dalam Keperawatan
1
• Hukum keperawatan tidak dapat dipisahkan
dengan hukum kesehatan termasuk hukum
medis dan hukum rumah sakit
• Sebagai perawat profesional, perlu memahami
batas hukum yang mempengaruhi praktik.
• Penilaian dan pengambilan keputusan yang
baik akan memastikan bahwa klien anda
menerima pelayanan keperawatan yang sesuai
dan aman
2
Kelalaian = Negligence
• Adalah suatu sifat yang kurang hati-hati,
kurang waspada atau kelalaian tingkat dasar
(Triwibowo, 2012)
• Adalah kegagalan untuk bersikap hati-hati dan
kurang waspada yang seharusnya seseorang
yang wajar bisa melakukannya secara hati-hati.
3
Nursing Negligence
• Adalah perilaku perawat yang berada di
bawah standar profesi yang ditetapkan oleh
praktik keperawatan dan merugikan pasien
serta melanggar kewajibannya dalam
hubungannya perawat dan pasien sehingga
pasien menderita kerugian.
4
Terdapat 4 unsur kelalaian sebagai tolak
ukur di dalam hukum pidana, yaitu :
5
Nursing Negligence, contohnya :
• Perawat tidak melaksanakan tugas
keperawatan terhadap pasien
• Perawat gagal memenuhi standar
keperawatan standar dan melanggar
kewajibannya.
• Pasien dirugikan atau terluka.
• Kerugian disebabkan perilaku perawat
kewajiban.
6
Menurut Triwibowo (2012) yang mengakibatkan
tuntutan hukum bagi RS dan Perawat, yaitu :
7
6. Luka bakar pasien yang disebabkan peralatan,
mandi, atau tumpahan cairan panas dan makanan.
7. Kesalahan dalam peralatan dan jarum pada kasus-
kasus bedah.
8. Tidak memberikan laporan atau memberikan
laporan yang tidak lengkap pada perawat
selanjutnya saat pergantian shift.
9. Tidak memberitahu provider kesehatan tentang
perubahan signifikan status pasien.
8
MALPRAKTIK
• Kejadian malpraktik di Indonesia menurut
Lewoleba dalam Triwibowo, 2010 menyatakan
bahwa data terhimpun dalam kasus
malpraktik yang melibatkan tenaga kesehatan
di Indonesia sampai tahun 2008 tercatat 387,
diantara jumlah tersebut yaitu 10% kejadian
telah diproses dalam pengadilan.
9
Definisi Malpraktik
• Malpraktik terdiri dari dua suku kata mal dan
praktik.
• Mal berasal dari kata Yunani yang berarti buruk.
• Praktik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
berarti menjalankan perbuatan yang tersebut
dalam teori atau menjalankan pekerjaan atau
profesi.
• Malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang
buruk kualitasnya.
10
Berdasarkan Coughlin’s Law Dictionary
(Triwibowo, 2012)
• Malpraktik adalah sikap-tindak profesional yang
salah dari seseorang yang berprofesi, seperti dokter,
ahli hukum, akuntan, dokter gigi, dokter hewan dan
sebagainya.
• Malpraktik bisa diakibatkan karena sikap tindak
yang bersifat tidak peduli, kelalaian, atau kekurang-
ketrampilan atau kehati-hatian dalam pelaksanaan
kewajiban profesionalnya, tindakan salah yang
sengaja atau praktek yang bersifat tidak etis
11
Dalam kasus Valentin v. Society se Bienfaisance
de Los Angelos California 1956 (Triwibowo, 2012)
13
Simpulan “Malpraktik” adalah :
1. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak
boleh dilakukan;
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan atau melalaikan kewajibannya
(negligence); dan
3. Melanggar suatu ketentuan menurut atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan
14
NORMA
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
DISIPLIN
HUKUM POSITIF
ETIKA
KEPERAWATAN
ETIKA HUKUM
Peran Perawat/Bidan di RS:
1) INDEPENDENT/Mandiri
yakni untuk semua kegiatan yang termasuk
asuhan keperawatan/kebidanan
(Caring Activities).
Perawat/Bidan bertanggung jawab/gugat
PENUH terhadap kesalahan dari KEPUTUSAN
yang dibuat (responsible for the decision to
perform) dan terhadap PELAKSANAAN dari
keputusan tersebut (responsible for the execution)
2) DEPENDENT/Tergantung
yakni semua kegiatan yang termasuk dalam kategori
tindakan/aktifitas medis (medical activities) yang
didelegasikan kepadanya.
Pada dasarnya medical activities ini menjadi
tanggung jawab Dokter sepenuhnya. Namun untuk
penentuan tanggung jawabnya,harus dilihat Proses
PENDELEGASIAN nya.
SYARAT PENDELEGASIAN :
1. Untuk penentuan diagnosa/ terapi tidak boleh
didelegasikan.
2. Pemberi pendelegasian harus YAKIN akan kemampuan yang
didelegasikan.
3. Pendelegasian harus tertulis secara rinci dan jelas
4. Harus ada bimbingan teknis dari Pemberi Pendelegasian
5. Bila Penerima merasa YAKIN TIDAK MAMPU, maka ia wajib
menolak.
Terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
Perawat/Bidan dapat beraspek tanggungjawab
:
1. Etika Profesi
2. Hukum, baik aspek Perdata, Pidana
maupun Administrasi
Fungsi Hukum dalam Praktik Keperawatan
32
Pembuktian Malpraktik atau Kelalaian
Keperawatan (Vestal.1995) :
1. Kewajiban (duty)
Pada saat terjadinya cedera terkait dengan kewajibannya yaitu
kewajiban mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk
menyembuhkan atau setidak – tidaknya meringankan beban
penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi.
Contoh :
Perawat rumah sakit bertanggung jawab untuk :
a. Pengkajian yang aktual bagi pasien yang ditugaskan untuk memberikan
asuhan keperawatan
b. Mengingat tanggung jawab asuhan keperawatan professional untuk
mengubah kondisi klien
c. Kompeten melaksanakan cara – cara yang aman untuk klien.
33
2. Breach of the duty (Tidak melasanakan kewajiban)
Pelanggaran terjadi sehubungan dengan
kewajibannya, artinya menyimpang dari apa yang
seharusnya dilakukan menurut standar profesinya.
Contoh :
a. Gagal mencatat dan melaporkan apa yang dikaji dari
pasien. Seperti tingkat kesadaran pada saat masuk
b. Kegagalan dalam memenuhi standar keperawatan yang
ditetapkan sebagai kebijakan rumah sakit.
c. Gagal melaksanakan dan mendokumentasikan cara – cara
pengamanan yang tepat ( pengaman tempat tidur,
restrain, dll )
34
3. Proximate caused (sebab-akibat)
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terkait dengan
cedera yang dialami klien.
Contoh :
Cedera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan pelanggaran
terhadap kewajiban perawat terhadap pasien atau gagal menggunakan
cara pengaman yang tepat yang menyebabkan klien jatuh dan
mengakibatkan fraktur.
4. Injury (Cedera)
Sesorang mengalami cedera atau kerusakan yang dapat dituntut secara
hukum
Contoh :
fraktur panggul, nyeri, waktu rawat inap lama dan memerlukan
rehabilitasi.
35
• Bidang Pekerjaan Perawat Yang Berisiko
Melakukan Kesalahan yaitu tahap pengkajian
keperawatan (assessment errors),
perencanaan keperawatan (planning errors),
dan tindakan intervensi keperawatan
(intervention errors).
36
Malpraktik Hukum dibagi 3 kategori :
1. Criminal malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice
manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana,yaitu :
a. Perbuatan tersebut (positive act maupun negative act) merupakan perbuatan
tercela.
b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa kesengajaan
(intensional) misalnya melakukan euthanasia (pasal 344 KUHP), membuka rahasia
jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat keterangan palsu (pasal 263 KUHP),
melakukan aborsi tanpa indikasi medis pasal 299 KUHP). Kecerobohan (reklessness)
misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed consent.
Atau kealpaan (negligence) misalnya kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau
meninggalnya pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien saat melakukan operasi.
Pertanggungjawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau
kepada badan yang memberikan sarana pelayanan jasa tempatnya bernaung.
37
2. Civil malpractice
Seorang tenaga jasa akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana
yang telah disepakati (ingkar janji).
Tindakan yang dapat dikategorikan civil malpractice antara lain :
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
Pertanggungjawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan
dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan
prinsip ini maka badan yang menyediakan sarana jasa dapat bertanggung gugat
atas kesalahan yang dilakukan karyawannya selama orang tersebut dalam rangka
melaksanakan tugas kewajibannya.
38
3. Administrative malpractice
Tenaga jasa dikatakan telah melakukan administrative
malpractice manakala orang tersebut telah melanggar
hukum administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam
melakukan police power, pemerintah mempunyai
kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang
kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga
perawatan untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kena,
Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut dilanggar
maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat
dipersalahkan melanggar hukum administrasi.
39
• Kewajiban dasar perawat adalah bertanggung
jawab untuk memenuhi standar seperti kewajiban
dasar perawat lainnya dalam tempat yang sama
• Ketidaktahuan hukum atau standar pelayanan
bukan mrpk pembelaan terhadap malpraktik
• Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah hukum
tertentu yang mempengaruhi praktik keperawatan
adalah dengan mengenali standar pelayanan,
kebijakan dan prosedur di tempat bekerja, serta
membaca literatur keperawatan terbaru yang ada
di dalam area praktik mereka
40
Malpraktik Pidana
No Perbuatan Melanggar Sanksi
1. Membuat Surat Palsu 263 KUHP Maks 5 th
2. Memalsukan bukti otentik 267 KUHP Maks 8 th
3. Perkosaan 285 KUHP Maks 8 th
4. Persetubuhan dg wanita bkan istri tdk 286 KUHP Maks 9 th
pingsan/berdaya
5. Pencabulan thd wanita di bwah umur tdk 290 KUHP Maks 7 th
berdaya
6. Menggugrkan kandungan seorg wanita 299 KUHP Maks 4 th
7. Membiarkan orang dalam kesengsaraan 304 KUHP Maks 2 th 8 bl
8. Membuka rahasia 322 KUHP Maks 9 th
9. Menyebabkan gugur/mati kandungan 347 (1) KUHP Maks 12 th
seseorang tanpa izin ybs
Malpraktik Pidana
No Perbuatan Melanggar Sanksi
10. Menyebabkan gugur/mati kandungan 347 (2) KUHP Maks 15 Th
seseorang tanpa izin ybs dan ybs mati
11 Dg sengaja menggugurkan kand sor wanit 348 (1) KUHP Maks 5 th 6 bln
dg persetujuan ybs
12 Dg sengaja menggugurkan kand sor wanit 348 (2) KUHP Maks 7 th
dg persetujuan ybs dan wanita tsb mati
13 Membantu melakukan kejahatan Psl 347, 349 KUHP + 1/3 dan
348 tsb Dicabut izin
14 Karena kelalaian menyebabkan mati orang 359 KUHP Maks 5 thn
lain
15 Karena kelalaian orang lain luka berat 360 (1) KUHP Maks 5
Malpraktik Pidana
No Perbuatan Melanggar Sanksi
16. Tidak memberi pertolongan pada orang 531 KUHP Kurungan 3 bl
yang dlm bahaya maut dan org tersebut
jadi mati
17. Tdk memberikan pertolongan pertama 191 (1) UU Maks 2 th
Kes
18. Melakukan aborsi tanpa indikasi 194 UU Kes Maks 10 th
19. Memperjualbelikan darah 195 UU Kes Maks 5 th
20. Dgn sengaja memproduksi atau 196 UU Kes Maks 10 th
menyediakan sediaan farmasi dan/ atau
alat kesehatan yg tdk memenuhi standar
21. Tdk memiliki keahlian dan kewenangan 198 UU Kes Denda Maks 100
melakukan praktik kefarmasian jt
METODE EUTHANASIA
1. EUTHANASIA SUKARELA
2. EUTHANASIA NON SUKAREA
3. EUTHANASIA TIDAK SUKARELA
4. BANTUAN BUNUH DIRI
EUTHANASIA SUKARELA
Singer (utilitarian):
Tidak ada perbedaan moral antara membunuh
dan mengijinkan kematian terjadi. Jika
konsekuensinya adalah kematian, maka tidak
menjadi masalah jika itu dibantu dokter, bahkan
lebih disukai jika kematian terjadi dengan cepat
dan bebas dari rasa sakit.
OPOSISI TERHADAP EUTHANASIA
Setiap kehidupan manusia memiliki nilai intrinsik dan
mengambil hidup seseorang dalam kondisi normal
adalah kesalahan. Advokator hak-hak orang cacad
menekankan bahwa jika euthanasia dilegalisasi, maka
hal ini akan memaksa beberapa orang cacad untuk
menggunakannya karena ketiadaan dukungan sosial,
kemiskinan, kurangnya perawatan kesehatan,
diskriminasi sosial dan depresi
OPOSISI TERHADAP EUTHANASIA
Orang cacad sering lebih mudah dihasut dengan
provokasi euthanasia, dan informed consent akan
menjadi formalitas belaka dalam kasus ini. Beberapa
orang akan merasa bahwa mereka adalah beban yang
harus dihadapi dengan solusi yang jelas. Secara umum,
argumen anti euthanasia adalah kita harus mendukung
orang untuk hidup, bukan menciptakan struktur yang
mengijinkan mereka untuk mati.
MALPRAKTIK PERDATA
• ADA 2(BENTUK)
WANPRESTASI
MALPRAKTIK
PERDATA
PERBUATAN
MELANGGAR
HUKUM
Wanprestasi
• WANPRESTASI (tidak terpenuhinya isi perjanjian);
– Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan.
– Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan,
tetapi terlambat melaksanakannya;
– Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan,
tetapi tidak sempurna dalam pelaksanaan dan hasilnya.
– Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya
dilakukan
• Perjanjian Asuhan Keperawatan adalah Perjanjian
Usaha (Inspanning verbintenis) bukan perjanjian
(hasilresultaat verbintenis)
PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
• Pasal 1365, berbunyi sebagai berikut :
– “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
• PMH adalah
– “Berbuat atau tidak berbuat yang berlawanan dengan
undang-undang atau dengan kesusilaan atau berlawanan
dengan hak subjektif orang lain atau berlawanan dengan
kewajiban hak diri sendiri atau berlawanan dengan sikap
berhati-hati yang sepatutnya ada dalam pergaulan
bermasyarakat terhadap diri maupun benda orang lain”.
lanjutan
MALPRAKTIK KEPERAWATAN
YURIDIS
ETIK
SOMASI SOMASI
MKEK
MEDIASI MEDIASI
PEMERINTAH/
PENGADILAN PENGADILAN BPSK OMBUDSMAN
KONSIL KEP