Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

TENTANG

GLUCOMA

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 13

Nama Kelompok : Christin C.K.Da Silva

: Desmiyanti R Ringu

: Elmi Ngongo

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa juga kami
mengucap banyak terimakasih atas bantuan dari komponen yang telah membantu dalam
menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang berjudul “ Glucoma” .

Harapan kami semoga askep ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
serta seluruh masyarakat indonesia terlebih kususnya mahasiswa untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi askep ini agar menjadi lebih baik lagi . karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin dalam pembuatan askep ini masih banyak di
temukan kekurangan, oleh kerena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun diri
pembaca demi kesempurnaan askep ini.

Waingapu,09 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 Pendahluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujjuan
1.3 Manfaat

Bab 11 Tinjauan Teori

1.1 Pengertian
1.2 Etiologi
1.3 Tanda Dan Gejala
1.4 Phatofisiolgi
1.5 Pathway
1.6 Pemeriksaan Penunjang
1.7 Penatalaksaan Medis
1.8 Pendidika Kesehatan

Bab 111 Konsep Dasar Keperawatan

1.1 Ppengkajian
1.2 Diagnosa Keperawatan
1.3 Intervensi
1.4 Implementasi
1.5 Evaluasi

Bab 1v Penutup

4.1 Kesimpulan

4.1 Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik merupakan kebutuhan
yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya lapangan kerja, hanya orang-orang yang
sempurna dengan segala indranya saja yang mendapat kesempatan kerja termasuk
matanya.mata merupakan anggota badan yang sangat peka. Trauma seperti debu sekecil
apapun yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkangangguan yang hebat,
apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.Salah satu
penyakitnya yaitu glaukoma. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia
setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita
gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan,
tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.

Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena sering berkembang tanpa gejala yang
nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi
kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak
menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh
glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan
sedini mungkin.

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan askep ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medical bedah 2
dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang glaukoma dan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit glukoma.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami konsep keperawatan medikal bedah dengan
ngangguan glukoma
2. Mahasiswa megetahui proses keperawatan medical bedah yang benar sehingga dapat
menjadi bekal ke depannya.
BAB 11

TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian

Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah sekelompok gangguan
gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah;
2004).Glaukoma adaah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan
intraokuler, penggaungan, dan degenerasi saraf oftik serta defak lapang pandang yang khas.
(Tamsuri A; 2010) Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan
tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil
syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan
tajam pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan Sunaryo Joko Waluyo; 2009)

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi
kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Dwindra M;
2009).
B. Klasifikasi glaukoma

1. Glaukoma primer

Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul pada mata yang
memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada kedua mata. Pada glukoma
kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri osklerosis, pemakaian kartikosteroid
jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi
menjadi 2 yaitu :

a. Glaukoma sudut terbuka

Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95%), yang meliputi
kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang disebut sudut terbuka karena humor
aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan
degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf
optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan
TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri
mata yang timbul.

b. Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara
otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan
menghambat humor aqueos mengalir ke saluran schlemm. Pargerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan diruang posterior atau lensa yang mengeras
karena usia tua. Gejalah yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat
nyeri mata yang berat, penglihatan kabur. Penempelan iris memyebabkan dilatasi pupil, tidak
segera ditangni akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.

2. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan
penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak
langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos
humor. Gangguan ini terjadi akibat:

a. Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada katarak


b. Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari jaringan uvea
c. Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris

3. Glaukoma kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya
disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian
depan mata berair, berkabut dan peka terhadap cahaya. Glaukoma Kongenital merupakan
perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata
sistemik jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata.

1.2 Etiologi
Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan anatomi sebagai bentuk
gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau proses patologik dari sistem
tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya glaukoma antara lain riwayat glauakoma pada
keluarga, diabetes melitus dan pada orang kulit hitam.
1.3 Tanda Dan Gejala
Menurut national eye institute(NEI) glukoma kronis atau glukoma sudut terbuka adalah jenis
glukoma yang paling umum
1. Penglihatan berkurang
2. Penglihatan kabur
3. Nyeri mata sering di sertai mual dan terkadang muntah
4. Mata merah
Gejala glaukoma tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut penjelasannya:
Gejala glaukoma sudut terbuka
Jenis glaukoma ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru muncul ketika glaukoma
sudah cukup parah danbiasanya berupa:
1. Penglihatan yang menyempit pada kedua mata, sehingga pasien tidak bisa lagi melihat
dari sudut mata.
2. Pasien seolah-olah melihat melalui terowongan pada kasus berat
3. Gejala glaukoma sudut tertutup
Gejala glaukoma sudut tertutup biasanya lebih cepat dan jelas. Gejala ini bisa meliputi:
1. Nyeri mata berat
2. Mual
3. Muntah
4. Kemurahan pada mata
5. Gangguan penglihatan mendadak
6. Melihat lingkaran berwarna di sekitar cahaya
7. Pandangan buram mendadak
1.4 Phatofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aqueus oleh badan
siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut bilik
mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera.
Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan
tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg,
diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia
ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan
intraokular, akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan
oleh beberapa faktor :

Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut saraf pada papil
saraf optik.

1. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada
papil saraf optik.
2. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
1.5 Pathway

1. Trauma Mata
2. Penyakit mata lain
3. Kelainan
bawaan(kongenital)

Obstruksi jaringan trabekuler

Hambatan pengairan cairan humor aqueous

TIO Meningkat

Dx Meningkat

1.6 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan lapang pandang : Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis
danmenindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang
akan berkurang karena peningkatan TIO akan merusak papil saraf optikus
2. Pengukuran tonografi/tonometri : Mengkaji Tekanan Intra Okuler (TIO) (normal 12-25
mmHg
3. Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutupglaukoma
4. Tes Provokatif : Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atauhanya
meningkat ringan
5. Pemeriksaan oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofilempeng
optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
1.7 penatalaksanaan medis

1.8 pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha untu menyampaikan pesan mengenai
kesehatan kepada individu,kelompok maupun masyarakat.Individu,kelompok maupun
masyarakat di harapkan memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan yang lebih baik dari
adanya pendidikan kesehatan tersebut,sehingga dapat berpengaruh terhadap
perilakunya(Notoatmodjo 2012).
Berikut pendidikan kesehatan yang bisa di berikan yaitu sebagai berikut:
1. Melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet(paparan sinar matahari)
2. Sering mengkonsumsi buah berwarna gelap atau abu-abu
3. Mengkonsumsikan makanan tinggi serat
4. Melakukan pemeriksaan mata secara teratur
5. Mengendalikan kadar gula darah
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1 Pengkajian
1. Identitas
a. Nama
b. b.Alamat
c. c.Jenis kelamin
d. d.Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40 tahun.
e. e.Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling sedikit 5 kalidari kulit
putih (dewit, 1998).
f. f.Pekerjan, terutama yang beresiko besar mengalami trauma mata

2. Riwayat kesehatan.
a. Keluhan utama:Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandangdan mata
menjadi kabur.
b. Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur dansering menabrak,
gangguan saat membaca.
c. .Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata sebelumnya
atau pada saat itu, riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang 
akhirnya dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma),riwayat trauma (terutama
yang mengenai mata), penyakit lain yang sedangdiderita (DM, Arterioscierosis,
Miopia tinggi).
d. .Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang menglami penyakit
glaucoma sudut terbuka primer.
3. Psikologi: kaji kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatu, berkendaraan.
4. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untukmengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus
optikusmenjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer,
kameraanterior dangkal, akues humor keruh dan pembuluh darah menjalar
keluardari iris
 Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandangcepat
menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap
 Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasimata,
sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang
gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksamata
yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding matayang lain.
 Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau openangle
didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle
closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan goniosk
opi akan didapatsudut normal pada glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika
telah timbulgoniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka
sudutdapat tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COAakan
tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit. (Indriana N dan
Istiqomah; 2004).
2. Diagnosa keperawatan
a. DX 1:Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO). (Indriana N. Dan
Istiqomah;2004)
b. DX 2: Gangguan persepsi sensori: pengelihatan b.d ganguan penerimaan,gangguan
status organ indra. (Doenges, Marilynn E; 1999).
c. DX 3: Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan; adanyanyeri;
kemungkinan/kenyataan kehilangan pengelihatan. (Doenges,Marilynn E; 1999).
d. DX 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salahinterpr
etasi informasi.
3. Intervensi keperawatan

N Tujuan Intervensi Rasional


o.
D
x
1 Tujuan setelah di Mandiri  Stres dan sinar
berikan tindakan  Pertahankan tira baring akan
keperawayan di ketat pada posisi semifauler meningkatkan
harapkan nyeri dan cejah tindakan yang TIO yang
dapat berkurang dapat meningkatkan dapat
atau terkontrol TIO(batuk,bersin,mengejan mencetuskan
Kriteria Hasil: ). nyeri.
 Klien dapat  Berikan lingkungan gelap  Daftar
mengidenti dan terang. kemajuan atau
fikasi  Opservasi tekanan penyimpangan
Penyebab darah,nadi dan pernapasan dari hasil yang
nyeri. tiap 24 jamjika kilen tidak di harapkan.
 Klien dapat menerima agens osmotik  Agens
mengetahui secara intravena dan tiap 2 osmotikintrave
faktor- jam jika klien menerima na akan
faktor yang menurunkan
dapat agens osmotik intravena. TIO dengan
meningkat  Observasi derajat nyeri cepat.
kan nyeri. mata tiap 20 menit selama Agensosmitik
 Klien vase akut. bersifat
mampu  Observasi ketajaman hiperosmolor
melakukan penglihatan setiap waktu dan dapat
tindakan penetesan obat mata yang menyebabkan
untuk di resepkan dehidrasi;mani
mengurang Kabolorasi tol dapat
i nyeri  Berikan obat mata yang di mencetuskan
resepkan untuk glukoma hiperglikemis
dan beritahu dokter jika pada pasien
terjadi DM, tetes
intervensi,hipotensi,haluara matamiotik
n kencing,<24ml/jam,nyeri memperlancar
pada mata tidak hilang drainase akuos
dalam waktu 30 menit humor dan
setelah terapi obat tajam menurunkan
penglihatan turun secara produksinya.
terus menerus Pengobatan

 Berikan analgesik narkotik TIO

yang di resepkan jika klien adalahesensial

mengalami nyeri hebat dan untukmemperb

evaluasi keefektivannya aiki pengelihat


an
 Mengontrol
nyeri.
Nyeri berat
akan
mencetuskan
manuver
valsalva dan
meningkatkan
TIO.

2 Tujuan:setelah Mandiri  Sementara


diberikan  Pastikan intervensidini
tindakankeperawat derajat/tipekehilangan peng mencegahkebu
andiharapkan lihatan taan,
gangguan pengelih pasienmengha
atan dapikemungki
dapat berkurang nan/mengalam
dan penggunaan p i
engelihatan pengalamanke
yangsecara hilangan
optimal. penglihatanseb
 Dorong
agian atau
mengekspresikan perasaan
Kriteria Hasil: total.Meskipun
tentang
 Pasi kehilangan pen
kehilangan/kemungkinan
en gelihatan
kehilangan penglihatan.
aka telahterjadi tak
 Tunjukkan pemberiantetes
nme dapatdiperbaik
mata, contohmenghitung
mpe i
tetesan,menikuti jadwal,
rtah (meskipunden
tidaksalah dosis.
ank gan
 Lakukan tindakanuntuk
anla pengobatan)ke
membantu pasien yang
pan hilangan lanjut
mengalami
g dapatdicegah.
keterbatasan penglihatan,co
keta  Mempengaruhi
ntoh,kurani
jam harapanmasa
kekacauan,atur perabot,
an p depan pasien
ingatkan memutar kepala
engl kesubjek yang terlihat dan pilihan
ihat perbaiki sinar suramdan intervensi
an masalah penglihatan  Mengontrol
tanp malam. TIO,mencegah
ake kehilangan pen
hila Kabolorasi glihatan lanjut
nga Kronis,sederhana,tipe sudut  Menurunkan
n terbuka: bahaya
lebi  Pilokarpinhidroklori keamanan
hlan da(Isoptocarpine,Oc sehubungan
jut userPilo, pilopineHS dengan
Gel) perubahan
 Timolol lapang
maleat(Timoptic), pandang atau
betaksalol(Betopic). kehilangan
 Asetazolamid(diamo penglihatan
x) dan akomodasi
Tipe sudut sempit: pupilthd sinar
 Miotik (sampai pupil lingkungan.
dikonstriksikan)  Obat miotik
topikal ini
menyebab kan
konstriksi pupi
l,
memudahkan
 Inhibitor
keluarnya
karbonikanhidrase,
aqueus humor
contohasetazolamid
 Menurunkan p
(diamox)
embentukan
 Dipivefrinhidroklorida
aqueu shumor
(propine)
tampa
 Agen hiperosmotikcontoh
mannitol(osmitrol), mengubah
gliserin. ukuran
 Berikan sedasi,analgesik pupil, pengelih
sesuaikebutuhan. atan,atauakom
odasi.
 Menurunkan
 Agen hiperosmotikcontoh laju produksi
mannitol(osmitrol), gliserin aqueus humor
  Membuat
kontraksi
ototsfingter
iris,mendalam
kan
bilikanterior,
dan
mendilatasi
pembulu
keluar traktus
selama
serangan
akut/sebelum
pembedahan
 Menurunkan
sekresia queus
humor dan
menurunkan
TIO.
 Mungkinmeng
untungkan
bila pasien
tidak
beresponterhad
ap obata
lain.Bebas
efek
sampingseperti
miosis, pengeli
hatan kabur,
dankebutaan
malam.
 Digunakan
untukmenurun
kan sirkulasi
volume cairan,
dimanaakan
menurunkan pr
oduksi aqueus
humor bila
pengobatan
lain belum
berhasil.
 Serangan
akutglaukoma
berhubungand
engan nyeri

tiba-tiba,

yang dapat
mencetusansiet
as/agitas.

3 Tujuan: setelah Mandiri  Faktor


diberikan Kaji tingkat ansitas,derajat inimempengar
tindakankeperawat pengalamannyeri/timbul nyagejala uhi
andiharapkan tiba-tiba dan pengetahuan persepsi pasien
cemasdapat kondisisaat ini. terhadapancam
berkurang an diri,
danhilang potensialsiklus
insietas,
dandapat
mempengaruhi
upaya medik
untuk
mengontrol
TIO.

 Berikan informasiyang
akurat dan  Menurunkan

Krieria hasil: jujur.Diskusikankemungkin ansietssehubun

 Pasien an bahwa pengawasan gan


tampa dan pengobatan denganketidak
krileks dan dapatmencegah tahuan /
melaporka kehilanagan pengeligatanta harapanyang
nansitas mbahan akan datang
menurun danmemberika
sampai n dasar
tingkat faktauntuk
dapat membuat
diatasi pilihaninfo
tentang pengob
atan

 Dorong pasien
 Pasienmen
untukmengakui masalah
unjukkan  Memberi
dan
ketrampila kesempatan pa
mengekspresikan perasaan
n pemecah sien menerima
an situasinyata,
masalah. mengklarifikas
isalah konsepsi
dan pemecaha
n masalah.
 Identifikasi sumber/orang
 Pasien
yangmenolong  Memberikan
menggunak
keyakinan bah
an sumber
wa pasien
secara
tidaksendiri
efektif
dalam
menghadapi
masalah
4 Tujuan: setelah Mandiri  Vital untuk
diberikan tindakan  Diskusikan perlunya memberikan
keperawatan menggunaka nidentifikasi, informasi pada
diharapkan Klien contoh gelang Waspada- perawat pada
mengetahui medik. kasus darurat
tentang kondisi, untuk
prognosis dan menurunkan
pengobatannya resiko
menerima obat
yang
dikontradikasi
kan(contoh ;
atropin).

Kriteria Hasil:
 Pasien  Tunjukkan tehnikyang
 Meningkatkan
menyataka benar pemberiantetes mata.
keefektifan
n pemaham Izinkan pasien
pengobatan.M
an mengulangtindakan.
emberikankese
kondisi, pr
mpatan
ognosis,
pasienmenunju
dan pengob
kan
atan
kompetensidan
menanyakan p
ertanyaan
 Kaji pentingny
 Mengidenti
amempertahankan jadwal  Penyakit ini
fikasihubu
obat, contohtetes mata. dapat dicontrol
ngan
Diskusikanobat yang dan
antargejala/
harusdihindari,
tanda contohmidriatik, mempertahank
denganpros kelebihan pemakaian ankonsistensi
es penyakit steroidtopikal programobat
adalah
controlvital.
Beberapa
obatmenyebab
kan
dilatasi pupil,
peningkatan
TIO dan
potensial
kehilangan
 Identifikasi penglihatanta
efeksamping/reaksimerugik mbahan
an
 Efek samping
dari pengobatan(penurunan
obatdapat
nafsumakan,
mempengaruhi
mual/muntah,kelemahan,
rentang dari
jantungtak teratur, dll)
ketidaknyaman
an sampai
ancaman
kesehatan bera
t. Kurang lebih
50% pasien
akan
mengalami
sesitifitas/alerg
iterhadap
obat parasimpa
tis
(contoh pilokar
pin) atau
obatantikolines
terase.Masalah
inimemerlukan
evaluasimedik
dankemungkin

 Dorong pasienmembuat an perubahan

perubahanyang perlu untuk programterapi

polahidup

 Pola hidup
tenang
menurunkan
respon emosi
terhadap
stres,mencegah
perubahan
okuler yang
mendorong iris
kedepan, yang
 Dorong dapatmencetus
menghindariaktivitas,sepert kan
imengangkat berat/mendoro seranganakut.
ng,menggunakan bajuketat
dan sempit.  Dapat
meningkatkan
TIO yang
mencetuskan
serangan akut.
Catatan: bila
 Diskusikan pertimbangan pasien tidak
diet,cairan adekuat mengalami
danmakanan berserat. nyeri

 Mempertahank
ankonsistensi
feses
untukmenghin
dari konstipasi

4. Evaluasi
Setelah mendapat implementasi keperawatan, maka pasien dengan glaukomadiharapkan
sebagai berikut:
a.  Nyeri dapat berkurang dan hilang
b. Pasien dapat mempertahankan lapang pengelihatan dengan optimal danmencegah
kehilangan pengelihatan lebih lanjut
c. Kehawatiran pasien berkurang dan hilang
d. Pasien mengetahui tentang kondisi dan cara penanganan penyakit yang di deritanya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidaklangsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakinlama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Hal inidisebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat
sehingga bolamata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang
berada
di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darahse
hingga saraf mata akan mati.
Glaukoma dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu: glaukoma primer, sekunder
dankongenital. Adapun tanda dan gejalanya adalah kornea suram, sakit kepala ,
nyeri,lapang pandang menurun,dll. Komplikasi dari glaucoma adalah
kebutaan.Penatalaksanaannya dapat dilakukan berbagai terapi obat-obatan, sala
satunya adalahdengan pemberian terapi timolol yang bertujuan untuk menurunkan
intraokuler (TIO).
B. SARAN
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan
pelayanankesehatan khususnya pada glaukoma untuk pencapaian kualitas
keperawatansecara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu
dilaksanakan secara berkesinambungan
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan
pengobatankarena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan
yang sempurnamaka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh
sebab itu perlu adanya penjelasan pada klien dan keluarga mengenai
manfaat serta pentingnya kesehatan.
3. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan
menerapkanasuhan keperawatan yang benar pada klien dengan glaukoma
DAFTAR PUSTAKA
1. Anas Tamsuri. Klien gangguan mata  dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah

.Jakarta: EGC, 2010

2. Doungoes, marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke 3 Jakarta: EGC. 1999


3. Indriana dan N Istiqomah.

PUSTAKA JURNAL
1. Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado tahun 2012-2014 Manado: Fakultas Kedokteran Universitas SamRatulangi;
2016

Anda mungkin juga menyukai