Anda di halaman 1dari 54

Atomic Absorption Spectroscopy

(AAS) dan Atomic Emission


Spectroscopy (AES)

ANGGI GUMILAR
KBK KIMIA FARMASI
PENDAHULUAN

 Jika suatu atom disinari dengan radiasi


elektromagnetik, atom tersebut akan:
 Menyerap sinar tersebut (absorbsi)
 Memancarkan sinar tersebut (emisi)

Analisis fotometri berdasarkan Atomic Absorption


absorpsi cahaya oleh atom Spectroscopy (AAS)

Analisis fotometri berdasarkan Atomic Emission


emisi sinar oleh atom Spectroscopy (AES)
AAS dan AES VS Spektrofotometri UV-Vis

 Perbedaan mendasar dengan spektrofotometer


UV-Visibel adalah atomisasi, yaitu proses konversi
analit dalam bentuk padat, cair, atau larutan
menjadi atom bebas (gas) disebut atomisasi.
Jenis AAS dan AES berdasarkan Atomizer
yang digunakan

AAS-Flame 1700-3150oC
AAS
AAS-Electrothermal 1200-3000oC

AES-Flame 1700-3150oC

AES-ICP 4000-6000oC
AES
AES-Spark 4000-5000oC

AES-Arc 40.000oC
Atomic Absorption Spectroscopy
Spektrum Absorpsi oleh Atom
 Jika suatu atom netral dalam keadaan gas
menyerap radiasi maka akan terjadi transisi
elektronik tanpa terjadinya transisi ke level energi
vibrasi dan rotasi yang menyebabkan Bandwidth
atau lebar pita lebih sempit.
SPEKTRUM GARIS
Contoh Spektrum Absorpsi Natrium

• Intensitas cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi


analit dalam sampel dasar analisa kuantitatif
• Lampu yang digunakan sebagai sumber sinar menghasilkan frekuensi
cahaya yang khas untuk setiap analit yang akan diuji
keterbatasan AAS untuk analisa kualitatif.
Energy Level Diagram
Suatu atom dapat mengalami eksitasi ke beberapa orbital tergantung energi
yang diberikan Spektrum absorbsi suatu atom memiliki pola tertentu
 Misalkan Na
1s2, 2s2, 2p6, dan 3s1

Energi eksitasi

3,6 eV Keadaan tereksitasi (4p)


λ = 330,2
2,2 eV Keadaan tereksitasi (3p)

λ = 589,3

Keadaan dasar (3s)


Distribusi Boltzmann
• Keberhasilan analisis dengan AAS tergantung pada proses
eksitasi dan cara memperoleh garis resonansi. Temperatur harus
tinggi agar jumlah atom dalam keadaan dasar lebih banyak dari
yang tereksitasi. Hal ini dijelaskan oleh persamaan Boltzmann,
yaitu :

N*= N (P*/P) e -ΔE/kT


N* = Jumlah atom-atom tereksitasi
N = Jumlah atom-atom netral
P = Faktor statistik, untuk orbital s, P = 2, orbital p,
P = 6, dan orbital d, P = 10.
AE = Energi relatif keadaan tereksitasi dengan keadaan dasar
T = Temperatur absolut ( °Kelvin)
K = Tetapan Boltzman = 1,38 x 10-23 JK-1)
Prinsip AAS

 Dalam AAS, cahaya (berasal dari hollow cathode)


akan melewati sekumpulan atom. Jika panjang
gelombang cahaya memiliki energi yang sama
dengan perbedaan energi antara dua kulit atom,
maka sejumlah cahaya akan diserap.
 Jika energinya berlebih akan terjadi eksitasi hingga
emisi.
Proses Atomisasi

1. Penguapan pelarut, hingga terjadi partikel-partikel garam


padat halus.
2. Suhu nyala tinggi, partikel-partikel padat garam dirubah
menjadi bentuk uap (gas).
contoh : Pb(NO3)2(s)  Pb(NO3)2(g)
3. Molekul-molekul uap gram terdisosiasi menjadi atom-atom
netral dalam bentuk gas.
contoh : Pb(NO3)2(g)  PbO(g) + 2NO(g) + 11/2 O2(g)
PbO(g)  Pb(g) + O(g)
4. Atom-atom netral unsur logam akan menyerap energi cahaya
panjang gelombang tertentu. Nilai serapannya berbanding
lurus dengan konsentrasi analit.
Instrumen AAS dengan Flame Atomizer
Lampu Hollow Cathode

 Terdiri dari katoda dan anoda dalam sebuah tabung gelas yang diisi
dengan gas Ne atau Ar bertekanan rendah (1-5 torr).
 Katoda terbuat dari logam atau dilapisi dengam logam tertentu.
 Lampu hollow katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda
tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Na, hanya
bisa digunakan untuk pengukuran unsur Na.
Spektofotometer Serapan Atom dengan 4 buah
Hollow Cathode Lamp yang sudah terpasang
Flame Atomizer

Terdiri dari :
1. nebulizer
2. sumber panas
3. Spray chamber
4. Burner (kompor)
Sumber Panas Flame Atomizer

• Campuran bahan bakar dan oksidan.


Electrothermal Atomizer

 Sensitivitas pengukuran akan meningkat jika sumber panas


berupa hambatan listrik mengunakan alat electrothermal
atomizer yang khas (dikenal juga dg tungku grafit).
 Electrothermal atomizer terdiri dari tabung silinder dengan
panjang sekitar 1-3 cm atau 3-8 mm. Sampel ditempatkan pada
tabung grafit, kemudian dipanaskan dengan bantuan arus
listrik. Sumber sinar juga melewati tabung tersebut.
Pertimbangan dalam Analisa Kuantitatif AAS

 memilih metode atomisasi


 meminimalkan gangguan spektral dan kimia,
Memilih Metode Atomisasi

 Hal ini tergantung konsentrasi analit dalam sampel yang


dianalisis. Atomisasi electrothermal lebih sensitif
daripada flame, sehingga dapa menganalisis sampel
dalam jumlah yang lebih sedikit. Namun, atomisasi
nyala memiliki keakuratan pengukuran lebih tinggi.
 Atomisasi nyala gangguannya lebih sedikit,
memungkinkan jumlah sampel yang teratomisasi lebih
besar, dan memerlukan keahlian kurang dari operator.
 Atomisasi electrothermal berguna ketika volume sampel
terbatas.
Meminimalkan Gangguan Spektral dan Kimia

 Analisis kuantitatif dari beberapa elemen mendapat gangguan gangguan


kimia yang terjadi selama atomisasi dan gangguan spektral.
a. Gangguan kimia, yang paling umum adalah :
1. pembentukan senyawa non volatile berisi analit dan ionisasi analit. Salah
satu contohnya adalah pembentukan senyawa nonvolatile ketika PO4 3 -
atau Al 3+ ditambahkan ke larutan Ca 2+. Hal ini karena pembentukan
partikel tahan api dari Ca3(PO4)2 dan oksida Al-Ca-O.
Solusinya :
 meningkatkan suhu nyala api, baik dengan mengubah rasio bahan bakar-
oksidan atau mengubah kombinasi bahan bakar yang digunakan.
 menambahkan releasing agent atau protecting agent ke larutan analit.
Releasing agent adalah suatau senyawa yang lebih mudah bereaksi
dengan penganggu dibandingkan dengan analit. Contoh penambahan Sr2
+ atau La 3+ ke dalam larutan Ca 2+ meminimalkan efek PO 3 - dan Al3+
4
terhadap analit. Protecting agent merupakan senyawa yang bereaksi
dengan analit dan membentuk kompleks stabil stabil. Contoh :
2+
penambahkan 1% b/b EDTA ke larutan Ca /PO4 . 3 -
b. Gangguan ionisasi terjadi ketika energi dari nyala atau
electrothermal mengionisasi analit dengan reaksi :

di mana M adalah analit dalam bentuk atom, dan M + adalah


kation analit akibat ionisasi. Karena spektrum serapan untuk M
dan M + yang berbeda, posisi kesetimbangan dalam reaksi ini
mempengaruhi absorbansi pada panjang gelombang di mana M
menyerap. Jika ada spesies lain yang lebih mudah mengionisasi
daripada atom M, maka kesetimbangan dalam reaksi bergeser ke
kiri.
Solusi : Pengaruh ionisasi dapat diminimalkan dengan
menambahkan ionization suppressor (unsur yang lebih mudah
terionisai dari analit) dalam konsentrasi tinggi untuk mencegah
ionisasi analit tersebut sehingga reaksi bergeser ke kiri. Contoh:
Kalium dan cesium karena energi ionisasi yang rendah.
b. Gangguan spektral (Spectral Interference)
Garis spektra yang akan dianalisis overlap dengan garis
spektra unsur lainnya di dalam sampel. Sumber penganggu
: molekul dari bahan bakar, molekul atau unsur dari
pelarut atau matriks sampel.
Problem:
Sinar dari lampu katoda diserap oleh oleh atom
pengganggu
Pemecahan:
Blanko
Gunakan lebar celah sesempit mungkin untuk memilahkan
garis spektra tertentu
Aplikasi AAS
Analisa logam pada air (Seperti : Kandungan Ca,
Mg, Fe, Si, Al, Ba) dan limbah (Pb, Hg)

Analisa logam pada Obat, Suplemen, Makanan

Analisa Kandungan Logam pada Makanan Hewan


(Seperti : Mn, Fe, Cu, Cr, Se, Zn)

Analisa zat tambahan yang berfx sebagai Lubrikan


(minyak & Lemak) seperti : Ba, Ca, Na, Li, Zn, Mg

Analisa Kandungan Mineral dalam Tanah


Analisa Klinik (Sampel Darah: Kandungan Ca, Mg,
Li, Na, K, Fe pada Darah lengkap, Plasma & Serum)
Contoh Aplikasi Analisa Logam dengan AAS
Dasar Analisa Kuantatif AAS

 Jika suatu berkas sinar melewati suatu medium homogen,


sebagian dari sinar datang (Po) akan diabsorpsi dan sisanya
akan di transmisikan (P).
 Sinar yang di serap tergantung pada konsentrasi larutan dan
panjang jalan sinar.

T = P / Po = e –σ b N

A= - log T = -log P/ Po = log Po / P= eb c


Aplikasi Hukum Beer dalam AAS

 Absorpsi cahaya sebanding dengan konsentrasi zat dalam


sampel.
Analisis Kuantitatif

a. Membandingkan serapan larutan uji (Au) dengan


serapan larutan standar (As) yang
konsentrasinya mendekati konsentrasi cuplikan.

b. Menggunakan kurva kalibrasi


Contoh Jurnal
Atomic Emission Spectroscopy
Prinsip AES

 Dalam AES, nyala akan melewati sekumpulan


atom dengan energi yang besar sehingga terjadi
eksitasi hingga emisi.
 Panjang gelombang cahaya yang diemisikan setiap
atom bersifat khas dan intensitasnya sebanding
dengan konsentrasi atom tersebut.
Spektrum Emisi Atom
 Pada saat elektron kembali ke tingkat energi dasar,
maka akan dipancarkan (emisi) sebagai cahaya
monokromatik dengan panjang gelombang tertentu
sesuai dengan beda energi pada keadaan dasar
dengan pada keadaan eksitasi ( E =E2 – E1 ). Karena
elektron terluar atom dapat dieksitasi pada beberapa
tingkat energi, maka akan dapat diamati beberapa
garis spektrum yang bersama-sama yang disebut
spektrum garis atau spektrum atom.
SPEKTRUM EMISI DARI ATOM

 Spektrum emisi atom, terdiri dari serangkaian garis


diskrit pada panjang gelombang yang sesuai dengan
perbedaan energi antara dua orbital atom. Intensitas
(I) emisi sebanding dengan jumlah atom (N*) yang
tereksitasi.

 di mana k adalah konstanta yang berkaitan dengan


efisiensi transisi. Untuk sistem dalam kesetimbangan
termal, jumlah atom dalam keadaan tereksitasi
sebanding dengan konsentrasi total atom (N). Untuk
unsur pada suhu kurang dari 5000 K, jumlah keadaan
tereksitasi dapat diperkirakan dengan distribusi
Boltzmann.
Contoh Spektrum Emisi

• Unsur logam tertentu pada waktu dipanaskan dalam nyala akan


memancarkan sinar dengan warna dan panjang gelombang
tertentu yang merupakan karakteristik untuk unsur logam tersebut
prinsip analisa kualitatif AES
• Intensitas sinar yang dipancarkan sebanding dengan konsentrasi
atom dalam sampel prinsip analisa kuantatif AES
Contoh Panjang Gelombang Khas Unsur untuk
Analisa Kualitatif pada AES

No. Unsur λ (nm)

1. Kalsium (Ca) 422,7

2. Kalium (K) 766,5

3. Natrium (Na) 589,0

4. Litium (Li) 670,8

5. Magnesium 285,2
(Mg)
6. Stronsium (Sr) 460,7
Spektroskopi Emisi Atom

 Pada prinsipnya instrumentasi untuk spektroskopi emisi


atom mirip dengan desain serapan atom. Bahkan, flame
atomic absorption spectrometers dapat diadaptasi
dengan menghilangkan Hollow cathode dan
monitoringnya adalah perbedaan intensitas radiasi yang
dipancarkan sampel dan blanko.
 Spektrofotometri emisi atom juga dapat dirancang
dengan fitur lain seperti penggunaan plasma, arcs
(busur), sparks (percikan api,) dan laser sebagai sumber
energi untuk atomisasi dan kemampuannya
memungkinkan untuk analisis multielemen.
 Metode atomisasi yang paling sering digunakan adalah
nyala dan plasma, namun juga dapat menggunakan
spark dan arc.
INSTRUMEN AES
Perbandingan Instrumen AAS dan AES
INSTRUMEN AES

Peralatannya tersusun atas :


 Pengukur tekanan
 Pengukur aliran untuk gas bakar
 Atomiser : Flame, Plasma, Spark dan Arc
 Pembakar
 Sistem optik
 Detektor fotosensitif
 Pencatat
INSTRUMEN AES

 Pengukur tekanan dan aliran


untuk mengukur tekanan dan aliran gas yang diinginkan
 Atomizer
 Untuk memasukkan cairan sampel ke nyala dengan kecepatan
tetap ada 2 metode :
 menyemprotkan sampel ke tempat pengkondensasi untuk
menghilangkan partikel-partikel yang besar
 menyemprotkan sampel langsung ke nyala
 Sistem optik
Berfungsi mengumpulkan dan membuat cahaya monokromatis
serta memfokuskan detektor fotosensitif
 Detektor fotosensitif
Dapat digunakan fotometer filter nyala (dengan fototube dan
amplifier)
Plasma

 Sumber plasma terdiri dari energi panas, partially


ionized gas, berisi kation konsentrasi tinggi dan
elektron yang membuat plasma bersifat konduktor.
Plasma yang digunakan dalam emisi atom dibentuk dari
argon, yang menghasilkan ion argon dan elektron.
Tingginya suhu plasma dihasilkan dari hambatan panas
akibat pergerakan elektron dan ion argon. Karena
temperatur plasma lebih tinggi dari yang dihasilkan
nyala api, proses atomisasi menjadi lebih baik dan
jumlah atom dalam keadaan tereksitasi lebih banyak.
Namun, selain atom netral, suhu yang terlalu tinggi juga
menghasilkan ion analit.
Obor ICP terdiri dari tiga tabung kuarsa,
bagian atas dikelilingi oleh kumparan
induksi frekuensi-radio. Sampel dicampur
dengan aliran Ar menggunakan nebulizer
dan dibawa ke plasma melalui tabung
pusat obor. Formasi plasma dimulai
dengan percikan dari kumparan Tesla.
Arus frekuensi radio bergantian dalam
kumparan induksi menciptakan medan
magnet fluktuatif yang menyebabkan ion
argon dan elektron bergerak dalam
lintasan r. Tabrakan dengan gas yang
tidak terionisasi menimbulkan hambatan
panas, menimbulkan suhu sekbesar
10.000 K di dasar plasma, dan sekitar
6000 - 8000 K pada ketinggian 15-20 mm
di atas kumparan, di mana emisi biasanya
diukur. Pada suhu tinggi tabung kuarsa
luar harus terisolasi dari plasma. Hal ini
terjadi melalui aliran tangensial argon
seperti ditampilkan dalam gambar.
Pertimbangan dalam Analisa Kuantitaif
AES
 memilih sumber atomisasi dan eksitasi
 memilih panjang gelombang dan lebar celah
 meminimalkan gangguan spektral dan kimia,
Sumber Atomisasi dan Eksitasi

 Atomisasi dan Eksitasi dengan plasma lebih baik daripada


dengan nyala, kecuali untuk logam alkali. Gangguan spektral
dan kimia juga lebih sedikit pada plasma sehingga plasma
menjadi pilihan yang lebih baik.
Panjang Gelombang dan Lebar Celah

 Pemilihan panjang gelombang ditentukan oleh


kebutuhan untuk sensitivitas dan pengaruh gangguan
terhadap garis emisi. Karena spektrum emisi atom
biasanya memiliki banyak garis emisi, terutama bila
menggunakan sumber plasma, tidak dapat dihindari
bahwa beberapa tumpang tindih akan terjadi antara garis
emisi. Sebagai contoh, analisis Ni menggunakan garis
emisi atom pada 349,30 nm tumpang tindih dengan
garis emisi atom untuk Fe pada 349,06 nm. Lebar celah
sempit memberikan resolusi yang lebih baik. Pendekatan
paling mudah untuk memilih panjang gelombang adalah
mencari spektrum emisi sampel dan kemudian mencari
garis emisi analit yang memberikan sinyal kuat .
GANGGUAN DALAM AES
• Gangguan spektrum
Terjadi jika energi radiasinya tidak terisolasi sesuai yang
diinginkan. Dapat diatasi dengan menggunakan monokromator
yang baik. Dapat dihilangkan dengan dengan memilih
spektrum lain atau menghilangkan zat-zat asing dengan
ekstraksi pelarut.
• Gangguan emisi latar belakang
Disebabkan konstituen tertentu yang ada dalam nyala , dapat
dihilangkan dengan menggunakan larutan blanko.
• Gangguan ionisasi
Nyala gas oksigen memiliki cukup energi untuk mengionisasi
alkali dan alkali tanah
• Interferensi anion dan sifat larutan
Diatasi dengan menggunakan releasing agent atau ligan
pelindung khelat
GANGGUAN DALAM AES

• Gangguan absorbsi sendiri


Dalam emisi atom, dapat terjadi
penurunan intensitas emisi ketika
cahaya yang dipancarkan oleh atom
yang tereksitasi di tengah nyala api
atau plasma diserap oleh atom dalam
bagian terluar dari nyala api (self-
absorption). Jika hal ini terjadi
kekuatan dari spektra lemah. Namun
pada konsentrasi rendah , gejala
tersebut tidak berarti.
Contoh Aplikasi Analisa Logam dengan AES
Perbandingan Kegunaan AAS dan AES

 Selektivitas AAS dan AES hampir sama, namun AES


mempunyai keunggulan dapat digunakan untuk
analisis multielemen secara simultan.
Aplikasi Hukum Beer dalam AES

 Intensitas cahaya yang diemisikan sebanding dengan


konsentrasi.
Daftar Pustaka

 Harvey.,David. 2000. Modern Analytical Chemistry.


McGraw-Hill companies, North America.
 D.A. Skoog, J.J. Leary. 2007. Principles of
Instrument Analysis, 6th ed. Harcout Brace College
Publ, Orlando.
 R.A. Meyers. Encyclopedia of Analytical Chemistry
 Gandjar.,I.G, Rohman.,A. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Pustaka Pelajar, Yogjakarta.
 Media online lainnya.
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai