Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG OBAT – OBATAN

DISUSUN OLEH:

ALDHE NYTINGE FLORENCE


A. DEFINISI OBAT

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit
berikut gejalanya (Tjay, 2006). Obat merupakan sediaan atau paduan
bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patofisiologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan
dan kontrasepsi (Depkes RI, 2005). Obat adalah suatu zat yang digunakan
untuk diagnosis, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit
pada manusia atau hewan (Anief, 2000).
B.FUNGSI OBAT
C. MEKANISME KERJA OBAT

 Menghilangkan gejala penyakit 1. Memasuki cairan tubuh


sementara tanpa menyembuhkan,
misalnya antipeuretik, analgetik. 2. Berinteraksi dengan
 Mencegah penyakit seperti vaksinasi: membran sel
BCG, DPT, Polio,Tetanus toxoid. 3. Obat berinteraksi dengan sel
 Menetapkan diagnosa, seperti : zat
kontras, BNO IVP.
reseptor, karena obat
 Menyembuhkan penyakit seperti Anti memiliki kimia yang sama
Tuberkulosis. dengan reseptor
 Meningkatkan kesehatan seperti
vitamin dan mineral.
 Memulihkan (rehabilitas kesehatan).
 Mengubah fungsi normal tubuh untuk
tujuan tertentu misalnya hormon.
PEMBAGIAN OBAT
Menurut Undang – Undang, Terbagi menjadi :
 Narkotika ( obat bius atau daftar O = Opium) yang dapat menimbulkan efek ketagihan sehingga
harus dalam pengawasan dokter dan hanya dapat diperloeh dengan resep dokter asli, contohnya
opium, morfin, heroin, ganja yang biasanya digunakan sebagai anastesi dan analgetiks.
 Obat Keras ( daftar G = Geverlijik = berbahaya) yaitu obat yang memiliki dosis maksimum
yang diberi lingkaran merah dengan huruf K dengan tepi lingkaran yang berwarna hitam yang
hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, antara lain obat jantung, hipertensi, hipotensi,
diabetes, hormon, antibiotik dan beberapa obat ulkus lambung.
 Obat bebas terbatas ( daftar W = Waarschuwing = Peringatan ) dengan lingkaran berwarna biru

dengan tepi lingkaran berwarnahitam merupakan golongan obat yang dalam jumlah tertentu
penggunaannya aman tetapi bila terlalu lama menimbulkan efek yang kurang enak, misalnya
obat batuk, influenza, penghilang rasa sakit, penurun panas, suplemen vitamin dan mineral,
antiseptik, dan obat tetes mata untuk iritasi ringan.
 Obat bebas yaitu obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan masyarakat

yang dapat digunakan sendiri atau tanpa pengawasan dokter dengan tanda lingkaran hijau,
berupa suplemen vitamin dan mineral, beberapa analgetik – antipiretik dan antasida.
BENTUK OBAT
1. Tablet, merupakan sediaan padat kompak berbentuk tabung pipih
atau sirkuler kedua permukaan atau cembung yang mengandung
satu atau lebih jenis obat, dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. Pulvus, Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, digunakan untuk pemakaian obat oral.
3. Pilulae (Pil), Merupakan bentuk sediaaan padat bundar dan kecil
yang mengandung bahan obat, untuk pemakaian obat oral.
4. Kapsul, Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang atau lunak yang dapat larut, dimana keuntungannya yaitu
menutupi bau dan rasa tidak enak, menghindari kontak langsung
dengan udara dan sinar matahari, lebih enak di pandang, dan mudah
di telan.
5. Solutines ( Larutan), Merupakan sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang dapat larut.
6. SUSPENSI, MERUPAKAN SEDIAAN CAIR YANG
MENGANDUNG PARTIKEL PADAT TIDAK LARUT
TERDISPERSI DALAM FASE CAIR, ANTARA LAIN
SUSPENSE ORAL ( TERMASUK SUSU), SUSPENSE
TOPICAL ( PENGGUNAAN PADA KULIT), SUSPENSE
TETES TELINGA ( TELINGA BAGIAN LUAR), SUSPENSE
OPTALMIK, SUSPENSE SIRUP KERING.
7. EMULSI, MERUPAKAN SEDIAAN BERUPA CAMPURAN DARI
DUA FASE CAIRAN DARI SISTEM DISPERSE, FASE CAIRAN
YANG SATU TERDISPERSI SANGAT HALUS DAN MERATA
DALAM FASE CAIRAN LAINNYA, UMUMNYA DISTABILKAN
OLEH ZAL PENGEMULSI.
8. GALENIK, MERUPAKAN SEDIAANYANG DIBUAT DARI
BAHAN BAKU YANG BERASAL DARI HEWAN ATAU
TUMBUHAN YANG DISARING.
9. Extracum, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstaksi zat dari simplisa nabati atau hewani, menggunakan pelarut
yang sesuai kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
10. Infusa, Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajad celcius selama 15
menit.
11. Immoresa, Merupakan sediaan yang mengandung immunoglobulin
khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian, berkhasiat
menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman atau virus
atau antigen.
12. Salep, Merupakan sediaan setegah padat untuk pemakaian topical pada
kulit atau selaput lender yang mudah di oleskan dan digunakan sebagai
obat luar.
13. Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra yang umumnya
meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh.
14. Guttae, Merupakan sediaan cairan yang berupa larutan, emulsi
atau suspensi, dimaksudkan untuk obat luar atau dalam dengan
cara meneteskan menggunakan penetes beku, berupa guttae
(obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes
telinga, gutaae nasals (tetes hidung) dan guttae ophalmicae
(tetes mata).
14. Injeksi, Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspansi atau serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu
sebelum di suntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir, dimana obat bekerja
lebih cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
menerima pengobatan melalui mulut.
15. Inhalasi, Merupakan sediaan berupa cairan atau serbuk yang
kemudian diubah ke dalam bentuk gas dengan cara pemberian
obat yang dimasukkan ke dalam saluran nafas dengan cara
inhalasi baik melalui hidung ataupun mulut.
Farmakokinetika

Merupakan aspek farmakologi yang mencakup


nasib obat dalam tubuh yaitu :
1. Absobrsi dan Bioavalabilitas
2. Distribusi

3. Metabolisme
4. Eksresi
PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT
A. Prinsip Pemberian Obat
1. Benar Pasien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis
4. Benar Cara Pemberian atau Rute
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
7. Benar Evaluasi
8. Benar Reaksi dengan Obat Lain
9. Benar Reaksi Terhadap Makanan
10. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
11. Benar Pengkajian
12. Hak Klien Untuk Menolak
B. TEKNIK PEMBERIAN OBAT
1. Pemberian Obat Peroral, Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut, dengan tujuan menegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Pemberian obat peroral relatif
aman, praktis, ekonomis, dan mudah. Kelemahan dari pemberian obat peroral adalah timbul efek lambat,
tidak bermanfaat bagi pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif.
2. Sublingual, Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang
ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan
dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari 
3. Inhalasi , Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan kedalam mulut atau dihirup melalui hidun
(misalnya obat asma dan nebulizer). Kelebihan dari pemberian obat ini adalah absorsi terjadi cepat dan
homogeny, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung pada
bronkus. Dalam inhalasi, obat dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorsi sangat cepat melalui alveoli
paru-paru dan membrane mukosa pada saluran pernafasan.
4. Rectal, Adalah cara pemberian obat melalui dubur atau anus, dengan tujuan memberikan efek local dan
sistemik. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi
secara local untuk meningkatkan defekasi. Dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin supositoria
berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang
melewati sfingter ani interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal.
5. Pervagina, Adalah pemberian obat melalui vagina, dimasukkan ke vagina. Bertujuan mendapatkan efek
terapI obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria
yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal seperti keputihan atau jamur.
6. Topical atau local, Adalah pemberian obat yang bersifat lokal, seperti salep, tetes mata, tetes telinga, dan
tetes hidung.
7. Parenteral, Adalah cara pemberian obat langsung ke pembuluh darah ,
tanpa melalui mulut ataupun saluran cerna. Tujuannya adalah efek timbul
lebih cepat dan teratur misalnya suntikan atau insulin. Dapat diberikan
kepada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah
dan sangat berguna dalam keadaan darurat. Kerugian nya adalah
dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis,
membutuhan tenaga medis. Pemberian obat parenteral dibagi menjadi :
 Intravena
 Subcutan atau hypodermic
 Intracutan
 Intramuscular
 Intrathorakal
 Epidural injeksi
ATURAN JAM PEMBERIAN OBAT DI RS ADVENT

1. Obat Oral 3. Obat Antibiotic (Oral


 Daily : 8 Med)
 B . I. D : 8 – 20
 T . I . D : 6 – 14 – 22

 T . I . D : 8 - 13 – 20  Q . I . D : 6 – 12 – 18 –

 Q . I . D : 8 – 12 – 16 – 20 24

2. Obat Injeksi Antibiotika 4. Antasida ( Obat Ac )


 Daily : 10  B . I . D : 6 – 16
 B . I . D : 10 – 22 / 6 – 18  T . I . D : 6 – 11 – 16
 T. I . D : 6 – 14 – 22  Q . I . D : 6 – 11 -16 – 21
 Q . I . D : 6 – 12 -18
CARA MENCEGAH KESALAHAN OBAT

Potter and Perry (2005, hal 1021 ) hal yang perlu diperhatikan oleh seorang
perawat pada saat memberikan obat untuk mencegah terjadinya kesalahan
adalah :
1. Membaca lebel obat dengan teliti dengan sekurang-kurangnya tiga kali.
2. Waspadai obat – obat yang bernama sama / Lasa (look like sound like)
3. Pertanyaan pemberian banyak tablet atau vial obat dosis tunggal
4. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba – tiba dan berlebihan
5. Cermati angka dibelakang koma
6. Bila obat baru yang tidak lazim diprogramkan, konsultasikan pada sumbernya.
7. Jangan memberi obat yang diprogramkan dengan nama pendek atau singkatan
tidak resmi
8. Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca.
9. Kenali pasien yang memiliki nama akhir sama. Minta pasien menyebutkan nama
lengkapnya.
TERAPI OBAT PADA PASIEN-PASIEN KHUSUS

1. Terapi atau Penggunaan Obat Pada Pasien Hamil


2. Terapi atau Penggunan Obat Pada Pasien
Menyusui
3. Terapi atau Penggunaan Obat Pada Pasien Anak
4. Terapi atau Penggunaan Obat Pada Pasien Lansia
ANAFILATIK SYOK

A. Pengertian B. Penyebab
 Anaphylaxis (Yunani, Ana = jauh

dari dan phylaxis = perlindungan).


Penyebabnya bisa
Anafilaksis adalah reaksi alergi bermacam –macam mulai
umum dengan efek pada beberapa dari makanan, obat-
sistem organ terutama
kardiovaskuler, respirasi, kutan
obatan, bahan-bahan
dan gastro intestinal yang kimia dan gigitan
merupakan reaksi imunologis serangga. Disebut serius
yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang
karena kondisi ini dapat
sebelumnya sudah tersensitisasi. menyebabkan kematian
Syok anafilaktik adalah reaksi dan memerlukan tindakan
anafilaksis yang disertai hipotensi
dengan atau tanpa penurunan
medis segera
kesadaran.
C. Tanda dan Gejala
 Bercak kemerahan pada kulit
yang disertai dengan rasa gatal.
 Bengkak pada tenggorokan dan
atau organ tubuh yang lain.
 Sesak atau kesulitan untuk
bernafas.
 Rasa tidak nyaman pada dada
(seperti diikat dengan kencang).
 Suara serak
 Kehilangan kesadaran.
 Kesulitan menelan.
 Diare, sakit perut dan muntah –
muntah.
 Kulit menjadi merah dan pucat
KLASIFIKASI OBAT

SISTEM SALURAN
NAFAS
1. Salbutamol

Anda mungkin juga menyukai