Anda di halaman 1dari 40

KONSEP DASAR

PEMBERIAN OBAT

Ns. Siti Hanifatun Fajria,


Definisi,,,

Obat  adalah semua zat baik dari alam (hewan


maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang 
tepat atau layak dapat
menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau
gejala-gejalanya.
Tujan Pemberian Obat
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami
klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang
lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh
klien
Aspek legal pemberian obat :
a. Obat yang diberikan ke klien atas
order/permintaan dokter (penulisan resep)
b. Perawat bertanggung jawab atas sampainya
obat ke klien
c. Hak asasi klien harus diperhatikan.
Adapun  Cara pemberian obat didasarkan pada
bentuk obat, efek  yang diinginkan baik fisik maupun
mental. Diantaranya :
a. Oral: Pemberian obat melalui mulut merupakan
cara paling mudah dan paling sering digunakan.
Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang
lama dan efek yang lama.
b. Parenteral : Pemberian obat melalui parenteral
merupakan pemberian obat melalui jaringan
tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan
pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan
kontra indikasi.
c. Topical : Obat diberikan pada kulit atau
mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan
pada area yang diobati  atau medicated baths.
Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien
tipis.
d. Inhalasi :Jalan nafas memberikan tempat
yang luas untuk absorbsi obat, obat diinhalasi
melalui mulut atau pun hidung.
e. SUB Lingual
Obat ditaruh dibawah lidah, Tidak melalui hati
sehingga tidak diinaktif.Dari selaput di bawah lidah
langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang
dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien
serangan Jantung dan Asma. Kekurangannya:
kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan
dapat merangsang selaput lendir mulut. Hanya
untuk obat yang bersifat lipofil, Bentuknya tablet
kecil atau spray, contoh : Isosorbid Tablet
f. rectal (dubur)

Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa), Baik sekali


untuk obat yang dirusak oleh asam lambung, Diberikan untuk
mencapai takaran yang cepat dan tepat. Efek sistemiknya lebih
cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral,
berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Contoh :
pada pengobatan asma (amecain suppositoria) ; pada bayi
(stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut). Tetapi bentuk
suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal
misalnya untuk wasir dan laxativ. Pemberian obat melalui
rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep
dan hanya mempunyai efek lokal
g. pervaginam
• Pemberian Obat yang diberikan melalui
selaput lendir/mukosa vagina.
• Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan.
• Bentuknya : Tablet, Salep, Krim dan Cairan
bilasan.
Macam-macam cara pemberian obat
parenteral :
. Intra cutan (IC) : 15˚
Memasukkan obat pada
lap.kulit
- Skin test alergi
- Mantoux tes
- Vaksinasi
- Melalui kapiler diarea
penyuntikan
- Tdk boleh di masase
- Diabsorbsi scr lambat
. Sub cutan (SC) 45 o
Memasukkan obat dibawah kulit
- Vaksin
- Pre operasi medication
- Insulin/heparin
- Lokasi: deltoid, rectus femoris, abdomen
bawah
Intra muskular (IM) 90 o dimasukkan sampai
ke otot. Diabsorbsi cepat daripada Sc karena
suplay darah >>besar di otot. Otot dapat
menampung volume obat >>banyak dr pd SC.
Lokasi : dorso gluteal, ventro gluteal, rectus
femoris, vactus lateralis, deltoid, post tricep
d. Intra Vena (IV) : 30˚
bila diperlukan efek yg cepat pada emergency
bila obat dapat mengiritasi jaringan
lokasi : Vena, Cephalic, Vena-Vena Accessory Cephalic, Vena radial, Vena Medial
Antebrachial, basilic vein, Vena Medican cubital, Vena Basilic, Vena Cephalic, vena
dorsal metacarpal.
Karena efeknya cepat :
- berikan secara perlahan
- amati reaksi pasien selama pemberian obat
- stop segera bila tumbuh reaksi yang tdk diinginkan

Jenis :
- Continus infusion
- Additional container
- Intravenaus push/bolus
Prinsip dlm Pemberian Obat
• BENAR obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis
harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali,
yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan
obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke
tempat penyimpanan.
• BENAR dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat
standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur,
spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan
lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk
diberikan ke klien.
• BENAR pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya  benar pada klien yang
diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan
identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor
registrasi, alamat, dan program pengobatan pada klien .
• BENAR jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek
sistemik yang fatal pada klien.untuk itu, cara pemberiannya
adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel
yang ada sebelum memberikannya ke klien.
• BENAR waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang
dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
• BENAR DOKUMENTASI
Setelah obat diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila klien menolak
minum obat, atau obat itu tidak dapat
diminum, harus dicatat alasannya dan
dilaporkan
Pemberian Dosis Obat

Dosis obat merupakan faktor penting,


karena baik kekurangan atau kelebihan
dosis akan menghasilkan efek yang
tidak diinginkan, bahkan sering
membahayakan.
Macam-macam Dosis Obat :
• Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum /
terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa
menimbulkan bahaya.
• Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur
merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
• Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada penderita.
• Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat
menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:
• LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan.
• LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan.  
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dosis
Obat

• Umur
• Berat badan
• Jenis kelamin
• Status patologis
• Cara penggunaan
• Macam-macam faktor obat
• Waktu penggunaan obat
• Sifat bentuk sediaan psikologis dan fisiologis.
JENIS & GOLONGAN OBAT
• Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam
kemasan obat. Penandaan itu menunjukkan
golongan obat, yang terkait dengan berbagai
ketentuan yang mengaturnya.
• Penggolongan tersebut terdapat dalam
Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993
tentang Wajib Daftar Obat Jadi seperti dilansir
Rabu (2/6/2010).
Golongan Obat bebas
• Obat bebas merupakan obat yang tingkat
keamanannya sudah terbukti tidak
membahayakan.
• Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran hitam
mengelilingi lingkaran berwarna hijau.
• Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan
dapat dijual di apotek maupun toko obat, misalnya
Antasida DOEN, Parasetamol, Calcium Lactate, dll.
• Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat
Over The Counter (OTC).
Gol. Obat Bebas Terbatas
• Obat bebas t’batas ialah obat keras yang dapat
diberikan dalam jumlah terbatas, baik dosis
maupun jumlah unit sediaannya. Misalnya
tablet diberikan dalam jumlah 4 tablet
• Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa
dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Obat ini
diberikan bersama dengan peringatan obat
tertulis. Peringatan obat tertulis tersebut
dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan
latar belakang hitam yang berisi :
• P.NO.1 Awas obat keras : Bacalah aturan pakai !

• P.NO.2 Awas obat keras : Hanya untuk dikumur, jangan


ditelan !

• P.NO.3 Awas obat keras : Hanya bagian luar dalam !


• P.NO.4 Awas obat keras : Hanya untuk dibakar !

• P.NO.5 Awas obat keras : Tidak boleh ditelan!

• P.NO.6 Awas obat keras : Obat wasir, jangan ditelan !


Gol. Obat Keras
• Obat keras adalah obat yg termasuk dalam
daftar obat yg hanya boleh disertakan oleh
apoteker atau dokter.
• Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb
hanya berdasarkan permintaan (resep) dari
dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat
tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek.
• Pengecualian diberlakukan menurut Permenkes,
beberapa kelompok obat keras yg dapat
diserahkan oleh Apoteker tanpa resep dokter
misalnya obat untuk kontrasepsi oral berupa
hormon, obat saluran cerna seperti papaverin
dan diazepam, obat saluran nafas seperti
aminofilin dan salbutamol, dan kelompok
lainnya. 
• Obat keras yg memerlukan penawaran khusus,
termasuk dlm kelompok obat “psikotropika”.
Gol. Obat Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, kehilangan rasa, rangsangan semangat ,
halusinasi,  mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dapat menimbulkan ketergantungan.
Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam
wadah kemasan yg diberi bulatan berwarna hitam
mengelilingi palang merah dengan dasar putih.
• Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya
diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat
golongan narkotika hanya dapat diperoleh di
Apotek  dengan menggunakan  resep dokter yang
asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari
obat narkotik diantaranya: Morfin, Heroin, Coca,
Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja.
• Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika
biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetika/obat penghilang rasa sakit.
Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat   
• Perbedaan Genetik
Susunan genetik memepengaruhi
biotransformasi obat. Pola metabolik dalam
keluarga seringkali sama  Alergi
• Variabel Fisiologi
 Jenis Kelamin
 Umur
 Status gizi protein dan enzim
• Kondisi Lingkungan
 Stres dan emosi hormonal
 Suhu
 Kondisi Ruangan,dll
• Faktor Psikologis  persepsi
• Diet 
RIWAYAT PENGOBATAN
1. Obat apa yang diterima saat ini / terakhir kali.
- Obat dokter (dengan resep dokter) ?
- Obat bebas / warung ?
- Obat terlarang ?
2. Riwayat alergi obat
- Tanyakan pada pasien, apakah ada riwayat alergi
terhadap obat tertentu.
- Kemungkinannya : pasien mengetahui/ tdk
3. Kaji kemungkinan ketergantungan obat
Bagaimana Cara
Menghitung Dosis
Obat
RUMUS DASAR

D
X V
=
H
Keterangan :
D : Dosis yang diinginkan
H : Sediaan
V : Bentuk
Contoh
1. Perintah : diltiazem (cardizem ) 60 mg.b.i.d
Tersedia : diltiazem 30 mg/tablet

D 60
X V = x 1 = 2 tablet
H 30

Jadi ; Diltiazem (Cardiazem) 60 mg = 2 tablet


Contoh
1. Perintah : Penicillin G 200 mg. Setiap 6 jam
Tersedia : Penicillin G 250 mg per 5 ml

D 200
X V = x 5 = 4 mL
H 250
Jadi ; Diberikan Penicillin G sebanyak 4 ml setiap
6 jam
Reaksi Obat
 Faktor yang mempengaruhi reaksi obat :
- Faktor Absorbsi
- Faktor Distribusi
- Faktor Metabolisme
- Faktor Eksresi
Absorbsi Disrtibusi

Proses penyerapan Obat akan disalurkan


obat oleh tubuh ke ke sel dan masuk ke
aliran darah (kecuali target organ sesuai
obat topikal) indikasinya

Eksresi Metabolisme
Hasil metabolisme dan sisa obat Obat melakukan
yang tidak bereaksi akan metabolisme bersama sel
dikeluarkan melalui ginjal ; urin , sehingga dapat bereaksi
pencernaan ; feses, paru-paru ; sesuai kebutuhan sel/ organ
udara tersebut
See U,,,,,

Anda mungkin juga menyukai