PARENTERAL
Tujuan Perkuliahan
Praformulasi Sediaan Steril :
Peserta kuliah akan dapat :
1. Menjelaskan sediaan steril dari aspek :
keuntungan-kerugian, macam-macam sediaan
parenteral sesuai dengan bentuk dan rute
pemakaiannya
2. Menjelaskan aspek praformulasi sediaan steril
Pustaka :
1. SEDIAAN PARENTERAL
2. SEDIAAN OPTHALMIK
Key point (Jones,p103)
PERTIMBANGAN / ALASAN ??
Pemilihan bentuk sediaan tergantung sifat fisika
dan kimia obat serta pertimbangan terapetik
Secara umum obat yang larut air dibuat dalam
bentuk larutan dengan pembawa air
Obat yang tidak larut dibuat dalam bentuk
suspensi atau menggunakan pembawa non
aqua yang sesuai seperti vegetable oil
Obat yang tidak stabil dalam air dibuat dalam
bentuk serbuk kering untuk direkonstitusi dalam
bentuk larutan atau suspensinya.
Pembagian parenteral
menurut USP (Ansel 436)
Injection : Liquid preparation that are drug substance or
solutions thereof ( e.g insulin injection, USP)
For injection : dry solid that upon addition of suitable
vehicles, yield solution conforming in all respect to the
requirements for injection (e.g. cefurotaxime for Injection, USP)
Injection emulsion : Liquid preparation of drug
substance dissolved or dispersed in a suitable emulsion
medium (e.g Profofol, USP)
Injectable suspension : Liquid preparation of solid
suspended in a suitable liquid medium ( e.g Methylprednisolon
acetate suspension, USP)
For injection suspension : Dry solid that upon
addition of suitable vehicle, yields preparation conforming in
all respect to the requirement for injectables suspension (e.g
Imipenem and cilastin for injectable suspension, USP)
Rute Pemakaian Sediaan
Parenteral
1. Intravena ( IV ) : dalam vena
2. Intra muskular : dalam otot
3. Subcutan (SC ) : bawah kulit
4. Intraderma/Intrakutan : dalam kulit
5. Intraartikular : dalam sendi
6. Intraarterial : dalam arteri
7. Intralumbal : antara ruas tulang belakang
8. Intraspinal : dalam sumsum tulang belakang
9. Intrapertonial : dalam rongga perut
10. Intrapleural : dalam selaput dada
11. Inrakardial : dalam jantung
SEDIAAN PARENTERAL :
I. Intravena
Lapisan lemak di bawah kulit merupakan bagian yg. aman untuk injeksi
Volume maksimal 1 ml.
larutan sebaiknya isotonis dan isiohidris
Larutan yang menyimpang isotonisnya dapat menimbulkan rasa
nyeri atau nekrosis dan absorpsi zat aktif tidak optimal
Onset of action obat berupa larutan dalam air lebih cepat daripada
sediaan suspense
Absorpsi obat dapat diperlambat dengan menambahkan adrenalin
(cukup 1:100.000-200.000) yang menyebabkan konstriksi pembuluh
darah local, sehingga difusi obat tertahan atau diperlambat.
Contohnya injeksi Lidocaine Adrenaline untuk cabut gigi
Sebaliknya absorpsi obat dapat dipercepat dengan penambahan
hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari
matriks jaringan yang menyebabkan penyebaran dipercepat.
Contoh : Injeksi neutral insulin 40 iu/ml
Lanjutan sub kutan …….
3. Larutan Irigasi
a. Digunakan untuk mencuci, menyemprot atau
membersihkan body cavity maupun luka
Larutan irigasi NaCl 0,9 %
TUGAS
Pertimbangan :
1. pH stabilitas
2. pH kelarutan
3. Target pH = 7,4 sesuai dengan pH tubuh
Toleransi tubuh terhadap pH cukup luas,
khususnya penggunaan intra vena
( pH 2-12 bisa ditolerir walaupun tidak
direkomendasi)
Lanjutan pemilihan pH…..
4. Untuk rute intra muskuler dan sub kutan, toleransi lebih sempit, yaitu : 3
– 11, walaupun tidak direkomendasikan karena pH < 3 : menimbulkan
rasa sakit dan pheblitis
pH > 9: nekrosis pada jaringan
5. Penggunaan buffer dihindari. Buffer digunakan jika perubahan pH
mempengaruhi kelarutan dan stabilitas secara bermakna
Untuk mengatasi permasalahan stabilitas, konsentrasi larutan buffer
harus rendah, agar dapat dinetralisir oleh darah
Untuk mengatasi permasalahan kelarutan, konsentrasi larutan buffer
harus tinggi, agar waktu terjadi pengenceran, tidak terjadi presipitasi
6. Larutan buffer yang dapat digunakan adalah :
- Buffer Citrat dan Acetat : untuk larutan pH rendah
- Buffer Phosphat : untuk larutan pH tinggi
7. Kapasitas buffer harus menjadi pertimbangan
3. Pertimbangan Sterilitas
2. STABILITAS RENDAH
1. UPAYA MENINGKATKAN
KELARUTAN
1. Kosolven
Penggunaan kosolven, secara umum 10%
Kosolven merupakan upaya awal
mengatasi permasalahan kelarutan
Keputusan profesional :
- Pembawa yang sesuai
- Bahan tambahan
- Kemasan
I. PEMILIHAN PEMBAWA
Air sumur
Proses klorinasi
Sand filter
Karbon filter
Softener(resin Kation anion menghilangkan logam
)
Reverse osmosis
Electrolite deionisasi
AIR MURNI-------PROSES DESTILASI----MENJADI AIR
UNTUK INJEKSI
WATER FOR INJECTION
(WFI)
Persyaratan :
- Bersih
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Kandungan padatan total < 10 ppm
- pH = 5,0 – 7,0
- Tidak mengandung Cl- , SO4= , Ca 2+ , NH4 +
- Logam berat tertentu (Cu, Fe dan Pb)
- Bebas pirogen
TUGAS : Diskusikan pembuatan water for injeksi dan sterile water for
injeksi hal 45
Pembuatan WFI
1. Destilasi
2. Reverse Osmosis
1. Antioksidan 5. Antimikroba
2. Dapar 6. Solubilizing Agent
3. Bulking Agent 7. Pengisotoni
4. Chelating Agent
I. ANTIOKSIDAN
Contoh Antioksidan :
- Sulfit
- Metabisulfit dsb.
DAFTAR ANTIOKSIDAN
KADAR YANG DIGUNAKAN
N ANTIOKSIDAN KADAR ( % )
O
1 Acetone sodium bisulfite 0,2
2 Ascorbic acid 0,1
3 Ascorbic acid ester 0,015
4 Butylhydroxylanisole (BHA) 0,02
5 Butylhydroxytoluene (BHT) 0,02
6 Cysteine 0,5
7 Nordihydrogualaretic acid (NDG 0,01
8 Sodium Bisulfite 0,15
9 Sodium formaldhyde sulfoxylate 0,1
10 Sodium metabisulfite 0,2
- Etilenediaminetetraacetic acid (EDTA) bentuk
garam dan derivatnya, digunakan untuk
membentuk kompleks (chelating agent) dan
akhirnya menginaktivasi spora logam yang
berperan dalam sebagai katalisa reaksi
degradasi oksidasi
- Asam Citrat
- Asam Tartrat
2. DAPAR
Perubahan pH dapat terjadi selama penyimpanan
1. Degradasi
2. Interaksi dengan kemasan ( gelas, karet)
3. Kelarutan gas/uap