Pengolahan obat
Cara pemberian obat
Cara penyimpanan obat
Prosedur tetap pemberian obat
Resep obat
Pencatatan dan pelaporan
Macam – macam obat yang lazim
Pengelolaan Obat
Pengelolaan Organisasi
Perumusan kebutuhan (selection) Pengelolaan Keuangan untuk menjamin
pembiayaan dan kesinambungan
Pengadaan (procurement)
Pengelolaan informasi
Distribusi (distribution)
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya
Penggunaan / Pelayanan Obat (Use)
manusia
Faktor Formulasi. Faktor zat aktif serta stabilitasnya menjadi alasan bahwa
obat dibuat dalam sediaan yang cocok untuk zat aktif tersebut.
Pemberian obat cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu
obat.
Tergantung dari efek yang diinginkan:
Þ efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat)
Þ keadaan pasien serta sifat-sifat fisiko-kimiawi obat
Oral
a. Subcutan/Hipodermal (sc) : Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam air
atau minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin pada
penderita diabetes.
b. Intramuskular (im) : Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana
tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas
c. Intravena (iv) : Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu
satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan reaksi-reaksi
hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak, shock, dsb. Infus intravena dengan obat sering
dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan
eksresinya guna mencapai kadar plasma yang tetap tinggi
d. Intra arteri (ia) : Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri
suatu organ misalnya pada Kanker Hati
e. Intra cutan (ic) : Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya
pada tuberculin test dati Mantoux
f. Intra lumbal : Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang)
misalnya untuk anestesi umum
g. Intra peritonial : Penyuntikan ke dalam selaput perut
h. Intra cardial : Penyuntikan ke dalam jantung
i. Intra pleural :Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru)
j. Intra articulair : Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi
Implantasi
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru
tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Suatu resep yang lengkap harus
memuat :
1) Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan
2) Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4) Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan
6) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Dr. S.H. Pudjihadi
DSP/50005/03.P/75B
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat memberi tanda :
Cito : segera
Urgent : penting
Statim : penting
P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila ditunda.
pada bagian atas kanan resep, apoteker harus mendahulukan pelayanan resep ini termasuk resep antidotum .
Bila dokter ingin agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep ditulis Iteratie. Dan ditulis berapa kali
resep boleh diulang. Misalkan iteratie 3 X, artinya resep dapat dilayani 1 + 3 kali ulangan = 4 X . Untuk
resep yang mengandung narkotika, tidak dapat ditulis iteratie tetapi selalu dengan resep baru
Komponen Resep Menurut Fungsi
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotik, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep
asli juga harus memuat :
1). Nama dan alamat apotik
2). Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotik.
3). Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik
4). Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum
diserahkan, pada resep dengan tanda ITER …X diberi tanda detur orig / detur …..X
5). Nomor resep dan tanggal pembuatan.
Contoh copy resep
APOTIK BAHARI
SIK .....................................................
mengatur resep menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep.
Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3 tahun.
Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.
Resep yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan : rangkap 4, ditandatangani APA dan seorang perugas
Tidak diperkenankan mengulangi pemberian resep tercantum tanda n.i. ( ne iteratur =
tidak boleh diulang) atau obat narkotika atau obat lain yang oleh Menkes (khususnya
Dir Jen. POM) yang ditetapkan sebagai obat yang tidak boleh diulang tanpa resep baru
dari dokter
Etiket Obat