Anda di halaman 1dari 4

Konsep Dasar pemberian Obat Kepada Pasien

Oleh

Nama:Sama Vira sati

NIM:2014201055

Prodi:S1 Keperawatan

Kelas:1b

Dosen:Ns.Lisa Juwita,S.Kep.,M.Kep.

Universitas Fort De Kock


2020
1.Konsep pemberian obat ke pasien

1. Definisi

Obat  adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam
takaran (dosis) yang  tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit atau gejala-gejalanya.

2.Tujan

Pemberian Obat Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien. Obat topikal pada kulit
memiliki efek yang lokal Efek samping yang terjadi minimal Menyembuhkan penyakit yang
diderita oleh klien

3. Adapun  Cara pemberian obat

didasarkan pada bentuk obat, efek  yang diinginkan baik fisik maupun mental. Diantaranya :
Oral: Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan.
Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama. Parenteral :
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh.pemberian
obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.

4. Topical: Obat diberikan pada kulit atau mukosa

Topical : Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki
efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang diobati  atau medicated baths. Efek sistematik
dapat timbul jika kulit klien tipis. Inhalasi :Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk
absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau pun hidung.

5. Prinsip dlm Pemberian Obat


Tepat obat Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan
obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan. Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan
dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit
atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan
dosis benar untuk diberikan ke pasien.

6.Tepat pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya  benar pada pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor
registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien. Tepat jalur pemberian Kesalahan rute
pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada pasien .untuk itu, cara
pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum
memberikannya ke pasien. Tepat waktu Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu
yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi
dari obat.

7. Pemberian Dosis Obat Dosis

Obat merupakan faktor penting, karena baik kekurangan atau kelebihan dosis akan menghasilkan
efek yang tidak diinginkan, bahkan sering membahayakan.

8.Macam-macam Dosis Obat :


Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum / terbanyak yang dapat diberikan
(berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya. Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum
dalam literatur merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan. Dosis toksik adalah
takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita. Dosis
Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada
penderita, dosis letalis terdiri dari: LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50%
hewan percobaan. LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.  

9.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat


Umur, Berat badan, Jenis kelamin, Status patologis ,Toleransi terhadap Cara penggunaan
Macam-macam, faktor obat Waktu penggunaan obat Sifat bentuk sediaan psikologis dan
fisiologis.

JENIS & GOLONGAN OBAT

 Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam kemasan obat


Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam kemasan obat. Penandaan itu menunjukkan
golongan obat, yang terkait dengan berbagai ketentuan yang mengaturnya. Penggolongan
tersebut terdapat dalam Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar
Obat Jadi seperti dilansir Rabu (2/6/2010).
 Golongan Obat bebas Obat bebas merupakan obat yang tingkat keamanannya sudah
terbukti tidak membahayakan. Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran hitam
mengelilingi lingkaran berwarna hijau. Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan
dapat dijual di apotek maupun toko obat, misalnya Antasida DOEN, Parasetamol,
Calcium Lactate, dll. Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat Over The Counter
(OTC).
 Gol. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas t’batas ialah obat keras yang dapat diberikan dalam jumlah terbatas, baik
dosis maupun jumlah unit sediaannya. Misalnya tablet diberikan dalam jumlah 4 tablet
Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Obat
ini diberikan bersama dengan peringatan obat tertulis. Peringatan obat tertulis tersebut
dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan latar belakang hitam yang berisi :
 P.NO.1 Awas obat keras : Bacalah aturan pakai !
P.NO.2 Awas obat keras : Hanya untuk dikumur, jangan ditelan ! P.NO.3 Awas obat
keras : Hanya bagian luar dalam ! P.NO.4 Awas obat keras : Hanya untuk dibakar !
P.NO.5 Awas obat keras : Tidak boleh ditelan! P.NO.6 Awas obat keras : Obat wasir, jangan
ditelan !
Gol. Obat Keras Obat keras

adalah obat yg termasuk dalam daftar obat yg hanya boleh disertakan oleh apoteker atau dokter.
Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb hanya berdasarkan permintaan (resep) dari dokter.
Dan dokter hanya menyerahkan obat tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek.

Pengecualian diberlakukan menurut Permenkes,

beberapa kelompok obat keras yg dapat diserahkan oleh Apoteker tanpa resep dokter misalnya
obat untuk kontrasepsi oral berupa hormon, obat saluran cerna seperti papaverin dan diazepam,
obat saluran nafas seperti aminofilin dan salbutamol, dan kelompok lainnya.  Obat keras yg
memerlukan penawaran khusus, termasuk dlm kelompok obat “psikotropika”.

Gol. Obat Narkotika

adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, kehilangan rasa,
rangsangan semangat , halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat
menimbulkan ketergantungan. Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam wadah
kemasan yg diberi bulatan berwarna hitam mengelilingi palang merah dengan dasar putih.

Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat
golongan narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek  dengan menggunakan  resep dokter yang
asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari obat narkotik diantaranya: Morfin,
Heroin, Coca, Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja. Dalam bidang kedokteran, obat-
obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang rasa
sakit.

Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat


Perbedaan Genetik Susunan genetik memepengaruhi biotransformasi obat. Pola metabolik dalam
keluarga seringkali sama Alergi Variabel Fisiologi Jenis Kelamin Umur Status gizi protein dan
enzim Kondisi Lingkungan Stres dan emosi hormonal Suhu Kondisi Ruangan,dll Faktor
Psikologis persepsi Diet.

2.

Anda mungkin juga menyukai