Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

Kiaonarni O.W
I. PENGGUNAAN OBAT MELALUI ORAL

 rute pemberian yg plg umum dan plg bnyk dipakai, krn ekonomis,
plg nyaman& aman
 Obat dpt jg diabsorpsi mel rongga mulut (sublingual atau bukal)
seperti tablet ISDN.
 Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat). Untuk
mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang
diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi
menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus.
 Dlm memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tdk blh dibuka,
obat tdk blh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum
antasida a/ susu sekurang-2nya 1 jam stlh minum obat.
II. PENGGUNAAN OBAT SECARA
PARENTERAL

Untuk mendapatkan efek


sistemik tetapi tidak melalui usus.
Parenteral berasal dr kata para dan enteron

Parenteral berasal dari bahasa Yunani:


para berarti disamping,
enteron berarti usus,

jadi parenteral berarti diluar usus atau tidak


melalui saluran cerna.
Obat dapat diberikan melalui intracutan,
subcutan, intramusculer dan intravena.
Tenaga medis harus memberikan perhatian
pendekatan khusus pada anak-2 yang akan
mendapat terapi injeksi dikarenakan adanya
rasa takut.
Rute-rute penggunaan obat secara
parenteral
1. i.c = intra cutan i.d = intra dermal
 Disuntikkan sedikit (0.1 – 0.2 ml) dalam kulit
untuk tujuan diagnosa. Misalnya : menentukan
s. penyakit.
2. s.c = sub cutan h.d = hipo dermik
 Disuntikkan dibawah kulit ke dalam “alveolar”

3. i.m = intra muskuler


 Disuntikkan masuk otot daging, bentuk sediaan
dapat berupa larutan, suspensi, emulsi untuk
memperoleh efek yang sama.
4. i.v = intra vena
 Disuntikkan langsung kedalam pembuluh
darah. Bentuk sediaan obat harus benar-
benar jernih.
5. i.t = intra tecal i.s = intra spinal
i.d = intra dural
 Disuntikkan ke dalam sumsum tulang belakang
(antara 3-4 or 5-6 lebar vertebrata) yang ada cairan
cerebrospinal
6. i.p = intra peritoneal
 Disuntikkan langsung kedalam rongga perut, jarang
digunakan sbb bahaya infeksi >>>>
7. p.d = peridural e.d = extra dural
e.d = epi dural
Disuntikkan kedalam epidura, diatas
durameter, lapisan penutup otak terluar dan
sumsum tulang belakang.
8. i.s = intra sisternal
Disuntikkan kedalam sumsum tulang
belakang dasar otak.
9. i.k.d = intra kardinal
Disuntikkan langsung ke dalam jantung.
2. SECARA PARENTERAL

a. Merupakan rute yang tidak melalui usus;


istilah umum i.a : injeksi / obat suntik

b. Injeksi : sediaan berupa larutan emulsi atau


suspensi dalam air atau cairan pembawa
lain yang cocok, steril dan digunakan secara
parenteral yaitu dengan merobek lapisan
kulit atau lapisan mukosa
c. Wadah dapat berupa :
 Ampul : dibuat dari gelas netral dan ditutup dengan
peleburan, merupakan wadah takaran tunggal (single
dose) untuk dosis tunggal.

 Vial / Flacon : merupakan wadah takaran berganda,


dibuat dari gelas netral dengan tutup karet dan
diluarnya dengan tutup (kap) dari aluminium.

 Botol infus : berisi larutan infus – intravena.


Pemberian obat INTRAKUTAN (IC):
 Obat diberikan ke dalam jaringan kulit
 Tujuan : untuk melakukan tes terhadap
reaksi alergi jenis obat yang akan
digunakan.
 Pada dasarnya diberikan dibawah dermis
atau epidermis, secara umum pada daerah
lengan bagian ventral.
Pemberian obat SUBKUTAN (SC):
 Obat diberikan melalui suntikan dibawah
kulit

 Dilakukan pada daerah lengan atas sebelah


luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada dan daerah
sekitar umbilikus

 Tujuan : untuk program pemberian insulin


Pemberian obat INTRAMUSKULER (IM)

 Obat diberikan ke dalam jaringan otot.


 Lokasi penyuntikan :
 Pada daerah paha (vastus lateralis)
 Dengan posisi berbaring (ventrogluteal)

 Dengan posisi tengkurap (dorsogluteal)

 Pada lengan atas (deltoid)

 Tujuan : agar absorpsi obat lebih cepat.


Pemberian obat
INTRAVENA LANGSUNG :
 Obat diberikan melalui vena, diantaranya :
 Vena mediana cubiti / cephalica (lengan)
 Vena saphenous (tungkai)

 Vena jugularis (leher)

 Vena frontalis / temporalis (kepala)

 Tujuan : memberikan obat dengan reaksi


cepat dan langsung dalam pembuluh darah.
III. PENGGUNAAN OBAT SECARA
INHALASI

 Obat dalam bentuk gas atau uap diabsorpsi.


sangat cepat melalui hidung, trachea, paru-
paru dan selaput lendir pada perjalanan
pernafasan.
Bentuk sediaan obat
inhalasi:
1. Aerosol
2. Nebulizer
3. Steam inhaler = vaporizer
4. Squeeze (dalam botol yang di pijat)
5. Inhaler
……. lanjutan obat inhalasi:

Yaitu:
pemberian obat melalui saluran pernafasan.
Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi
yang sangat luas, dengan demikian berguna
untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya Salbutamol (Ventolin),
Combivent, Berotec untuk asma, atau dalam
keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
IV. PENGGUNAAN OBAT PADA
SELAPUT LENDIR MUKOSA

1. Di mulut
 Lozenges : bentuk tab. seperti permen diisap
perlahan-lahan larut dalam mulut.
 Tab. Bukal : diletakkan diantara pipi dan gusi
dalam rongga mulut.
 Tab. Sublingual :diletakkan dibawah lidah
Lanjutan : obat melalui selaput lendir mukosa

2. Di mata
 a. Oculenta / Ophthalmic ointment
 b. Ophthalmic solution
 c. Ophthalmic suspension
3. Di hidung
 Bentuk sediaan : solution or suspension nasal
berupa tetesan (guttae) or semprot (spray).
4. Di telinga
 Bentuk sediaan : larutan tetes telinga (guttae
auriculares).
5. Di rectum (dubur)
 Bentuk sediaan : supposittoria (torpedo).
 (meleleh pada temperatur tubuh)
6. Di uretra (saluran kencing)
 Bentuk sediaan : bacilla (bentuk batang) ,
meleleh pada temperatur badan.
7. Di vagina
 Bentuk sediaan :
 Ovula (ovum, telur)
 Vagina tab.
 Meleleh pada tempat tubuh.
.  Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa
enema atau supositoria yang akan mencair
pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulcolax supp),
hemoroid (anusol), pasien yang tidak
sadar/kejang (stesolid supp).

 Pemberian obat melalui rektal memiliki


efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun
sayangnya tidak semua obat disediakan
dalam bentuk supositoria.
V. PENGGUNAAN OBAT
PADA KULIT / TOPIKAL

Tujuan : untuk mendapatkan efek pada atau


didalam kulit.
 Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian obat
dengan mengoleskannya dikulit yang bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit atau mengatasi infeksi. Jenis
obat kulit yang diberikan dapat bermacam-macam
seperti krim, losion, aerosol dan spray.

 a. Persiapan alat dan bahan:


1) Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan
sray).
2) Pinset anatomis.
3) Kain kasa.
4) Kertas tisu.
5) Balutan.
6) Pengalas.
7) Air sabun, air hangat.
8) Sarung tangan.
 b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan
pinset anatomis.
6) Berikan obar sesuai dengan indikasi dan cara
pemakaian seperti mengoleskan dan mengompres.
7) Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau balutan pada
daerah yang diobati.
8) Cuci tangan.
PADA SAAT PEMBERIAN OBAT DILAKUKAN
PEMBACAAN LABEL SEBANYAK 3X YAITU:

(1) pada saat melihat botol atau


kemasan obat,
(2) sebelum merobek kemasan,
menuang/ mengisap obat dan
(3) setelah memberikan, menuang/
mengisap obat

Anda mungkin juga menyukai