Anda di halaman 1dari 21

Penyelesaian dugaan mal

praktek sesuai dengan kopetensi


bidan
Latar belakang
 Sebagai calon bidan yang ahli dan professional dalam melayani klien, sudah
menjadi suatu kewajiban kita untuk mengetahui lebih dahulu apa saja wewenang
yang boleh kita lakukan dan wewenang yang seharusnya ditangani oleh seorang
dokter SpOG sehingga kita harus meninjau agar tindakan kita tidak menyalahi
PERMENKES yang berlaku

Masalah dugaan malpraktik medik, akhir-akhir ini, sering diberitakan di media


masa.Namun, sampai kini, belum ada yang tuntas penyelesaiannya.Putusan
pengadilan apakah ada kelalaian atau tidak atau tindakan tersebut merupakan
risiko yang melekat pun belum pernah diambil.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian malpraktek dan kelalaian ?
2. Apa jenis-jenis malpraktek hokum di kebidanan ?
3. Apa unsur-unsur malpraktek dalam kebidanan ?
4. Bagaimana sangsi hukum malpraktek di kebidanan ?
5. Bagaimana cara pembuktian adanya malpraktek di kebidana
n?
6. Bagaimana tanggung jawab hukum malpraktek ?
7. Bagaimana upaya pencegahan malpraktek dan mengetahui
cara menghadapi tuntutan hukum ?
Tujuan
• Untuk mengetahui tentang malpraktek dan kelalaian

• Untuk mengetahui jenis-jenis malpraktek hokum di kebidanan

• Untuk mengetahui unsur-unsur malpraktek dalam kebidanan

• Untuk mengetahui sangsi hukum malpraktek di kebidanan

• Untuk mengetahui pembuktian adanya malpraktek di kebidanan

• Untuk mengetahui hukum malpraktek terutama di kebidanan

• Mengetahui cara mencegah malpraktek dan cara menghadapi tuntutan


hukum
PENGERTIAN MALL PRAKTEK
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu
berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktek”
mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktek berarti
“pelaksanaan atau tindakan yang salah”.

Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah “kelalaian dari seseorang


dokter atau bidan untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan
dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien
atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama” (Valentin v. La
Societyde Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).
JENIS-JENIS MALPRAKTEK
• Malpraktik Medik (medical malpractice)
• Malpraktik Etik (ethical malpractice)

• Malpraktek Yuridik
Soedjatmiko membedakan malpraktek yuridik ini menjadi :
 Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
 Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)
 Malpraktek Administratif (Administrative Malpractice)
1. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)

Adapun isi dari tidak dipenuhinya perjanjian tersebut dapat berupa:

• Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan.

• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan te


tapi terlambat melaksanakannya.

• Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan t


etapi tidak sempurna dalam pelaksanaan dan hasilnya.
1.Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
Sedangkan untuk perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum
haruslah memenuhi beberapa syarat seperti :

• Harus ada perbuatan (baik berbuat naupun tidak berbuat)

• Perbuatan tersebut melanggar hukum (baik tertulis maupuntidak


tertulis)

• Ada kerugian
1. Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
Sedangkan untuk dapat menuntut pergantian kerugian (ganti rugi) ka
rena kelalaian dokter, maka pasien harus dapat membuktikan adanya
empat unsure berikut :
• Adanya suatu kewajiban dokter terhadap pasien.

• Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim.

• Penggugat (pasien) telah menderita kerugian yang dapat dimintak


an ganti ruginya.

• Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah stan


dar.
2. Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)

a. Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional)

b. Malpraktek pidana karena kecerobohan (recklessness)

c. Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence)


UNSUR-UNSUR MALPRAKTEK
Dokter atau petugas kesehatan dikatakan melakukan malpraktek jika :

1. Kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan


yang sudahberlaku umum dikalangan profesi kesehatan.

2. Melakukan pelayanan kesehatan dibawah standar profesi.

3. Melakukan kelalaian berat atau memberikan pelayanan dengan


ketidak hati-hatian.

4. Melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan hokum.


SANKSI HUKUM MALPRAKTEK
• Sanki Perdata
Tenaga kesehatan yang merugikan pasien dapat dikenakan
sanksi berdasarkan pasal 1365, 1367, 1370 atau pasal 1371

• Sanksi pidana
dijerat dengan Pasal 351 KUHP.

• Sanksi administrative
Sanksi administratif diatur dalam Pasal 13 PERMENKES
CARA PEMBUKTIAN MALPRAKTEK

1. Cara langsung

Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolok uku


r adanya 4 D yakni :
• Duty (kewajiban)
• Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)
• Direct Causation (penyebab langsung)
• Damage (kerugian)
CARA PEMBUKTIAN MALPRAKTEK

2. Cara tidak langsung

Doktrin res ipsa loquitur dapat diterapkan apabila fakta-fakta yang ada
memenuhi kriteria:
• Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila tenaga perawatan tidak lalai
• Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenaga pera
watan
• Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien dengan perkataan l
ain tidak adacontributory negligence. gugatan pasien .
TANGGUNG JAWAB HUKUM

Majelis Kehormatan Etika Kedokteran merupakan sebuah badan di dala


m struktur organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). MKEK ini aka
n menentukan kasus yang terjadi merpuakan pelanggaran etika ataukah
pelanggaran hukum. Hal ini juga diperkuat dengan UU No. 23/1992 tent
ang kesehatan yang menyebutkan bahwa penentuan ada atau tidaknya
kesalahan atau kelalaian ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehat
an (pasal 54 ayat 2) yang dibentuk secara resmi melalui Keputusan Presi
den (pasal 54 ayat 3).
Upaya Pencegahan Dan Menghadapi Tuntutan Malpraktek

1. Upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatan.

Dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggugat tenaga bidan karena a


danya mal praktek diharapkan para bidan dalam menjalankan tugasnya selalu bertind
ak hati-hati, yakni:

• Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena perja
njian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan berhasil
(resultaat verbintenis).
• Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
• Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
• Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
Upaya Pencegahan Dan Menghadapi Tuntutan Malpraktek

2. Upaya menghadapi tuntutan hukum.

Apabila tuduhan kepada bidan merupakan criminal malpractice,


maka tenaga bidan dapat melakukan :

• Informal defence
• Formal/legal defence
KESIMPULAN

 Berdasarkan kasus yang telah disebutkan dan telah kami pelajari, dapat
disimpulkan bahwa masih kurang jelas apakah pada kasus tersebut ada
unsur sengaja atau tidak sengaja.Masih banyak hal yang harus dibuktikan
dalam kasus ini. Jadi bidan hendaknya menjelaskan pada proses keadilan
tentang hal sebenarnya.

 Selanjutnya apabila keluarga menuduh bidan telah melakukan kealpaan


sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia, maka yang harus
dibuktikan adalah adanya unsur perbuatan tercela (salah) yang dilakukan
dengan sikap batin berupa alpa atau kurang hati-hati ataupun kurang
praduga.
KESIMPULAN

 Ada banyak penyebab mengapa persoalan malpraktik medik mencuat akhir-akhir ini d
imasyarakat diantaranya pergeseran hubungan antara tenaga medis dan pasien yang t
adinya bersifat paternalistic tidak seimbangdan berdasarkan kepercayaan (trust, fiducia
ry relationship) bergantidengan pandangan masyarakat yang makin kritis serta kesada
ranhukum yang makin tinggi. Selain itu jumlah dokter di Indonesia.

 dianggap belum seimbang dengan jumlah pasien sehingga seorang tenaga medis me
nangani banyak pasien (berpraktek di berbagai tempat) yang berakibat diagnosa menj
adi tidak teliti.

 Apresiasi masyarakat pada nilai kesehatan makin tinggi sehingga dalam melakukan hu
bungan dengan dokter, pasien sangat berharap agar dokter dapat memaksimalkan pe
layanan medisnya untuk harapan hidup dan kesembuhan penyakitnya.
KESIMPULAN

 Selama ini masyarakat menilai banyak sekali kasus dugaan malpraktik medi
k yang dilaporkan media massa atau korban tapi sangat sedikit jumlahnya
yang diselesaikan lewat jalur hukum.

 Bahaya malpraktek memang luar biasa. Tidak hanya mengakibatkan kelump


uhan atau gangguan fatal organ tubuh, tetapi juga menyebabkan kematia
n. Masalah yang ditimbulkan pun bisa sampai pada masalah nama baik, bai
k pribadi bahkan negara, seperti yang dipaparkan waktu penjelasan fenom
ena malpraktek pada era globalisasi. Benar-benar kompleks sekali permasal
ahan yang timbul akibat malpraktek ini. Sehingga benar bahwa malpraktek
dikatakan sebagai sebuah malapetaka bagi dunia kesehatan di Indonesia.
THANKS YOU…

“Wanita dan kelahirannya. Adalah bagian dari tugas


kebidanan.“

Anda mungkin juga menyukai