Disusun oleh :
Andika Ridho M
S1 Keperawatan
JenderalSoedirman
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Glaukoma
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Glaukoma yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan Glaukoma ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa dapat lebih memahami dan menjelaskan tentang penyakit GLAUKOMA.
2. Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat :
- Memahami tentang penyakit glaukoma
- Mengetahui penyebab dan perawatan dari penyakit glauokoma
BAB II
PEMBAHASAN
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara
bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga
akhirnya mata akan menjadi buta. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Glaukoma didefinisikan sebagai peningkatan TIO secara mendadak dan sangat tinggi akibat hambatan di
anyaman trabekulum. Keadaan itu merupakan suatu kedaruratan mata yang termasuk true emergency.
2.6 Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Glaukoma
1. Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Nyeri
b) Mual
c) Diaporesis
d) Riwayat jatuh sebelumnya
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda – tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda – tanda infeksi:
• Kemerahan
• Edema
• Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva menonjol)
• Drainase pada kelopak mata dan bulu mata
• Zat purulen
• Peningaktan suhu tubuh
• Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.
3) Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada di lingkungan yang asing dan
keterbatasan mobilitas dan perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata.
4) Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik b/d kurang aktivitas yang
diijinkan, obat – obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan.
2.7 Perencanaan
1) Nyeri akut
a) Tujuan: nyeri teratasi
b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan penghilangan nyeri setelah intervensi.
c) Intervensi:
• Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penghilangan nyeri yang efektif.
Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
• Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai beberapa jam setelah pembedahan.
Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.
• Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau non farmakologik, seperti berikut;
Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah – ubah antara berbaring pada punggung dan
pada sisi yang tidak dioperasi.
Distraksi
Latihan relaksasi
Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif adalah tindakan mandiri yang dapat
dilaksanakan perawat dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.
b) Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan selama dirawat.
c) Intervesi:
2.8 Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta keadaan umum klien.
2.9 Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan metode SOAP.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Glaukoma merupakan bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya penglihatan, tetapi
proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan. Hilangnya penghlihatan
pada kasus glaukoma tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat penting untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada organ mata sedini mungkin, apalagi glaukoma seringkali timbul tanpa gejala
sampai pada tahap akhir, kecuali glaukoma jenis akut (tekanan bola mata tiba-tiba meninggi sehingga
mata terasa sakit dan pegal).
3.2 Saran
Bahaya glaukoma akut harus diwaspadai termasuk oleh dokter umum, karena menyebabkan kebutaan
yang cepat pada kedua mata. Pasien datang ke bagian unit darurat dengan keluhan utama nyeri di
sekitar mata dan menurunnya ketajaman penglihatan, dapat disertai sakit kepala, muntah dan sakit
perut sehingga dapat didiagnosis terjadi gangguan pencernaan atau gastritis.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculpius.: Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC: Jakarta.
http://www.wikipedi.com/glaukoma/html