HESTIARY RATIH
SEDIAAN PARENTERAL
I. Intramuskular
- Injeksi langsung ke dalam bagian otot relaksasi, meliputi
otot gluteal, deltoid, trisep, pektoral dan vastus lateralis.
Otot gluteal : dapat diinjeksikan dengan volume besar.
Vastus lateralis : mentolerir volume besar, jauh dari
pembuluh darah dan syaraf-syaraf.
- Untuk sediaan kerja diperlama. Sediaan dalam bentuk
larutan lebih cepat diabsorpsi daripada suspensi atau
larutan dengan pembawa minyak.
INTRAMUSKULAR
II. Intravena
Injeksi langsung ke dalam vena (pembuluh darah).
Dalam jumlah kecil (< 5mL) tidak mutlak harus isotoni dan
isohidri.
Dalam jumlah besar (infus) harus isotoni dan isohidri
Tidak tepat untuk zat aktif yang merangsang dinding
pembuluh darah.
Tidak diperkenankan penggunaan zat aktif penyebab
hemolisa seperti plasmokhin, saponin, nitrobenzol, nitrit dan
sulfonal.
INTRAVENA
Tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam vena, onset
of actio segera
Obat bekerja paling efisien, bioavailabilitas 100%
Obat harus berada dalam larutan air, bila emulsi lemak partikel tidak
boleh lebih besar dari ukuran partikel eritrosit, sediaan suspensi tidak
dianjurkan
Adanya partikel dapat menyebabkan emboli
Contoh : injeksi ampicilin 500 mg, 1 gram; infus sodium chloride 0,9% 25
mL, 50 mL, 500 mL.
SUB KUTAN
III. Sub Kutan
Penyuntikan dilakukan ke dalam jaringan
longgar di bawah kulit (dermis), disuntikkan
ke dalam tubuh melalui bagian yang sedikit
lemaknya. Volume yang diberikan tidak
lebih dari 1 mL.
Larutan yang disuntikkan sebaiknya isotoni
dan isohidri dengan kerja zat aktif lebih
lambat dibandingkan dengan pemberian
intravena dan intramuskular.
Absorpsi obat dapat diperlambat dengan menambahkan adrenalin
(1:100000 – 200000) yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal
sehingga difusi obat tertahan atau diperlambat.
Contoh : injeksi lidocaine adrenalin untuk cabut gigi dikehendaki efek
lokal yang lama serta efek sistemik yang minimum
Sebaliknya, absorpsi obat dapat dipercepat dengan penambahan
hyaluronidase, yaitu suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari
matriks jaringan yang menyebabkan penyebaran dipercepat
Bila ada infeksi, maka bahayanya lebih besar daripada penyuntikan ke
dalam pembuluh darah karena pada pemberian subkutan mikroba
menetap di jaringan dan membentuk abses.
Zat aktif bekerja lebih lambat daripada secara iv.
Larutan yang sangat menyimpang isotonisnya dapat menimbulkan rasa
nyeri dan nekrosis, dan absorpsi zat aktif tidak optimal
Pemberian sk dalam jumlah besar dikenal dengan nama hipodermoklise
Contohnya : injeksi Neutral Insulin (Human monocomponent) 4 iu/mL; inj
Fondaparinox Sodium 2,5 mg/0,5 prefiled syringe
Larutan yang sangat menyimpang isotoninya
dapat menimbulkan rasa nyeri atau nekrosis dan
absorpsi zat aktif tidak optimal.
Obat yang diberikan melalui rute sk : insulin, vaksin,
narkotika, epinefrin, vit B12.
Obat yang tidak boleh diberikan melalui rute sk :
yang bersifat asam kuat, basa kuat, iritan, yang
dapat menimbulkan rasa sakit, inflamasi, nekrosis
jaringan.
RUTE LAIN- Hipodermoklisis
1. Hipodermoklisis
- Pemberian sediaan larutan injeksi dalam jumlah
besar/infus melalui rute subkutan.
- Dilakukan jika absorpsi dengan kecepatan yang
rendah diinginkan jika tidak ada vena yang cocok
yang dapat dipakai (pada bayi atau lansia).
- Penyuntikan harus perlahan untuk mencegah
terjadinya pembengkakan.
Intraperitonial
2. Intraperitonial/intraabdominal
Injeksi yang dilakukan ke dalam rongga peritonial (rongga
perut) dengan jarum/kateter untuk tempat memasukkan
cairan steril CAPD (Continous Ambulatory Peritonial Dialisis),
atau penyuntikan langsung ke dalam organ-organ
abdominal seperti hati, ginjal atau kandung kemih.
Larutan harus hipertonis
Absorpsinya cepat
Volume diberikan dalam jumlah besar ( 1 atau 2 L)
Infeksi mudah terjadi karena pemakaian yang terus menerus dan
penanganan yang tidak steril
Biasa sebagai cuci darah dengan cara CAPD
Contoh : infus Dianeal 1,5% atau 2,5% 2 Liter
Intraarterial
3. Intra-arterial
- Langsung ke dalam arteri (pembuluh nadi) yang
akan membawa obat langsung ke dalam organ
sasaran.
- Untuk tujuan diagnostik
- Cukup berbahaya, karena sediaan tidak
mengalami penyaringan terlebih dahulu oleh paru-
paru, hati atau ginjal.
- Sediaan yang terkontaminasi (mikroorganisme,
endotoksin, partikel yang tidak larut) dapat
menyebabkan komplikasi atau reaksi yang serius
seperti infeksi atau penyumbatan pembuluh nadi.
Intraartikular
4. Intraartikular
Injeksi ke dalam kantong sinovial dari sejumlah persendian yang dapat
dicapai.
Beberapa antiobiotika, lidokain, ester kortikosteron dapat diberikan
melalui rute ini untuk pengobatan infeksi rasa nyeri, inflamasi, dsb.
Infeksi iatrogenik (mengakibatkan rusaknya sendi): komplikasi setelah
dilakukan injeksi intraarticular
Larutan harus isotonis dan isohidris
Contoh : injeksi Kenacort A 10 mg/ml amp 5 mL
Intrakardiak
5. Intrakardiak
- Langsung ke dalam bilik-bilik jantung.
- Tidak direkomendasikan, kecuali kasus-kasus khusus seperti berhentinya
jantung.
- Otot jantung, pembuluh nadi koroner dapat rusak akibat pemberian
obat secara intrakardiak.
Intrasisternal
6. Intrasisternal
- Langsung ke dalam rongga sisternal (sumsum tulang belakang) sekeliling
dasar otak.
- Untuk tujuan diagnostik
- Rute ini cukup berbahaya, dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan
syaraf atau kematian.
Intradermal/Intrakutan
7. Intradermal/Intrakutan
- Disuntikkan ke dalam kulit
- Sejumlah zat diagnostik antigen (misal tuberkulin Mantoux tes), vaksin
(misal smallpox), tes alergi antibiotik (diberikan 1 mL) diberikan melalui rute
ini.
- Volume yang diinjeksikan tidak lebih dari 0,1 mL – 0,2 mL
- Absorpsi sangat lambat.
Intralesional, intraokular
8. Intralesional
- Injeksi yang dilakukan langsung ke dalam atau
sekitar luka, yang biasanya terdapat pada kulit.
- Diberikan jika diinginkan efek lokal yang kuat :
tetanus, antisera rabies.
9. Intraokular
- Ke dalam mata meliputi 3 daerah : ruang anterior,
intravitreal, retrobulbar.
- Untuk infeksi dan inflamasi mata.
Intrapleural
10. Intrapleural
- Ke dalam rongga selaput dada, biasanya dilakukan hanya 1 kali (single
injection).
- Untuk infeksi atau penyakit berbahaya yang berkaitan dengan rongga
selaput dada.
- Komplikasi yang dapat terjadi : pneumothorax, perdarahan intrapleural.
Intratekal
11. Intratekal
- Langsung ke dalam kantung lumbar (sumsum
tulang belakang), terletak pada ujung kaudal dari
spinal cord
- Larutan harus isotoni dan isohidri.
- Untuk maksud anastesi digunakan larutan yang
hipertoni.
- Untuk tujuan diagnostik, dapat juga untuk
pengobatan infeksi atau tumor pada sepanjang
jaringan syaraf tulang punggung.
Intrauterin
12. Intra-uterin
- Injeksi/infus dilakukan ke dalam uterus pada keadaan hamil.
- Pada minggu keenambelas kehamilan untuk tujuan aborsi.
- Tujuan diagnostik
- Komplikasi : amnionitis dan myometritis
Intraventrikular
13. Intraventrikular
- Injeksi/infus ke dalam rongga-rongga sisi otak.
- Untuk pengobatan infeksi atau penyakit kanker
yang melibatkan membran atau cairan
serebrospinal sekeliling sistem syaraf pusat. Misal
pada pengobatan meningitis jamur dengan
amfoterisin B atau pengobatan sel-sel leukemia
yang masuk dengan metotreksat.
- Pemakaian rute ini sangat berbahaya, dapat
menyebabkan kelumpuhan/kematian, inflamasi
dari sistem.
MASALAH YANG HARUS DIPERHATIKAN
BERKAITAN DENGAN PEMBERIAN OBAT
SECARA PARENTERAL