutrisi yang berasal dari sayuran hijau dan
ikan dengan kandungan asam lemak omega-3
 Membatasi konsumsi minuman berkafein
 Sering minum air putih
 Mencukupi waktu istirahat di malam hari

7
8. Patoflow

8
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Glaukoma adalah kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan
di dalam bola mata. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di mata, mata merah,
penglihatan kabur, serta mual dan muntah. Glaukoma perlu segera ditangani
untuk mencegah terjadinya kebutaan.
2. SARAN
Untuk mencegah hendaknya kita harus :
a) Menjalani pemeriksaan mata rutin setiap 1 tahun sekali, terutama bila
ada keluarga yang menderita glaukoma
b) Berkonsultasi dengan dokter terkait jenis olahraga yang sesuai
c) Menggunakan pelindung mata saat berkendara, bekerja, atau
berolahraga
d) Mengonsumsi makanan bernutrisi yang berasal dari sayuran hijau dan
ikan dengan kandungan asam lemak omega-3
e) Membatasi konsumsi minuman berkafein
f) Sering minum air putih
g) Mencukupi waktu istirahat di malam hari

9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2013. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3.
EGC. Jakarta

Carpenito, LJ. 2017. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC

Doengoes, M.E., 2012, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:


Media Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC)


Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

10

Anda mungkin juga menyukai