Anda di halaman 1dari 10

Malpraktik

Pengertian Malpraktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis.

Secara harfiah "mal" mempunyai arti "salah" sedangkan "praktek" mempunyai arti "pelaksanaan"

atau "tindakan, sehingga malpraktek berarti "pelaksanaan atau tindakan yang salah", Meskipun arti

harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya

tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.

Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah "kelalaian dari seseorang dokter atau

bidan untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan

merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran

dilingkungan yang sama"


Jenis – Jenis Malpraktik
Malpraktik medik (Medikal malpractice)
Malpraktek medik merupakan bentuk kelalaian professional yang menyebabkan terjadinya
luka berat pada pasien atau penggugat sebagai akibat langsung dari perbuatan ataupun
pembiaran oleh tenaga medis.

Malpraktik Etik (Etical Malpractice)


Malpraktik etik adalah bidan melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika kebidanan.
M a l p r a k t e k Yu r i d i k .
Soedjatmiko membedakan malpraktek yuridik ini menjadi:
1) Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)
Te r j a d i apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak dipenuhinya isi perjanjian (wanprestasi)
didalam transaksi terapeutik oleh dokter atau tenagakesehatan lain, atau terjadinya perbuatan
melanggar hukum (onrechmatige daad)sehingga menimbulkan kerugian pada pasien.Malpraktek Pidana .
Lanjutan.....

2) Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice)


Terjadi apabila pasien meninggal dunia atau mengalami cacat akibat dokter atau tenaga kesehatan lainnya kurang hati-
hati atua kurang cermat dalam melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien yang meninggal dunia atau cacat
tersebut.
3) Malpraktek Administratif (Administrative Malpractice)
Terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan lain melakukan pelanggaran terhadap hukum Administrasi Negara yang
berlaku, misalnya menjalankan praktek dokter tanpa lisensi atau izinnya, manjalankan praktek dengan izin yang sudah
kadaluarsa dan menjalankan praktek tanpa membuat catatan medik.
Unsur – Unsur malpraktik
Dokter atau petugas kesehatan dikatakan melakukan malpraktik jika:
a) Kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang sudah berlaku umum dikalangan profesi
kesehatan.
b) Melakukan pelayanan kesehatan dibawah standar profesi.
c) Melakukan kelalaian berat atau memberikan pelayanan denganketidak hati-hatian.
d) Melakukan tindakan medic yang bertentangan dengan hokum.
Untuk dapat menuntut penggantian kerugian karena kelalaian, maka penggugat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur
berikut:
1. Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien.
2. Dokter telah melanggar standar pelayanan medic yang lazimdigunakan.
3. Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.
4. Secara factual kerugian disebabkan oleh tindakan dibawah standar.
Lanjutan....
komplikasi pasca bedah. Dalam hal ini maka dokterlah yang harus membuktikan tidak adanya kelalaian dalam dirinya. Namun tetap saja ada
elemen yuridis yang harus dipenuhi untuk menyatakan telah terjadi malpraktek yaitu:
1) Adanya tindakan dalam arti berbuat atau tidak berbuat. Tidak berbuat disini adalah mengabaikan pasien dengan alasn tertentu seperti
tidak ada biaya atau tidak ada penjaminannya.
2) Tindakan berupa tindakan medis, diagnosis, terapeutik dan manajemen kesehatan.
3) Dilakukan terhadap pasien.
4) Dilakukan secara melanggar hokum, kepatuhan, kesusilaan atau prinsip profesi lainnya.
5) Dilakukan dengan sengaja atau ketidak hati-hatian (lalai, ceroboh).
6) Mengakibatkan, salah tndak, ras sakit, luka, cacat, kerusakan tubuh, kematian dan kerugian
Cara pembuktian Malpraktik

1. Cara Langsung
Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D yakni:
a. Duty (kewajiban)
b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)
c. Direct Causation (penyebab langsung)
d. Dumage (kerugian)

Cara tidak langsung merupakan cara pembuktian yang mudah bagipasien, yakni dengan mengajukan fakta-fakta yang diderita
olehnya sebagai hasil layanan perawatan (doktrin res ipsa loquitur) memenuhi :
a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila tenaga perawatan tidak lalai
b. Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenagaperawatan
c. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien dengan perkataan lain tidak adscontributory negligence. gugatan pasien.
Dari segi hukum
Ketentuan mengenai malpraktik medis dalam hukum di Indonesia dapat dilihat dari KUHP, Undang-undang
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Adapun penjelasan keduanya adalah sebagai berikut:
a. KUHP,
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Adapun kebijakan formulasi hukum pidana terkait dengan penanggulangan tindak pidana malpraktik medis
dapat dilihat dari ketentuan Pasal 29 UU Kesehatan yang berkaitan dengan dengan kelalaian, disebutkan
bahwa dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi. Berkaitan dengan perlindungan pasien dapat
dilihat dari ketentuan Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58 UU Kesehatan.
Adapun kebijakan formulasi hukum pidana terkait dengan penanggulangan tindak pidana malpraktik medis
dapat dilihat dari ketentuan Pasal 29 UU Kesehatan yang berkaitan dengan dengan kelalaian, disebutkan
bahwa dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi. Berkaitan dengan perlindungan pasien dapat
dilihat dari ketentuan Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58 UU Kesehatan.
Dari segi kesehatan

Untuk membantu mendorong bayi keluar dari rahim ibu, salah satu metode umum yang digunakan adalah vacuum
extraction atau lebih dikenal dengan istilah vakum. Metode ini digunakan untuk menarik kepala bayi agar lebih mudah
keluar dari rahim ibu. Vakum adalah alat menyerupai sebuah cup untuk ditempelkan pada permukaan atas kepala bayi.
Alat vakum terdapat dua jenis yakni menggunakan tenaga manusia ataupun tenaga mesin, sesuai kebutuhan atau tingkat
kesulitan selama persalinan.
Efek Samping Vakum pada Bayi dan Ibu
Meskipun begitu, vakum memiliki efek samping, baik pada bayi maupun pada ibu yang melahirkan. Secara umum,
vakum dapat menyebabkan bengkak pada lapisan kulit kepala bayi dan terjadi jika sedotan vakum terlalu kuat. Tetapi
normalnya, bengkak tersebut akan hilang dalam 4 hari dan dapat lebih cepat jika dikompres. Persalinan dengan vakum
juga memiliki efek samping pada ibu melahirkan, yaitu:
1. Anemia. Jika saat proses persalinan dengan vakum ibu mengalami perdarahan hebat pada jalan lahir, maka hal
tersebut bisa menyebabkan anemia dan mengakibatkan kondisi semakin buruk. Karena itu, sejak masa hamil hingga
menjelang persalinan, Moms sebaiknya konsumsi makanan yang kaya zat besi.
2. Robeknya vagina. Pemasangan alat vakum oleh tenaga medis juga perlu dilakukan dengan teliti dan pastikan tidak
ada organ yang terjepit, seperti vagina. Karena jika terjepit dan tertarik, bisa menyebabkan robeknya vagina.
3 .Robeknya anus. Risiko lainnya adalah robeknya anus akibat dari tarikan alat vakum.
Thank you
t

Anda mungkin juga menyukai