Anda di halaman 1dari 44

FARMAKOLOGI

MATERI KE III
PERTIMBANGAN PEMBERIAN TERAPI
Pertimbangan pemberian
terapi

1. Pertimbangan pemberian terapi


o Oral sirup. Tablet, puyer
o Rektal
o Salep
o IV, IM, IC, SC
2. Menghitung dosis pemberian obat berdasarkan jenis sediaan
obat
3. Membuat resep pemberian obat
4. Prinsip pemberian obat kepada pasien
o Keselamatan pasien
o Tujuan dari prinsip benar dalam pengobatan
o Tujuan keselamatan pasien
Oral,
1. pemberian melalui mulut
2. Keuntungan : praktis, aman, ekonomis
PEMBERIAN 3. Kelemahan efek yang timbul lambat, tidak efektif
jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak
OBAT sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika
rasanya pahit, iritasi pada saluran cerna

Sublingual
1. efek lebih cepat
2. Kelebihan efek lebih cepat dan kerusakan obat
Oral, sublingual, pada saluran cerna dan metabolisme di dinding
parenteral usus dan hati dapat dihindari.

Parenteral
1. langsung ke pembuluh darah
2. Keuntungan : efek timbul lebih cepat dan teratur,
dapat diberikan pada penderita yang tidak
kooperatif, tidak sadar, muntah-muntah, sangat
berguna dalam keadaan darurat.•
3. Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, timbiul
rasa nyeri, tidak ekonomis, butuh tenaga medis. /
IV.IM,IC,SC
Intracutan,
PEMBERIAN 1. dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
OBAT …1 2. untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap
obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien
dari efek alergi obat (dengan skin test),
menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin tes).

IC, SC, IM
Subcutan•,
1. suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan
konektif atau lemak di bawah dermis ( Vaksin,
Narkotik, Heparin, obat2 pre operasi,insulin•,
jangka waktu lama.
2. Absorpsi lambat dan konstan, sehingga efeknya
bertahan lebih lama

Intramusculer
1. Masuk dalam jaringan otot, absorbsi lebih cepat
dibandingkan dengan subcutan
2. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha
(vastus lateralis), ventrogluteal ( posisi
berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid) massa otot yang besar,
3. vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf
Intra vena
PEMBERIAN 1. Masuk ke pembuluh darah vena waktu cepat obat
OBAT … 2 langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
2. Lokasi : 1. lengan (vena mediana cubiti / vena
cephalica ) 2. Pada tungkai (vena saphenosus) 3.
Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak 4.
Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis)

IV, rectal, per


vagina,
Rectal,
1. melalui anus atau rektum
2. memberikan efek lokal dan sistemik
3. tujuan dapat efek terapi obat, menjadikan lunak
pada daerah feses dan merangsang buang air
besar
4. Contoh dulcolac supositoria aminofilin
suppositoria dengan berfungsi mendilatasi
bronkus.

Obat per Vagina,


1. Masuk melalui vagina
2. mendapatkan efek terapi obat dan mengobati
saluran vagina atau serviks.
3. Obat bentuk krim dan suppositoria
Topikal
PEMBERIAN 1. Pemberian lokal, tetes mata, salep, tetes telinga
dan lain-lain.•
OBAT … 3 2. pada kulit mengoleskan tujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi
iritasi kulit, atau mengatasi infeksi.
3. Ex. krim, losion, aerosol, dan sprey

Topikal, inhalasi,
Implant Inhalasi
1. disemprotkan ke dalam mulut.
2. Kelebihan absorpsi terjadi cepat dan homogen,
kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek
lintas pertama dan dapat diberikan langsung
kepada bronkus.
3. obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan
diabsorpsi akan sangat cepat bergerak melalui
alveoli paru-paru serta membran mukosa pada
saluran pernapasan.

Implant
1. Bentuk oral pellet steril, obat dicangkokkan
dibawah kulit, digunakan untuk efek sistemik
lama,ex obat-obat hormon kelamin (estradiol dan
testoteron).
2. Resorpsinya lambat, satu pellet dapat
melepaskan zat aktifnya secara perlahan-lahan
selama 3-5 bulan lamanya.
Rectal
1. melalui rectal (dubur).bentuk supp, clysma (obat
PEMBERIAN pompa
OBAT … 4 2. Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam
lambung
3. Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila
dibandingkan dengan peroral,
4. Contoh : pada pengobatan asma (amecain
Rectal, suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam
pengobatan kejang akut).
transdermal,
intranasal
Transdermal
1. permukaan kulit, berupa plester.
2. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu,
masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke
jantung.
3. untuk gangguan jantung ex. angina pectoris, tiap
dosis dapat bertahan 24 jam. Cth : Nitrodisk dan
Nitroderm T.T.S. (therapeutic transdermal
system). 7. Untuk Memberikan Efek Lokal

Intranasal
1. selaput lendir hidung.
2. Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa
hidung yang membengkak (otrivin nasal drop)
3. Bentuk sediaan : Drop dan Spray.
Inhalasi,
PEMBERIAN 1. disedot melalui hidung atau mulut atau
disemprotkan
OBAT …5 2. Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut,
tenggorokan dan pernafasan.

Mukosa Mata dan Telinga


1. melalui selaput/mukosa mata atau telinga, bentuk
drop dan salep.
2. Obat dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan efek teknis

Inhalasi, mukosa
dan telinga, intra Intra Vaginal
vagina, kulit 1. melalui selaput lendir/mukosa vagina.
2. Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan.
Bentuk tablet, Salep, Krim dan Cairan bilasan.
Kulit (Percutan)
3. mengoleskan pada permukaan kulit.
4. Kulit yang sehat sukar sekali dimasuki obat,
tetapi bila terjadi kerusakan resorpsi dapat
berlangsung.
5. Bentuk obat umunya salep dan krim.
SUBKUTAN / HIPODERMIS
1. Penyuntikan dibawah kulit
pada jaringan konektif atau
lemak dibawah dermis, ex.
Bagian luar, paha bagian depan
dan perut
2. Hanya digunakan untuk obat
yang tidak merangsang dan
larut dalam air/ minyak
3. Efek lambat dibanding cara
I,m. iv
4. Ex. Vaksin, obat2an pre oprasi,
narkotik, insulin, heparin
INTRA CUTAN
1. Penyuntikan didalam kulit, absorbsi
sangat perlahan ex. Tuberculin test, /
mantoux tes
INTRA MUSKULER
1. Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke
dalam otot (muskulus).
2. tubuh yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan kaki
bagian atas, atau pada lengan bagian atas.
3. Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang
mempunyai banyak vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari
200 otot dan 700 kapiler darah).
4. Aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat
penyuntikkan.
INTRA MUSCULAR
INTRA MUSKULER

1. Penyuntikan dilakukan didalam otot ex. Otot pantat,


lengan atas, absorpsi cepat 10- 30 menit karena
banyak suplai darah ke otot
2. Luka pada kulit dan nyeri
3. Ex. Contoh obat yang terkadang diberikan secara
intramuskular adalah: atropin, haloperidol
Aripiprazole (Abilify), Paliperidone (Invega)
Klorpromazin (Thorazine), Lorazepam (Ativan)
LANJUTAN INTRA MUSKULER
1. Fulvestrant (Faslodex), Kodein Morfin, Metotreksat
2. Metoklopramid, Magnesium sulfat, Olanzapine,
Streptomisin, Diazepam, Prednison, Penisilin, Interferon
beta-1a
3. Hormon seks , seperti testosteron , estradiol valerate , dan 
medroksiprogesteron, asetat (seperti Depo Provxxera )
4. Dimercaprol, Ketamin, Leuprorelin, Nalokson, Kina ,
dalam bentuk glukonatnya, Vitamin B12 ,
methylcobalamin, Risperidone
INTRA VENA
INTRA VENA

1. Penyuntikan dilakukan didalam pembuluh vena


reaksi cepat 18 detik
2. Dalam keadaan darurat , kadar plasma tinggi
3. Efek samping r veaksi hebat ex. Tekanan darah
turun secara mendadak, shock, dll
4. Bahaya trombosis
5.  Ranitidin, petidin HCL, Eritromisin , vit. K     
PRINSIP PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN

1. Keselamatan pasien
2. Tujuan dari prinsip benar dalam pengobatan
3. Tujuan keselamatan pasien
KESELAMATAN PASIEN/ PATIENT SAFETY
  Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi risiko,
yaitu:
1. Kesalahan Medis ( Medical Error )
o Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
yang berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Adverse Event 
o Cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan (commission) atau karena tidak
bertindak (ommision), dan bukan karena “underlying
disease”/kondisi pasien
…….. KESELAMATAN PASIEN PATIENT SAFETY
3. Nyaris Cedera (NC)/ Near Miss 
Akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)/ tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena :
1) Beruntung 
2) Mencegah obat overdosis lethal, tetapi staf lain tahu
dan batal sebelum obat diberikan.
3) Meringankan diberikan antidotenya
3. TUJUAN KESELAMATAN PASIEN SAFETY

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan
masyarakat;
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan/ KTD di RS
4. Terlaksananya program2 pencegahan tidak terjadi KTD.
1. Medical error dalam sistem
pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena
gunung es, karena yang
terdeteksi umumnya adalah
adverse event yang
ditemukan
2. Sebagian besar yang lain
cenderung tidak
dilaporkan, tidak dicatat
atau justru luput dari
perhatian kita semua
Tujuan prinsip benar dalam
pengobatan

6 benar dalam pengobatan


1. Benar pasien, cek kembali identitas pasien.
2. Benar obat, kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis, dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu konsultasi
dokter atau apoteker
4. Benar cara/rute, harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan
pemberian obat.
5. Benar waktu,
6. Benar dokumentasi, dokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa
obat itu di berikan,
TUJUAN :
Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang
di inginkan
E P
E S
R
S I
I
I N
E F
D
PENGERTIAN RESEP

R permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter


hewan kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien.

Yang berhak menulis resep adalah :

1. Dokter

D 2. dokter gigi, terbatas pd pengobatan gigi &


mulut.

3. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.


KELENGKAPAN RESEP

• Nama, alamat , nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan


dokter hewan.
• Tanggal penulisan resep (inscriptio)

• Tanda R/ bagian kiri setiap penulisan resep.


• Nama setiap obat atau komposisi obat (invocatio)
• Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
• Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dgn UU
yg berlaku (subscriptio)
• Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep
dokter hewan.
• Tanda seru & paraf dokter utk resep yg mengandung obat
yg jumlahnya melebihi dosis maksimal
SAMPEL RESEP
Dr. Ramzi , SpA ( prescribsion information)
Jalan PB. Sudirma no. 36 Jamber
SIP…../…../ III/ 2016
No Tilpun ( 0331)- 1234567
Jember 12 Januari 2016(inscriptio)

R/ Amoksilin 200 mg (invocatio)


Prednison ¼ tab
Ambroksol ¼ tab
m.f pulv. da in. caps dtd no. xv
s.3.d.d caps 1 (signatura)
tanda tangan dokter (subscriptio)

Pro. An. Cindy ( 8 tahun)


COPI RESEP

salinan tertulis dari suatu resep.


Copie resep = apograph, exemplum atau afschrift.
Salinan resep memuat pula informasi :
1. Nama & alamat apotek
2. Nama & nomor S.I.K. apoteker pengelola apotek
3. Tanda tangan / paraf apoteker pengelola apotek
4. Tanda det. = detur utk obat yg sudah diserahkan, atau
tanda ne det = ne detur utk obat yg belum diserahkan.
5. Nomor resep & tanggal pembuatan
Apotek Kimia Farma
Jalan PB Sudirman no. 36 Jember
Tilpun ( 0331)- 484222 Apoteker Titi Yulianti, Sfram, Apt, MM, Msi
SIPA: …../.../……./ 2011

Salinan Resep

Nama Dokter: dr. Ramzi, SpA Nomor Resep : 41


Alamat : Jalan pb. Sudirman no. 36 Jember Tanggal 12 Januari 2016

R/ Amoksilin 200 mg (invocatio)


Prednison ¼ tab
Ambroksol ¼ tab
m.f pulv. da in. caps dtd no. xv
s.3.d.d caps 1 (signatura)
Detur ( sudah diambil)

Paraf apoteker

Nama Apoteker , stempel dan tanggal


KETENTUAN LAIN
• Resep dokter hewan hanya penggunaan pd hewan.
• Resep narkotika tidak boleh ada iterasi (ulangan) ; alamat pasien
dan aturan pakai (signa) yg jelas,

• Untuk penderita segera memerlukan obat bagian kanan atas resep:


Cito, Statim, urgent, P.I.M.= periculum in mora = berbahaya bila
ditunda, RESEP INI HARUS DILAYANI DAHULU.

• Resep mengandung obat keras tanpa sepengetahuan diulang,


dokter akan menulis tanda N.I. = Ne iteratur = tidak boleh
diulang.
• Resep yg tidak boleh diulang adalah resep yg mengandung
narkotika
PELAYANAN RESEP DI APOTEK

1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter


hewan.
2. Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab apoteker pengelola
apotek.
3. Apoteker wajib melayani resep sesuai dgn tanggung jawab dan
keahlian profesinya
4. Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yg ditulis di
dalam resep dgn obat paten.
5. Bila pasien tidak mampu, apoteker dpt mengganti obat paten dgn
obat generik atas persetujuan pasien.
PENGELOLAAN RESEP

1. Resep yg telah dikerjakan, disimpan menurut urutan tanggal


dan nomor penerimaan / pembuatan resep.
2. Resep narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya, tandai
garis merah di bawah nama obatnya.
3. Resep yg telah disimpan melebihi 5 tahun dapat
dimusnahkan cara dibakar atau dgn cara lain yg memadai
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola
bersama dgn sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
BERITA ACARA PEMUSNAHAN
1. Hari & tanggal pemusnahan
2. Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep
3. Berat resep yg dimusnahkan dlm kilogram. 
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai