TENTANG
GLUCOMA
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 13
: Desmiyanti R Ringu
: Elmi Ngongo
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa juga kami
mengucap banyak terimakasih atas bantuan dari komponen yang telah membantu dalam
menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang berjudul “ Glucoma” .
Harapan kami semoga askep ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
serta seluruh masyarakat indonesia terlebih kususnya mahasiswa untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi askep ini agar menjadi lebih baik lagi . karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam pembuatan askep ini masih banyak di
temukan kekurangan, oleh kerena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun diri
pembaca demi kesempurnaan askep ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahluan
1.1 Pengertian
1.2 Etiologi
1.3 Tanda Dan Gejala
1.4 Phatofisiolgi
1.5 Pathway
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1.7 Penatalaksaan Medis
1.8 Pendidika Kesehatan
1.1 Ppengkajian
1.2 Diagnosa Keperawatan
1.3 Intervensi
1.4 Implementasi
1.5 Evaluasi
Bab 1v Penutup
4.1 Kesimpulan
4.1 Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan
yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya lapangan kerja, hanya orang-orang yang
sempurna dengan segala indranya saja yang mendapat kesempatan kerja termasuk
matanya.mata merupakan anggota badan yang sangat peka. Trauma seperti debu sekecil
apapun yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkangangguan yang hebat,
apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.Salah satu
penyakitnya yaitu glaukoma. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia
setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita
gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan,
tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena sering berkembang tanpa gejala yang
nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi
kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak
menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh
glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan
sedini mungkin.
Tujuan dari penulisan askep ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah 2
dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang glaukoma dan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit glukoma.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami konsep keperawatan medikal bedah dengan
ngangguan glukoma
2. Mahasiswa megetahui proses keperawatan medical bedah yang benar sehingga dapat
menjadi bekal ke depannya.
BAB 11
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah sekelompok gangguan
gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah;
2004).Glaukoma adaah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan
intraokuler, penggaungan, dan degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang khas.
(Tamsuri A; 2010) Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan
tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil
syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan
tajam pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan Sunaryo Joko Waluyo; 2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi
kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Dwindra M;
2009).
B. Klasifikasi glaukoma
1. Glaukoma primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul pada mata yang
memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua mata. Pada glukoma
kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid
jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi
menjadi 2 yaitu :
Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95%), yang meliputi
kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang disebut sudut terbuka karena humor
aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan
degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf
optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan
TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri
mata yang timbul.
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara
otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan
menghambat humor aqueos mengalir ke saluran schlemm. Pargerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior atau lensa yang mengeras
karena usia tua. Gejalah yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat
nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris memyebabkan dilatasi pupil, tidak
segera ditangni akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan
penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak
langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos
humor. Gangguan ini terjadi akibat:
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya
disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian
depan mata berair, berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma Kongenital merupakan
perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata
sistemik jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata.
1.2 Etiologi
Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan anatomi sebagai bentuk
gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau proses patologik dari sistem
tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya glaukoma antara lain riwayat glauakoma pada
keluarga, diabetes melitus dan pada orang kulit hitam.
1.3 Tanda Dan Gejala
Menurut national eye institute(NEI) glukoma kronis atau glukoma sudut terbuka adalah jenis
glukoma yang paling umum
1. Penglihatan berkurang
2. Penglihatan kabur
3. Nyeri mata sering di sertai mual dan terkadang muntah
4. Mata merah
Gejala glaukoma tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut penjelasannya:
Gejala glaukoma sudut terbuka
Jenis glaukoma ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika glaukoma
sudah cukup parah danbiasanya berupa:
1. Penglihatan yang menyempit pada kedua mata, sehingga pasien tidak bisa lagi melihat
dari sudut mata.
2. Pasien seolah-olah melihat melalui terowongan pada kasus berat
3. Gejala glaukoma sudut tertutup
Gejala glaukoma sudut tertutup biasanya lebih cepat dan jelas. Gejala ini bisa meliputi:
1. Nyeri mata berat
2. Mual
3. Muntah
4. Kemurahan pada mata
5. Gangguan penglihatan mendadak
6. Melihat lingkaran berwarna di sekitar cahaya
7. Pandangan buram mendadak
1.4 Phatofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aqueus oleh badan
siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut bilik
mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera.
Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan
tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia
ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan
intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan
oleh beberapa faktor :
Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf pada papil
saraf optik.
1. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada
papil saraf optik.
2. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
1.5 Pathway
1. Trauma Mata
2. Penyakit mata lain
3. Kelainan
bawaan(kongenital)
TIO Meningkat
Dx Meningkat
1 Pengkajian
1. Identitas
a. Nama
b. b.Alamat
c. c.Jenis kelamin
d. d.Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e. e.Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kalidari kulit
putih (dewit, 1998).
f. f.Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata
2. Riwayat kesehatan.
a. Keluhan utama:Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandangdan mata
menjadi kabur.
b. Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur dansering menabrak,
gangguan saat membaca.
c. .Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata sebelumnya
atau pada saat itu, riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang
akhirnya dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma),riwayat trauma (terutama
yang mengenai mata), penyakit lain yang sedangdiderita (DM, Arterioscierosis,
Miopia tinggi).
d. .Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang menglami penyakit
glaucoma sudut terbuka primer.
3. Psikologi: kaji kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatu, berkendaraan.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untukmengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus
optikusmenjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer,
kameraanterior dangkal, akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar
keluardari iris
Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandangcepat
menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap
Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasimata,
sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang
gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksamata
yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding matayang lain.
Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau openangle
didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle
closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan goniosk
opi akan didapatsudut normal pada glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika
telah timbulgoniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka
sudutdapat tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COAakan
tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit. (Indriana N dan
Istiqomah; 2004).
2. Diagnosa keperawatan
a. DX 1:Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO). (Indriana N. Dan
Istiqomah;2004)
b. DX 2: Gangguan persepsi sensori: pengelihatan b.d ganguan penerimaan,gangguan
status organ indra. (Doenges, Marilynn E; 1999).
c. DX 3: Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan; adanyanyeri;
kemungkinan/kenyataan kehilangan pengelihatan. (Doenges,Marilynn E; 1999).
d. DX 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salahinterpr
etasi informasi.
3. Intervensi keperawatan
tiba-tiba,
yang dapat
mencetusansiet
as/agitas.
Berikan informasiyang
akurat dan Menurunkan
Dorong pasien
Pasienmen
untukmengakui masalah
unjukkan Memberi
dan
ketrampila kesempatan pa
mengekspresikan perasaan
n pemecah sien menerima
an situasinyata,
masalah. mengklarifikas
isalah konsepsi
dan pemecaha
n masalah.
Identifikasi sumber/orang
Pasien
yangmenolong Memberikan
menggunak
keyakinan bah
an sumber
wa pasien
secara
tidaksendiri
efektif
dalam
menghadapi
masalah
4 Tujuan: setelah Mandiri Vital untuk
diberikan tindakan Diskusikan perlunya memberikan
keperawatan menggunaka nidentifikasi, informasi pada
diharapkan Klien contoh gelang Waspada- perawat pada
mengetahui medik. kasus darurat
tentang kondisi, untuk
prognosis dan menurunkan
pengobatannya resiko
menerima obat
yang
dikontradikasi
kan(contoh ;
atropin).
Kriteria Hasil:
Pasien Tunjukkan tehnikyang
Meningkatkan
menyataka benar pemberiantetes mata.
keefektifan
n pemaham Izinkan pasien
pengobatan.M
an mengulangtindakan.
emberikankese
kondisi, pr
mpatan
ognosis,
pasienmenunju
dan pengob
kan
atan
kompetensidan
menanyakan p
ertanyaan
Kaji pentingny
Mengidenti
amempertahankan jadwal Penyakit ini
fikasihubu
obat, contohtetes mata. dapat dicontrol
ngan
Diskusikanobat yang dan
antargejala/
harusdihindari,
tanda contohmidriatik, mempertahank
denganpros kelebihan pemakaian ankonsistensi
es penyakit steroidtopikal programobat
adalah
controlvital.
Beberapa
obatmenyebab
kan
dilatasi pupil,
peningkatan
TIO dan
potensial
kehilangan
Identifikasi penglihatanta
efeksamping/reaksimerugik mbahan
an
Efek samping
dari pengobatan(penurunan
obatdapat
nafsumakan,
mempengaruhi
mual/muntah,kelemahan,
rentang dari
jantungtak teratur, dll)
ketidaknyaman
an sampai
ancaman
kesehatan bera
t. Kurang lebih
50% pasien
akan
mengalami
sesitifitas/alerg
iterhadap
obat parasimpa
tis
(contoh pilokar
pin) atau
obatantikolines
terase.Masalah
inimemerlukan
evaluasimedik
dankemungkin
polahidup
Pola hidup
tenang
menurunkan
respon emosi
terhadap
stres,mencegah
perubahan
okuler yang
mendorong iris
kedepan, yang
Dorong dapatmencetus
menghindariaktivitas,sepert kan
imengangkat berat/mendoro seranganakut.
ng,menggunakan bajuketat
dan sempit. Dapat
meningkatkan
TIO yang
mencetuskan
serangan akut.
Catatan: bila
Diskusikan pertimbangan pasien tidak
diet,cairan adekuat mengalami
danmakanan berserat. nyeri
Mempertahank
ankonsistensi
feses
untukmenghin
dari konstipasi
4. Evaluasi
Setelah mendapat implementasi keperawatan, maka pasien dengan glaukomadiharapkan
sebagai berikut:
a. Nyeri dapat berkurang dan hilang
b. Pasien dapat mempertahankan lapang pengelihatan dengan optimal danmencegah
kehilangan pengelihatan lebih lanjut
c. Kehawatiran pasien berkurang dan hilang
d. Pasien mengetahui tentang kondisi dan cara penanganan penyakit yang di deritanya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidaklangsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakinlama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Hal inidisebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat
sehingga bolamata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang
berada
di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darahse
hingga saraf mata akan mati.
Glaukoma dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu: glaukoma primer, sekunder
dankongenital. Adapun tanda dan gejalanya adalah kornea suram, sakit kepala ,
nyeri,lapang pandang menurun,dll. Komplikasi dari glaucoma adalah
kebutaan.Penatalaksanaannya dapat dilakukan berbagai terapi obat-obatan, sala
satunya adalahdengan pemberian terapi timolol yang bertujuan untuk menurunkan
intraokuler (TIO).
B. SARAN
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan
pelayanankesehatan khususnya pada glaukoma untuk pencapaian kualitas
keperawatansecara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu
dilaksanakan secara berkesinambungan
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan
pengobatankarena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan
yang sempurnamaka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh
sebab itu perlu adanya penjelasan pada klien dan keluarga mengenai
manfaat serta pentingnya kesehatan.
3. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan
menerapkanasuhan keperawatan yang benar pada klien dengan glaukoma
DAFTAR PUSTAKA
1. Anas Tamsuri. Klien gangguan mata dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah
PUSTAKA JURNAL
1. Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado tahun 2012-2014 Manado: Fakultas Kedokteran Universitas SamRatulangi;
2016